Jakarta - Surah yang ke-22 dalam susunan Al Quran adalah surah Al Hajj. Surah ini merupakan golongan dari surah Madaniyyah. Dari total keseluruhan 78 ayat yang dikandungnya, surah Al Hajj juga mengandung ayat-ayat sujud. Sesuai dengan nama surahnya, isi dari surah Al Hajj lebih banyak menyinggung tentang haji. Namun, surah Al Hajj ayat 7 isinya mengandung bukti bahwa kebenaran akan datangnya hari kiamat. Berikut ini bunyi dari surah Al Hajj ayat 7 berserta dengan artinya. Surah Al Hajj Ayat 7 وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ Bacaan latin: Wa annas-sā'ata ātiyatul lā raiba fīhā wa annallāha yab'aṡu man fil-qubụr Artinya: "Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur." (QS. Al Hajj: 7). Mengutip dari tafsir Kementerian Agama (Kemenag), melalui ayat ini Allah SWT menjanjikan bahwa hari kiamat pasti akan datang meskipun Dia sendiri merahasiakan waktunya. Kebesaran Allah juga ditunjukkan dalam ayat ini, sebagai Dzat yang Maha Menciptakan dan Menghidupkan segala sesuatu. Tentu Allah juga sanggup menghidupkannya kembali pada hari kebangkitan. Menghidupkan makhluk kembali itu bahkan lebih mudah dari menciptakannya pada kali yang pertama. Sebab itu, surah Al Hajj ayat 7 ini juga menjelaskan bahwa setelah kiamat manusia akan dihidupkan kembali. Hal ini dengan tujuan untuk memeriksa amal-amal perbuatan yang telah dilakukannya selama hidup di dunia. Imam Ahmad telah meriwayatkan yang dikutip dari tafsir Ibnu Katsir telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir, dari Sulaiman ibnu Musa, dari Abu Razin Al-Uqaili yang mengatakan bahwa ia datang kepada Rasulullah SAW. dan bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimanakah Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati?" Rasulullah Saw. bersabda, "Bukankah kamu pernah melewati suatu daerah dari kawasan tempat tinggal kaummu yang tampak tandus, kemudian di lain waktu kamu melewatinya dalam keadaan subur?" Ia menjawab, "Benar." Rasulullah Saw. bersabda, "Demikianlah caranya kejadian di hari berbangkit nanti." Wallau'alam. Semoga setelah memahami ayat yang dikandung dari surah Al Hajj ayat 7 semakin mendorong kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Aamiin. (nwy/nwy) Kejadian kiamat atau akhir zaman memang menarik untuk dipelajari, karena ternyata banyak umat Islam yang hanya sering membaca Alquran saja, tetapi tidak membaca atau memahami artinya. Banyak kejadian di akhir zaman yang kita tidak ketahui. Terdapat tiga surat pertama pada Juz 30 di dalam Alquran yang membahas tentang kiamat atau akhir zaman, yaitu QS. An Naba’, QS. An Nazi’at, dan QS. At Takwir. 1. An Naba’ Di dalam QS. An Naba’, para ulama menafsirkan tentang apa yang dimaksud dengan an naba’ (berita besar). Dalam hal ini ada tiga pendapat, yaitu Alquran, kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan hari kebangkitan [1]. Dari ketiga pendapat tersebut, yang dimaksud an naba’ (berita besar) dalam ayat pertama QS. An Naba’ adalah hari kebangkitan dan inilah pendapat yang dipilih oleh Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari. Selain itu, dalam QS. An Naba’ juga dijelaskan bahwa Allah Ta’ala telah menunjukkan tentang berbagai bukti kekuasaan-Nya, seperti bumi, gunung, menciptakan makhluk berpasang-pasang, malam, siang, langit, matahari, hujan, dan tumbuhnya tanaman. Namun banyak manusia yang banyak melampaui batas dan tidak percaya dengan adanya hari pembalasan. Dalam QS. An Naba’, Allah menggambarkan betapa dahsyatnya hari kiamat mulai dari ayat 17-20.
2. An Nazi’at
Di ayat 8-9 Allah menggambarkan kondisi manusia yang sangat ketakutan pada hari tersebut.
Di dalam surat An Nazi’at dijelaskan pula bahwa orang kafir sudah diberi peringatan tentang akhir zaman dan mereka di akhirat sangat menyesal dengan kekafirannya, tidak percaya bahwa manusia setelah mati akan dibangkitkan dan akan diperhitungkan perbuatannya selama di dunia ini. Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah memperingatkan kepada orang-orang kafir bahwa besok akan ada kiamat, di mana semua manusia akan dibangkitkan dan akan diperhitungkan amalnya. Dalam surat ini juga dijelaskan bahwa malaikat akan mencabut nyawa orang kafir dengan sangat keras, sedangkan malaikat akan mencabut nyawa orang beriman dengan sangat halus. 3. At Takwir Allah Ta’ala berfirman dalam QS. At Takwir 1-14 yang artinya,
Di dalam QS. At Takwir dijelaskan bahwa nanti matahari akan digulung, bintang-bintang akan berjatuhan, terbayangkan bahwa besok di akhirat semua sumber cahaya dipadamkan. Sedangkan saat itu, sangat banyak manusia yang dikumpulkan dan tentunya sangat sulit untuk bergerak maupun berjalan. Ketika kita berjalan sendiri melewati jembatan yang sangat gelap dan jembatannya hampir tidak kelihatan. Apakah terbayang kita bisa melewati jembatan tersebut kalau tidak ada lampu atau senter dengan banyak risiko menyebabkan terjatuh. Pembaca rahimakumullah, sebagai seorang beriman tentunya kita percaya bahwa Allah Ta’ala dan Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan kita arahan baik melalui Alquran dan Al Hadis. Ada kabar gembira bagi orang beriman ketika di akhirat kelak, kita akan diberikan cahaya yang berasal dari sholat subuh dan isya’ yang dilakukan secara tepat waktu dan berjamaah bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan dapat dilakukan dengan tepat waktu di rumah, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, yang menggambarkan keadaan manusia pada saat melewati sirath:
Pada situasi yang sangat gelap saat itu, manusia diminta untuk segera melewati jembatan sirath. Jembatan yang sangat gelap di mana hanya orang yang beriman (rajin sholat subuh dan isya) saja yang mendapatkan cahaya, sehingga bisa melihat jembatan siroth lalu melewatinya. Demikian yang dapat penulis sampaikan melalui tulisan ini. Semoga dengan bertambahnya wawasan ini akan menambah keimanan dan mengetahui betapa Allah Ta’ala sangat menyayangi hambanya yang beriman. Dan perbanyaklah berbuat kebaikan dan merutinkan sholawat untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar kelak kita diberikan syafa’atnya. Aamiin. Referensi: [1] Tafsir Juz ‘Amma, Dr. Firanda Andirja, Lc., M.A., hlm. 16-17. [2] Tadabur Alquran, Menyelami Makna Alquran dari Al Fatihah sampai An Nas, Syaikh Adil Muhammad Khalil, hlm. 359. [3] Tafsir Juz ‘Amma, Dr. Firanda Andirja, Lc., M.A., hlm. 64. Penulis: Muhammad Luthfi Usman Jurusan Informatika UII menerima kiriman artikel untuk ditampilkan pada Pojok Informatika dan Pojok Dakwah. Ketentuan dan prosedur pengiriman dapat dilihat pada laman berikut. |