Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan iptek di indonesia kecuali

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan – Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri.

Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan.

Masalah makro ini meliputi masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional.

Masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan iptek di indonesia kecuali

1.      Perkembangan Iptek Dan Seni

Perkembangan Iptek

Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).

Ilmu pengetahuan ialah hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta ,

dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerj,

dan mungkin juga penguraian jumlahtenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru,

sampai pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya,

bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan.

Semua perubahan tersebut tentu juga membaw masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya.

Contoh di atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem pendidikan.

Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula.

Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem Pamong dan SMP terbuka,

pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, perlindungan terhadap profesi guru seperti program akta mengajar.

Hampir setiap inovasi mengundang masalah.

Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil.

Kedua,  pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika menghadapi hal baru.

Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya.

Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik pelaksanaannya).

Perkembangan Seni

Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah.

Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan.

Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain.

Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.

2.      Laju Pertumbuhan Penduduk.

Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:

Pertambahan Penduduk.

Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah.

Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.

Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan,

yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja,

dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan.

Dengan demikian terjadi pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan,

yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar.

Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan keperguruan tinggi juga meningkat,

khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.

Penyebaran Penduduk

Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata.

Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau.

Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan.

Sebagai contoh adalah dibangunya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V, di samping SD yang reguler.

Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru.

3.      Aspirasi Masyarakat

Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya  aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat,

aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan.

Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. 

Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat.

Di kota-kota , di samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal.

Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif,

jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak , diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar,

kurang sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya .

bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik.

4.      Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.

Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya.

Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik.

Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan.

Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh.

Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri.

Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain.

Keterbelakangan budaya terjadi karena:

a)      Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)

b)      Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendik masyarakat.

c)      Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.

Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:

a)      Masyarakat daerah terpencil.

b)      Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.

c)      Masyarakat yang kurang terdidik.

Yang menjadi persoalan ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju.

Lalu inti permasalahannya adalah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan,

dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka.

Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan