Bangunan : Bangunan Cagar Budaya Gedung Serbaguna Tjilik Riwut Alamat : Jalan Tjilik Riwut No. 5 Kelurahan : Palangka Kecamatan : Jekan Raya Kota : Palangka Raya Provinsi : Kalimantan Tengah Koordinat : S 2º12’16,4’’ E 113º 54’50,9’’ Luas/Ukuran : Bangunan: Panjang : 22,46 M Lebar : 22 M Tinggi : 20 M Lahan : 14.499 M2 Batas : Utara : TK. Sinar Surya Timur : Jl. Tjilik Riwut Selatan : Sekolah Tinggi Pastori Barat : SD, SMP, SMA Katolik Uraian : Bangunan Gedung Serbaguna Tjilik Riwut yang berada di Jl. Tjilik Riwut No. 5, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya merupakan bangunan yang dahulu digunakan untuk gereja Katolik Santa Maria di Kota Palangka Raya. Bangunan berdinding tembok dengan atap berbentuk segi delapan atau octagonal. Dahulu awalnya atap menggunakan sirap kayu ulin, mengingat kondisi yang sudah rapuh kemudian diganti dengan bahan seng spandek warna merah kecoklatan. Sebagai ex bangunan gereja maka terdapat altar di bagian depan, ruang pastor, dan ruang pengakuan dosa. Konsep bangunan dengan berdasarkan angka “17 – 8 – 45” sebagai simbol pertanggalan kemerdekaan dikonfigurasikan ke dalam elemen ruang, yaitu 17 merupakan jumlah tiang; 8 merupakan desain bentuk bangunan; dan 45 merupakan jumlah tergel lantai di altar. Komponen tegel masih asli dengan ukuran 20 x 20 Cm, di beberapa bagian tegel terdapat goresan geometris dan dicat warna merah. Pada salah satu sudut tegel altar ditemukan pesan tertulis dari kertas dan saat ini disimpan di Museum Keuskupan. Ukuran jendela (2,6 M X 1,18 M) dan pintu (2,26 M X 1,18 M) serta ventilasi (60 X 10 Cm) menunjukkan bahwa ruang bangunan merupakan fasilitas untuk publik sehingga membutuhkan ruang sirkulasi udara yang baik. Beberapa komponen kelengkapan yang dahulu digunakan untuk gereja kondisinya masih baik, yaitu tempat lilin, meja altar besar, dan kursi jemaat. Gereja ini awalnya tidak digunakan sebagai tempat ibadah mengingat keuskupan telah membangun Gereja Katedral di sebelah kanannya. Kondisi saat ini : Kondisi bangunan gedung serbaguna masih dalam keadaan baik dan autentisitasnya masih terjaga dengan baik. Atap sirap yang semula dari kayu ulin kemudian diganti dengan seng spandek. Khusus untuk bangunan yang dahulu difungsikan untuk ruang pastor sudah tidak digunakan lagi, mengingat kondisinya sudah rusak kemudian dihilangkan dan tinggal tapaknya saja. Sejarah : Keberadaan gereja katolik di Kota Palangka Raya merupakan hasil pemekaran dari Paroki Santo Matius Kuala Kapuas. Bahkan sampai dengan tahun 1963 gereja Palangka Raya masih masuk kedalam Keuskupan Banjarmasin. Salah satu pendorong untuk mewujudkan pemekaran gereja adalah Gubernur Tjilik Riwut. Untuk mewujudkan pemekaran, maka dibangunlah sarana peribadatan yang representatif mulai tahun 1965. Gedung gereja dirancang oleh Bruder Longinus, MSF, sesuai masukan dari Gubernur Tjilik Riwut untuk memasukkan unsur 17-8-45 yang dikonfigurasikan ke dalam elemen ruangnya. Unsur 17 diwujudkan dalam jumlah tiang; 8 diwujudkan dalam bentuk denah bangunan; 45 adalah jumlah tegel di altar. Gereja kemudian diresmikan pada tanggal 3 April 1967 oleh MGR. Demarteau, MSF. Gereja paroki ini tumbuh dan berkembang hingga pada 14 April 1993 tahta suci vatikan menetapkannya menjadi Keuskupan Palangka Raya dengan Uskup pertama MGR. Julius Aloysius Husin, MSF. Mengingat dinamika aktivitas pelayanan di keuskupan semakin padat, maka Keuskupan Palangka Raya membangun Gereja Katedral baru di sebelah gereja lama. Peletakan batu pertama dilakukan pada 28 Mei 1995 oleh Pastur P. Martin M. Anggut, SVD dan diresmikan oleh Administrator Apostolik Palangka Raya MGR. Florensius Sidot, OFMCap dan Gubernur Kalimantan Tengah Warsito Rasman pada 21 Maret 1999. Gedung gereja lama kemudian dialih fungsikan menjadi gedung Serbaguna Tjilik Riwut dengan Surat Edaran No. SE/K-II/PGL-01/03 tanggal 1 Januari 2003 oleh Uskup MGR. AM. Sutrisnaatmaka, MSF dan diadakan upacara desakralisasi pada tanggal 2 Maret 2003. Dengan demikian secara formal bangunan tersebut bukan lagi menjadi ruang untuk peribadatan umat. Status Kepemilikan/Pengelolaan: Gedung Serbaguna Tjilik Riwut dimiliki dan dikelola oleh Gereja Katedral Santa Maria, Keuskupan Palangka Raya. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak persoalan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan barisan maupun deret, misalnya perhitungan bunga bank, perhitungan kenaikan produksi, dan laba usaha. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, terlebih dahulu kita tentukan apakah masalah tersebut adalah barisan aritmetika, barisan geometri, deret aritmetika atau deret geometri. Kemudian kita selesaikan dengan rumus-rumus yang berlaku untuk memperoleh jawaban dari persoalan yang dimaksud. 10 soal aplikasi barisan dan deretUntuk lebih jelasnya, dibawah ini diberikan 10 soal aplikasi barisan dan deret yang disertai penyelesaiannya atau pembahasannya. Soal 1 Setiap awal bulan, Susi menabung sejumlah uang di bank dengan besar selalu naik. Bulan pertama menabung Rp 10.000,00, bulan kedua Rp 12.000,00 dan bulan ketiga Rp 14.000,00, dan seterusnya. Jumlah tabungan Susi setelah 10 bulan tanpa bunga adalah… Penyelesaian / Pembahasan Diketahui:
Dengan menggunakan rumus deret aritmetika diperoleh:
Jadi jumlah tabungan Susi setelah 10 bulan adalah Rp 180.000,00. Soal 2 Suatu perusahaan memproduksi 1.000 barang pada tahun pertama. Setiap tahun perusahaan tersebut menaikkan produksinya sebesar 200 satuan barang. Banyaknya produksi pada tahun ke 10 adalah… Penyelesaian / Pembahasan Diketahui: Dengan menggunakan rumus suku ke n barisan aritmetika didapat hasil:
Jadi banyak produksi pada tahun ke 10 adalah 2.800 unit barang. Soal 3 Disuatu gedung serba guna terdapat 20 baris kursi. Pada baris paling depan tersedia 20 kursi, baris belakangnya memuat 3 kursi lebih banyak dari baris depan.
Penyelesaian / Pembahasan
Soal 4 Dalam suatu rapat kooperasi dihadiri oleh 15 orang yang saling berjabat tangan satu sama lain. Tentukan jumlah jabat tangan yang terjadi dalam rapat tersebut. Penyelesaian / Pembahasan Orang pertama akan menyalami 14 orang, orang kedua akan menyalami 13 orang, orang ketiga akan menyalami 12 orang dan orang ke 14 akan menyalami 1 orang. Jadi terbentuk barisan bilangan 1 + 2 + 3 + … + 14. Diketahui: Cara menghitung jumlah jabat tangan gunakan rumus deret aritmetika dan hasilnya sebagai berikut:
Jadi banyak jabat tangan dalam rapat tersebut adalah 105 jabat tangan. Soal 5 Gaji seorang pegawai pabrik mula-mula Rp 800.000,00. Setiap bulan gajinya bertambah 5% dari gaji sebelumnya. Tentukan:
Penyelesaian / Pembahasan Diketahui:
Jadi jawaban soal diatas sebagai berikut:
Soal 6 Edwin menumpuk bata dalam bentuk barisan. Banyaknya bata pada baris pertama lebih banyak satu bata dari banyaknya bata pada baris diatasnya. Tumpukan bata dimulai dari 200 bata pada baris pertama dan baris terakhir satu bata. Hitunglah jumlah semua bata yang ditumpuk. Penyelesaian / Pembahasan Barisan bilangan pada bata diatas adalah 20 + 19 + 18 + … + 1. Jadi jumlah semua bata menggunakan barisan aritmetika sebagai berikut:
Jadi banyak bata = 210 bata. Soal 7 Riska membeli barang kredit seharga Rp 880.000,00. Ia melakukan pembayaran dengan diangsur berturut-turut setiap bulan sebesar Rp 25.000,00, Rp 27.000,00, Rp 29.000,00 demikian seterusnya. Berapa lamakah kredit barang tersebut akan lunas. Penyelesaian / Pembahasan Diketahui:
Cara mencari n sebagai berikut:
n = -44 tidak mungkin. Jadi lama kredit akan lunas adalah 20 bulan. Soal 8 Berdasarkan survey populasi hewan P bertambah menjadi empat kali lipat setiap 5 tahun. Jika pada tahun 2020 populasi hewan P adalah 640 ekor, berapakah populasi hewan tersebut pada tahun 2010 ?. Penyelesaian / Pembahasan Deret bilangan dari tahun 2010 ke 2020 dengan selisih 5 tahun adalah 2010, 2015, 2020. Diketahui:
Cara menjawab soal ini menggunakan rumus barisan geometri sebagai berikut:
Jadi populasi hewan P pada tahun 2010 adalah 40 ekor. Soal 9 Jumlah penduduk suatu wilayah setiap 8 tahun bertambah 100%. Jika pada awal tahun 2016 jumlah penduduk mencapai 4.800.000 jiwa, maka jumlah penduduk pada awal tahun 1984 adalah… Penyelesaian / Pembahasan Diketahui Deret bilangan dari tahun 1984 ke 2016 dengan selisih 8 tahun adalah 1984, 1992, 2000, 2008, 2016. Jadi diketahui
Jumlah penduduk pada awal tahun 1984 dihitung menggunakan rumus barisan geometri:
Jadi jumlah penduduk pada tahun 1984 adalah 300.000 jiwa. Soal 10 Suatu gedung pertunjukkan mempunyai beberapa kursi. Setelah baris pertama, setiap baris mempunyai 2 kursi lebih banyak daripada baris sebelumnya. Perbandingan banyak kursi baris ke-9 dan ke-6 adalah 4 : 3. Baris terakhir mempunyai 50 kursi. Banyak kursi yang dimiliki gedung tersebut adalah… Penyelesaian / Pembahasan Diketahui:
Hitung terlebih dahulu banyak kursi pada baris pertama (a)
Selanjutnya hitung (n)
Banyak kursi dalam gedung:
Jadi banyak kursi dalam gedung = 638 kursi. |