Contoh biaya tidak tetap dalam perhitungan harga Budidaya tanaman hias adalah

Salah satu perencanaan dalam usaha adalah memperhitungkan biaya budi daya tanamannya, karena selalu dibutuhkan perencanaan bisnis yang baik agar usaha yang dijalankan bisa berhasil dengan baik.


Dimulai dari pencarian ide, penentuan jenis usaha, lokasi usaha, kapan akan memulai usaha, target pasar apa saja, hingga bagaimana strategi pemasarannya.


Masalah pengelolaan keuangan, termasuk bagaimana perhitungan dari besaran biaya investasi dan operasional, sampai ketemu harga pokok produksinya, kemudian penentuan besaran margin sehingga bisa ditentukan berapa harga jual produk tersebut.


Perhitungan biaya produksi budi daya tanaman pangan secara umum sama saja dengan perhitungan biaya suatu usaha pada umumnya. Biaya yang harus dimasukkan ke dalam perhitungan penentuan harga pokok produksi, adalah biaya investasi, biaya tetap seperti listrik, air, penyusutan alat, dan sebagainya, selain itu biaya tidak tetap seperti bahan baku, tenaga kerja dan overhead.


Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku, baik bahan baku utama, bahan tambahan maupun bahan kemasan.

Semua biaya di atas adalah komponen yang akan menentukan harga pokok produksi dari suatu produk.


Kuantitas suatu produksi sangat memengaruhi harga pokok dari produksi itu, semakin besar kuantitasnya maka efisiensi akan semakin bisa ditekan, dan biaya yang dikeluarkan akan makin kecil.


Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dikenakan atau dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain di luar dari produksi seperti biaya distribusi dan promosi.


Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan agar terjadinya produksi usaha, budi daya tanaman pangan.


Unsur biaya produksi diantaranya termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead.


Secara umum, biaya overhead dapat dibedakan ke dalam biaya overhead tetap, dan biaya overhead variabel.


biaya overhead tetap adalah biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah meskipun jumlah produksinya berubah dan biaya overhead variabel, adalah biaya overhead yang jumlahnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan jumlah produksi.


Biaya yang termasuk ke dalam overhead diantaranya seperti biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan itu menjadi Harga Pokok Produksi (HPP).


Harga Pokok Produksi dihitung dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah produk. Penetapan Harja Jual Produk diawali dengan penetapan HPP atau satuan dari setiap produksi yang dilakukan.


HPP per unit adalah HPP dibagi dengan hasil produksi. Misalnya, pada satu kali produksi, seluruh biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 5.000.000,-, dan dihasilkan 5.000 kg jagung. Maka ,HPP per kg jagung adalah sebesar Rp 1.000,-. Harga jual ditentukan dengan beberapa pertimbangan, seperti bahwa harga jual harus sesuai dengan pasar sasaran yang dituju, mempertimbangkan harga jual dari pesaing dan target pencapaian Break Even Point (BEP) serta jumlah keuntungan yang didapatkan sebagai bagian dari strategi pengembangan wirausaha.

Metode Penetapan Harga Produk dapat ditentukan secara teori yaitu dengan dilakukan tiga pendekatan seperti berikut.

Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan atau equilibrium price dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

Pendekatan biaya adalah tahapan menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan termasuk di dalamnya markup pricing dan break even analysis.

Pendekatan pasar merumuskan harga untuk produk yang akan dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang memengaruhi pasar dan harga sebagai contoh situasi seperti kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.


Setelah mengetahui cara menentukan harga pokok produksi dan harga jual, maka komponen-komponen di atas bisa dimasukkan ke dalam sebuah proposal lengkap suatu usaha, atau biasa disebut proposal bisnis business plan.

Beberapa hal yang biasa masuk pada pembuatan atau perancangan proposal bisnis, diantaranya adalah sebagai berikut
  1. Deskripsi perusahaan
    • Deskripsi umum
    • Visi, misi dan tujuan
    • Jenis usaha
    • Produk yang dihasilkan
  2. Pasar dan pemasaran
    • Gambaran lingkungan usaha
    • Kondisi pasar, seperti sasaran pasar, peluang pasar dan estimasi pangsa pasar
    • Rencana pemasaran, seperti penetapan harga, strategi pemasaran dan estimasi penjualan
  3. Aspek produksi
    • Deskripsi lokasi usaha
    • Fasilitas dan peralatan produksi
    • Kebutuhan bahan baku
    • Kebutuhan tenaga kerja
    • Proses produksi
    • Kapasitas produksi
    • Biaya produksi
  4. Aspek keuangan
    • Biaya pemasaran, administrasi dan umum
    • Sumber pembiayaan dan penggunaan dana
    • Perhitungan harga pokok produksi
    • Perhitungan harga jual
    • Proyeksi laba rugi


Suatu perencanaan dalam usaha, selalu dibutuhkan perencanaan bisnis yang baik agar usaha yang dijalankan bisa berhasil dengan baik. Dimulai dengan pencarian ide, penentuan jenis usaha, lokasi usaha, kapan memulai usaha, target pasar, sampai strategi pemasarannya. Satu hal yang juga tidak kalah penting adalah masalah pengelolaan keuangan, termasuk di dalamnya perhitungan dari besaran biaya investasi dan operasional, sampai ketemu harga pokok produksinya, kemudian penentuan besaran margin sehingga bisa ditentukan berapa harga jualnya. Perhitungan biaya produksi budi daya tanaman hias pada dasarnya sama dengan perhitungan biaya suatu usaha pada umumnya. Biaya yang harus dimasukkan ke dalam perhitungan penentuan harga pokok produksi, yaitu biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat, dll), serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku, baik bahan baku utama, bahan tambahan maupun bahan kemasan. Semua biaya tersebut adalah komponen yang akan menentukan harga pokok produksi suatu produk. Kuantitas produksi sangat memengaruhi harga pokok produksi, semakin besar kuantitasnya maka efesiensi akan semakin bisa ditekan, dan biaya yang dikeluarkan akan makin kecil. Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan promosi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi usahan, budi daya tanaman hias. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Secara umum, biaya overhead dibedakan atas biaya overhead tetap yaitu biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah produksinya berubah dan biaya overhead variabel, yaitu biaya overhead yang jumlahnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan jumlah produksi. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, air, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut menjadi Harga Pokok Produksi (HPP). Harga Pokok Produksi dihitung dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah produk. Penetapan Harga Jual Produk diawali dengan penetapan HPP/satuan dari setiap produksi yang dilakukan. HPP/unit adalah HPP dibagi dengan hasil produksi. Misalnya, pada satu kali produksi, seluruh biaya yang dikeluarkan adalah Rp 5.000.000, dihasilkan 10 tanaman hias. Maka, HPP/tanaman hias adalah Rp 500.000,00

Harga jual ditentukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu bahwa harga jual harus sesuai dengan pasar sasaran yang dituju, mempertimbangkan harga jual dari pesaing dan target pencapaian Break Even Point (BEP) serta jumlah keuntungan yang didapatkan sebagai bagian dari strategi pengembangan wirausaha.

Secara teori dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, berikut :

  1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (Supply Demand Approach). Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.
  2. Pendekatan Biaya (Cost Oriented Approach). Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.
  3. Pendekatan Pasar (marketapproach). Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang memengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.

Contoh biaya tidak tetap dalam perhitungan harga Budidaya tanaman hias adalah
 

Sumber : http://blogcadiak.blogspot.co.id/2016/09/perhitungan-biaya-budi-daya-tanaman.html 

( dengan beberapa penyuntingan )

Jawaban:

BerandaKewirausahaanPerhitungan Biaya Budi Daya Tanaman Pangan | Metode Penetapan Harga Produk

Perhitungan Biaya Budi Daya Tanaman Pangan | Metode Penetapan Harga Produk

pintarilmuJuni 24, 2019

Suatu perencanaan dalam usaha, selalu dibutuhkan perencanaan bisnis yang baik agar usaha yang dijalankan bisa berhasil dengan baik. Dimulai dengan pencarian ide, penentuan jenis usaha, lokasi usaha, kapan memulai usaha, target pasar, sampai strategi pemasarannya. Satu hal yang juga tidak kalah penting adalah masalah pengelolaan keuangan, termasuk di dalamnya perhitungan dari besaran biaya investasi dan operasional, sampai ketemu harga pokok produksinya, kemudian penentuan besaran margin sehingga bisa ditentukan berapa harga jualnya.

Perhitungan biaya produksi budi daya tanaman pangan pada dasarnya sama dengan perhitungan biaya suatu usaha pada umumnya. Biaya yang harus dimasukkan ke dalam perhitungan penentuan harga pokok produksi, yaitu biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat, dll), serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku, baik bahan baku utama, bahan tambahan maupun bahan kemasan.

Semua biaya tersebut adalah komponen yang akan menentukan harga pokok produksi suatu produk. Kuantitas produksi sangat memengaruhi harga pokok produksi, semakin besar kuantitasnya maka efesiensi akan semakin bisa ditekan, dan biaya yang dikeluarkan akan makin kecil.

Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan promosi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi usahan, budi daya tanaman pangan. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Secara umum, biaya overhead dibedakan atas biaya overhead tetap yaitu biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah produksinya berubah dan biaya overhead variabel, yaitu biaya overhead yang jumlahnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan jumlah produksi. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut menjadi Harga Pokok Produksi (HPP).

Harga Pokok Produksi dihitung dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah produk. Penetapan Harja Jual Produk diawali dengan penetapan HPP/satuan dari setiap produksi yang dilakukan. HPP/unit adalah HPP dibagi dengan hasil produksi. Misalnya, pada satu kali produksi, seluruh biaya yang dikeluarkan adalah Rp5.000.000, dihasilkan 5.000 kg jagung. Maka ,HPP/kg jagung adalah Rp1.000,00

Harga jual ditentukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu bahwa harga jual harus sesuai dengan pasar sasaran yang dituju, mempertimbangkan harga jual dari pesaing dan target pencapaian Break Even Point (BEP) serta jumlah keuntungan yang didapatkan sebagai bagian dari strategi pengembangan wirausaha.