Contoh PEMBERIAN penguatan dalam PEMBELAJARAN

Contoh PEMBERIAN penguatan dalam PEMBELAJARAN
Keterampilan Memberi Penguatan dalam mengajar

Pengertian Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respons guru yang merupakan bagian dari upaya modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responsnya terhadap stimulus yang diberikan guru sebagai suatu dorongan atau koreksi. Dengan keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru, maka siswa akan terbiasa untuk memberikan respons yang dianggap perlu setiap kali muncul stimulus dari guru serta berusaha menghindari respons yang dianggap tidak perlu dan tidak bermanfaat. Dengan demikian fungsi keterampilan penguatan (reinforcement) itu adalah untuk memberikan ganjaran dalam rangka membesarkan hati siswa guna meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran.

Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respons guru yang merupakan bagian dari upaya modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responsnya terhadap stimulus yang diberikan guru sebagai suatu dorongan atau koreksi.

Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

a. Meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran

b. Meningkatkan motivasi belajar siswa

c. Memudahkan siswa untuk belajar

d. Mengeliminir tingkah laku siswa yang negatif dan membina tingkah laku positif siswa.

Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui kata-kata yang diucapkan oleh guru baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi. Dengan kata-kata yang diucapkan dan diberikan oleh guru itu siswa akan merasa tersanjung dan berbesar hati serta merasakan aktualisasi dirinya diakui oleh guru dan teman-temannya, sehingga ia akan merasa puas dan terdorong untuk lebih aktif dan produktif dalam belajar.

Penguatan verbal biasanya diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan persetujuan,   dan sebagainya. Misalnya: "pintar sekali", "bagus", "betul",  "seratus buat Nani".

Penguatan nonverbal merupakan penguatan yang diberikan oleh guru melalui ungkapan bahasa isyarat dengan menggunakan bahasa tubuh. Misalnya melalui acungan jempol tanda atau anggukan kepala tanda setuju, gerakan telapak tangan ke kiri dan ke kanan serta gelengan kepala tanda tidak setuju, dan lain sebagainya. Selain itu penguatan nonverbal juga bisa dilakukan dengan gerakan mendekati siswa, melakukan sentuhan menepuk-nepuk bahu siswa atau menjabat tangan siswa setelah siswa memberikan respons yang baik. Penguatan kepada siswa oleh guru dapat juga dilakukan melalui pemberian kegiatan dan tugas-tugas yang menyenangkan, misalkan siswa yang memiliki kemampuan berpidato diberi kesempatan untuk menyampaikan kata sambutan dalam acara tertentu di sekolah.

Penguatan ini meliputi beberapa hal, seperti:

1) penguatan berupa gerakan mimik dan badan, misalnya: acungan jempol, senyuman, kerut kening, wajah cerah.

2) penguatan dengan cara mendekati, misalnya: guru duduk dekat siswa, berdiri di samping siswa, berjalan dl sisi siswa.

3) pengaturan dengan kegiatan menyenangkan. dalam hal ini guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan yang disenangi Oleh siswa sebagai penguatan. Misalnya, apabila siswa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dia dapat diminta untuk membantu teman Iainnya.

4) penguatan berupa simbol dan benda, misalnya kartu bergambar lencana, bintang dari plastik.

5) penguatan tak penuh, yang diberikan apabila siswa memberi jawabannya sebagian yang benar. Dalam hal ini guru tidak boleh langsung menyalahkan siswa, tetapi sebaiknya memberikan penguatan tak penuh, misalnya ”ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih dapat sempurnakan" sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.

a. Kehangatan dan antusias

c. Menghindari respon yang negatif 

d. Penguatan pada perseorangan

e. Penguatan pada kelompok siswa  

f. Penguatan yang diberikan dengan segera

g. Penguatan yang diberikan secara variatif,

Udin Syaefudin Saud, 2010, pengembangan profesi guru, Bandung, Alfa Beta

Supardi dkk, 2009, profesi keguruan, Jakarta; diadit media.

Bagikan Artikel

KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Bahasa Indonesia Keilmuan

Yang dibina oleh Bapak Drs. A. Badawi, S.Pd., M,Pd

Oleh

Arik Wahyudi

(160151601704)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN  SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH

PRODI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

MEI 2017

BAB I

PENDAHULUAN

Guru merupakan sosok yang sering ditiru. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas.

Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, guru mestinya merencanakan  pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif di dalam proses pembelajaran.

Partisipasi siswa di dalam pembelajaran sebaiknya diberikan tanggapan balik oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk mengulangi aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih baik. Tanggapan yang diberikan guru sesaat setelah siswa berpartisipasi disebut penguatan atau reinforcement. Reinforcement berbeda dengan reward. Reward merupakan hadiah keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai bentuk penguatan dapat dikombinasikan oleh guru, sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak alami atau tidak spontan.

Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, karena terkadang guru suka bersikap dingin terhadap respon yang diberikan siswa ketika di kelas. Sepertinya pemikiran tersebut tidak dihargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta pembelajaran yang kondusif.

Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar siswanya agar dapat mencapai suatu hasil yang optimal ketika melakukan suatu proses pembelajaran.

  1. Rumusan Masalah
  2. Apa pengertian keterampilan memberi penguatan dalam proses pembelajaran?
  3. Apa saja komponen keterampilan memberi penguatan dalam proses pembelajaran?
  4. Apa tujuan memberi penguatan dalam proses pembelajaran?
  5. Tujuan Penulisan
  6. Untuk Memahami Apa yang di maksud dengan pengertian keterampilan memberi penguatan dalam proses pembelajaran.
  7. Untuk mengetahui Apa Saja Komponen Keterampilan Memberi Penguatan Dalam Proses Pembelajaran.
  8. Untuk mengetahui Apa Tujuan Memberikan Penguatan dalam proses pembelajaran.

BAB II

 PEMBAHASAN

  1. Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skills)

Menurut Novan Ardy Wiyana (2016:35-36), “penguatan meupakan bentuk respons guru dengan menggunakan ucapan maupun isyarat terhadap perilaku yang di tunjukan oleh peserta didik”.

Menurut Khoeriyah Hardiyanti (dalam Barnawi dan Muhammad Arifin, 2012:208), penguatan adalah respon positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap perilaku peserta didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut. Penguatan merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang sengaja diberikan agar tingkah laku tersebut dapat terulang kembali. Penguatan yang diberikan oleh guru merupakan hal yang sangat peting bagi peserta didik.

Menurut Khoeriyah Hardiyanti (dalam  J. J. Hasibuan dan Sulthoni, 2000:53), penguatan merupakan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut muncul kembali. Penghargaan mempunyai pengaruh positif bagi peserta didik, yakni mendorong peserta didik memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatannya atau usahanya. Sejalan dengan pendapat di atas

  1. Komponen Keterampilan Memberikan Penguatan Dalam Proses Pembelajaran (Reinforcement)

Penggunaan komponen keterampilan dalam kelas harus bersifat selektif, hati-hati dan disesuaikan dengan usia siswa, tingkat kemampuan, kebutuhan serta latar belakang, tujuan, dan sifat tugas. Pemberian penguatan harus bermakna bagi siswa.

Menurut Khoeriyah Hardiyanti (dalam Barnawi dan MohammadArifin, 2012: 209 – 211), beberapa komponen keterampilan memberi penguatan adalah sebagai berikut:

1) Penguatan Verbal

Tanggapan guru yang berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan dapat digunakan untuk memberikan penguatan atas kinerja peserta didik. Peserta didik yang telah mendapatkan penguatan akan merasa bangga dan termotivasi untuk meningkatkan kembali prestasi belajarnya. Penguatan verbal dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu melalui kata-kata dan melalui kalimat. Penguatan dalam bentuk kata-kata dapat berupa: benar, bagus, tepat, bagus sekali, baik, mengagumkan, setuju, cerdas, dan lain sebagainya. Sedangkan penguatan dalam bentuk kalimat dapat berupa kalimat:

  1. a) “Wah Pekerjaanmu baik sekali”. b) Saya puas dengan jawabanmu”. c) Nilaimu semakin lama semakin baik”. d) “Contoh yang kamu berikan tepat sekali”. e) “Jawaban kamu lengkap sekali”.

2) Penguatan Nonverbal

Penguatan nonverbal dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya ialah sebagai berikut:

  1. Penguatan berupa mimik dan gerakan badan (Gestural)

Penguatan berupa gerak tubuh atau mimik muka yang memberi kesan baik kepada peserta didik. Penguatan mimik dan gerakan badan dapat berupa: senyuman, anggukan kepala, acungan jempol, tepuk tangan, dan lain sebagainya. Sering kali diikuti dengan penguatan verbal, misalnya guru mengatakan :Bagus!”, sambil menganggukkan kepala.

  1. Penguatan dengan cara mendekati

Peserta didik yang didekati guru akan menimbulkan kesan diperhatikan. Contohnya, guru dapat mendekati peserta didik yang sedang mengerjakan tugas. Cara ini dapat menimbulkan kesan dukungan terhadap aktivitas sedang dikerjakan oleh peserta didik. Beberapa perilaku yang dapat dilakukan guru dalam memberikan penguatan ini antara lain adalah berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat dengan seorang siswa atau kelompok siswa, berjalan di sisi siswa, dan sebagainya.

  1. Penguatan dengan sentuhan

Sentuhan dapat dilakukan dengan cara berjabat tangan, menepuk bahu, dan mengangkat tangan peserta didik ketika menang lomba yang semuanya ditujukan untuk penghargaan penampilan, tingkah laku atau kerja siswa. Akan tetapi, yang harus diperhatikan ketika memberikan sentuhan, yaitu jenis kelamin, budaya, umur, dan latar belakang. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi perbedaan pandangan terhadap arti sebuah sentuhan.

  1. Penguatan berupa simbol atau benda

Penguatan dalam bentuk simbol dapat berupa tindakan guru memberi tanda cek (√) pada hasil pekerjaan peserta didik atau guru memberikan komentar secara tertulis terhadap hasil pekerjaan peserta didik. Misalnya, memberi benda-benda yang tidak seberapa harganya, seperti stiker, bintang plastik, piagam, lencana,  pulpen, pensil, buku tulis, penghapus, dan lain sebagainya. Pemberian penguatan berupa benda hendaknya jangan terlalu sering agar tujuan penguatan tidak menyimpang.

  1. Penguatan tidak penuh dan penuh

Bila peserta didik hanya memberikan jawaban sebagian benar, sebaiknya guru memberikan penguatan tidak penuh dengan menyatakan, “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan”. Sehingga peserta didik tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.

  1. Tujuan Pemberian Penguatan (Reinforcement)

Menurut Novan Ardy Wiyana (2016:35-36), tujuan di lakukannya penguatan ini sebagai berikut:

  • Untuk memberikan umpan balik (feedback) bagi peserta didik atas perilakunya sehingga dapat mengendalikan perilaku peserta didik dari yang semula begatif menjadi positif.
  • Meningkatkan dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran.
  • Memotivasi, membangkitkan, dan meningkatkan motivasi belajar sehingga memudahkan peserta didik dalam belajar.
  • Memberikan ganjaran dan membesarkan hati peserta didik agar mereka lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar.

            Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa.

Menurut Khoeriyah Hardiyanti (dalam Moh. Uzer Usman, 2013: 81), penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar dan bertujuan sebagai berikut:

1)  Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran

2)  Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar

3)  Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan memberi penguatan perlu mendapat perhatian, sebab penguatan yang diberikan guru berpengaruh besar terhadap motivasi siswa untuk mempertahankan dan meningkatkan  perilaku tersebut.

BAB III

PENUTUP

Dari pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan, bahwa keterampilan memberi penguatan dalam proses pembelajaran merupakan keterampilan seorang guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut muncul kembali.

Ada beberapa komponen dalam memberi penguatan saat proses pembelajaran, yaitu penguatan verbal dan nonverbal. Penguatan verbal adalah penguatan yang diberikan seorang guru kepada siswanya dalam bentuk tutur kata maupun kalimat. Contohnya, bagus, baik sekali, mengagumkan, setuju, cerdas, dan lain sebagainya. Penguatan nonverbal adalah penguatan yang diberikan oleh guru dalam bentuk tindakan sebagai respon terhadap siswanya. Contohnya, penguatan berupa mimik dan gerakan badan (Gestural), penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan, penguatan berupa simbol atau benda, dan sebagainya.

Tujuan dalam memberi penguatan saat proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.

Saran untuk Pembaca diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama untuk para calon guru atau pendidik dapat lebih mengetahui keterampilan dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Sehingga hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik.

DAFTAR RUJUKAN

Hardiyanti, Khoeriyah. 2015. Penerapan Keterampilan Memberi Penguatan Guru dalam Pembelajaran di Kelas IV Sekolah Dasar  Negeri 1 Karangsari Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo  Tahun Ajarran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: FIP UNY.

Online, (http://1sajak.blogspot.in/2013/12/keterampilan-memberi-penguatan-dalam-1315.html) Diakses pada tanggal 4 mei 2017.

Wiyana, Novan Ardy. 2016. Manajemen Kelas. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

ilmu pengetahuan bumi dan antariksaKITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA