Hal apakah yang akan dilakukan jika dunia pendidikan terpengaruh dengan adanya covid 19

Oleh: Aslam Rais *)

Dampak pandemi Virus Corona kini mulai sudah merambah ke dunia pendidikan. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan meluasnya penularan Virus Corona (Covid-19).

Diharapkan seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya. Hal itu dapat meminimalisir penyebaran penyakit Covid-19 ini. Hal serupa juga sudah dilakukan sudah dilakukan beberapa begara yang terpapar penyakit Covid-19 ini. Kebijakan lockdown atau karantina dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi banyak orang yang dapat memberi akses pada penyebaran Virus Corona.

Penyebaran Virus Corona ini pada mulanya sangat berdampak pada dunia ekonomi yang mulai lesu, akan tetapi kini dampaknya juga dirasakan oleh dunia pendidikan. Kebijakan yang diambil oleh banyak negara, termasuk Indonesia dengan meniadakan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif sebagai proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan.

Sesuai data yang diperoleh dari UNESCO, hingga saat ini sudah ada 39 negara yang menerapkan penutupan sekolah dengan total jumlah pelajar yang terpengaruh mencapai 421.388.462 anak. Negara Cina sejauh ini memiliki jumlah pelajar yang paling banyak terpengaruh karena virus corona yaitu sekitar lebih dari 233 juta siswa.

Sedangkan negara lainnya, hingga 13 Maret 2020 sudah ada 62 negara di Afrika, Asia, Eropa, Timur Tengah, Amerika utara dan Amerika selatan yang mengumumkan atau menerapkan pembatasan pembelajaran sekolah maupun universitas. UNESCO menyediakan dukungan langsung ke negara-negara, termasuk solusi untuk pembelajaran jarak jauh yang inklusif.

Direktur jenderal UNESCO Audrey Azoulay dalam sebuah pernyataan menegaskan, UNESCO bersama setiap negara-negara bekerja sama untuk memastikan kesinambungan dalam pembelajaran bagi semua, terutama anak-anak dan remaja yang kurang beruntung dan cenderung paling terpukul oleh penutupan sekolah.

Kebijakan penutupan sekolah di negara-negara tersebut, berdampak pada hampir 421,4 juta anak-anak dan remaja di dunia. Dalam situs UNESCO dikemukakan bahwa pandemi corona ini mengancam 577 juta pelajar di dunia.

Total jumlah pelajar yang berpotensi berisiko dari pendidikan pra-sekolah dasar hingga menengah atas adalah kurang lebih 577.305.660. Sedangkan jumlah pelajar yang berpotensi berisiko dari pendidikan tinggi kurang lebih 86.034. 287 orang.

Hingga saat ini di Indonesia, beberapa kampus baik itu PTN/PTS mulai menerapkan kebijakan kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh atau kuliah online dengan memanfaatkan aplikasi pembelajaran online yang ada seperti aplikasi edmodo, google classroom, zoom dan sebagainya.

Universitas Negeri Manado (Unima), tempat saya menempuh pendidikan pada perguruan sekarang yang juga sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di provinsi Sulawesi Utara sudah memiliki sistem akademik berbasis daring (online) yang dapat akses melalui laman https://www.amelia.unima.ac.id. Dengan adanya laman tersebut UNIMA sudah menyelenggarakan proses akademik berbasis online atau kuliah online.

Kemendikbud saat ini berdasarkan keterangan secara resminya, siap dengan semua skenario termasuk penerapan bekerja bersama-sama untuk mendorong pembelajaran secara daring (dalam jaringan) atau online untuk para siswa.

Hal tersebut sebagai upaya agar para siswa tetap belajar di rumah. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan sejumlah dukungan untuk memperlancar proses tersebut. Kemendikbud sendiri mengembangkan aplikasi pembelajaran jarak jauh berbasis portal dan android Rumah Belajar. Portal Rumah Belajar dapat diakses di belajar.kemdikbud.go.id.

Saat ini berdasarkan informasi bahwa kemendikbud turut menggandeng beberapa platform belajar online yakni Kelas Pintar, Sekolahmu, Zenius, Ruang Guru, Quipper, Google Indonesia dan Microsoft. Setiap platform akan memberikan fasilitas yang dapat diakses secara umum dan gratis.

Pandemi corona ini memang sebuah ujian yang berat bagi seluruh bangsa, menguji kemampuan semua bangsa untuk dapat mengambil hikmah dengan terus berupaya dan berikhtiar mencari solusi pada setiap masalah yang ada.

Sebagai bangsa yang besar, indonesia harus mempu melalui segala masalah yang ada. Hal ini dibuktikan dengan indonesia siap dengan segala kemungkinan, dengan lahirnya teknologi karya anak bangsa untuk memberikan layanan pendidikan secara daring atau online.

Dengan harapan bangsa ini menjadi bangsa yang teruji dan layak untuk menjadi bangsa yang hebat suatu saat.

*) Penulis adalah Kabid Penelitian, Pengembangan, Pembinaan Anggota dan Organisasi (P3AO) Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Pohuwato (KPMIP) Cabang Sulawesi Utara.

Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia ini menyebabkan kepanikan luar biasa bagi seluruh masyarakat, juga meluluh lantakkan seluruh sektor kehidupan. Pemerintah Indonesia pun mengambil kebijakan yang bertujuan untuk memutus rantai penularan pandemi Covid-19. Salah satunya adalah penerapan kebijakan social distancing, dimana warga harus menjalankan seluruh aktivitas di rumah, seperti bekerja, belajar, termasuk dalam melaksanakan ibadah.

Penerapan kebijakan social distancing ini jelas sangat berdampak terhadap seluruh sektor kehidupan, terutama pada sektor perekonomian, yang secara tidak langsung menyebabkan tersendatnya laju perekonomian.

Selain berdampak pada sektor perekonomian, sektor pendidikan juga turut terkena dampak yang cukup fatal. Kegiatan belajar mengajar terpaksa harus dilakukan dalam jarak jauh. Akan tetapi, dari kebijakan ini juga banyak pihak yang belum siap untuk melaksankan pembelajaran melalui jarak jauh atau yang dikenal dengan sebutan daring ini.

Bukan hanya kesiapan yang masih perlu dibenahi dari pembelajaran jarak jauh ini, banyak kalangan yang ternyata tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar jarak jauh karena terbatasnya kemampuan masyarakat, banyak diantaranya yang tidak memiliki perangakat yang menunjang pembelajaran jarak jauh.

Dalam menyikapi fenomena yang terjadi ini, BAZNAS Jabar berupaya terus untuk membantu masyarakat, salah satunya adalah dengan membuat kampanye "BANTU PELAJAR KURANG MAMPU UNTUK BELAJAR DARING" dalam rangka menggalang dana demi membantu para pelajar yang tidak mampu untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh.

Salah satu penerima manfaat dari program ini adalah Malik. Malik (10) yang merupakan anak yatim di usia sekecil ini, harus tumbuh menjadi sosok yang lebih dewasa dibandingkan dengan anak seusianya. Karena neneknya yang sudah lanjut usia, dan ibunya yang mengidap keterbelakangan mental, segala urusan rumah harus dilakukan olehnya. Termasuk untuk belajar, Malik harus mengerjakan tugas-tugas sekolah seorang diri, tanpa bimbingan dari orang tuanya.

Bahkan, di masa seperti saat ini yang mana sekolah memberlakukan pembelajaran jarak jauh, karena keterbatasan ekonomi, Malik sangat kesulitan untuk mengikuti proses belajar, sebab ia tidak memiliki HP atau fasilitas komunikasi penunjang belajar online. Selama ini, untuk mengikuti proses belajar, Malik terpaksa harus menanyakan kepada teman- teman terdekatnya, kemudian ia ikut belajar bersama temannya tersebut, juga ikut dibimbing oleh orang tua temannya.

Alhamdulillah berkat program kampanye tersebut, kini Malik dapat mengikuti pembelajaran daring tanpa kesulitan lagi. BAZNAS Jabar akan terus berupaya untuk mendukung para pelajar yang kurang mampu agar mereka dapat mencapai masa depan yang gemilang.

Hal apakah yang akan dilakukan jika dunia pendidikan terpengaruh dengan adanya covid 19

May 12, 2020 suteki

5 Comments

283738 Views

Pandemi Covid-19 masih betah mengusik dunia. Berbagai upaya terus dilakukan agar segera dapat mengakhiri masa pandemi, juga agar pandemi tidak mencekik seluruh sektor kehidupan termasuk pendidikan.

Di tengah pandemi yang terus melaju, dunia pendidikan tetap harus terus mendapatkan perhatian agar tidak terdampak buruk. Tentu kita tidak menginginkan pandemi Corona mengancam dunia pendidikan.

Berbicara tentang dunia pendidikan adalah berbicara tentang ilmu pengetahuan. Di mana, sejak awal dunia dibentuk, ilmu pengetahun mengambil peran besar dalam menciptakan berbagai penemuan-penemuan penting demi kemaslahatan umat manusia.

Eropa yang hari ini sangat berjaya dengan teknologi dan ilmu pengetahuan, pernah berada di masa “dark age”, masa di mana ilmu pengetahuan tidak diakui dan tertutup dengan kegelapan. Kemudian datanglah era perkembangan ilmu pengetahuan yang menghantarkan dunia pada episode baru yang dipenuhi dengan penemuan-penemuan.

Pandemi Covid-19 juga menghantarkan dunia hari ini pada era kekhawatiran sekaligus tantangan. Di tengah kekhawatiran dan kecemasan, ada tantangan yang harus dilewati. Tantangan ini sesungguhnya dapat menciptakan peluang baru untuk mengatasi berbagai persoalan.

Menilik dari kacamata umum saat ini, pandemi Corona memang banyak menimbulkan ancaman bagi dunia pendidikan. Namun, kita dapat melihat dari sudut pandang berbeda sehingga ancaman dapat diubah menjadi peluang untuk memajukan dunia pendidikan.

Pandemi Covid-19 yang dinilai membawa begitu banyak dampak negatif, ternyata juga membawa dampak positif bagi dunia pendidikan. Dampak positif ini dapat memotivasi untuk melewati masa-masa sulit agar tetap fokus meraih tujuan pendidikan Indonesia yang lebih maju.

1. Memicu Percepatan Transformasi Pendidikan

Pandemi Covid-19 yang datang tak diudang, menyebabkan penutupan sekolah-sekolah dalam upaya menghentikan pergerakkan pandemi. Sebagai gantinya, pemerintah telah memberlakukan sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

Sistem PJJ yang berbasis teknologi tentu mengharuskan lembaga pendidikan, guru, siswa bahkan orang tua agar cakap teknologi. Hal ini memicu percepatan transformasi teknologi pendidikan di negeri ini. Ini tentu berdampak positif karena penggunaan teknologi dalam pendidikan selaras dengan era Revolusi Industri 4.0 yang terus merangsek maju.

Sumber: https://suteki.co.id/covid-19-picu-percepatan-transformasi-digital-pendidikan-indonesia/

2. Banyak Munculnya Aplikasi Belajar Online

Percepatan transformasi teknologi pendidikan karena pandemi Corona membuat berbagai platform meluncurkan berbagai aplikasi belajar online guna mendukung PJJ.

Banyak munculnya aplikasi belajar online membuat belajar #DariRumahAja tetap dapat dilakukan dengan efektif. Aplikasi-aplikasi belajar online dikembangkan dengan penyediaan fitur-fitur yang memudahkan dalam melakoni belajar online.

Salah satu aplikasi yang memiliki fitur yang keren, user interface yang friendly, teruji, dan andal adalah aplikasi eStudy. Aplikasi ini menjadi salah satu solusi PJJ yang sangat recomended untuk digunakan.

Sumber : https://suteki.co.id/estudy-learning-anagement-system-solusi-pendidikan-jarak-jauh-pjj/

3. Banyaknya Kursus Online Gratis

Kursus online gratis mulai marak di tengah pandemi Covid-19. Banyak lembaga bimbingan belajar memberikan kursus online gratis atau ada yang memberikan dengan potongan harga.

4. Munculnya Kreativitas Tanpa Batas

Pandemi Corona membuat ide-ide baru bermunculan. Para ilmuwan, peneliti, dosen bahkan mahasiswa berupaya melakukan eksperimen untuk menemukan vaksi Covid-19.

Seperti yang dilakukan oleh alumni UGM yang membantu mengatasi kekurangan masker dengan membuat masker yang bisa dicuci ulang. Tidak hanya itu, kreativitas lain yang juga tidak kalah menarik, seperti mahasiswa Rumah Bahasa UI yang menjadi relawan Covid-19 dan membantu mengedukasi masyarakat.

 Sumber mahasiswa UGM: https://ugm.ac.id/id/berita/19306-alumni-ugm-produksi-masker-yang-bisa-dicuci-ulang

Sumber mahasiswa UI: https://edukasi.kompas.com/read/2020/04/25/164216771/kisah-danti-relawan-rumah-bahasa-ui-edukasi-masyarakat-terkait-wabah-corona

5. Kolaborasi Orang Tua dan Guru

Selama masa pandemi ini, peserta didik tentu akan menghabiskan waktu belajar di rumah. Di mana ini menuntut adanya kolaborasi yang inovatif antara orang tua dan guru sehingga peserta didik tetap bisa menjalani belajar online dengan efektif.

Selain itu, kolaborasi yang inovatif dapat mengatasi berbagai keluhan selama menjalani belajar online. Ini akan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan baik di masa kini maupun masa mendatang.

Sumber : https://www.kompas.com/edu/read/2020/05/03/092749071/diskusi-mendikbud-dan-najwa-shihab-ini-dampak-positif-negatif-corona-di?page=all

6. Penerapan Ilmu di Tengah Keluarga

Saat semua sekolah ditutup dan #BelajarDariRumah, menjadi kesempatan bagi peserta didik untuk menerapkan ilmu di tengah keluarga. Baik hanya sekedar membuka diskusi kecil atau dengan mengajarkan ilmu yang diperoleh kepada keluarga.

Ini berperan penting dalam meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu ilmu dengan cara aplikasi secara langsung. Ilmu yang diaplikasikan secara langsung akan memberikan pengaruh tidak hanya pada yang mengaplikasikan namun juga bagi yang menerima pengaplikasian.

7. Membangun Mental Positif

Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia ) dalam bukunya yang  berjudul Terapi Berpikir Positif mengatakan bahwa untuk melakukan perubahan positif dalam hidup, maka mulailah dengan Tawakal kepada Allah. Dengan begitu, kita akan mendapatkan kekuatan spritual untuk melakukan perubahan. Setelah itu ganti pikiran kita dengan pikiran positif, ini akan berpengaruh terhadap kondisi jiwa.

Dalam Energy Medicine, Dr. Herbert Spencer dari Universitas Harvard mengatakan bahwa lebih dari 90% penyakit tubuh disebabkan oleh jiwa. Ini disebut dengan Psycho-Somatic Disease. Artinya, jiwa (psycho) berpikir dan memengaruhi tubuh (somo). Artinya kita memiliki tantangan untuk tidak memberikan ruang bagi mental negatif berkembang. Sebaliknya, kita harus membangun mental positif agar pandemi Corona tak dapat memberikan ancaman sedikitpun.
-FD-

This post has already been read 373868 times!