Dalam membaca puisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain

yang kemudian harus kita tindak lanjuti, dalam arti hal-hal yang sudah baik ditingkatkan dan hal-hal yang masih kurang diperbaiki.

2.2.7 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Membaca Puisi

Menurut Wiyanto, 2002:44-47 tiga cara yang perlu diperhatikan membaca puisi, antara lain 1 pemanfaatan alat ucap, 2 penguasaan faktor kebahasaan, dan 3 penguasaan faktor nonkebahasaan. 1 Pemanfaatan Alat Ucap Setiap orang normal tentu memiliki alat ucap mulut. Keterampilan memanfaatkan alat ucap tersebut sebetulnya sudah diperolah secara tidak sadar sejak masih kanak-kanak, yaitu ketika mulai belajar mengucapkan kata. Pemanfaatan alat ucap sebagai alat komunikasi sudah sering dilakukan. Akan tetapi, memanfaatkannya untuk mengekspresikan puisi yang dibacakannya barangkali merupakan masalah yang tidak mudah. Sebab, pembaca harus lebih dahulu memahami puisi yang dibacanya. 2 Penguasaan Faktor Kebahasaan Penguasaaan faktor kebahasaan meliputi pelafalan dan intonasi. Ialah usaha untuk mengucapkan bunyi bahasa baik suku kata, kata, frase, maupun kalimat. Pelafalan dalam membacakan puisi maksudnya ialah pelafalan bunyi yang sesuai dengan jiwa dan tema puisi. Intonasi dalam pembacaan puisi berkaitan dengan ketepatan penyajian irama puisi. Irama ini dapat diperoleh dengan memperhatikan jenis-jenis tekanan, yaitu 1 tekanan dinamik, 2 tekanan nada, dan 3 tekanan tempo. Penjelasannya sebagai berikut 1 Tekanan Dinamik Tekanan dinamik adalah tekanan berupa ucapan keras pada kata yang terpenting, yaitu kata yang menjadi intisari kalimat atau intisari bait puisi. Adanya tekanan dinamik menjadikan pembacaan puisi lebih bervariatif dan tidak monoton. Dengan tekanan dinamik, pembacaan puisi akan semakin bisa dihayati totalitas isi puisi. 2 Tekanan Nada Tekanan nada ialah tekanan tinggi rendah suara. Perasaan girang, gembira, marah, keheranan, sering diucapkan dengan menaikkan nada suara. Sebaliknya, perasaan sedih, biasanya diucapkan dengan cara merendahkan suara. 3 Tekanan Tempo Tekanan tempo ialah cepat lambatnya pengucapan kata atau kalimat. Kata atau kalimat yang di ucapkan cepat berarti menggunakan tempo waktu sedikit. Sebaliknya, kata atau kalimat yang di ucapkan lambat memerlukan waktu yang lebih lama. 3 Penguasaan Faktor Nonkebahasaan Selain menguasai faktor kebahasaan, pembaca puisi perlu menguasai faktor nonkebahasaan, yaitu 1 sikap wajar dan tenang, 2 gerak-gerik dan mimik, 3 volume suara, 4 kelancaran dan kecepatan. 1 Sikap Wajar dan Tenang Seseorang yang membacakan puisi haruslah berusaha menarik perhatian pendengar. Salah satu yang dapat dilakukan adalah berusaha bersikap tenang dan wajar. Kedua sikap tersebut membuat pendengar menaruh kepercayaan terhadap kemampuan seseorang yang membacakan puisi. Agar dapat bersikap wajar dan tenang, pembaca haruslah menguasai puisi yang akan dibacanya. Selain itu perlu melakukan latihan berulang-ulang sampai benar-benar yakin bahwa dirinya dapat melakukan dengan baik. Dengan demikian secara psikologis, seorang yang membacakan puisi terbebas dari rasa cemas dan khawatir. 2 Gerak-Gerik dan Mimik Gerakan tangan, kepala, badan, dan mimik gerak raut wajah yang tepat dapat menghidupkan pembacaan puisi. Akan tetapi, gerak-gerik itu tidak boleh dibuat-buat. Gerak-gerik yang tepat adalah gerak-gerik yang merupakan ekspresi dari dalam sebagai wujud penghayatan terhadap puisi yang dibacanya. Apabila gerakan tangan, kepala, badan, dan mimik yang mestinya merupakan ekspresi namun dibuat-buat, pembacaan puisi tetap terkesan kaku. 3 Volume Suara Volume suara perlu disesuaikan dengan tempat, jumlah pendengar, dan ada tidaknya pengeras suara, artinya harus diupayakan agar suara dapat didengar dengan jelas oleh setiap pendengar, tetapi jangan terlalu keras. Seuara yang terlalu keras dapat memekakkan telinga. 4 Kelancaran dan Kecepatan Kelancaran pembacaan dapat membantu pendengar untuk menangkap bacaan yang jelas. Pembacaan yang terlalu cepat mengakibatkan pendengar sulit memahaminya bahkan menyebabkan pendengar mudah lelah. Pembacaan yang terlalu lambat mengakibatkan pendengar merasa tidak sabar menunggu dan jenuh.

2.2.8 Teknik Membaca Puisi

Sebagian dari kalian mungkin sudah pernah mendengarkan, membaca atau bahkan menulis puisi. Puisi sendiri pada umumnya dapat menjadi
bentuk ekspresi kita, baik ketika kita untuk menuangkan emosi yang kita rasakan atau saat mengagumi objek tertentu.

Secara umum, puisi bisa diartikan sebagai bentuk karya sastra yang memiliki aturan irama, rima, dan penyusunan bait serta baris dengan pemilihan kata yang cermat. Artinya, kata-kata yang digunakan dalam karya sastra ini akan sedikit berbeda dari kata-kata yang kita digunakan sehari-hari.

Hal yang sama berlaku ketika kita membacanya. Ada aturan-aturan yang harus dipenuhi. Bukan sembarang mengucap atau membaca layaknya kita membaca buku atau yang lainnya.

Kesalahan yang seringkali dilakukan dalam membaca puisi adalah membaca seperti cerita biasa, kurang menjiwai isi puisi, tidak menunjukan tekanan suara yang sesuai isi puisi, serta tak cukup percaya diri saat membacanya. Nah, agar pesan yang ada dalam puisi dapat tersampaikan secara keseluruhan dan maksimal, maka kita harus memperhatikan 4 aspek dalam membaca puisi, diantaranya ekspresi, lafal, tekanan, dan intonasi.

Ekspresi

Ekspresi adalah mimic wajah yang dibuat sesuai dengan bait tertentu, dimana tergantung kepada isi dan nada puisi yang akan disampaikan. Puisi yang mengisahkan sebuah kesedihan maka ekspresi wajah harus sendu, demikian pula bila puisi mengisahkan suka cita maka ekspresi wajah harus terlihat gembira.

[Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Puisi Bahasa Indonesia]

Tekanan

Dalam membaca puisi perlu diperhatikan tekanan dari kuat lemahnya nada pada kata tertentu. Setiap kata terkadang memiliki tekanan yang berbeda, biasanya semakin penting kata tersebut maka semakin kuat penekanannya.

Lafal

Lafal adalah kejelasan dalam mengucapkan setiap kata dan hurufnya.
Dalam membaca puisi artikulasi harus jelas, apabila kurang fasih dalam penyampaian tiap kata maka puisi tidak dapat ditangkap oleh pendengar secara maksimal.

Intonasi

Intonasi merupakan naik turunnya nada dalam pembacaan puisi. Sama seperti unsur-unsur lainnya, intonasi juga tak kalah penting. Ini karena intonasilah yang akan menentukan bagaimana perasaan pendengar terhadap puisi dan akan memberikan keindahan pada puisi yang dibaca.

Hal yang harus diperhatikan dalam membaca puisi adalah faktor penting agar tidak terkesan membosankan dan bisa menggugah suasana hati bagi yang mendengarnya.

Puisi memang salah satu karya sastra nan indah serta bisa menjadi tempat untuk mencurahkan isi hati yang begitu rumit untuk dijelaskan.

Beberapa orang yang menciptakan puisi biasanya menunggu momen/suasana yang pas untuk menuangkannya kedalam sebait kata yang kemudian dirangkai menjadi sebuah puisi yang utuh.

Dari hal tersebut, kita bisa belajar, bahwa suasana yang pas akan memberikan nilai positif bagi sang pencipta itu sendiri maupun bagi siapa saja yang mendengarnya.

Maka dari itu, sebagai pembaca puisi yang baik hendaknya kita bisa menciptakan suasana yang mengalir serta tidak membosankan bagi para pendengar.

Hal tersebut tentu akan mudah tercapai jika kita menerapkan teknik-teknik yang ada.

Sebaliknya, jika tidak menerapkan teknik-teknik tersebut, tentunya puisi akan terdengar kacau dan salah kaprah.

250 Kata-Kata Mutiara Untuk Status WhatsApp Paling Top & Keren

Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Membaca Puisi Adalah

Nah berikut 15 hal yang harus diperhatikan dalam membaca puisi.

1. Ekspresi/Mimik

Ekspresi merupakan pernyataan perasaan dari hasil penjiwaan puisi, sedangkan Mimik yaitu gerak air muka.

Dengan kata lain, ekspresi merupakan pengungkapan perasaan yang bisa diterapkan melalui gerakan tubuh, ucapan, maupun wajah.

Sedangkan mimik yaitu bentuk wajah/gaya yang mengungkapkan perasaan, misalnya sedih, menangis dan senang/gembira.

2. Kinesik [Gerak Anggota Tubuh]

Kinesik merupakan gerak anggota tubuh atau pola pergerakan yang dimainkan

3. Kejelasan Artikulasi

Artikulasi merupakan ketepatan pada saat melafalkan kata-kata ketika membaca puisi.

4. Timbre [Warna Suara]

Timbre dalam seni musik juga sering disebut dengan warna suara, sama halnya pada bab ini yaitu warna bunyi suara [bawaan] yang di milikinya

5. Irama Puisi

Irama Puisi merupakan panjang atau pendek, keras atau lembut dan tinggi atau rendahnya suara yang dihasilkan.

6. Intonasi Atau Lagu Suara

Intonasi adalah tinggi rendahnya nada pada kalimat yang memberikan penekanan di sebuah kata-kata tertentu pada sebuah kalimat/puisi.

Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi/tekanan, diantaranya adalah :

⇒ Tekanan Dinamik : Tekanan pada kata- kata yang dianggap penting

⇒ Tekanan Nada : Tekanan tinggi rendahnya suara.

Contoh : Suara tinggi menjelaskan suasana marah, riang, takjub atau yang lainnya. Sedangkan suara rendah menggambarkan suasasna ragu, sedih, putus asa, pasrah dan lain-lain.

⇒ Tekanan Tempo : Cepat lambat pengucapan suku kata maupun kata.

7. Tempo

Tempo merupakan cepat atau lambatnya pengucapan [suara]. Sebagai pembaca puisi yang baik, kita harus bisa mengatur serta menyelaraskan suara dengan kekuatan nafas.

Kapan waktu yang tepat untuk memberi jeda dan kapan kita harus menyambung dan juga mencuri nafas.

8. Diksi

Diksi yaitu pengucapan kata demi kata dengan tekanan yang bervariasi dan juga rasa.

9. Dinamika

Dinamika merupakan lemah kerasnya suara. Yang mana suara tersebut setidaknya harus terdengar oleh para penonton, terutama pada saat mengikuti lomba membaca puisi.

Kita harus menciptakan suatu dinamika yang prima, yakni dengan mengatur irama, naik turunnya volume atau keras lembutnya diksi.

Dan yang terpenting, kita harus bisa menjaga harmoni pada saat naik turunnya nada suara.

10. Jeda

Jeda merupakan pemenggalan sebuah kalimat, dalam hal ini yakni puisi.

11. Penampilan

Salah satu faktor keberhasilan seseorang dalam membawakan sebuah puisi yakni adalah kepribadian atau performanya pada pentas seni.

Usahakan agar tetap tenang, tidak terlihat gugup ataupun gelisah, mempunyai wibawa dan juga terlihat meyakinkan.

12. Modulasi [Perubahan]

Modulasi berarti proses mengubah suara dalam membaca puisi.

13. Konsentrasi

Konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan dibaca. Jangan sampai kita lupa sampai dimana terakhir membaca akibat memikirkan hal yang lain.

14. Komunikasi

Salah satu kunci keberhasilan yang lain pada saat membaca sebuah puisi yaitu kita bisa berkomunikasi terhadap penonton yang hadir.

Artinya, pada saat membawakan sebuah puisi, kita bisa memberikan suasana yang benar-benar nyata [seperti masuk ke dalam puisi tersebut], dan juga bisa memikat hati para penonton.

15. Pernafasan

Ada beberapa teknik pernafasan yang biasa digunakan. Namun pada umumnya dalam membaca sebuah puisi, yang digunakan adalah pernafasan perut.

Sikap Dalam Membaca Puisi

Sikap juga merupakan sebuah hal yang harus diperhatikan juga, berikut sikap yang baik saat membacakan sebuah puisi :

1. Sikap Wajar Dan Tenang

Bersikaplah yang wajar dan tenang dalam membacakan sebuah puisi, tetapi harus penuh dengan rasa percaya diri dan jangan sampai berlebihan [over acting].

2. Gerakan Mimik Dan Anggota Badan Yang Mendukung

Gunakanlah gerakan mimik, tangan dan juga anggota badan lain yang mendukung. Tujuannya yaitu agar puisi yang dibacakan tidak kaku serta bisa mewakili ekpresi jiwa si pengarang.

3. Volume Suara Yang Tepat

Aturlah suara secara teratur dan pahami tanda-tanda yang ditulis dalam puisi tersebut.

4. Kelancaran Dan Kecepatan

Ketika membaca sebuah puisi, tentu berbeda saat kita membaca teks berita. Membaca puisi membutuhkan latihan dan teknik tertentu.

Terapkanlah 15 hal dan teknik membaca puisi yang telah dijelaskan diatas sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Berubah Atau Dirubah? Memahami Algoritma Sosial Media

Bacalah puisi dengan menghayati isinya, jangan terlalu cepat. Bacalah dengan perlahan namun pasti dan tentunya sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Contoh Puisi

Tuhanmu dan Diriku
[Oleh : Unknown]

Ku terlahir untuk dirimu//
Menjadi penghias matamu//
Pelengkap hidupmu//
Aku tercipta untukmu//
Mewarnai hari-harimu//

Jangan pernah merasa sendiri//
Masih ada aku disini//
Setia / untuk berbagi//
Kisahmu / yang kau tangisi//

Biarlah dia berlalu pergi//
Bersama malam yang sunyi//
Luka itu hanya sesaat//
Biarkan dia minggat//
Menjauh dan berkhianat//

Sebab itu / jangan kau ingat//
Apa yang membuatmu penat//
Sadarlah / jangan tenggelam//
Hanya karena / masa silam//

Hingga matamu terpejam//
Mati / dan hidupmu suram//
Bangkitlah / berdiri lagi//
Tiada yang perlu kau sesali//

Di depanmu / masih ada yang mencintai//
Dia / yang memberimu hal yang berarti//
Dia / yang mencintaimu sampai mati//
Dialah Tuhan / yang maha pemberi//

Keterangan :

  • Warna Pink = Nada Rendah
  • Warna Biru = Nada Sedang
  • Warna Merah = Nada Tinggi

Rasa Syukurku
[Oleh : Unknown]

Aku bersyukur atas karuniamu tuhanDua bola mata ini dapat melihat keindahanKeindahan yang Engkau ciptakan

Mampu memberikanku kenyamanan

Video yang berhubungan