Dibawah ini yang termasuk jenis penyakit pada alat reproduksi adalah

Halodoc, Jakarta - Dengan kesibukan dan gaya hidup yang dijalani wanita saat ini, termasuk sering stres, pilihan gaya hidup, dan pola makan yang buruk, dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan. Hal ini termasuk gangguan kesehatan secara keseluruhan maupun kesehatan reproduksi. 

Perlu diketahui, sistem reproduksi wanita sangat rapuh. Sedikit ketidakseimbangan hormon saja dapat berdampak besar pada fungsi dan kesehatannya. Dibandingkan pria, sebagian besar penyakit pada wanita berkaitan dengan gangguan sistem reproduksi.

Berikut ini gangguan sistem reproduksi yang umum menyerang wanita:

1. Endometriosis

Gangguan ini adalah kelainan yang mempengaruhi rahim. Endometriosis terjadi ketika jaringan yang melapisi rahim (jaringan endometrium) tumbuh di tempat lain di luar rahim seperti, di ovarium, daerah panggul, usus, dan lainnya. Jaringan endometrium memungkinkan tumbuh di luar panggul. 

Perubahan hormonal terkait siklus menstruasi membuat jaringan yang ditempatkan secara abnormal ini meradang dan menyebabkan rasa sakit. Sama seperti saat menstruasi, di mana lapisan rahim dilepaskan setiap bulan dengan cara yang sama jaringan ini juga keluar setiap bulan.

Namun, karena tidak ada tempat untuk pergi, mereka menumpuk di daerah panggul, yang menyebabkan:

  • Menstruasi yang sangat menyakitkan
  • Gangguan reproduksi
  • Infertilitas
  • Pembentukan bekas luka. 

2. Displasia Serviks

Pada displasia serviks, terdapat pertumbuhan sel abnormal di dalam dan di sekitar serviks. Meski pertumbuhan sel tidak normal di dalam dan sekitar serviks, bukan berarti seseorang mengidap kanker. Namun jika kondisi ini tidak ditangani bisa menjadi kanker. 

Displasia menyebar melalui hubungan seks dan disebabkan oleh human papillomavirus. Gangguan ini tidak menimbulkan gejala apa pun dan hanya bisa dipastikan dengan pemeriksaan pap smear

3. Fibroid Uterus

Fibroid uterus merupakan tumor yang terdiri dari jaringan dan sel otot yang tumbuh di dalam dan di sekitar dinding rahim. Sebagian besar fibroid rahim bersifat jinak.

4. Gangguan Menstruasi

Gangguan yang berkaitan dengan siklus menstruasi hampir selalu disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Selain itu kondisi ini juga berkaitan dengan pembekuan, kanker, kista ovarium, fibroid rahim, genetika, dan penyakit menular seksual. Beberapa gangguan yang sangat umum terkait siklus menstruasi adalah:

  • Tidak adanya menstruasi atau amenore.
  • Sindrom pramenstruasi.
  • Fibroid.
  • Perdarahan menstruasi yang berkepanjangan atau berat. 
  • Haid ringan atau tidak ada sama sekali.
  • Gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD).

5. Kanker Ginekologi

Kanker ginekologi berarti semua jenis kanker yang pertama kali muncul di organ reproduksi wanita. Beberapa jenis kanker ginekologi yang umum adalah:

  • Kanker ovarium.
  • Kanker serviks.
  • Kanker vulva.
  • Kanker Rahim.
  • Kanker vagina. 

6. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Banyak wanita yang tidak tahu bahwa mereka memiliki penyebab umum kemandulan, hingga seorang wanita mencoba untuk hamil. Hal ini terkait dengan ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi ovulasi dan bisa menyebabkan:

  • Kista (kantung berisi cairan) pada salah satu atau kedua ovarium.
  • Menstruasi tidak teratur.
  • Kadar hormon yang tinggi bisa menyebabkan tubuh atau rambut berlebih di wajah.

Jika seorang wanita mengalami PCOS, segera tanyakan pada dokter apa yang bisa dilakukan agar bisa hamil dan mendapatkan kehamilan yang sehat. Itulah beberapa gangguan sistem reproduksi yang umum menyerang wanita.

Tentunya masih banyak gangguan sistem reproduksi pada wanita lainnya, kamu bisa berdiskusi lebih banyak pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai gejala yang kamu alami. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:WebMD. Diakses pada 2021. Women's Health: Top Reproductive ProblemsEmbry Women’s Health. Diakses pada 2021. Common Reproductive Health Concerns That Every Women Should Be Aware Of

  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Diare.
  • Penurunan berat badan.
  • Demam.
  • Batuk berdahak.
  • Napas pendek.

Pada stadium akhir, berikut ini gejala yang mungkin muncul:

  • Kelelahan yang tidak bisa dijelaskan
  • Berkeringat di malam hari
  • Menggigil atau demam tinggi
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Diare kronis
  • Sakit kepala berat
  • Infeksi virus lainnya, akibat daya tahan tubuh melemah

Adakah tanda yang harus diperhatikan setelah berhubungan seks?

Hal di atas adalah gejala-gejala dari penyakit menular seksual. Bagaimana dengan tanda-tanda lain yang mesti diwaspadai setelah berhubungan seks? Berikut ini yang perlu Anda perhatikan:

Perdarahan vagina ketika atau setelah berhubungan seks

Perdarahan bisa terjadi meskipun Anda dalam keadaan sehat, hal ini terjadi karena adanya gesekan atau kurangnya pelumas. Anda harus menemui dokter ketika pendarahan terjadi terus menerus setelah Anda berhubungan seks. Anda juga harus mengunjungi dokter saat terjadi pendarahan setelah berhubungan seks dan sedang dalam kondisi hamil.

Mual, muntah, dan pusing

Tentu bagi perempuan, tanda seperti ini sangat perlu diperhatikan. Morning sickness bisa menjadi tanda bahwa Anda sedang hamil. Selain itu tanda lainnya adalah frekuensi seringnya buang air kecil dan suasana hati yang berubah-ubah. Tanda-tanda hamil juga bisa berupa mudah lelah dan kehilangan gairah melakukan sesuatu. Untuk memastikan lebih jelas, tentu saja buat janji dengan dokter kandungan.

Sakit saat kencing dan urine berubah warna

Rasa sakit atau panas terbakar saat buang air kecil dapat menjadi gejala dari beberapa jenis penyakit kelamin. Namun, gejala yang sama juga bisa timbul akibat infeksi saluran kencing (ISK) atau batu ginjal. Penyakit menular seksual yang menyebabkan rasa sakit saat kencing, termasuk klamidia dan gonore. Selain itu, juga perhatikan adanya perubahan warna pada urin untuk indikasi adanya darah.

Keluar cairan dari penis

Partikel atau zat asing yang keluar dari penis menunjukkan kemungkinan penyakit menular seksual atau infeksi lainnya. Jika Anda mengalami kondisi ini, segera kunjungi dokter untuk mendapat diagnosis akurat. Penyakit yang menyebabkan keluar cairan asing dari penis, termasuk, klamidia Gonore, dan Trichomoniasis. Tipe infeksi berikut umumnya bisa ditangani dengan konsumsi antibiotik. Tetapi, Anda harus kembali kunjungi dokter jika tanda dan gejala tidak membaik atau justru kambuh.

Kutil atau memar di sekitar kelamin

Kutil dan memar mungkin bisa dijadikan sebagai petunjuk dini dari penyakit menular seksual, termasuk herpes genital, HPV , Sipilis dan Molloscum contagiosum

Jika Anda menyadari adanya benjolan aneh atau memar dekat mulut atau area genital Anda, konsultasikan dengan dokter, bahkan jika benjolan hilang sebelum Anda pergi ke dokter. Anda masih berpotensi mudah menyebarkan infeksi walaupun sakit dan benjolan sudah menghilang karena virus tetap berada dalam darah Anda dari waktu ke waktu.

Sakit panggul atau perut bagian bawah

Nyeri panggul bisa diakibatkan oleh sejumlah kondisi dan tidak selalu dikaitkan dengan penyakit menular seksual. Namun, salah satu penyebabnya adalah radang panggul. Radang panggul akan timbul ketika penyakit kelamin tidak diobati. Bakteri naik ke rahim dan perut Anda, menyebabkan peradangan dan luka jaringan parut. Sakit panggul jenis ini bisa amat menyakitkan, dan pada beberapa kasus, hingga berujung fatal.

Penting untuk selalu memeriksakan diri, terutama jika kehidupan seksual Anda tergolong aktif, pernah melakukan hubungan seks tanpa pengaman, atau Anda merasa berisiko terhadap penyakit kelamin. Sadari setiap perubahan yang terjadi pada tubuh Anda, sekecil apapun itu. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk pemahaman yang lebih mendalam.

Waspadai penularan penyakit menular seksual melalui sex toy

Menularnya penyakit seksual adalah salah satu risiko dari mainan seks atau sex toy. Namun ini harus lebih diperjelas. Pasalnya, ini bukan karena sex toysnya yang membuat Anda berisiko terkena, tapi sex toy dapat menjadi media penyebaran penyakit dari cairan penis atau vagina yang terinfeksi dan masih menempel di mainan tersebut.

Sebuah penelitian dari jurnal Sexually Transmitted Infections melakukan penelitian yang berfokus pada wanita antara 18 hingga 29 tahun. Wanita yang diteliti adalah para wanita yang pernah melakukan hubungan seksual. Para peneliti memberi tiap satu orang sebuah produk pembersih, satu buah vibrator yang terbuat dari elastomer termoplastika, dan vibrator yang terbuat dari silikon lembut.

Para peserta wanita tersebut diminta untuk menggunakan vibrator tersebut untuk masturbasi dan diteliti selama 24 jam kemudian. Hasilnya ditemukan kalau 75% dari jumlah wanita tersebut mengidap HPV (human paviloma virus). Lalu pada 9 vibrator milik wanita yang positif mengidap HPV, ditemukan tanda-tanda adanya virus.

Peningkatan risiko penyebaran penyakit ini terutama tinggi ketika mainan seks dipakai orang selanjutnya tanpa dicuci bersih dulu dari bekas aktivitas sebelumnya. Hasilnya berbeda ketika sex toy dibersihkan dan disterilkan setiap habis pakai. Maka, penting untuk tidak berbagi mainan seksual dengan orang lain dan mainan wajib dibersihkan setelah digunakan untuk berhu bungan seks.

Apa saja tes dan pengobatan penyakit menular seksual?

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA