Hal hal apa saja yang dapat menyebabkan kerusakan organ pernapasan

  • Virus corona tipe SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 berisiko menyerang sistem saluran pernapasan, termasuk paru-paru dan menimbulkan gejala berat;
  • Pada kondisi yang berat, virus Covid-19 dapat menyebabkan sesak napas dan berisiko merusak fungsi organ paru-paru dalam jangka panjang;
  • Kerusakan paru-paru terjadi ketika rongga udara pada paru-paru makin sempit akibat cairan yang membeku dan mengganggu fungsi pertukaran udara;
  • Faktor penyebab kerusakan organ paru juga bisa terjadi akibat memiliki riwayat penyakit kronis, lemahnya sistem imun tubuh, serta proses penanganan yang terlambat;
  • Mulai jalani pola hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan sehat, aktif bergerak, tidak merokok, dan lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala;
  • Klik untuk membeli suplemen dan vitamin serta perlengkapan new normal melalui HDmall. Gratis ongkir ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
  • Klik untuk membeli paket medical check up atau test COVID-19 dengan harga bersahabat di klinik kesehatan terdekat melalui HDmall.

Infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona tipe SARS-CoV-2 merupakan penyakit menular yang dapat menyerang saluran pernapasan. Pada kondisi yang parah, virus ini dapat menyebabkan sesak napas dan bahkan merusak fungsi organ paru-paru dalam jangka panjang.

Dengan perawatan dan konsumsi obat-obatan yang tepat, pasien positif Covid-19 juga bisa pulih kembali, terlebih jika memiliki sistem imun yang baik. Hanya saja, ada beberapa faktor penting yang perlu diketahui terhadap dampak bahaya virus corona terhadap kondisi kesehatan paru-paru. Apa saja?

3 Faktor penyebab kerusakan organ paru akibat Covid-19

1. Gejala dan tingkat keparahan penyakit

Pasien Covid-19 dapat mengalami gejala yang berbeda-beda, baik gejala ringan atau justru gejala yang cukup berat sehingga membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh tingkat keparahan penyakit ketika virus corona masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan infeksi di sejumlah organ penting, terutama pada paru-paru.

Kerusakan paru-paru dimulai saat tidak adanya rongga yang cukup bagi paru-paru dalam melakukan fungsi pertukaran udara akibat terpenuhinya cairan yang membeku. Pada tahap awal, kerusakan paru-paru hanya akan terjadi di bagian pinggir dan kemudian bertambah parah karena infeksi mulai meluas hingga ke bagian tengah paru-paru dan mengisi seluruh ruang pada paru-paru. Akibatnya, paru-paru mengalami kerusakan permanen jangka panjang.

Baca juga: Mengulik Efektivitas Dexamethasone untuk Pasien COVID-19 Gejala Berat

Dari sejumlah hasil penelitian diketahui pula bahwa tingkat keparahan infeksi dapat menjadi penentu proses pemulihan pasien Covid-19. Walau begitu, cukup sulit untuk mengembalikan kondisi kesehatan paru seperti sebelum terpapar virus corona. Hal itu pula yang menjadi penyebab sebagian penyintas Covid mudah mengalami sesak napas dan kelelahan meski telah dinyatakan sembuh.

2. Memiliki penyakit kronis lain

Penderita Covid-19 yang sudah memiliki riwayat penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, stroke, atau penyakit paru obstruktif kronis memang lebih berisiko mengalami gejala yang cukup berat. Faktor usia dan gaya hidup juga dapat melemahkan kondisi kesehatan paru, terlebih jika memiliki kebiasaan merokok.

Tak hanya itu, ibu hamil, anak-anak, lansia, ataupun penderita penyakit penyerta (komorbid) yang cenderung memiliki daya tahan tubuh lemah akan lebih rentan terinfeksi virus corona (Covid-19). Maka, perhatikan kondisi kesehatannya dan tetap terapkan protokol kesehatan di mana pun berada. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala serta daftarkan diri untuk divaksinasi jika memungkinkan.

Baca juga: Vaksin COVID-19 untuk Ibu Hamil dan Anak 12-17 Tahun

Hal hal apa saja yang dapat menyebabkan kerusakan organ pernapasan

3. Penanganan yang terlambat

Jika mengalami gejala Covid-19 atau mendapati hasil test Covid-19 positif, pasien Covid-19 disarankan untuk segera melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas atau berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi telemedicine yang sudah banyak tersedia, termasuk di HDmall. 

Dengan penanganan yang cepat dan tepat diharapkan dapat membantu mempercepat kesembuhan serta menghindari risiko kerusakan organ atau komplikasi penyakit yang lebih berat. Selain itu, pahami gejala Covid-19 dan upayakan untuk mengikuti petunjuk dokter termasuk dalam mengonsumsi obat tertentu. 

Tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak kerusakan paru

Proses pemulihan pasca terinfeksi Covid-19 termasuk memperbaiki fungsi organ paru tentunya membutuhkan waktu. Umumnya, penyintas Covid-19 baru akan merasa jauh lebih baik setelah melewati waktu 3 bulan hingga setahun pasca dinyatakan sembuh. 

Oleh karena itu, para penyintas disarankan untuk menjalani perawatan lanjutan secara berkala, termasuk kontrol tes kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat yang ikut berperan dalam membantu meningkatkan pemulihan fungsi kerja paru paru dan sistem pernapasan menjadi lebih baik.

Baca juga: 5 Tips agar Tetap Sehat setelah Sembuh dari COVID-19

Hindari kebiasaan merokok, penuhi asupan nutrisi berupa makanan sehat, aktif bergerak dan berolahraga, serta minum air putih untuk menghindari dehidrasi dan terpenuhinya cairan tubuh. Karena cairan tubuh yang tercukupi dengan baik dapat membantu menjaga keberadaan selaput lendir pada sistem pernapasan yang akan membantu tubuh melawan infeksi serta memperbaiki jaringan sel yang rusak.

  • Johns Hopkins Medicine. Coronavirus Does to the Lungs. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/coronavirus/what-coronavirus-does-to-the-lungs)
  • NY Times. How Bad Will the Coronavirus Outbreak Get? Here Are 6 Key Factors. (https://www.nytimes.com/interactive/2020/world/asia/china-coronavirus-contain.html)
  • Kemenkes RI. Daya Tahan Tubuh Lemah Rawan Tertular COVID-19. (http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/daya-tahan-tubuh-lemah-rawan-tertular-covid-19)
  • CDC. Medical Conditions. (https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/need-extra-precautions/people-with-medical-conditions.html)
  • NY Times. What Does the Coronavirus Do to the Body? (https://www.nytimes.com/article/coronavirus-body-symptoms.html)

Halodoc, Jakarta – Gagal napas adalah kondisi gawat darurat yang harus segera ditangani. Kondisi ini terjadi karena adanya kegagalan pada proses pertukaran gas sistem pernapasan yaitu oksigenasi atau eliminasi karbondioksida atau keduanya, sehingga menyebabkan kadar oksigen dalam darah rendah dan karbon dioksida tidak dapat tersingkir dari darah. 

Rendahnya kadar oksigen yang masuk ke dalam darah melalui paru-paru menjadi penyebab terjadinya gagal napas. Padahal, organ tubuh seperti jantung dan otak membutuhkan darah yang kaya akan kandungan oksigen untuk dapat bekerja dengan baik. Selain kurang muatan oksigen, karbon dioksida yang tidak bisa lepas dari darah juga harus diwaspadai. Kondisi tersebut menyebabkan kadar karbon dioksida dalam darah lebih tinggi dari oksigen. 

Jika itu yang terjadi, risiko gagal napas akan semakin tinggi, karena ada kegagalan dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, paru-paru berguna untuk mengatur proses pertukaran gas, yaitu proses mengirim oksigen dari udara yang dihirup ke dalam darah. 

Dalam proses itu juga, karbon dioksida akan disingkirkan dari darah melalui hembusan napas. Gagal napas juga bisa terjadi karena ada gangguan pada pusat pernapasan di otak. Kegagalan otot-ototo pernapasan untuk mengembangka paru-paru juga bisa menjadi penyebab penyakit ini.

Baca juga: Sesak Napas Tiba-Tiba? Ini 5 Cara Mengatasinya

Asupan oksigen sangat dibutuhkan tubuh manusia, terutama dalam sistem pencernaan. Oksigen berperan untuk “menggerakkan” sistem dan menjaga fungsi tubuh agar tetap normal. Dari proses yang terjadi dalam sistem pernapasan, terdapat karbon monoksida yang bersifat limbah. Dengan kata lain, karbon monoksida harus disingkirkan dari darah agar sistem pernapasan bisa berjalan normal. 

Ketidakmampuan tubuh dalam mengeluarkan karbon dioksida menjadi pemicu terjadinya gagal napas. Bahkan dalam kondisi yang lebih parah, hal ini juga bisa menyebabkan terjadinya kerusakan pada sejumlah organ tubuh. Apa saja kerusakan organ yang bisa terjadi akibat gagal napas? 

Salah satu organ yang hampir pasti akan mengalami kerusakan akibat gagal napas adalah paru-paru. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada organ tersebut, misalnya muncul emboli maupun fibrosis paru, penyumbatan pembuluh paru, hingga penebalan jaringan.

Selain paru-paru, organ jantung juga rentan mengalami kerusakan saat seseorang mengalami gagal napas. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya gangguan pada irama jantung. Dalam kondisi yang lebih parah, gagal napas juga bisa menyebabkan serangan jantung serta penyakit gagal jantung

Baca juga: Ini Bedanya Gagal Jantung dan Serangan Jantung

Gagal napas bisa berkembang dan menyebabkan kerusakan pada ginjal. Kondisi ini bisa memicu terjadinya penyakit gagal ginjal akut. Kalau ini yang terjadi, fungsi ginjal akan mengalami gangguan terutama pada keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam-basa

Masalah pada pencernaan juga bisa dialami pengidap gagal napas. Kondisi ini menyebabkan terjadinya pendarahan serta gangguan pada usus dan lambung. 

Oksigen sangat dibutuhkan oleh sel-sel otak. Saat seseorang mengalami gagal napas akibat kekurangan asupan oksigen, maka akan berdampak pula pada otak. Kurangnya asupan oksigen pada otak bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan neurologis hingga kematian. 

Baca juga: Ketahui 6 Penyebab Sakit Paru-Paru Sebelah Kiri

Cari tahu lebih lanjut seputar gagal napas dan kerusakan yang bisa terjadi dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!