Dari kisah tersebut sebutkan 3 contoh prilaku semangat menuntu ilmu

Oase.id- Imam Syafi’i pernah berkata, “Ta’allam falaisal mar’u yuuladu ‘aaliman. Belajarlah karena tidak ada orang yang terlahir dalam keadaan berilmu.

Setiap insan lahir dalam keadaan sama, suci dari dosa dan tak berilmu. Akan tetapi, manusia sudah dibekali insting belajar, dari mulai belajar berjalan, berbicara, mengetahui nama-nama benda, hingga mengenal tuhan.

Maka, belajar adalah sifat alamiah manusia yang perlu terus diasah dan dikembangkan.

Nah, beberapa hadis ini bisa bikin kamu makin semangat belajar:

Orang yang belajar dimudahkan jalan menuju surga

Allah Swt akan memudahkan jalan menuju surga untuk hambanya yang senantiasa mencari ilmu. Sebagaimana potongan hadis riwayat Abu Hurairah Ra, Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya." (HR. Muslim)

Abdurrauf Al-Munawi dalam Faidhul Qadir mengatakan, orang yang dimudahkan menuju surga adalah mereka yang mencari ilmu karena ikhlas mengharap ridha Allah Swt, bukan karena riya.

Melalui ilmu yang dimilikinya, Allah akan memudahkannya melakukan amal saleh. Sedangkan amal saleh adalah wasilah bagi seorang hamba dimasukkan ke surga.

Semua makhluk di bumi mendoakan penuntut ilmu

Tak hanya orang tua yang selalu mendoakan anaknya, seluruh makhluk yang ada di bumi ini bahkan ikut mendoakan orang yang giat mencari ilmu. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ، وَمَنْ فِي الْأَرْضِ، وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ

"Sungguh, para malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintai ampunan oleh penduduk langit dan bumi, bahkan hingga ikan yang ada di dasar laut."(HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Menuntut ilmu adalah jihad

Siapa bilang berjihad melulu harus mengangkat senjata. Ada banyak cara jihad, salah satunya dengan menuntut ilmu. 

Dari Anas bin Malik, Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ

"Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai ia kembali."

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin mengutip perkataan Abu Darda, "Siapa yang tak menganggap bahwa menuntut ilmu bukan bagian dari jihad, maka berkuranglah akalnya”

Sumber: Disarikan dari keterangan Faidhul Qadir Syarh Al-Jami Ash-Shaghir karangan Abdurrauf Al-Munawi dan Ihya Ulumiddin karya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad atau Imam Al-Ghazali.


(SBH)

Jakarta -

Surat At Taubah ayat 122 menjelaskan tentang kedudukan menuntut ilmu dan berperang di jalan Allah (jihad). Lantas, manakah yang lebih penting?

Pertanyaan ini dapat terjawab dalam isi kandungan surat tersebut. Allah SWT memberikan contoh dari kisah Rasulullah SAW saat berada di tengah medan perang Tabuk, sebagaimana yang dilansir dari tafsir Ibnu Katsir,

Sebab itu pula, surat ini turun ketika perang Tabuk tengah berlangsung.

"Hal ini merupakan penjelasan dari Allah SWT mengenai apa yang dikehendakiNya, yaitu berkenaan dengan keberangkatan semua kabilah bersama Rasulullah SAW ke medan Tabuk," tulis Ibnu Katsir.

Untuk lebih jelasnya, simak bacaan surat At Taubah ayat 122 lengkap dengan terjemahannya berikut,

Surat At Taubah Ayat 122, Latin, dan Artinya

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Bacaan latin: Wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja'ū ilaihim la'allahum yaḥżarụn

Artinya: Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.

Surat At Taubah ayat 122 tentang menuntut ilmu dan jihad

Pada kalimat pertama dari ayat di atas, disebutkan bahwa tidak semua orang muslim harus berangkat pergi ke medan perang (jihad). Menurut tafsir dari Al Quran Kemenag, hal ini dapat berlaku bila peperangan tersebut dapat dilakukan oleh beberapa orang saja.

Untuk itu, ayat ke 122 ini juga menjelaskan pentingnya pembagian tugas dalam masyarakat Islam. Pembagian tugas yang dimaksud yakni, ada yang bertugas di medan perang (berjihad) dan pihak lainnya ada yang bertugas menuntut ilmu dan mendalami agama Islam.

Hal ini bertujuan, agar mereka yang tidak dapat meluangkan waktunya untuk menuntut ilmu karena harus berjuang di medan perang tetap menerima ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Ilmu tersebut bisa didapat dari mereka yang tidak ikut berperang dan menghabiskan waktu untuk mendalami ilmu agama.

"Harus ada sebagian dari umat Islam yang menggunakan waktu dan tenaganya untuk menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama, agar kemudian setelah mereka selesai dan kembali ke masyarakat, mereka dapat menyebarkan ilmu tersebut, serta menjalankan dakwah Islamiyah," tulis Kemenag.

Artinya, menuntut ilmu dan berjihad memiliki peran yang sama pentingnya dalam pandangan Islam.

Poin penting menuntut ilmu dalam surat At Taubah Ayat 122

Melalui ayat ini, dapat diketahui kedudukan penting dari menuntut ilmu yang disejajarkan dengan berperang. Keduanya sama-sama memperjuangkan dan menyebarluaskan dakwah Islamiyah, yang membedakan hanya metodenya saja.

Adapun poin-poin utama yang menjelaskan tentang menuntut ilmu dari rangkuman detikEdu adalah sebagai berikut,

1. Mereka yang telah menuntut ilmu dan memahami ajaran agamanya, akan dimudahkan untuk menjaga diri dari kesesatan dan menjauhi laranganNya.

2. Fungsi ilmu semata-mata untuk mencerdaskan umat. Jadi, tidak dibenarkan bila ada yang menuntut ilmu hanya untuk mengejar pangkat atau keuntungan pribadi saja. Apalagi menimbulkan kesombongan diri.

3. Sebaik-baik orang yang berilmu adalah orang yang menyebarkan ilmunya dan mengajarkan orang lain. Untuk itu, setiap muslim dalam bidang ilmu pengetahuan memiliki tiga kewajiban yakni, menuntut ilmu, mengamalkannya, dan mengajarkannya kepada orang lain.

4. Selain ilmu agama, ilmu yang juga wajib dipelajari oleh umat muslim daam surat At Taubah ayat 122 ini adalah semua ilmu pengetahuan yang berguna dan dapat mencerdaskan kehidupan. Selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama.

Simak Video "Melihat Madrasah di Afghanistan di Bawah Kepemimpinan Taliban"



(rah/lus)

Jakarta -

Melalui hadits menuntut ilmu, diketahui bahwa tiap muslim baik laki-laki maupun perempuan dikenai kewajiban akan hal itu. Hal ini mengindikasikan, ilmu dalam pandangan Islam dianggap sebagai sebuah kebutuhan untuk mengetahui kebenaran dan ditempatkan pada posisi yang tinggi.

Melansir buku Agar Menuntut Ilmu Jadi Mudah karya Abdul Hamid M Djamil, Lc, ilmu berasal dari bahasa Arab, العِلْـمُ yang artinya mengetahui. Kata العِلْـمُ merupakan masdar dari kata عَلِمَ - يَعْلَمُ . Orang yang berilmu disebut alimun (mengetahui).

Sebab itu, kata alimun menjadi panggilan kehormatan bagi orang-orang yang sangat pandai. Seorang pakar tata bahasa Arab Imam Sibawaihi pernah menyebutkan bahwa seseorang tidak akan dinamakan ulama bila tidak benar-benar alim.

Untuk itulah, umat muslim juga mengenal kata ulama yang dirujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai orang yang ahli dalam hal atau dalam pengetahuan agama. Setelah sekilas memahami informasi dasar tentang ilmu dalam bahasa Arab, selanjutnya perlu diketahui bukti-bukti kedudukan tinggi sebuah ilmu dalam Islam.

Setidaknya ada 10 hadits yang menegaskan tentang pentingnya menuntut ilmu berikut dengan keutamaannya. Berikut daftar 10 hadits menuntut ilmu yang dirangkum detikEdu dari berbagai sumber.

10 Hadits Menuntut Ilmu dalam Islam, Arab, Latin, dan Artinya

1. تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ ( رَواهُ الطَّبْرَانِيْ)

Artinya: "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Thabrani).

2. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR Muslim, no. 2699).

3. مَنْخَرَجَفِىطَلَبُالْعِلْمِفَهُوَفِىسَبِيْلِاللهِحَتَّىيَرْجِعَ

Artinya: "Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang," (HR Tirmidzi).

4. تَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ

Artinya: "Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya." (HR Thabrani).

5. إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: "Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya." (HR Muslim no. 1631).

6. طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ

Artinya: "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim, dan siapa yang menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas di sekitar leher hewan." (HR Ibnu Majah).

7. العلم قبل القول و العمل

Artinya: "Berilmulah sebelum kamu berbicara, beramal, atau beraktivitas." (HR Bukhari).

8. مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

Artinya: "Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu," (HR Ahmad).

9. فضل العلم خير من فضل العبادة وخير دينكم الورع

Artinya: "Keutamaan ilmu itu lebih baik dari keutamaan ibadah, dan sebaik-baik keberagaman kalian adalah sikap wara'," (HR Turmidzi).

10. مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: "Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang dengannya dapat memperoleh keridhoan Allah SWT, (tetapi) ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kesenangan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan harumnya surga di hari kiamat nanti," (HR Abu Daud).

Berdasarkan hadits menuntut ilmu yang telah dipaparkan di atas, Syekh Al-Zarjuni dalam kitabnya Ta'limul Muta'allim menekankan niat dalam menuntut ilmu itu harus didasari keikhlasan.

Pasalnya, menuntut ilmu bagi umat muslim tidak hanya untuk menghilangkan kebodohan dari diri sendiri dan diri orang bodoh lainnya. Namun, dilakukan semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT dan kehidupan akhirat.

Simak Video "Kepergok Berduaan di Hotel, Pasangan ini Dihukum Cambuk di Aceh"



(rah/lus)


Page 2

Jakarta -

Melalui hadits menuntut ilmu, diketahui bahwa tiap muslim baik laki-laki maupun perempuan dikenai kewajiban akan hal itu. Hal ini mengindikasikan, ilmu dalam pandangan Islam dianggap sebagai sebuah kebutuhan untuk mengetahui kebenaran dan ditempatkan pada posisi yang tinggi.

Melansir buku Agar Menuntut Ilmu Jadi Mudah karya Abdul Hamid M Djamil, Lc, ilmu berasal dari bahasa Arab, العِلْـمُ yang artinya mengetahui. Kata العِلْـمُ merupakan masdar dari kata عَلِمَ - يَعْلَمُ . Orang yang berilmu disebut alimun (mengetahui).

Sebab itu, kata alimun menjadi panggilan kehormatan bagi orang-orang yang sangat pandai. Seorang pakar tata bahasa Arab Imam Sibawaihi pernah menyebutkan bahwa seseorang tidak akan dinamakan ulama bila tidak benar-benar alim.

Untuk itulah, umat muslim juga mengenal kata ulama yang dirujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai orang yang ahli dalam hal atau dalam pengetahuan agama. Setelah sekilas memahami informasi dasar tentang ilmu dalam bahasa Arab, selanjutnya perlu diketahui bukti-bukti kedudukan tinggi sebuah ilmu dalam Islam.

Setidaknya ada 10 hadits yang menegaskan tentang pentingnya menuntut ilmu berikut dengan keutamaannya. Berikut daftar 10 hadits menuntut ilmu yang dirangkum detikEdu dari berbagai sumber.

10 Hadits Menuntut Ilmu dalam Islam, Arab, Latin, dan Artinya

1. تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ ( رَواهُ الطَّبْرَانِيْ)

Artinya: "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Thabrani).

2. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR Muslim, no. 2699).

3. مَنْخَرَجَفِىطَلَبُالْعِلْمِفَهُوَفِىسَبِيْلِاللهِحَتَّىيَرْجِعَ

Artinya: "Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang," (HR Tirmidzi).

4. تَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ

Artinya: "Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya." (HR Thabrani).

5. إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: "Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya." (HR Muslim no. 1631).

6. طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ

Artinya: "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim, dan siapa yang menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas di sekitar leher hewan." (HR Ibnu Majah).

7. العلم قبل القول و العمل

Artinya: "Berilmulah sebelum kamu berbicara, beramal, atau beraktivitas." (HR Bukhari).

8. مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

Artinya: "Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu," (HR Ahmad).

9. فضل العلم خير من فضل العبادة وخير دينكم الورع

Artinya: "Keutamaan ilmu itu lebih baik dari keutamaan ibadah, dan sebaik-baik keberagaman kalian adalah sikap wara'," (HR Turmidzi).

10. مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: "Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang dengannya dapat memperoleh keridhoan Allah SWT, (tetapi) ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kesenangan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan harumnya surga di hari kiamat nanti," (HR Abu Daud).

Berdasarkan hadits menuntut ilmu yang telah dipaparkan di atas, Syekh Al-Zarjuni dalam kitabnya Ta'limul Muta'allim menekankan niat dalam menuntut ilmu itu harus didasari keikhlasan.

Pasalnya, menuntut ilmu bagi umat muslim tidak hanya untuk menghilangkan kebodohan dari diri sendiri dan diri orang bodoh lainnya. Namun, dilakukan semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT dan kehidupan akhirat.

Simak Video "Kepergok Berduaan di Hotel, Pasangan ini Dihukum Cambuk di Aceh"


[Gambas:Video 20detik]
(rah/lus)