Contoh kata benda yang merujuk pada jenis fenomena

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan contoh kaidah kebahasaan teks eksplanasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 8 semester 2 revisi. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami contoh kaidah kebahasaan teks eksplanasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami contoh kaidah kebahasaan teks eksplanasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun contoh kaidah kebahasaan teks eksplanasi adalah sebagai berikut.

Contoh kata benda yang merujuk pada jenis fenomena

A. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan yang relatif berbeda dengan teks lainnya. Kaidah-kaidah yang dimaksud sebagai berikut.


a. Menggunakan konjungsi, kausalitas, antara lain sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, dan sehingga.

Lapisan udara panas yang berada dekat dengan tanah akan terperangkap oleh lapisan udara dingin yang berada di atasnya. Oleh karena itu, cahaya mengalami pembiasan secara horizontal pada pandangan. Pembiasan tersebut bergerak ke atas karena pengaruh internal total.

b. Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada, dan akhirnya.

Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat terkena panas matahari. Air yang menguap melayang ke udara, lalu bergerak menuju awan yang tinggi.


c. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada kata ganti penceritanya.

Surabaya, hujan asam, fatamorgana, banjir, dan gaya hidup.

d. Menggunakan kata istilah sesuai dengan topik yang dibahas.

Proses terjadinya angin puting beliung erat kaitannya dengan keberadaan awan Kumulonimbus (Cb). Awan Cb terbentuk oleh uap air hasil penguapan intensif. Dalam waktu tertentu, uap air itu akan terangkut ke bawah awan Cumulus, awan Cumulus biasa tumbuh dari awan-awan stratus yang kemudian berkembang menjadi awan cumulus. Temperatur di dalam awan lebih hangat dibanding dengan suhu udara di sekitarnya.

B. Contoh Teks Eksplanasi

Di bawah ini adalah salah satu contoh teks eksplanasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang berjudul "Proses Terjadinya Hujan". Adapun contoh teksnya adalah sebagai berikut.

Contoh kata benda yang merujuk pada jenis fenomena

Hujan merupakan fenomena alam yang sering terjadi. Air hujan turun dari langit membasahi permukaan Bumi. Pengertian hujan secara umum adalah titik-titik air berjatuhan dari udara karena proses pendinginan. Lantas bagaimanakah proses terjadinya hujan dan penjelasannya?

Hujan sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kadang hujan hanya gerimis saja, namun tak jarang menjadi sangat deras dan lebat, bahkan berpotensi menyebabkan banjir. Hujan sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia di Bumi.

Ada beberapa daerah yang sering turun hujan, namun ada juga daerah yang jarang turun hujan. Terdapat dampak positif dan negatif hujan. Keuntungan hujan misalnya bisa menambah sumber air, membantu sistem  irigasi pertanian dan lain-lain. Sedangkan kerugiannya bisa menyebabkan banjir dan kendala aktivitas outdoor.

Apapun itu, hujan adalah karunia dari Tuhan yang seharusnya disyukuri. Lantas bagaimanakah proses hujan terjadi sehingga bisa turun dari langit? Terdapat penjelasan ilmiah mengingat hujan adalah peristiwa alami sebagai bagian siklus air di Bumi.

Bagaimanakah proses terjadinya hujan dari awal hingga turun hujan? Berikut merupakan langkah-langkah dan tahapan teks eksplanasi terjadinya hujan.

1. Air menguap karena panas matahari

Matahari merupakan sumber energi yang menerangi permukaan Bumi. Efek panas Matahari juga menjadi awal mula terjadinya hujan. Panas Matahari menyebabkan air menguap ke udara, baik itu air laut, air sungai, atau air danau serta juga air kandungan makhluk hidup lainnya.

2. Uap air menjadi padat dan terbentuklah awan

Suhu udara kemudian memegang peranan penting dalam proses kondensasi, yakni pemadatan uap air dan menjadi sebuah embun. Embun terbentuk dari titik-titik air kecil sehingga suhu udara semakin tinggi dan membuatnya memadat menjadi awan.

3. Awan kecil menjadi besar karena hembusan angin

Adanya hembusan angin kemudian membuat awan yang sudah terbentuk bergerak ke tempat lain. Kumpulan awan-awan kecil kemudian menyatu sehingga terbentuklah awan yang lebih besar. Setelahnya awan besar bergerak ke langit atau tempat-tempat dengan suhu lebih rendah dan warnanya menjadi semakin kelabu.

Setelah awan semakin kelabu, titik-titik air menjadi semakin berat. Akibatnya titik-titik air tidak terbendung lagi dan membuat butiran-butiran air jauh ke permukaan Bumi. Dari sinilah proses terjadinya hujan berlangsung di mana air hujan akan membasahi daerah sekitarnya.


Demikianlah hang dapat admin bagikan tentang contoh kaidah kebahasaan teks eksplanasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami contoh kaidah kebahasaan teks eksplanasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Rollingstone.co.id – Teks eksplanasi adalah materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas 11 SMA. Apa saja yang dibahas dalam teks eksplanasi? Inilah yang nanti akan kita bahas dalam penjelasan kali ini. Kali ini, kita bersama-sama akan belajar tentang pengertian teks eksplanasi, strukturnya, ciri-cirinya, hingga ke contohnya. Langsung saja mari kita simak penjelasannya berikut ini.

Secara sederhana, teks eksplanasi bisa diartikan sebagai teks yang berusaha menjelaskan proses terjadinya sesuatu. Dalam hal ini, teks eksplanasi lebih banyak menjelaskan tentang fenomena alam, seperti gempa bumi, tsunami, atau fenomena alam lainnya. Meski begitu, bukan berarti teks eksplanasi hanya bisa membahas topik-topik seputar fenomena alam. Teks eksplanasi juga bisa membahas fenomena sosial, budaya, politik, hingga ekonomi.

Untuk memudahkan kita dalam memahami teks, kita memang bisa mendefinisikan teks eksplanasi sebagai teks penjelasan. Akan tetapi, untuk memberikan pemahaman yang lebih baik lagi, kamu bisa menyimak pengertian teks eksplanasi menurut para ahli. Jika dilihat dari asal katanya, eksplanasi berasal dari bahasa Inggris Explanation Text yang berarti teks yang berisi proses-proses terjadinya sesuatu. Menurut para ahli, definisi teks eksplanasi adalah sebagai berikut.

Menurut Restuti dalam buku Modul Bahasa Indonesia, teks eksplanasi adalah sebuah teks yang menjelaskan proses atau fenomena alam maupun fenomena sosial. Dalam teks eksplanasi, fenomena tersebut dijelaskan dengan detail dengan deretan penjelas yang disusun secara kronologis.

Ahli Bahasa Indonesia lainnya, Mahsun, memberikan pendapat yang lebih lengkap daripada Restuti. Menurut Mahsun, teks eksplanasi disusun dengan struktur yang terdiri dari pernyataan umum [pembukaan], deretan penjelas [isi], dan juga interpretasi [penutup].

Mahsun juga menjelaskan bahwa bagian pernyataan umum ini berisi tentang topik atau peristiwa yang akan dijelaskan. Selanjutnya, sesuai namanya, deretan penjelas berisi tentang uraian atau penjelasan mengenai proses terjadinya suatu peristiwa atau fenomena alam. Terakhir, bagian interpretasi merupakan pendapat singkat dari sang penulis tentang peristiwa yang dibahas.

Di sini, Mahsun memang tidak menjelaskan definisi teks eksplanasi secara gamblang. Akan tetapi, beliau justru menjelaskan lebih detail tentang struktur teks eksplanasi. Dari struktur yang dijelaskan tersebut, kita bisa mengetahui bahwa definisi teks eksplanasi menurut Mahsun tak jauh berbeda dengan pendapat Restuti. Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan suatu fenomena.

Tujuan Teks Eksplanasi

Sama seperti teks lainnya, teks eksplanasi juga ditulis dengan tujuan tertentu. Setelah mengetahui pengertian teks eksplanasi, selanjutnya kita juga harus memahami tujuan penulisannya. Secara sederhana, tujuan teks eksplanasi adalah sebagai berikut.

  1. Menjelaskan fenomena atau peristiwa yang pernah atau sedang terjadi
  2. Menjelaskan sebab dan akibat terjadinya suatu peristiwa

Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Untuk memudahkan kita membedakan teks eksplanasi dengan jenis teks lainnya, kita juga perlu memahami ciri-ciri teks eksplanasi. Teks yang masuk materi kelas 11 SMA ini juga mempunyai ciri-ciri khusus. Berikut adalah ciri-ciri teks eksplanasi.

  1. Bertujuan untuk memberikan penjelasan detail mengenai suatu peristiwa atau fenomena.
  2. Termasuk teks nonfiksi yang memuat data, fakta, dan opini yang logis.
  3. Bersifat faktual, yakni memuat informasi yang sifatnya fakta dan ilmiah.
  4. Bersifat informatif, yakni bertujuan memberikan informasi.
  5. Menggunakan kata-kata yang menyatakan hubungan kronologis atau urutan, misalnya pertama, kedua, setelah itu, selanjutnya, dan lain sebagainya.
  6. Strukturnya terdiri dari pernyataan umum, deretan penjelas, dan juga interpretasi.

Struktur Teks Eksplanasi

Selanjutnya, kita akan membahas tentang struktur teks eksplanasi. Pada dasarnya, struktur teks dalam Bahasa Indonesia kurang lebih sama, yakni ada pembuka isi dan penutup. Akan tetapi, masing-masing teks mempunyai penyebutan yang berbeda-beda. Dalam teks eksplanasi, strukturnya terdiri dari pernyataan umum, deretan penjelas, dan juga interpretasi. Berikut penjelasan detail tentang struktur dari teks eksplanasi.

Pada bagian pembuka, teks eksplanasi mempunyai bagian yang bernama pernyataan umum. Di buku Bahasa Indonesia lainnya, bagian ini sering juga disebut dengan identifikasi fenomena. Bagian ini berisi tentang identifikasi fenomena atau peristiwa yang akan dijelaskan. Hal ini bisa berkaitan dengan fenomena alam, budaya, sosial, atau fenomena-fenomena lainnya.

Pernyataan umum secara sederhana bisa diartikan sebagai pembuka. Di dalam bagian pembuka, tentu saja kamu harus menjelaskan topik yang akan dibahas terlebih dahulu.

Bagian kedua teks eksplanasi disebut dengan deretan penjelas. Di buku lainnya, bagian ini juga sering disebut dengan proses kejadian. Pada bagian ini, yang dibahas adalah proses kejadian yang sesuai dengan fenomena yang dijelaskan pada bagian satu. Bagian deretan penjelas ini bertugas menjawab pertanyaan “bagaimana” atau “mengapa”.

Bagian deretan penjelas adalah bagian inti. Jadi, pada bagian ini, proses terjadinya fenomena atau peristiwa harus dijelaskan sesuai dengan urutannya. Proses terjadinya sesuatu bisa menjelaskan pertanyaan “bagaimana”. Sementara itu, jika isinya merupakan jawaban dari pertanyaan “mengapa”, hal-hal yang dijelaskan di dalamnya bersifat kausalitas atau sebab dan akibat.

Intinya, pada bagian penjelas, entah itu merupakan proses kejadian atau sebab-akibat, semuanya harus dijelaskan dengan detail. Data dan fakta dibutuhkan pada bagian ini.

Bagian terakhir teks eksplanasi adalah interpretasi. Di buku lain, bagian ini juga sering disebut dengan penilaian penulis. Pada bagian ini, penulis menjelaskan pandangan pribadinya atau penilaiannya tentang konsekuensi atas kejadian yang sudah dipaparkan sebelumnya. Dengan kata lain, bagian ini adalah bagian penutup atau kesimpulan.

Jenis-Jenis Teks Eksplanasi

Pada penggunaannya, teks eksplanasi juga bisa dibedakan ke beberapa jenis. Menurut penjelasan yang dikutip dari NWS Departement School and Education [2012], teks eksplanasi ini dibagi menjadi 4 jenis. Berikut adalah penjelasan detailnya.

1. Eksplanasi Sequential

Jenis teks eksplanasi ini menjelaskan rincian atau tahapan suatu fenomena. Misalnya, terjadinya hujan, siklus rantai makanan, atau fenomena pelangi.

2. Eksplanasi Kausal

Jenis teks eksplanasi yang kedua adalah eksplanasi kausal. Teks eksplanasi ini menjelaskan mengenai penyebab terjadinya sesuatu secara bertahap. Contoh tema eksplanasi kausal adalah penyebab gempa bumi.

3. Eksplanasi Teoretis

Teks eksplanasi yang ketiga ini lebih fokus ke spekulasi di balik terjadinya suatu fenomena alam. Misalnya, dalam fenomena letusan gunung berapi, mungkin bisa memicu terjadinya bencana lain yang lebih dahsyat.

4. Eksplanasi Faktorial

Jenis teks eksplanasi yang terakhir adalah eksplanasi faktorial. Teks eksplanasi ini membahas tentang efek atau dampak dari suatu peristiwa atau fenomena alam. Misalnya, efek terjadinya kolonialisasi.

Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Secara bahasa, teks eksplanasi juga mempunyai ciri kebahasaan khusus. Berikut adalah ciri kebahasaan teks eksplanasi yang wajib kamu pahami.

1. Menggunakan Fakta dan Opini

Teks eksplanasi termasuk ke dalam teks nonfiksi. Oleh karena itu, teks jenis ini lebih banyak menggunakan fakta-fakta daripada opini. Meskipun begitu, teks ini tidak semata-mata hanya mengandung fakta. Teks eksplanasi juga berisi opini-opini penulis yang berkaitan dengan hubungan sebab dan akibat tentang suatu peristiwa.

Opini penulis lebih kepada pandangan si penulis terhadap peristiwa yang sedang dijelaskan. Pendapat yang diungkapkan tetap berkaitan dengan fakta. Jadi, berbeda dengan pendapat pada teks argumentasi yang bersifat membujuk, pendapat dalam teks eksplanasi hanya bertugas untuk menjelaskan fakta.

2. Menggunakan Kata Ganti

Kata ganti dalam teks eksplanasi bukan kata ganti orang. Kata ganti yang dipakai langsung merujuk pada jenis fenomena yang sedang dibahas. Kata ganti yang digunakan adalah kata benda, baik yang abstrak maupun yang konkret. Contoh kata benda yang sering digunakan dalam teks eksplanasi adalah banjir, gerhana, kesenian, embrio, dan lain-lain.

Kata ganti orang seperti ia, dia, atau mereka tidak dipakai dalam teks eksplanasi. Tidak ada kata ganti persona sama sekali. Mengapa? Karena teks eksplanasi pada dasarnya tidak menjelaskan individu. Teks ini berusaha mengungkapkan peristiwa atau gejala alam.

3. Menggunakan Kata Kerja Aktif dan Pasif

Apa itu kata kerja aktif? Kata kerja aktif adalah kata kerja yang menunjukkan proses secara aktif. Dalam teks eksplanasi, kata kerja aktif juga banyak dipakai. Contoh kata kerja aktif adalah mengudara, mempengaruhi, membentuk, mengelabuhi, berbicara, dan lain sebagainya.

Tak hanya menggunakan kata kerja aktif, dalam teks eksplanasi juga banyak ditemukan kata kerja pasif. Contoh kata kerja pasif adalah terbagi, terlihat, terwujud, terakhir, ditimbun, dimulai, dilahirkan, dan lain sebagainya.

Intinya, dalam teks eksplanasi, kata kerja aktif dan kata kerja pasif banyak digunakan. Oleh karena itu, di beberapa soal latihan tentang teks eksplanasi, siswa sering diminta untuk mendaftar yang mana kata kerja aktif dan yang mana kata kerja pasif. Pastikan kamu memahaminya, ya.

4. Konjungsi Kausalitas

Konjungsi adalah kata hubung, sementara kausalitas adalah hubungan sebab dan akibat. Konjungsi kausalitas di sini bisa dimaknai sebagai kata hubung yang menandakan sebab-akibat. Konjungsi kausalitas terbagi ke dalam konjungsi intrakalimat dan antarkalimat. Beberapa contoh konjungsi kausalitas adalah sebagai berikut.

Konjungsi intrakalimat:

  • karena
  • sebab
  • sehingga
  • maka

Konjungsi antarkalimat:

  • Oleh karena itu,
  • Oleh sebab itu,
  • Maka dari itu,

5. Konjungsi Kronologis

Konjungsi kronologis adalah konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau urutan peristiwa. Konjungsi ini juga terbagi menjadi konjungsi intrakalimat dan antarkalimat. Berikut adalah beberapa contoh konjungsi kronologis.

Konjungsi intrakalimat:

  • setelah
  • sebelum
  • ketika
  • saat

Konjungsi antarkalimat:

  • Kemudian
  • Setelah itu,
  • Lalu,
  • Pada akhirnya,

6. Kalimat Simpleks atau Kalimat Tunggal

Dalam teks eksplanasi, siswa juga diajak mempelajari kembali jenis-jenis kalimat berdasarkan jumlah klausanya, yakni kalimat simpleks dan kalimat kompleks. Yang akan kita pelajari terlebih dahulu adalah kalimat simpleks atau disebut juga kalimat tunggal. Apa itu kalimat simpleks?

Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya memiliki satu klausa. Kamu tentu sudah tahu klausa bukan? Klausa adalah kumpulan dari Subjek dan Predikat. Jadi, kalimat tunggal hanya memiliki satu susunan klausa.

Pahami contoh kalimat simpleks berikut.

Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota.
S                      P                    K

Karena hanya memiliki satu klausa [S-P], contoh kalimat di atas disebut sebagai kalimat simpleks atau kalimat tunggal.

7. Kalimat Kompleks atau Kalimat Majemuk

Berbeda dengan kalimat simpleks yang hanya memiliki satu klausa, kalimat kompleks memiliki dua atau lebih klausa. Kalimat kompleks atau kalimat majemuk juga terbagi menjadi dua, yakni kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

Dalam kalimat majemuk setara, klausa pertama dan klausa kedua kedudukannya setara. Klausa pertama menempati posisi subjek dan predikat, begitupun klausa yang kedua. Sementara itu, kalimat majemuk bertingkat memiliki kedudukan klausa yang berbeda. Ada yang disebut dengan klausa induk [induk kalimat] dan ada yang disebut klausa bawahan [anak kalimat].

Kalimat Majemuk Setara

Contoh kalimat majemuk setara adalah sebagai berikut:

Saya sedang belajar, sedangkan adik sedang menonton TV.
S               P                                   S                P                  O

Penjelasan:

  • Klausa pertama berkedudukan: Saya sedang belajar
  • Klausa kedua berkedudukan: adik sedang menonton TV.
  • Kedua klausa tersebut dihubungkan dengan konjungsi sedangkan.

Kata hubung yang menunjukkan hubungan majemuk setara adalah sedangkan, tetapi, melainkan, dan, atau, serta. Jika dua klausa dihubungkan dengan salah satu konjungsi yang sudah disebutkan tadi, kalimat tersebut disebut sebagai kalimat majemuk setara.

Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat menempati posisi S-P atau S-PO, sementara anak kalimat menempati posisi Keterangan [K]. Anak kalimat adalah bagian kurang penting dalam kalimat majemuk. Bagian pentingnya ada di induk kalimat. Coba perhatikan contoh berikut.

Adik sedang menangis ketika ayah baru saja pulang.
S                P                           K: S – P

Penjelasan:

  • Klausa induk atau induk kalimat menduduki posisi S-P: Adik sedang menangis
  • Klausa bawahan atau anak kalimat menduduki posisi Keterangan: ayah baru saja pulang

Kedua klausa tersebut dihubungkan dengan konjungsi ketika. Konjungsi lainnya yang bisa menjadi tanda kalimat majemuk termasuk bertingkat sebagai berikut:

  • Jika
  • Maka
  • Ketika
  • Saat
  • Karena
  • Sehingga
  • Dan masih banyak lagi lainnya.

Contoh Teks Eksplanasi tentang Fenomena Sosial Beserta Strukturnya

Supaya pemahaman tentang teks eksplanasi lebih mantap, kamu perlu membaca beberapa contoh teks eksplanasi. Berikut ini adalah contoh teks eksplanasi yang bisa dijadikan referensi dalam memahami teks eksplanasi atau membuat tugas. Langsung saja simak contoh lengkapnya berikut.

Judul: Stigma Negatif Pengamen Jalanan

Pernyataan umum:

Saat berada di kota-kota besar, keberadaan pengamen bukan hal yang asing lagi. Semakin menjamurnya pengamen jalanan tentu menimbulkan masalah tersendiri. Beberapa orang menanggapinya secara positif, tetapi ada juga yang menanggapinya secara negatif. Sayangnya, tanggapan negatif lebih banyak jumlahnya dibandingkan tanggapan positif. Pengamen jalanan sering diidentikkan dengan dekil, kotor, kriminal, dan berbagai stigma negatif lainnya. Mengapa stigma negatif ini bisa terjadi?

Deretan Penjelas:

Stigma negatif yang melekat pada pengamen jalanan ini sudah berlangsung sejak lama. Ada banyak sekali faktor mengapa stigma negatif tersebut terjadi. Salah satu alasannya adalah karena profesi ini identik dengan pendidikan rendah. Anak-anak atau pemuda yang tidak sekolah atau putus sekolah memilih profesi ini alih-alih bekerja sebagai buruh kasar. Rendahnya tingkat pendidikan juga berpengaruh pada perilaku mereka.

Stigma negatif ini mulai muncul akibat perilaku para pengamen yang kasar. Tak jarang, pengamen yang tidak diberi uang justru mengumpat. Jika diberi uang receh pun, beberapa pengamen justru melemparkan uang tersebut kepada si pemberi. Ini adalah beberapa alasan mengapa stigma negatif pada pengamen melekat kuat dalam benak masyarakat.

Interpretasi

Dari penjelasan di atas, ternyata ada beberapa alasan mengapa stigma negatif bisa melekat dalam profesi sebagai pengamen jalanan. Meski begitu, kita tidak bisa menyamakan bahwa semua pengamen adalah kasar. Berbeda individu, berbeda pula karakter yang mereka miliki.

Kesimpulan

Itulah penjelasan lengkap mengenai teks eksplanasi beserta contohnya. Sebagian besar contoh teks eksplanasi membahas tentang fenomena alam. Dalam pembahasan ini, kami berusaha memberikan contoh lain tentang fenomena sosial. Dengan ini, semoga kamu semakin paham dengan materi teks eksplanasi ini.

Ingin belajar lebih banyak lagi tentang materi-materi penting sekolah yang lebih lengkap dan jelas? Di sini, kamu bisa menemukan banyak penjelasan tentang materi di sekolah. Semoga informasi ini bermanfaat!

Baca juga:

Video yang berhubungan