Efek suntik vaksin astrazeneca berapa lama



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penerima vaksin Covid-19 booster di Indonesia semakin banyak. Umumnya, vaksinasi booster menggunakan vaksin Pfizer dan AstraZeneca. Berikut efek samping vaksin booster menggunakan Pfizer dan AstraZeneca beserta cara mengatasinya. Satgas Covid-19 mencatat, realisasi vaksin Covid-19 per 30 Januari 2022 sebagai berikut

  •     Penerima vaksin Covid-19 dosis 1: 184.557.715 orang (bertambah 370.677 dari sehari sebelumnya)
  •     Penerima vaksin Covid-19 dosis 2: 128.005.763 orang (bertambah 278.290 dari sehari sebelumnya)
  •     Penerima vaksin Covid-19 dosis 3 (booster):  4.204.640 (bertambah 2.817.741 dari sehari sebelumnya)
Syarat vaksin booster Vaksin Covid-19 booster diselenggarakan oleh Pemerintah dengan sasaran masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas kelompok Lansia dan penderita imunokompromais. Pelaksanaan vaksin Covid-19 booster bagi sasaran Lansia dapat dilaksanakan secara serentak di seluruh kabupaten/kota. Sementara vaksin Covid-19 untuk non Lansia dilaksanakan di kabupaten/kota yang sudah mencapai cakupan dosis 1 total minimal 70% dan cakupan dosis 1 lansia minimal 60%. Calon penerima vaksin Covid-19 booster harus menunjukkan NIK dengan membawa KTP/KK. Penerima vaksin Covid-19 booster bisa juga mendaftar melalui aplikasi Peduli Lindungi. Penerima vaksin Covid-19 booster berusia 18 tahun ke atas dan telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal 6 bulan sebelumnya. Baca Juga: Aturan Vaksin Booster Diperlonggar, Simak Cara Mencari Lokasi Vaksinasi Terdekat Efektifitas vaksin Covid-19 booster Astrazeneca Dilansir dari Kompas.com, hasil studi laboratorium Universitas Oxford pada 23 Desember 2021 menyebutkan suntikan homolog vaksin Covid-19 booster AstraZeneca efektif melawan varian Omicron. Studi tentang vaksin AstraZeneca menunjukkan bahwa setelah tiga dosis vaksin, tingkat penetralan terhadap Omicron secara luas mirip dengan yang melawan varian virus Delta setelah dua dosis. Perusahaan yang terdaftar di London itu mengatakan para peneliti di Universitas Oxford yang melakukan penelitian itu independen dari mereka yang mengerjakan vaksin Covid-19 dengan AstraZeneca. Mene Pangalos, kepala R&D biofarmasi AstraZeneca mengatakan setelah suntik vaksin Covid-19 booster tingkat antibodi yang dihasilkan untuk melawan Omicron lebih tinggi dari pada antibodi orang yang telalh terinfeksi dan pulih dari Covid-19. Profil vaksin Covid-19 AstraZeneca Vaksin Covid-19 AstraZeneca merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Oxford University bekerja sama dengan AstraZeneca, perusahaan farmasi dan biofarmasi multinasional. Mengutip BPOM, vaksin AstraZeneca memperoleh izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM pada 22 Februari 2021. Vaksin AstraZeneca didaftarkan ke Badan POM melalui 2 jalur, yaitu jalur bilateral oleh PT Astra Zeneca Indonesia dan jalur multilateral melalui mekanisme Covax Facility yang didaftarkan oleh PT Bio Farma.
  • Evaluasi keamanan vaksin Covid-19 AstraZeneca
Berdasarkan data hasil uji klinik yang disampaikan, pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca 2 dosis dengan interval 4-12 minggu pada total 23.745 subjek dinyatakan aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
  • Evaluasi khasiat vaksin Covid-19 AstraZeneca
Pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca menunjukkan kemampuan yang baik dalam merangsang pembentukan antibodi, baik pada populasi dewasa maupun lanjut usia. Efikasi vaksin Efikasi vaksin dengan 2 dosis standar yang dihitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua hingga pemantauan sekitar 2 bulan menunjukkan efikasi sebesar 62,10 persen. Hasil ini sesuai dengan persyaratan efikasi untuk penerimaan emergensi yang ditetapkan oleh WHO, yaitu minimal efikasi 50%.
  • Aspek mutu vaksin Covid-19 AstraZeneca
Badan POM melakukan evaluasi menyeluruh dari dokumen mutu yang disampaikan dengan hasil bahwa vaksin AstraZeneca secara umum telah memenuhi syarat. “Sebagaimana vaksin Covid-19 yang sebelumnya telah memperoleh EUA, sebelum produk siap untuk digunakan, Badan POM melakukan proses pelulusan produk (lot release) dan setelah diberikan pelulusan produk, maka vaksin tersebut siap untuk digunakan dalam program vaksinasi”, tambah Kepala Badan POM. Efek samping vaksin Covid-19 booster AstraZeneca Vaksin Covid-19 booster AstraZeneca dapat diberikan setengah dosis minimal setelah 6 bulan vaksinasi lengkap dan khusus untuk usia 18 tahun ke atas. Booster AztraZeneca juga meningkatkan nilai titer antibodi IgG dari 1.792 menjadi 3.746. Efek samping paling umum dari vaksin Covid-19 booster Astrazeneca adalah:
  1. Nyeri pada bekas suntikan
  2. Tidak enak badan
  3. Merasa lelah
  4. Menggigil atau demam
  5. Sakit kepala
  6. Mual
  7. Nyeri sendi
Efek samping vaksin Covid-19 booster Pfizer Pfizer dapat diberikan sebagai lanjutan dosis homolog sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer Pfizer. Vakin Pfizer (Comirnaty) dapat meningkatkan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster sebesar 3,29 kali. Adapun efek samping dari vaksin Covid-19 booster Pfizer adalah: nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, demam, nyeri sendi. Dilansir dari Kompas.com, sebuah studi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang diterbitkan pada bulan Oktober mengungkap sejumlah efek samping vaksin Covid-19 booster menggunakan Pfizer. Disebutkan, efek samping dari vaksin Covid-19 booster Pfizer mirip dengan yang terlihat pada vaksin utama. Hal ini terlihat dari sakit lengan dan sakit kepala ringan sampai sedang, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, demam, dan nyeri sendi. Menurut laporan yang akan segera diterbitkan di British Medical Journal, semua efek samping vaksin Covid-19 booster pun bersifat sementara. Selain itu, efek samping vaksin Covid-19 booster ini secara umum, dapat ditoleransi dengan baik oleh para penerimannya. Sementara itu, menurut William Schaffner -profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine, ada orang yang memiliki lebih sedikit atau lebih banyak efek samping vaksin Covid-19 booster, dibanding suntikan utama. Cara mengatasi efek samping vaksin booster Dilansir dari website Satgas Covid-19, berikut cara mengatasi KIPI atau efek samping vaksin booster:
  • Segera beristirahat pasca suntik vaksin booster
  • Jika muncul demam, minum obat sesuai dosis dan cukup minum air putih
  • Jika ada nyeri di tempat suntikan tetap gerakkan tangan dan kompres dengan air dingin
  • Jika terjadi demam setelah 48 jam vaksinasi, segera isolasi mandiri dan lakukan tes Covid-19
  • Jika keluhan tidak berkurang, hubungi nomor kontak petugas kesehatan yang tertera di kartu vaksinasi atau fasyanker terdekat.
Apabila memang terjadi efek samping yang serius pasca suntik vaksin booster, pasien akan menerima perawatan medis. Pemerintah akan menanggung seluruh biaya perawatan tersebut. Itulah informasi efek samping vaksin booster yang bisa terjadi untuk penggunaan produk Pfizer dan AstraZeneca. Efek samping vaksin Covid-19 adalah hal wajar, masyarakat tidak perlu khawatir. #satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun   Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Adi Wikanto

Efek suntik vaksin astrazeneca berapa lama



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi booster bagi masyarakat Indonesia.  Namun, banyak warga yang masih ragu karena khawatir mengalami reaksi atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI ini juga kerap disebut efek samping yang dirasakan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Padahal, menurut Satgas Penanganan Covid-19, munculnya reaksi atau KIPI pasca imunisasi merupakan hal yang wajar.  Yang perlu dicatat, KIPI atau reaksi yang muncul setelah vaksinasi jauh lebih ringan dibandingkan terkena COVID-19 atau komplikasi yang disebabkan oleh virus Covid-19. Para ahli sepakat bahwa vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan (3M) adalah cara yang paling tepat untuk keluar dari pandemi ini. Baca Juga: 6 Juta Lebih Disuntik Vaksin Booster, Ini Efek Samping Vaksinasi Pfizer & Astrazeneca Berikut informasi penting mengenai reaksi pasca vaksinasi: Mengapa saya mengalami KIPI?  Reaksi vaksin dalam tubuh dapat berbeda pada masing-masing individu. Sebagian besar tidak mengalami keluhan atau keluhan ringan pasca vaksinasi. Apa saja yang termasuk KIPI? KIPI biasanya bersifat ringan dan sementara, antara lain:

  • Nyeri pada lengan, di tempat suntikan
  • Sakit kepala atau nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Menggigil
  • Mual atau muntah
  • Rasa lelah
  • Demam (ditandai dengan suhu di atas 37,8° C)
Baca Juga: Alami Efek Samping Vaksin Booster Covid-19? Ini 5 Cara Mengatasi Jika mengalami reaksi ringan seperti di atas, apa yang harus saya lakukan? Jika merasa tidak nyaman, Anda sebaiknya beristirahat. Jika dibutuhkan, Anda dapat menggunakan obat penurun panas sesuai dosis yang dianjurkan dan minum air putih dengan cukup Jika terdapat rasa nyeri di tempat suntikan, tetap gerakkan dan gunakan lengan seperti biasa. Apabila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin. Mengapa saya masih harus menerapkan protokol kesehatan (3M), padahal saya sudah divaksinasi? Perlindungan optimal baru terbangun dua pekan setelah vaksinasi dosis kedua. Walaupun jarang terjadi, masih ada orang yang tertular COVID-19 meskipun telah divaksinasi. Akan tetapi, gejala COVID-19 pada orang yang sudah divaksinasi umumnya ringan. Sebagian orang bahkan tidak mengalami gejala apa pun. Penting untuk dipahami bahwa orang tanpa gejala (OTG) masih dapat menulari orang lain tanpa disadari. Oleh karena itu kita harus tetap menggunakan masker, menjaga jarak aman, dan rajin mencuci tangan pakai sabun. Baca Juga: Efek Samping Vaksin Booster Sinopharm: Sakit Kepala hingga Nyeri Otot Kapan saya perlu menemui tenaga kesehatan? Jika demam timbul lebih dari 48 jam setelah vaksinasi, atau berlangsung lebih lama dari 48 jam, Anda harus isolasi mandiri dan melakukan tes COVID-19. Jika keluhan tidak berkurang, penting untuk tetap tenang dan segera menghubungi petugas kesehatan di nomor kontak yang tertera di kartu vaksinasi Anda. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Efek suntik vaksin astrazeneca berapa lama