Hubungan aktivitas ekonomi pedesaan dan perkotaan

Abstrak: Hubungan kota dan desa merupakan suatu bentuk interaksi yang terjadi karena adanya aktivitas yang mengaitkan keduanya, salah satunya yaitu pariwisata. Hal ini terjadi karena adanya tiga faktor penyebab berjalannya aktivitas tersebut, yaitu faktor rekreasi, bisnis dan hiburan. Ketiga faktor tersebut merupakan faktor yang paling dominan terjadi di kawasan Bandungan karena adanya peranan dari orang-orang desa dalam  melayani orang-orang kota sebagai wisatawan yang berwisata selama selama satu hingga dua hari di hari weekend. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan rekreasi karena adanya potensi alam yang dimiliki oleh kawasan desanya tersebut. Hal tersebut menimbulkan suatu hubungan antara penduduk kota dengan penduduk desa. Selain itu, Bandungan juga memiliki kedekatan jarak dari kota Semarang dan Ungaran. Sehingga hal tersebut pula menimbulkan keramaian yang dikarenakan adanya peningkatan fasilitas pariwisata, dan berdampak ke lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak pariwisata yang ditimbulkan dari kedatangan penduduk kota yang melakukan rekreasi ke kawasan Bandungan dari segi fisik dan non-fisiknya?. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pariwisata terhadap tiga aspek, yaitu kondisi ekonomi, sosial-budaya, dan kondisi fisiknya. Dimana untuk dampak pariwisata terhadap kondisi ekonomi dan sosial-budayanya cenderung positif. Salah satunya hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan penyerapan tenaga kerja. Namun tidak demikian dengan perkembangan fisiknya yang cenderung berdampak negatif, karena bersifat merusak sistem ekologi lingkungan. Hal ini dikarenakan belum adanya kebijakan penataan ruang yang jelas di kawasan Bandungan. Sehingga kesimpulan dan rekomendasinya adalah, kawasan Bandungan merupakan salah satu contoh kawasan yang mengalami perubahan dari kawasan pedesaan menjadi perkotaan yang memerlukan tindakan penataan sesuai dengan peraturan daerah setempat.

Kata Kunci : Pariwisata, Hubungan Kota-Desa, Ekonomi, Sosial, Budaya, Fisik Lingkungan, Urbanisasi Satelit.

Abstract: Urban-Rural’s Relationship is a form that occurs both of these activities . By causing of three factors of activity progressed , are recreation , business and entertainment . Those three is the most dominant factor in Bandungan had utilized , because this type is activity that is done by common travelers. They do from urban to rural tourism held by one until two days at the weekend. In fact, can be invoking relationship between dweller and villagers. Furthermore the  distance Of Bandungan is not far from the city of Semarang and Ungaran. Thus, this activity will lead the crowd resulting from an increase in tourism facilities, of course, also have an impact on changes in physical and non-physical in the region, both positive and negative impacts. The question in this study is to know what kind of tourism impacts arising from the arrival of the city's population recreation area to Bandungan?. Related to aspects of the services performed by residents around the city residents (tourists) that impact on the non-physical changes to the physical condition. The method used is descriptive qualitative analysis method. The results is to determine the impact of tourism on three aspects, namely economic, social-cultural, and physical environment. Where to the impact of tourism on socio-economic conditions and culture tend to be positive. But not so with the physical development of the region which tends to have a negative impact, because it is damaging the ecology of environment due to the lack of a clear spatial planning policies in Bandungan. So, it was concluded that Bandungan’s region changed into urban areas that require action in accordance with the regulatory region structuring the local area.

Keywords: Tourism, Urban-Rural Interaction, Economy, Social, Culture, Physical Environment, Satelite Urbanization.


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Program Studi Ekonomi Pembangunan (untuk selanjutnya disebut sebagai Prodi EP) pada tahun 2015 bertujuan membangun keterkaitan antar sektor (yaitu antara sektor riil (produksi barang dan jasa) dan sektor keuangan); serta perekonomian antar wilayah (pedesaan dan perkotaan). Kelompok masyarakat yang menjadi mitra kegiatan adalah komunitas yang sudah menjadi mitra kegiatan di tahun-tahun sebelumnya, yaitu: anggota dan pengurus beberapa koperasi di Bandung (dan cabang-cabangnya di beberapa lokasi di kabupaten/kota lain di Jawa Barat), serta beberapa kelompok tani organik di enam kabupaten di Jawa Barat. Dengan karakteristik perekonomian yang berbeda, target utama kegiatan pengabdian adalah menguatnya keterkaitan ekonomi mitra yang tinggal di wilayah desa dengan kegiatan ekonomi mitra yang tinggal di wilayah kota. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai target dan tujuan antara lain: berbagai macam pelatihan di bidang pertanian organik dan koperasi, pertemuan di antara mitra kegiatan, mengembangkan jaringan pemasaran hasil produksi para petani organik mitra, mengembangkan sistem untuk USAha. Kegiatan PkM yang dilakukan oleh Prodi EP UNPAR sepanjang tahun 2015 dikelola oleh Pusat Studi Ilmu Ekonomi (Center for Economic Studies, CES), dan dalam pelaksanaannya CES bermitra dengan beberapa pihak, yaitu: Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Bandung, Prodi Manajemen UNPAR, Prodi Akuntansi UNPAR, dan Kelompok Pengabdian kepada Masyarakat Sekitar Sungai Cikapundung.

Desa merupakan penyebutan untuk sebuah permukiman warga yang letaknya bukan di kota atau di wilayah terpencil yang terdiri dari permukiman-pemukiman kecil. Tentunya kehidupan masyarakat desa berbeda dengan masyarakat yang tinggal di perkotaan. Begitu juga yang terjadi dengan perbedaan ekonomi masyarakat desa dan kota. Apa saja perbedaan itu? Berikut ini penjelasannya.

Perbedaan ekonomi masyarakat desa dan kota terlihat dari kecenderungan masyarakat desa yang  homogen dari pada masyarakat di perkotaan. Salah satu contohnya yaitu mata pencarian, masyarakat desa memiliki mata pencarian yang cenderung sama antara satu dengan lainnya, misalnya seperti bertani dan lainnya.

Berbeda, masyarakat kota cenderung hitrogen dan beraneka macam pekerjaan yang dimiliki. Mulai dari pekerjaan kantoran, wirausahawan dan lain sebagainya.  Karena kebutuhan pekerjaan dan lowongan pekerjaan di kota cenderung lebih banyak di bandingkan di desa.

  1. Pekerjaan Bukan Agraris Bersifat Sambilan

Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, bahwa pekerjaan utama para masyarakat yang tinggal di desa adalah agraris. Namun karena musim tanam tergantung pada cuaca dan curah hujan sehingga tidak setiap hari lahan sawah bisa di tanami. Oleh karena itu masyarakat pedesaan memiliki pekerjaan lainnya yang bukan di bidang pertanian.

Baca Juga  Media belajar online yang dapat diakses saat sedang #dirumahaja

Namun pekerjaan tersebut cenderung memiliki sifat sambilan. Ketika musim tanam sudah kembali maka masyarakat desa akan kembali menjadi petani dengan menanami lahan mereka sesuai dengan musim tanam yang ada.

  1. Tingginya Keinginan Untuk Pergi Merantau

Orang-orang desa memiliki kecenderungan untuk merantau dan hidup di luar wilayahnya sendiri. Hal ini berakibat pada jumlah penduduk yang ada untuk memperbaiki keadaan perekonomian desa. Orang-orang yang sudah merantau dan merasa dirinya berhasil enggan untuk kembali ke kampung halamannya karena merasa tinggal di wilayah kota lebih baik.

Padahal sebenarnya perekonomian desa bisa diangkat jika penduduknya yang merantau kemudian kembali ke kampung halaman dan mengajarkan kepada yang lain apa yang mereka dapatkan di kota. Dengan cara ini penduduk yang masih di desa bisa mengambil pengalaman tersebut dan mengaplikasikan di desa.

  1. Kesadaran Pendidikan Yang Minim

Kehidupan ekonomi masyarakat desa tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang mereka dapatkan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin luas pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya jika seseorang memiliki pendidikan yang lebih rendah maka keinginan dan wawasan cenderung kurang.

Baca Juga  Dibutuhkan 38 Tenaga Pendamping Kawasan Pedesaan

Oleh karena itu, pembangunan perekonomian harus dibarengi dengan pembangunan sumber daya manusia yang ada. Meskipun tidak mengenyam pendidikan yang tinggi setidaknya seseorang mampu dan dibekali dengan berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk kehidupannya. Keterampilan bisa bisa didapatkan dalam latihan khusus atau pelatihan kilat yang tidak membutuhkan waktu yang lama.

Jika di bandingkan dengan wilayah perkotaan, sangat sedikit wirausahawan di wilayah pedesaan. Kenapa bisa begitu? Hal ini tidak terlepas dari kecenderungan masyarakat pedesaan yang mengikuti arus yang ada. Mereka lebih nyaman dalam mengerjakan pekerjaan yang sudah ada turun menurun sejak lama.

Sebagai contoh anak akan meneruskan pekerjaan dari ayah atau ibunya dan hal ini selalu berulang. Sedikit sekali yang memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang sudah diwariskan dan mengeluti pekerjaan yang disukai.

Itulah sekilas gambaran perbedaan ekonomi masyarakat desa dan kota. Gambaran ini tentunya menjelaskan bahwa sulitnya perekonomian desa di karenakan banyak alasan. Karena kurangnya informasi dan pengalaman yang didapatkan masyarakat desa membuat perekonomian di desa tumbuhnya cenderung lambat.

Tidak heran jika banyak masyarakat pedesaan yang kondisi perekonomiannya cenderung tidak seimbang. Selain itu kondisi perekonomian desa akan berpengaruh pada kondisi pedesaan teresbut. Banyak sekali kondisi desa yang sangat tertinggal bisa dilihat bagaimana kondisi perekonomian penduduknya.

Untuk memperbaiki kondisi perbedaan ekonomi masyarakat desa dan kota harus di lakukan secara bertahap dan butuh bimbingan. Mulai dari pembenahan infrastruktur desa oleh pemerintah, menanamkan kepedulian terhadap sesama, menanam pentingnya pendidikan untuk masyarakat dan dukungan munculnya industri kecil dari desa.

Tujuan dari perbaikan kondisi perkonomian desa adalah perkembangan desa antara yang satu dan lainnya tidak ada ketidakseimbangan. Sehingga perkembangan desa rata antara satu dengan lainnya. (siapbisnis.net)