Di jelaskan disambung atau di pisah

Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu yang penting dan selalu digunakan sehari-hari. Meski sudah belajar bahasa Indonesia sedari kecil, namun hal itu gak menjamin kita selalu benar dalam menggunakan bahasa Indonesia. Buktinya, kita masih sering gak bisa membedakan mana kata dalam bahasa Indonesia yang seharusnya dipisah atau bahkan disambung.

Seperti apa sih kira-kira kesalahan yang masih sering kita lakukan?

1. Pasti baru tahu kan kalau cendera mata itu dipisah dan menggunakan huruf 'e'?

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Baca juga : 10 Kosakata Bahasa Indonesia yang Sering Salah Tulis

7. Jangan salah lagi ya mulai sekarang!

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Di jelaskan disambung atau di pisah
Sukma Sakti/IDN Times

Ada berapa kesalahan yang sering kamu lakukan?

Baca juga : 10 Makna Kata Bahasa Inggris "Gaul" yang Harus Millennials Tahu

Di jelaskan disambung atau di pisah

Ilustrasi menulis "di" dalam sebuah kalimat (Sumber:www.pixabay.com)

Pernahkan kita memperhatikan "di-" pada tulisan-tulisan kita? 

Jika kita membaca tulisan-tulisan yang ada di kompasiana, kita bisa menemui "di-" yang disambung dengan kata berikutnya, ada pula yang dipisah. 

Kapan kita harus menyambung atau memisah "di-"? Jawabannya tergantung kedudukan "di-" pada kalimat itu.

  1. Pertama,  "di-" sebagai awalan atau imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
  2. Kedua, "di" sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Kita ambil contoh dari postingan teman-teman kompasioner:

1. Aria8 pada postingan berjudul Bekam Pengobatan Alternatif (20/03/11):

"Pengobatan alternatif yang di ajarkan Rasullullah telah dikembangkan secara profesional di suatu Klinik Pengobatan di Denpasar."

di ajarkan = "di-" ini sebagai awalan yang menunjukkan kata kerja pasif ditulis serangkai dengan kata dasarnya, jadi yang benar ditulis diajarkan.

dikembangkan = "di-" ini juga sama sebagai imbuhan, ditulis serangkai menjadi  dikembangkan. Ini sudah benar.

di suatu = "di-" di sini sudah tepat penulisannya terpisah dengan kata yang mengikutinya karena berkududukan sebagai kata depan.

di Denpasar =  "di-" di sini sudah tepat penulisannya terpisah sebagai kata depan.

Jadi penulisan kalimat di atas yang tepat sebagai berikut:

Halaman Selanjutnya

Saya sering gemas kalo melihat ada tulisan “di” atau “ke” disambung atau dipisah dengan tidak semestinya; yang seharusnya disambung malah dipisah, yang mestinya dipisah malah disambung. Mungkin kelihatannya hal kecil, tapi kalo tulisan yang salah itu ada di media massa, kan bisa bikin orang lain menganggap bahwa itu benar. Sehingga jadi banyak yang nggak bisa membedakan antara “di” atau “ke” sebagai awalan atau kata depan. Entah karena bingung, nggak tahu, atau memang nggak peduli sebenarnya.

Yaa nggak bisa disalahin juga sih, karena seperti yang saya bilang tadi, sudah terlalu banyak teks-teks yang salah itu tersebar dan dilihat oleh umum, baik di media massa atau non-media, cetak maupun elektronik, formal atau informal, dengan ukuran font yg beragam mulai dari yang kecil sampai yang seukuran billboard. Yang jadi pertanyaan saya adalah, kalo sampai tulisan yang salah itu terpampang di media massa atau di iklan, apa memang nggak ada editornya? Masa sih sama sekali nggak ada yang tahu bagaimana penulisan yang benar?  Kalau nggak, cari tahu di internet untuk memastikan apakah penulisannya benar atau salah. Atau memang itu dianggap hal sepele? Mirisnya, jika ada yang mengoreksi kesalahan itu, kadang malah dianggap nggak penting dan dianggap terlalu membesar-besarkan masalah. Errrr….

Saya memang bukan ahli bahasa. Saya sedikit mengerti tentang tata bahasa Indonesia karena saya senang mempelajarinya. Untuk soal “di” dan “ke” dipisah/disambung ini pun saya berkali-kali cari referensi untuk belajar, supaya saya nggak salah tulis dan supaya bisa kasih penjelasan jika ada yang tanya. Kadang menjawab pertanyaan dengan bilang “Kalau sebagai awalan, disambung. Kalau sebagai kata depan, dipisah” itu nggak bisa langsung bikin puas yang tanya, biasanya saya jelaskan lagi dengan cara saya:

“Kalau di + kata kerja atau menjadi kata kerja pasif, itu disambung. Kalau di + selain kata kerja, itu dipisah.”

“di” + kata kerja atau menjadi kata kerja pasif, misalnya: dibaca, ditulis, dimengerti, dilakukan, diterima.

“di” + selain kata kerja, misalnya: di Jakarta, di rumah, di jalan, di mana, di sana, di saat, di tempat.

Selagi cari-cari referensi, di antara beberapa artikel yang serupa, saya menemukan blog ini yang saya pikir lebih enak penjelasannya daripada yang lain. Berikut saya kutip kesimpulannya:

  • Semua kata (yang diikuti ”di”) yang TIDAK BISA DIUBAH menjadi kata untuk kalimat aktif, itu berarti ”di” yang mengikutinya merupakan ”KATA DEPAN” dan dalam penggunaannya DIPISAH dengan kata yang diikutinya.
  • Semua kata (yang diikuti ”di”) yang BISA DIUBAH menjadi kata untuk kalimat aktif, itu berarti ”di” yang mengikutinya merupakan ”IMBUHAN” dan dalam penggunaannya DIGABUNG dengan kata yang diikutinya

Jadi, untuk para copywriter, jurnalis, dan siapapun yang suka menulis, yang selama ini belum memperhatikan EYD, mohon perhatikan EYD ketika membuat tulisan. Bukan berarti harus kaku, boleh bebas asalkan benar. Kalau bukan kita yang mencintai bahasa kita sendiri dan menggunakannya dengan baik dan benar, siapa lagi? 😉

[UPDATE:
Berdasarkan Permendikbud Nomor 50 tahun 2015, EYD diganti menjadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
https://tirto.id/apa-itu-puebi-dan-perbedaannya-dengan-eyd-gbrP
https://puebi.readthedocs.io/en/latest/]

Pembahasan lebih banyak lagi beserta kata-kata lainnya saya lanjutkan di sini. Yuk, mariii…