Di manakah terjadinya peristiwa heroik di Surabaya

Oleh Liputan Enam pada 12 Nov 2019, 06:00 WIB

Diperbarui 12 Nov 2019, 06:00 WIB

Di manakah terjadinya peristiwa heroik di Surabaya

Perbesar

Salah satu tempat yang dapat dikunjungi untuk memperingati Hari Pahlawan 10 November. (foto: panduanwisata.com)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Pahlawan yang dirayakan setiap 10 November merupakan perayaan penting bagi Republik Indonesia. Hari Pahlawan merupakan peringatan terjadinya pertempuran antara arek-arek Surabaya dengan Sekutu dan Belanda.

Pertempuran yang terjadi pada 1945 silam tersebut disebut juga dengan Pertempuran Surabaya. Pertempuran itu ditetapkan sebagai Hari Pahlawan pada 16 Desember 1959 melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959.

Dari pertempuran tersebut banyak pemuda Surabaya hingga tokoh-tokoh yang gugur. Hari nasional ini untuk mengenang perjuangan yang telah pendahulu untuk Indonesia. Pertempuran itu masih bisa dikenang saat berkunjung ke Surabaya.  Berikut empat lokasi yang mengandung kisah 10 November 1945:

1. Jembatan Merah

Jembatan Merah menyimpan banyak cerita tentang peristiwa pertempuran 10 November 1945. Jembatan ini menjadi salah satu lokasi terjadinya pertempuran antara arek Surabaya dengan Sekutu dan Belanda. 

Pada masa penjajahan, jembatan ini merupakan satu-satunya akses penghubung Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya. Dahulu jembatan ini berbahan kayu, lalu diubah menjadi besi. Warna merahnya tetap dipertahankan sebagai ciri khas dari jembatan ini. Jembatan ini ada di Jalan Kembang Jepun, Surabaya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Di manakah terjadinya peristiwa heroik di Surabaya

Perbesar

Benteng Kedung Cowek (Sumber: humas.surabaya.go.id)

2. Benteng Kedung Cowek 

Benteng yang terletak dekat Jembatan Suramadu- Pantai Kenjeran ini dibangun sebagai basis pertahanan. Setelah Belanda kalah, benteng ini dikuasai oleh militer Jepang. Namun karna Jepang juga takluk dengan pasukan sekutu, akhirnya benteng tersebut diduduki oleh Indonesia. 

Saat pertempuran 10 November, benteng ini dijadikan basis pertahanan oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pasukan Sriwijaya. Mereka bertempur melawan musuh menggunakan senjata meriam yang masih tersimpan bekas peninggalan Belanda dan Jepang. Di benteng ini banyak pejuang Indonesia yang tewas.

Di Benteng Kedung Cowek masih dapat ditemukan banyak peninggalan bersejarah. Di sana terdapat tempat memasukkan peluru, pistol laras panjang dan lainnya.

3. Gedung Internatio Surabaya

Gedung Internatio atau Internationale Crediten Handelvereeniging berdiri tak jauh dari Jembatan Merah. Pada 25 Oktober 1945, gedung ini dikuasai oleh pasukan sekutu dan dijadikan markas tentara mereka.

Melansir dari situsbudaya.id, pada 28-30 Oktober terjadi pertempuran sengit di sekitar Gedung Internatio. Dalam pertempuran sengit tersebut, komandan pasukan sekutu, Brigjend Mallaby terbunuh oleh ledakan granat. Diperkirakan, Brigjend Mallaby terbunuh di Taman Jeyangrono, yang sekarang menjadi Taman Sejarah, dekat dari gedung ini. Lokasi gedung ini masih dekat dengan Jembatan Merah. Gedung Internatio terletak di kawasan Krembangan, Surabaya.

Di manakah terjadinya peristiwa heroik di Surabaya

Perbesar

Hotel Majapahit di Surabaya. (dok.Instagram @ifan_rosandy/https://www.instagram.com/p/B4mN8NAhWzb/Henry)

4. Hotel Majapahit

Hotel Majapahit adalah hotel yang telah berdiri sejak Belanda masih menjajah Indonesia. Sejak 1911, Hotel Majapahit telah berdiri di Jalan Tunjungan. 

Hotel ini merupakan tempat terjadinya peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi merah putih pada 9 September 1945. Peristiwa yang dikenal juga dengan sebutan het vlag incident tersebut merupakan awal mula pertempuran Surabaya. Setelah insiden perobekan bendera tersebut, banyak perkelahian antara Arek Suroboyo dengan oposisi dan berpuncak pada 10 November 1945.

Selain Hotel Majapahit, banyak gedung bersejarah lain di Jalan Tunjungan, antara lain Gedung Siola dan Monumen Pers Perjuangan Surabaya.

(Kezia Priscilla - Mahasiswa UMN)

Lanjutkan Membaca ↓

Di manakah terjadinya peristiwa heroik di Surabaya

Oleh Erik Erfinanto pada 19 Nov 2021, 03:00 WIB

Diperbarui 19 Nov 2021, 03:00 WIB

Di manakah terjadinya peristiwa heroik di Surabaya

Perbesar

Potret Jalan Tunjungan Saat Malam Hari, Ikon Kota Pahlawan yang Penuh Sejarah (sumber: pesona.travel)

Liputan6.com, Surabaya Kota Surabaya memiliki sejarah yang tidak terlupakan dalam perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Beberapa monumen di Kota Pahlawan ini mengandung nilai-nilai sejarah yang tinggi.

Salah satu adalah Jalan Tunjungan. Ternyata di balik jalan legendaris ini memiliki cerita wajib diketahui khususnya bagi arek-arek Suroboyo.

Jalan yang panjangnya 863 meter ini menjadi saksi bisu peristiwa heroik dan bersejarah di Surabaya. Yakni peristiwa perobekan bendera Belanda di atas Hotel Oranje dan Hotel Yamato yang kini menjadi Hotel Surabaya.

Peristiwa di jalan yang membentang mulai perempatan Siola hingga pertigaan Jalan Simpang Dukuh ini terjadi pada 19 September 1945. Nah, jadi tahu kan peristiwa bersejarah di balik Jalan Tunjungan ini.

Selain bernilai sejarah, pada tahun 1998 melalui SK Wali Kota Surabaya No. 188.45/004/402.1.04/1998 Jalan Tunjungan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya.

Ada 12 bangunan di Jalan Tunjungan yang juga ditetapkan sebagai cagar budaya. Jika akan merenovasi kawasan ini wajib seizin tim cagar budaya Kota Surabaya.

Tidak hanya itu, dari Jalan Tunjungan ternyata bisa menghasilkan karya seni. Ya, ada sebuah lagu yang berjudul "Rek Ayo Rek" ciptaan Is Haryanto.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

Di manakah terjadinya peristiwa heroik di Surabaya

Perbesar

Potret Jalan Tunjungan Saat Malam Hari, Ikon Kota Pahlawan yang Penuh Sejarah (sumber: pesona.travel)

Lagu yang sempat dipopulerkan oleh Mus Mulyadi ini bercerita tentang pengalaman seseorang menikmati keindahan Jalan Tunjungan. Sangat cocok ketika kamu ke jalan ini sembari mendengarkan lagu tersebut agar semakin terasakan nuansanya.

Jalan Tunjungan juga menjadi pusat kawasan bisnis. Bukan hanya sekarang, tapi sejak dulu. Perusahaan perdagangan besar dari Inggris Robert Laidlaw membangun pusat perkulakan di ujung utara Jalan Tunjungan. Gedung tersebut kini dikenal dengan nama Siola.

Sampai saat ini kegiatan bisnis di jalan ini masih terus berlanjut dan berkembang. Sederet bisnis di jalan ini di antaranya bergerak di bidang perhotelan, perdagangan, hingga kuliner.

Kemudian kamu juga bisa mengabadikan foto saat melewati jalan ini. Banyak spot-spot menarik yang wajib kamu coba dan sangat disayangkan jika dilewatkan.

Melansir Instagram resmi Pemerintah Kota Surabaya, akan ada sesuatu yang baru di jalan ini. Tunggu saja, bisa jadi akan membuat jalan ini semakin populer. Bukan hanya di dalam negeri, tapi juga hingga mancanegara.

Penulis: Muhamad Husni Tamami

Lanjutkan Membaca ↓

Di manakah terjadinya peristiwa heroik di Surabaya