KOMPAS.com — Hormon tidak diragukan lagi memegang peran besar dalam hidup kita. Pada wanita hormon seks bekerja secara bersama dalam suatu pola rumit, agar fungsi siklus reproduksi berjalan lancar. Show Hormon seks wanita yang utama adalah estrogen dan progesteron yang diproduksi terutama dalam ovarium pada masa-masa reproduksi. Dalam setiap tahapan kehidupan wanita, fungsi dan produksi hormon seks ini juga bervariasi. Masa kanak-kanak Meski hormon baru aktif pada usia pubertas, sebenarnya hormon sudah memengaruhi tubuh sejak di dalam kandungan. Apabila kita perhatikan, sering kali bayi yang baru lahir (laki-laki atau perempuan) memiliki payudara yang terlihat besar, terkadang juga diikuti dengan keluarnya sedikit susu. Hal tersebut terjadi karena mengalirnya hormon estrogen dari tubuh ibu ke janin selama kehamilan. Namun, kondisi ini hanya bersifat sementara dan menghilang dalam beberapa minggu. Meski pada beberapa bayi perempuan pembesaran payudara ini mungkin masih akan tinggal hingga anak berusia 2 tahun sebelum akhirnya benar-benar menghilang. Pubertas Pada usia ini pelepasan hormon seks akan memengaruhi perkembangan seksual, karateristik seksual, dan kesuburannya. Tonggak penting masa pubertas pada anak perempuan adalah bertumbuhnya tunas payudara, munculnya rambut di daerah pubik dan ketiak, serta haid. Proses pubertas ini berlangsung sekitar 4 tahun. Selama masa pubertas, kelenjar pituitari seorang gadis mulai meningkatkan sekresi dua hormon kunci, yaitu folicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua jenis hormon ini berperan penting terhadap terjadinya pelepasan sel telur dan menstruasi. Usia dewasa Di samping membantu mengontrol ovulasi, pembuahan, dan kehamilan, estrogen memelihara kekuatan tulang dan membantu mengatur kolesterol. Progesteron bekerja sama dengan estrogen untuk mempersiapkan tubuh wanita menghadapi pembuahan, kehamilan, dan membantu mengatur siklus haid. Hormon ini juga memegang peran penting dalam pertumbuhan dan mengatur distribusi lemak dalam tubuh perempuan sehingga lebih banyak deposit lemak di bagian paha, bokong, dan pinggul. Sementara itu, testosteron membantu pembentukan otot dan tulang. Kehamilan Jika sel telur dapat dibuahi dan terjadi kehamilan, terjadi perubahan hormon secara dramatis dalam tubuh seorang perempuan. Biasanya penurunan kadar estrogen dan progesteron yang lazim terjadi pada akhir siklus haid tidak terjadi. Sebagai gantinya, hormon baru, human chorionic gonadotrohin (HCG), diproduksi untuk perkembangan plasenta, merangsang ovarium menghasilkan lebih banyak estrogen dan progesteron yang diperlukan selama kehamilan. Pada usia kehamilan 4 bulan, plasenta mengambil alih tugas ovarium sebagai penghasil utama estrogen dan progesteron. Hormon ini membuat dinding rahim lebih tebal, meningkatkan volume sirkulasi darah, dan melemaskan otot di rahim sehingga tersedia lebih banyak ruang untuk bayi.
2. Progesteron Hormon wanita kedua yang juga tak kalah penting adalah progesteron. Ini adalah hormon yang meningkat ketika proses ovulasi dan akan terus naik hingga puncaknya selama proses kehamilan. Hormon progesteron membantu mengendalikan siklus menstruasi dan mempersiapkan tubuh seorang wanita untuk hamil. Itulah mengapa hormon progesteron kerap berkaitan dengan kesuburan karena memengaruhi lancar tidaknya menstruasi, kehamilan, hingga risiko komplikasi saat hamil. Progesteron ini pula yang mempersiapkan dinding uterus untuk siap “menerima” sel telur yang telah dibuahi agar bisa tumbuh. Tak hanya itu, hormon progesteron juga mencegah kontraksi otot rahim yang bisa menyebabkan dinding rahim seakan menolak sel telur. Selama proses kehamilan pun, hormon progesteron juga menjadi stimulus berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara agar siap memproduksi air susu ibu atau ASI. Ketika proses persalinan, hormon ini akan bergabung dengan hormon relaxin untuk melunakkan ligamen dan otot. Dengan demikian, sang ibu akan semakin siap untuk mengeluarkan bayi. 3. Testosteron Memang testosteron merupakan hormon yang identik dengan pria. Meski demikian, testosteron juga ada dalam tubuh wanita dalam jumlah lebih sedikit. Meskipun sedikit, ada banyak hal yang berpengaruh karena keberadaan testosteron. Di antaranya kesuburan, gairah seksual, menstruasi, massa tulang, hingga produksi sel darah merah. Idealnya, seorang wanita perlu memiliki 15-70 nanogram per deciliter (ng/dl) testosteron di darah mereka. Apabila terlalu rendah, bisa jadi seseorang akan merasa lemas, susah tidur, tidak bergairah, jadwal menstruasi tidak lancar, masalah kesuburan, hingga vagina terasa kering. SEHATQ
Hormon estrogen berperan penting dalam membentuk fisik seorang gadis pada masa pubertas, seperti pertumbuhan payudara, serta memulai dan mengontrol siklus menstruasi. Selain itu, hormon ini punya fungsi penting dalam proses persalinan, membantu menjaga kadar kolesterol, serta kesehatan tulang, otak, jantung, kulit, dan jaringan lainnya. Kadar estrogen berubah-ubah sepanjang bulan. Tingkat estrogen yang rendah biasanya terjadi pada wanita menopause, tetapi kondisi medis lainnya juga bisa menimbulkan kondisi ini. Sementara kelebihan kadar estrogen biasanya terjadi karena ada masalah pada menstruasi, kelebihan berat badan, atau kondisi medis lainnya. 2. ProgesteronProgesteron adalah jenis hormon utama wanita lainnya. Sama seperti estrogen, progesteron diproduksi oleh kelenjar adrenal dan ovarium, tepatnya di korpus luteum. Saat hamil, plasenta juga memproduksi hormon ini. Hormon progesteron berperan dalam siklus menstruasi dan proses pembuahan. Pada pembuahan, hormon ini membantu mempersiapkan endometrium (dinding rahim) untuk menerima dan mengembangkan sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. Ketika kehamilan terjadi, progesteron juga bekerja untuk menjaga kehamilan serta mendorong kelenjar penghasil susu untuk memproduksi ASI. Hormone Health Network menyebutkan bahwa wanita yang memiliki kadar progesteron rendah akan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau sulit untuk hamil. Adapun wanita dengan kadar progesteron rendah dan berhasil hamil, berisiko tinggi mengalami keguguran atau kelahiran prematur. 3. TestosteronTestosteron mungkin identik dengan hormon pada pria. Namun nyatanya, ovarium dan kelenjar adrenal wanita pun memproduksi hormon testosteron meski dalam jumlah kecil. Seperti yang dimiliki pria, hormon testosteron pada wanita pun memiliki fungsi penting dalam reproduksi wanita. Fungsi ini terkait mengontrol naik dan turunnya hasrat seksual serta menjaga ovarium agar berfungsi sebagaimana mestinya. Tak hanya itu, testosteron juga memainkan peran penting pada kesehatan tulang wanita. 4. OksitosinJenis hormon pada wanita lainnya adalah oksitosin. Hormon ini diproduksi oleh bagian otak hipotalamus dan kelenjar hipofisis. Pada wanita, hormon oksitosin berperan penting dalam proses persalinan. Hormon ini merangsang otot-otot rahim untuk berkontraksi sebagai tanda mulainya persalinan. Setelah bayi lahir, oksitosin berperan dalam proses laktasi. Pada proses laktasi, hormon oksitosin berperan dalam memproduksi ASI dan mengalirkan ASI ke payudara. |