Hiasan dari benang yang diterapkan pada pakaian disebut

Membuat hiasan pada permukaan kain dapat dilakukan dengan menggunakan tusuk hias. Kegiatan ini disebut juga teknik sulaman, yaitu teknik membuat ragam hias pada permukaan kain dengan benang. Benang tersebut diatur secara dekoratif pada permukaan kain dengan jalan menusukkan benang dengan bermacam-macam cara. Macam-macam tusuk ini dinamakan dengan tusuk hias.

Tusuk Hias

Tusuk hias dapat dikelompokkan menjadi dua:

  1. tusuk hias dasar
  2. tusuk hias variasi

Tusuk hias dasar

Tusuk hias dasar yaitu tusuk-tusuk yang merupakan dasar untuk membuat tusuk hias variasi. Tusuk hias dasar ada tiga belas macam yatu:

  1. Tusuk jelujur yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal ukuran dan jarak turun naik tusuk diatur sama panjang.
  2. Tusuk veston yaitu tusuk yang mempunyai dua arah yaitu arah vertikal dan arah horizontal, kaki tusuk arah vertikal dan arah horizontal mempunyai pilinan
  3. Tusuk flanel yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada bagian atas dan bagian bawah tusuk bersilang
  4. Tusuk batang yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan setengah dari ukuran tusuk masing-masing saling bersentuhan
  5. Tusuk pipih yaitu tusuk yang dibuat turun naik sama panjang dan menutup seluruh permukaan ragam hias.
  6. Tusuk rantai yaitu tusuk mempunyai arah horizontal atau vertikal dimana masing-masing tusuk saling tindih menindih sehingga membentuk rantai-rantai yang sambung menyambung.
  7. Tusuk silang yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada garis tengahnya ada persilangan antara tusuk bagian atas dan tusuk bagian bawah.
  8. Tusuk biku yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal ke kiri dan ke kanan
  9. Tusuk palestrina yaitu tusuk mempunyai arah horizontal dan setiap tusukan mempunyai tonjolan atau buhulan
  10. Tusuk kepala peniti yaitu tusuk yang mempunyai pilinan-pilinan pada permukaan kain dan menutup semua permukaan ragam hias.
  11. Tusuk tikam jejak yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal dan setengah dari ukuran tusuk saling bersentuhan sehingga pada permukaan kelihatan seperti setikan mesin.
  12. Tusuk balut yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal yang dilakukan di atas benang lain atau pada pinggir ragam hias yang dilobangi.
  13. Tusuk Holben yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal dan vertikal dan jarak turun naik tusuk diatur sama panjang sehingga berbentuk jajaran.
Hiasan dari benang yang diterapkan pada pakaian disebut
Gambar macam-macam tusuk hias dasar

Tusuk hias variasi

Tusuk hias variasi yaitu tusuk yang merupakan variasi dari tusuk-tusuk dasar, variasi tusuk-tusuk dasar tersebut dapat dilakukan dengan merubah arah, ukuran, jarak tusuk atau mengkombinasikan satu tusuk dengan tusuk yang lain sehingga dari satu tusuk dasar dapat menghasilkan bermacam-macam tusuk variasi yang mempunyai nama tersendiri, misalnya variasi dari tusuk silang disebut tusuk silang ganda, variasi dari tusuk rantai tusuk rantai terbuka atau tusuk tulang ikan, variasi tusuk pipih disebut long and short stich, variasi tusuk flanel disebut tusuk chevron dan lainnya. Berikut beberapa contoh tusuk hias variasi :

Hiasan dari benang yang diterapkan pada pakaian disebut
Gambar tusuk hias variasi

Memulai dan Mengakhiri Jahitan Tusuk Hias

Dalam teknik menjahit dengan tangan, biasanya diperoleh hasil karya yang rapih dan halus. Dari depan nampak indah dari belakang nampak rapih.

Selain untuk kerapihan dan jahitan yang kuat perlu diperhatikan cara memulai dan mengakhiri jahitan yaitu:

  • Sebelum tusukan pertama, jarum dijelujurkan halus dari bagian buruk hanya mengambil sedikit saja dari tenunan tiga sampai empat langkah kemudian jarum ditusukkan ke bagian yang baik untuk memulai sulaman.
  • Cara lain adalah dengan menusukan jarum dari bagian buruk kebagian baik, tinggalkan 1½ -2 cm ujung benang. Pada waktu membuat tusuk-tusuk sulaman, ujung benang tersebut ikut dijepit sehingga ujung benang itu tidak ikut tercabut.
  • Mengakhiri jahitan caranya adalah dengan menusukan jarum ke bagian buruk, jahitkan beberapa tusuk balut pada bagian belakang tusuk sulam sebelum benang digunting.

Hiasan dari benang yang diterapkan pada pakaian disebut

Jenis Sulaman

Ada berbagai jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias busana, baik sulaman yang dibuat menggunakan bantuan mesin maupun menggunakan tangan. Apalagi jika kita amati perkembangan mesin sulam saat ini. Dengan bantuan mesin sulam, komputer, dan satu orang operator, maka dapat dihasilkan kain yang disulam dalam jumlah banyak.

Namun masih banyak jenis sulaman yang harus dikerjakan dengan tangan dan jenis sulaman ini dihargai dengan harga yang relatif tinggi. Ada banyak sulaman yang dibuat menggunakan tangan yang dijelaskan dalam banyak literatur.

Beberapa jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias kain atau busana di antaranya yaitu:

a. Sulaman Fantasi

Sulaman fantasi sering juga disebut sulaman bebas (free embroidery) karena sulaman ini didesain dengan memvariasikan tusuk hias dan warna benang pada bahan tenunan polos. Ragam hias yang digunakan untuk sulaman fantasi sering menggunakan ragam hias naturalis seperti bentuk bunga-bunga, binatang, buah-buahan dan lain-lain.

Warna yang digunakan untuk sulaman fantasi lebih dari dua warna. Kombinasi warna dapat memakai kombinasi warna kontras atau komplement dan kombinasi warna harmonis seperti kombinasi warna analog dan kombinasi warna monolog.

Untuk menghasilkan aksentuasi dapat dilakukan dengan teknik kontras baik kontras warna, kontras tusuk, atau kontras ukuran ragam hias. Penggunaan tusuk juga divariasikan lebih dari dua macam tusuk seperti tusuk pipih, tusuk tangkai, tusuk veston, dan tusuk kepala peniti. Untuk menghasilkan aksentuasi atau pusat perhatian seperti kontras tusuk , maka pilih tusuk hias yang kesannya menonjol dari tusuk yang lain seperti misalnya tusuk pipih karena semua permukaan ragam tertutup oleh tusuk atau tusuk palestrin karena permukaan tusuknya menonjol.

Pola hias yang digunakan untuk sulaman fantasi ini disesuaikan dengan penempatan sulaman pada desain strukturnya.

Adapun alat yang dibutuhkan adalah ram, gunting dan jarum tangan. Bahan yang digunakan adalah kain dengan tenunan rapat dan polos seperti tetoron, berkolin, poplin dan lain-lain. Benda yang dapat dihias antara lain blus, rok, gaun dan aneka lenan rumah tangga.

Cara mengerjakannya yaitu:

  • Motif yang sudah di desain dipindahkan ke bahan.
  • Motif dapat berupa bunga, daun, atau bentuk-bentuk naturalis.
  • Setelah itu ram dipasang di atas bahan yang akan dihias.
  • Mulailah membuat bermacam-macam tusuk di atas bahan sesuai dengan motif yang direncanakan.

Warna benang yang digunakan boleh dikombinasikan dan tidak lebih dari 3 warna karena akan membuat desain terlalu ramai atau tidak menarik, disamping itu kita juga dapat menggunakan beraneka tusuk hias. Dalam mengkombinasikan warna dan mengkombinasikan tusuk hias hendaklah diperhatikan kesatuan dari desain yang dibuat sehingga sulaman yang dihasilkan benar-benar dapat meningkatkan mutu dari kain yang kita hias.

Hiasan dari benang yang diterapkan pada pakaian disebut

b. Sulaman Hongkong

Sulaman hongkong yaitu sulaman yang dijahit dengan variasi tusuk pipih yang dijahitkan mengisi seluruh permukaan motif. Jahitan dibuat beberapa jajaran dengan menggunakan warna bertingkat.

Tusuk pipih dijahitkan bolak balik dengan ukuran yang tidak sama panjang atau disebut tusuk “long and short stitch”. Setiap jajaran tusuk menggunakan kombinasi warna bertingkat. Warna bertingkat dapat dipilih warna value, warna shade, atau warna tint. Warna value yaitu tingkatan warna yang terjadi dari campuran warna hitam dan putih.

Warna shade yaitu tingkatan warna yang terjadi karena campuran warna dengan warna hitam. Warna tint yaitu tingkatan warna yang terjadi karena pencampuran warna dengan warna putih.

Ragam hias yang digunakan untuk sulaman hongkong yaitu ragam hias naturalis atau ragam dekoratif berupa bunga-bunga dan daun-daun, atau hewan seperti burung-burung atau kupu-kupu dan sebagainya. Pola hiasan dapat menggunakan semua pola hias tergantung jenis ragam hias yang digunakan. Aksentuasi dapat dihasilkan dengan teknik kontras warna dan ukuran.

Adapun alat yang dibutuhkan adalah ram dan jarum tangan.

Bahan yang dibutuhkan yaitu kain dengan tenunan polos dan benang sulam.

Cara mengerjakannya yaitu:

  • Desain motif di pindahkan ke atas kain.
  • Ram dipasang di atas kain yang bermotif.
  • Mulailah menyulam dengan menggunakan tusuk long and short sticth.
  • Tusuk ini dijahitkan dari bagian luar motif, tusuk rata pada bagian luar, tusuk panjang-pendek pada bagian tengah motif, dengan menggunakan warna bertingkat.
  • Jika benang pada bagian luar motif warnanya muda maka semakin ke tengah motif gunakan warna benang yang makin tua.
  • Lakukan sampai seluruh motif selesai dijahit.
  • Rapikan sisa-sisa benang.
  • Untuk bagian batang dapat digunakan tusuk lain seperti tusuk batang, tusuk tikam jejak dan lain-lain.

c. Sulaman Aplikasi

Sulaman aplikasi merupakan salah satu sulaman dengan teknik lekapan. Sulaman dengan teknik lekapan yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari bahan lain kemudian ditempelkan pada permukaan kain. Bahan tempelan untuk membentuk ragam hias dapat berupa kain, benang yang kasar, pita, tali, atau payet.

Lekapan ini bermacam-macam sesuai dengan bahan tempelan yang digunakan. Jenis sulaman ini yaitu:

  • sulaman aplikasi,
  • sulaman inkrustasi,
  • sulaman melekatkan benang atau tali,
  • melekatkan payet dan quilting.

Aplikasi yaitu satu metode menghias kain dengan menjahitkan sepotong kain yang digunting pada permukaan kain. Ragam hias dibentuk dari kain lain atau pita dan ditempelkan dengan tusuk hias pada permukaan benda yang akan dihias.

Bahan tempelan dapat digunakan bahan yang tidak bercorak atau dapat pula digunakan bahan yang bercorak atau bermotif. Tempelan dari bahan yang tidak bercorak disebut aplikasi Cina sedangkan tempelan dari bahan bercorak disebut aplikasi Persia.

Pada aplikasi persia kita tidak perlu mendesain ragam hiasnya karena kita hanya mengambil ragam hias yang sudah ada pada kain tersebut, kemudian disusun di atas permukaan kain dan ditempelkan dengan tusuk.

Sedangkan pada aplikasi Cina ragam hias dibentuk dari kain yang tidak bercorak. Ragam hias dibentuk dari bahan polos yang digunting sesuai desain. Bahan tempelan sebaiknya diberi pengeras seperti vliselin agar tiras kain tidak mudah lepas. Warna kain tempelan dapat dikombinasikan sesuai dengan keinginan.

Ragam hias untuk aplikasi ini umumnya menggunakan ragam hias dekoratif yang distilasi dari ragam naturalis seperti bentuk bunga-bunga, pohon, pemandangan, bentuk binatang dan lain sebagainya.

Ragam hias yang didesain diusahakan tidak mempunyai lengkungan yang terlalu tajam atau bentuk-bentuk yang terlalu lancip, karena akan menyulitkan dalam pekerjaan menyulam dan akan mempengaruhi hasil sulaman tersebut.

Warna ragam hias untuk aplikasi dapat menggunakan warna tunggal atau warna yang dikombinasikan. Untuk penggunaan warna tunggal dapat memilih warna yang senada atau warna bertingkat dengan warna benda yang akan dihias atau dapat pula menggunakan warna kontras dengan warna benda yang akan dihias. Sedangkan untuk ragam hias yang menggunakan kombinasi dua atau tiga warna juga dapat memakai kombinasi warna harmonis atau kombinasi warna kontras.

Tusuk hias yang dipakai untuk menempelkan ragam hias pada permukaan kain dapat dipakai tusuk veston atau tusuk klim tergantung pada ketebalan bahan tempelan. Untuk bahan yang tipis digunakan tusuk klim sedangkan untuk bahan yang tebal digunakan tusuk veston.

Untuk menambahkan hiasan pada tempelan dapat digunakan tusuk pipih atau tusuk batang.

Pola hiasan untuk aplikasi tergantung pada ragam yang digunakan misalnya ragam hias pemandangan alam akan menggunakan pola hiasan bebas, apabila menggunakan ragam bunga-bunga dan lainnya dapat menggunakan semua pola hiasan yang disesuaikan dengan penempatannya pada desain struktur.

Adapun alat yang dibutuhkan untuk sulaman aplikasi adalah ram dan jarum tangan. Bahan yang digunakan yaitu kain yang akan dihias berupa tenunan polos, bahan tempelan sesuai dengan jenis aplikasi yang diinginkan apakah aplikasi cina atau aplikasi persia, benang jahit dan benang sulam.

Cara mengerjakannya yaitu:

  • Motif yang sudah ada dipindahkan ke kain yang akan di hias.
  • Bahan tempelan ditempel ke bahan dan dijelujur agar tidak bergeser.
  • Pasanglah ram di atas bahan yang sudah ditempel tersebut kemudian mulailah membuat tusuk feston pada bagian pinggir tempelan sehingga bahan lekapan ini menyatu dengan kain.

Hiasan dari benang yang diterapkan pada pakaian disebut

d. Sulaman Melekatkan Benang

Melekatkan benang yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari benang sulam yang kasar yang ditempelkan secara kontinyu tidak terputus-putus pada permukaan kain dengan tusuk hias. Benang dibentuk menjadi ragam hias pada permukaan kain dan dijahitkan dengan tusuk balut atau silang.

Desain melekatkan benang ini ada dua jenis yaitu:

  1. Desain pinggiran, yaitu benang hanya ditempelkan pada pinggiran luar ragam hias.
  2. Benang ditempelkan pada seluruh permukaan ragam hias.

Ragam hias melekatkan benang hanya menggunakan ragam hias geometris berbentuk garis-garis lengkung. Desain ragam hias hendaklah tidak mempunyai lengkungan yang terlalu kecil atau terlalu lancip karena akan menyulitkan dalam pekerjaan menyulam dan akan mempengaruhi hasil sulaman tersebut.

Warna benang untuk tempelan atau ragam hias menggunakan warna tunggal yang harmonis atau kontras dengan kain yang akan dihias. Tetapi warna benang untuk tusuk balut atau tusuk silang sebaiknya menggunakan warna kontras dengan warna benang tempelan.

Untuk menghasilkan aksentuasi ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran dimana pada bagian yang merupakan aksentuasi ukuran ragamnya dibuat lebih besar dari ukuran ragam yang lain.

Sulaman ini dapat menggunakan seluruh pola hias kecuali pola serak karena untuk sulaman ini benang diatur tidak terputus-putus.

Adapun alat yang digunakan untuk membuat sulaman melekatkan benang ini yaitu ram, gunting dan jarum tangan. Bahan yang digunakan yaitu bahan yang akan di hias, benang kasar yang akan menjadi lekapan dan benang sulam untuk tusuk hiasnya.

Cara membuat sulaman melekatkan benang ini yaitu:

  • Terlebih dahulu motif dipindahkan ke atas bahan dan pasang ram.
  • Benang lekapan di tempelkan ke atas bahan menggunakan tusuk hias.
  • Tusuk hias yang di gunakan dapat di pilih salah satu apakah tusuk balut atau tusuk silang.
  • Jarak tusuk ini sebaiknya tidak terlalu jarang atau tidak lebih dari 0,5 cm.
  • Aturlah benang yang dilekapkan sampai seluruh motif selesai.
  • Rapikan sisa-sisa benang.

e. Terawang Hardanger

Terawang yaitu ragam hias yang dibentuk dari ragam yang mempunyai lubang-lubang berbentuk geometris. Terawang bermacam-macam, antara lain: terawang hardanger, terawang inggris, terawang richeliu, terawang putih, terawang fillet dan terawang persia.

Terawang hardanger adalah terawang dengan ragam hias geometris berbentuk empat persegi begitu juga lubang-lubangnya berbentuk empat persegi.

Pada bagian lobang dihiasi dengan trens atau rentangan benang, dapat juga dihias dengan teknik sisipan atau pada rentangan benang disisip dengan benang.

Tusuk yang digunakan untuk terawang hardanger ini ada dua macam yaitu tusuk pipih dan tusuk jelujur yang dijahit bolak-balik pada pinggiran lubang.

Warna ragam hias untuk terawang hardanger ini menggunakan warna tunggal yaitu warna yang senada atau warna yang harmonis dengan warna kain yang akan dihias.

Untuk menghasilkan aksentuasi pada ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran ragam hias atau kontras ukuran lobang ragam hias.

Pola hias untuk terawang hardanger dapat menggunakan pola hias pinggiran berdiri atau pinggiran bergantung dan pola hiasan mengisi bidang-bidang segi empat, bidang segi tiga dan bidang belah ketupat karena untuk pola-pola lain sukar membentuknya.

Alat yang digunakan untuk membuat terawang hardanger ini yaitu ram, jarum tangan, gunting dan pisau silet. Adapun bahan yang digunakan yaitu bahan dengan tenunan polos, benang sulam yang sewarna atau setingkat lebih tua atau lebih muda dengan bahan.

Cara mengerjakan terawang hardanger ini yaitu:

  • Terlebih dahulu pindahkan motif pada bahan. Hal yang perlu diingat adalah arah motif mengikuti serat benang pada bahan atau kain.
  • Buanglah bagian bahan yang akan dilubangi menggunakan pisau silet.
  • Pinggiran yang akan dilubangi dijelujur terlebih dahulu sehingga lubangnya tidak bertiras.
  • Buat tusuk pipih atau tusuk balut pada motif atau pada sekeliling tepi lobang.
  • Buat rentangan benang (trens) pada bagian tengah lubang dengan cara menyilangkan benang pada lubang.
  • Lakukan hingga seluruh motif selesai dihias.
  • Rapikan sisa-sisa benang.

Hiasan dari benang yang diterapkan pada pakaian disebut

f. Terawang Inggris

Terawang Inggris yaitu ragam hias yang dibentuk dari ragam yang mempunyai lubang-lubang berbentuk geometris (bulat atau oval) yang terjadi karena kainnya ditoreh atau digunting.

Tusuk yang digunakan adalah tusuk balut sehingga kain guntingannya tergulung dan lubang-lubang yang terjadi tidak berbulu.

Warna ragam hias untuk terawang Inggris ini menggunakan warna tunggal yaitu warna yang senada atau warna harmonis dengan warna kain yang akan dihias. Untuk menghasilkan aksentuasi ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran dari ragam hias atau kontras ukuran dari lubang-lubang ragam hias.

Pola hiasan untuk terawang inggris dapat menggunakan semua pola hias mulai dari pola hias tabur, pola hias pinggiran, pola hias mengisi bidang atau pola hias bebas, karena ragamnya kecil-kecil dan dapat diatur sesuai keinginan.

Alat yang digunakan untuk membuat terawang Inggris adalah ram, jarum jahit, gunting dan pisau silet. Bahan yang digunakan dapat menggunakan kain dengan tenunan polos, benang sulam dan benang jahit.

Cara mengerjakannya yaitu:

  • Terlebih dahulu motif dipindahkan ke kain sesuai dengan penempatannya pada busana.
  • Jelujur sekeliling motif yang akan dilubangi kemudian toreh atau dilubangi.
  • Jelujur ini berfungsi untuk tusuk penahan agar lubang tidak bertiras.
  • Setelah selesai dilubangi barulah dilanjutkan dengan membuat tusuk balut pada sekeliling lubang.
  • Selesaikan bagian batang dengan menggunakan tusuk batang atau tusuk tikam jejak.
  • Rapikan sisa-sisa benang.

Menyimpan Kain/Busana Yang Telah Dihias

Busana atau kain yang telah dihias pastikan sudah bersih atau sudah dicuci sebelum disimpan. Penyimpanan dapat dilakukan dengan digantung pada hanger dan ditutup plastik sehingga terhindar dari debu. Penyimpanan di dalam lemari pastikan tidak terlalu mepet untuk menjaga ragam hias tidak rusak. Di dalam lemari lengkapi dengan anti ngengat seperti kapur barus dan lain-lain.

Jika bahan yang dihias masih berupa lembaran kain baik untuk dibuat busana atau untuk tujuan lain, maka lipatlah bahan dengan posisi tidak mengganggu hiasan yang ada, kemudian digantung menggunakan hanger. Atau dilipat dengan posisi bagian motif menghadap ke atas lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan.

Merapikan Area Dan Tempat Kerja

Setiap kegiatan yang telah selesai dilakukan, maka area atau tempat kerja yang kita gunakan selalu dibersihkan. Perca-perca atau sisa-sisa benang yang digunakan dibuang pada tempat sampah. Alat dan bahan yang sudah selesai digunakan disimpan kembali pada tempatnya.

Sebelum menyimpan alat-alat ini terlebih dahulu dibersihkan dan diberi minyak seperti gunting untuk menjaga tetap awet jika disimpan dalam waktu yang lama. Dengan perawatan dan penyimpanan yang baik setiap komponen yang digunakan, memudahkan kita jika suatu saat memerlukannya kembali.

Begitu juga dengan area/tempat kerja. Area kerja yang bersih dan rapih dapat menimbulkan gairah dalam bekerja, disamping itu dengan area kerja yang bersih dapat menghindari bersarangnya binatang perusak seperti tikus dan lain-lain.