Hotel seperti apa yang sering dirazia

DIKELUHKAN : Razia yang dilakukan Satpol PP Tarakan ke sejumlah tempat penginapan mendapat keluhan dari pengelola hotel. Namun, Satpol PP menegaskan razia akan terus dilakukan. (RADAR TARAKAN)

TARAKAN – Beberapa pengelola hotel di Tarakan mengaku mulai mendapatkan keluhan dari para pelanggannya karena merasa resah saat dirazia oleh petugas keamanan saat di jam-jam istirahat. Seperti diungkapkan manajer di salah satu hotel kelas melati, Diah kepada Radar Tarakan kemarin (14/6). Dikatakannya, pengunjung hotel yang dikelolanya mengeluh, setelah hotelnya dirazia Polisi Pamong Praja beberapa waktu lalu. “Para pengunjung hotel yang kala itu sedang beristirahat sekira pukul 24.00 Wita, tiba-tiba saja dikejutkan dengan gedoran pintu yang meminta agar pintu kamar segera dibuka untuk diperiksa,” kata Diah.

Karena merasa terkejut akan kejadian tersebut, para pengunjung hotel langsung membuka pintu. Setelah itu pemeriksaan dilakukan, sehingga membuat para pengunjung hotel merasa resah dan tak terima akan kejadian tersebut. “Bahkan ada salah satu pengunjung yang sempat marah-marah dan langsung berkemas dan langsung meninggalkan hotel,” jelas Diah.

Pada pemeriksaan esok harinya, hampir semua pengunjung hotel yang merasa resah juga langsung meninggalkan hotel. Akibatnya, pengelola hotel menderita kerugian dari keluarnya pelanggan hotelnya. “Kami sangat dirugikan sekali akan kejadian ini, bahkan ada pengunjung hotel yang mengatakan apakah ini hotel berbintang di Kota Tarakan? kenapa sangat tidak nyaman sekali,” ujar Diah.

Supervisor hotel lainnya, Toto juga mengungkapkan keluhan yang sama. Menurutnya, boleh-boleh saja dilakukan razia, namun harus tertib dan tidak terlalu banyak personel. “Karena secara tidak langsung akan membuat para pengunjung hotel kami merasa resah. Lagi pula kalau standar hotel melati dan lain-lainnya tak mungkinlah kami biarkan pasang bukan suami istri untuk menginap,” jelas Toto.

Toto berharap agar ke depannya saling menghargai. “Jika hendak razia, silakan tapi tolong lebih tertib dan jagan terlalu banyak, karena pasti masyarakat sekitar akan berprasangka buruk terhadap hotel kami,” jelasnya. Sementara itu, Kasi Penertiban dan Penindakan Satpol PP Tarakan Waridi mengatakan, pelaksanaan razia ini dapat sewaktu-waktu dijalankan dan di mana saja, selagi tak menyimpang dari peraturan daerah yang ditegakkan.

Selain itu Pol PP juga tak melihat apakah hotel tersebut masuk hotel berbintang atau lain sebagainya. “Jika ada indikasi sebagai tempat menginap, maka akan tetap diperiksa, karena ditakutkan ada tindakan prostitusi di tempat tersebut walaupun pengunjungnya mengatakan sebagai pasangan suami-istri namun tetap harus menunjukkan bukti surat nikah atau KTP,” kata Waridi.

Jika tidak dapat menunjukkan identitas tersebut, maka tetap akan digiring ke Satpol PP karena diduga sebagai pasangan bukan suami-istri. Menurut Waridi, pengelola hotel juga harus benar-benar mengawasi setiap pengunjungnya, apalagi jika menginap secara berpasangan maka harus di cek benar-benar mengenai bukti pernikahan pasangan tersebut. “Razia tetap akan terus dilaksanakan, tak kira jam berapa dan kapan pun itu. Oleh karena itu diharapkan agar tetap tertib,” tegasnya. (rul/ash)

Sabtu sore itu, saya sendirian di kedai kopi. Saat percakapan dengan kolega dalam telpon, There,  pramusaji di kedai itu menguping pembicaraan.

Usai bertelpon, There menghampiriku lalu kami membahas seputar dunia hotel. Ternyata Theresia siswi SMK jurusan F&B product (Food & Beverage). Beberapa bulan lagi ia akan tamat studi.

Satu hal diantara sekian banyak pertanyaannya, mengusik keinginanku untuk berbagi kisah.

"Kenapa hotel berbintang kok gak pernah kena razia seperti hotel melati ya, Kak?" tanyanya.

"There pilih kerja dimana, hotel berbintang atau hotel melati?" jawabku, balik bertanya.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), penggerebekan artinya datang dengan tiba-tiba untuk menangkap. Sedangkan razia yaitu penggerebekan penjahat yang berbahaya bagi keamanan.

Dengan hati-hati saya menjawab pertanyaannya. Ia harus mencernanya dengan kritis.

Pernahkah Anda menonton tayangan razia di hotel-hotel melati? Apa yang terlintas dalam benak?

Menyaksikan singkat tayangan itu membuat tidak habis pikir. Gruduk dadakan ke tiap-tiap kamar. Ada juga yang terkesan mengadili di tempat. Tak luput wajah para tamu terkena sorotan kamera awak media, silau, gelagapan. Semua tamu tidak siap menghindar. Razia itu dari kamar ke kamar. Digerebek siapa? Ya, aparat penegak hukum.

Itulah sekilas gambaran kebiasaan penggerebekan dan razia di berbagai hotel melati dalam berita televisi. Sekepal menjadi gunung, setitik menjadi laut. Perkara kecil bisa jadi dibesar-besarkan.

Sekilas tentang tipe hotel melati

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5


Hotel seperti apa yang sering dirazia

Lihat Kebijakan Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

Apakah boleh menginap di hotel bersama pacar?

Jawabannya bisa saja. Pasalnya, masih banyak hotel yang memperbolehkan pasangan bukan suami istri untuk menginap di tempat mereka. Biasanya, penginapan-penginapan sekelas losmen atau hotel melati yang terkenal dengan kebebasan seperti ini.

Kenapa ada razia hotel?

Razia sendiri bertujuan untuk memberikan rasa jera pada pelaku dan meningkatkan kenyamanan penginap lainnya. Biasanya sasaran razia petugas satpol PP adalah hotel melati atau losmen yang berada di kampung atau perumahan. Kalau kamu tidak ingin terkena razia, simak pembahasan berikut.

Hotel yang aman dari razia bintang berapa?

Pastikan hotel tempat kalian check in adalah minimal hotel bintang 4, lebih bagus lagi jika hotel bintang 5. Jarang sekali petugas merazia hotel bintang 4 atau bintang 5, mereka lebih suka mencari sasaran di hotel bintang 3 ke bawah dan losmen-losmen kelas melati.

Apakah RedDoorz bisa dirazia?

Lalu, apakah RedDoorz aman dari razia? Melansir berbagai sumber serta merujuk pada ulasan di atas, jawabannya bisa iya dan tidak. Bila memang ada operasi Pekat tentu kamu harus bersiap dengan razia yang ada. Apalagi jika mendekati perayaan hari keagamaan, razia ke penginapan-penginapan sering dilakukan.