Cairan yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah janin mengalami kelainan genetik atau tidak apa nama membran kehamilan tersebut?

KOMPAS.com - Ibu hamil seringkali didera rasa khawatir akan kesehatan calon bayinya. Untuk memupus kecemasan itu, kini sudah tersedia pemeriksaan untuk mendeteksi sejak dini apakah bayi yang akan dilahirkan memiliki cacat lahir atau kelainan bawaan.

Pemeriksaan kelainan genetik pada umumnya dilakukan oleh ibu yang sebelumnya pernah melahirkan anak dengan cacat lahir atau memiliki riwayat penyakit genetik pada keluarga mereka, seperti fibrosis, thalasemia dan kelainan sel lainnya. Dengan demikian, bisa diketahui apakah bayi mereka terkena penyakit atau tidak.

Apa saja tes penyakit genetik yang dapat dilakukan oleh para ibu hamil?

Amniocentesis
Ini merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kelainan kromosom, yang menyebabkan anak menderita down syndrom atau spina bifida. Amniocentesis biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki trimester kedua (antara minggu ke-15 hingga minggu ke-20) atau menjelang kelahiran saat paru-paru bayi sudah terbentuk sempurna.

Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke bagian dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan ketuban dari kantong yang menyelimuti janin. Cairan ini kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom. Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian.

Chorionic villus sampling
Cara ini lebih akurat untuk mendeteksi ketidaknormalan kromosom, yang salah satunya mengakibatkan down syndrome. Metode tes ini dilakukan dengan dua cara. Pertama adalah dengan menyuntikkan jarum yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk mengambil contoh sel dari plasenta yang disebut chorionic villi.

Cara kedua adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai ke dekat plasenta di rahim untuk mengambil contoh sel. Hasil sampel ini kemudian dianalisa di laboratorium. Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di awal kehamilan, yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12. Hasil tes ini juga lebih akurat dan lebih cepat.

Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong, China, mengenalkan teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit bawaan pada janin. Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah ibu.

Setiap metode tes memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan tes ini. Beberapa penelitian menyebutkan tes yang dilakukan pada janin bisa menyebabkan keguguran atau peningkatan risiko tidak lengkapnya anggota tubuh yang terbentuk. Oleh sebab itu carilah informasi sebanyak-banyaknya dari dokter Anda!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

Bagian X yang dimaksud dapat digunakan sebagai pendekteksi kelainan genetik pada janin adalah amnion. Amnion adalah salah satu membran kehamilan berupa kantung berisi cairan. Amnion dapat digunakan untuk deteksi kelainan genetik dikarenakan pada cairan tersebut terkandung beberapa material yang dapat dianalisa DNA atau kromsomnya. DNA atau kromosom ini dapat untuk mengetahui terdapat kelaian genetik atau tidak. Gambar dari membran kehamilan disajikan pada lampiran dibawah.  

Pembahasan

Gestasi atau disebut juga masa kehamilan terjadi setelah peristiwa fertilisasi atau pembuahan yaitu sel sperma membuahi sel telur atau ovum. Fertilisasi terjadi di tuba fallopi dan menghasilkan zigot. Zigot yang terbentuk akan membelah berulang-ulang sampai sel menjadi 32 sel yang disebut morula.

Morula mengalami pembelahan membentuk blastula yang mempunyai rongga blastosol. Blastula terdiri dari sel bagian luar (trofoblas) dan dalam (embrioblas atau calon embrio). Trofoblas membantu implantasi blastula pada rahim dan kemudian berkembang membentuk plasenta dan membran kehamilan. Sedangkan, embrioblas dilindungi dua lapisan yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam).

Blastula akan berkembang jadi gastrula dimana terbentuk lapisan mesoderm diantara ektoderm dan endoderm. Semua bagian tubuh manusia terbentuk dari ketiga lapisan ini, yaitu:  

1. Ektoderm membentuk epidermis kulit dan sistem saraf

2. Endoderm membentuk saluran dan kelenjar pencernaan

3. Mesoderm membentuk rangka, otot, sistem peredaran darah, sistem eksresi dan sistem reproduksi.  

Perkembangan janin terspesialisasi menjadi berbagai organ tersebut dinamakan dengan organogenesis. Organogenesis merupakan suatu tahap perkembangan embrio yang memerlukan waktu paling lama, dan merupakan tahap paling sensitif dalam perkembangan embrio. Jika pada masa organogenesis seorang ibu hamil terpapar zat-zat kimia berbahaya, agen-agen penyakit, radiasi, trauma fisik misalnya jatuh, kurang gizi seperti kekurangan asam folat, kalsium, protein, dan lainnya. Maka organogenesis akan terganggu dan menyebabkan cacat bawaan (kongenital).

Selama masa kehamilan, terbentuk beberapa membran kehamilan yang berfungsi melindungi dan memberi nutrien bagi embrio yaitu:  

1. Sakus vitelinus

  • Disebut juga kantung telur merupakan pelebaran endodermis.
  • Disini adalah tempat pembentukan sel darah dan pembuluh darah embrio.
  • Sakus vitelinus dengan trofoblas berinteraksi membentuk korion.

2. Korion

  • Adalah membran terluar pada embrio. Korion membentuk vili korion yang berisi pembuluh darah.
  • Korion dengan endometrium ibu membentuk plasenta yang berperan dalam pertukaran gas, makanan, dan zat sisa antara janin dan ibu.  
  • Namun, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan darah janin karena dibatasi jaringan ikat. Hanya beberapa partikel kecil saja yang dapat melewatinya seperti virus dan bakteri.

3. Amnion

  • Adalah kantung berisi cairan tempat embrio berada, berfungsi untuk melindungi janin dari tekanan, benturan, atau perubahan suhu yang drastis.
  • Cairan amnion disebut juga cairan ketuban juga dapat membantu proses kelahiran karena cairan amnion dapat menjadi pemicu melebarnya serviks atau leher lahim saat proses kelahiran, serta dapat menjadi pelicin jalan lahir dan dapat juga sebagai cairan antiseptic saat proses kelahiran.
  • Selain itu, cairan ketuban berfungsi sebagai pendeteksi kelainan keturunan (genetik) pada janin karena pada air ketuban terkandung beberapa material misalnya vernix caseosa, rambut lanugo, sel epitel yang terkelupas dan mekonium yang dapat dianalisa DNA atau kromosomnya untuk mengetahui kromosom yang terkandung di dalam tubuh janinnya.

4. Alantois

  • Adalah membran pembentukan tali pusar (ari-ari).
  • Tali pusar menghubungkan janin dengan plasenta endometrium ibu.
  • Tali pusar berguna menyalurkan zat makanan dan oksigen dari ibu serta mengeluarkan zat sisa yang dihasilkan janin untuk dibuang.  

Pelajari lebih lanjut

1. Usia kehamilan saat embrio menjadi fetus: brainly.co.id/tugas/13841574  

2. Asupan kalsium pada masa kehamilan: brainly.co.id/tugas/3487095

3. Dampak penyakit sifilis terhadap janin: brainly.co.id/tugas/23573835

Detil Jawaban

Kelas: 3 SMP

Mapel: Biologi

Bab: Sistem reproduksi pada manusia

Kode: 9.4.3

Kata kunci: membran kehamilan untuk deteksi kelainan genetik