Berikut ini yang termasuk dalam tahapan rintangan start up stage kecuali

Di era industri 4.0 ini anak-anak muda belomba-lomba mendirikan startup. Hal tersebut tentunya sangat baik bagi perekonomian negara, karena salah satu kriteria negara dikatakan maju adalah ketika 14% dari rasio penduduknya adalah pengusaha. Saat ini jumlahnya baru mencapai 3,1 persen. Namun semakin banyak startup yang berdiri tentunya semakin memperketat persaingan yang

akan dihadapi oleh para pelaku industri ini.

Sayangnya tidak ada rumus pasti untuk menghadapi ketatnya persaingan karena setiap startup tentunya memiliki masalah dan tantangannya masing-masing. Berbagai tantangan berat tentu akan menunggu Anda di awal-awal masa pendirian startup. Berikut 5 tantangan paling umum yang akan dihadapi ketika Anda ingin mendirikan bisnis startup.

Lihat juga: “Mengapa Passion Diperlukan Saat Bekerja di Startup?”

Mencari Mitra/Founder yang Punya Kesamaan Visi

Mencari mitra/founder memang bukan perkara yang mudah. Banyak yang bilang seperti mencari jodoh. Mencari founder yang tidak hanya sebagai pelengkap tapi memiliki visi yang sama. Sebagaimana membangun rumah tangga, memiliki visi yang sama adalah yang sangat mendasar. Ketika visi sudah sama maka perjalanan akan menjadi jelas arah dan tujuannya. Bagaimana jika sevisi namun memiliki sifat yang berbeda? Justru bagus! Partner yang baik adalah partner yang bisa saling melengkapi, sehingga nantinya akan menjadi perpaduan yang luar biasa.

Menemukan Tim yang Tepat

Salah satu sebab kegagalan bisnis startup adalah pemilihan tim awal  yang tidak tepat. Maka berlaku juga sebaliknya, bisnis startup yang mampu tumbuh menjadi besar yang ada di Indonesia saat ini dibangun dari sebuah tim yang solid. Pemilihan tim yang tepat sangat memengaruhi keberhasilan startup? Ini karena di tahap awal, tidak semua orang mau ikut serta dalam mengembangkan sebuah startup.

Lihat juga: “Kupas Tuntas Seluk Beluk Startup Unicorn”

Menemukan Bisnis Model

Sebuah startup tentunya berawal dari sebuah ide cemerlang. Ide yang bisa menyelesaikan permasalahan banyak orang saat ini. Namun untuk mendirikan bisnis startup tidak cukup mengandalkan ide saja. Startup membutuhkan bisnis model, bagaimana Anda menghasilkan uang, memutarkan uang tersebut, berkomunikasi dengan mitra dan lain sebagainya.

Setiap industri tentunya memiliki bisnis model yang berbeda-beda. Perlu juga diingat bahwa sebuah bisnis model tidak selamanya pasti, bisnis model akan selalu mengalami perubahan menyesuaikan kondisi pasar. Jika Anda belum memiliki bisnis model, maka segeralah membuatnya bersama mitra/founder Anda.

Mencari Product Market Fit

Poin keempat ini berhubungan erat dengan bisnis model. Jika Anda memiliki telah memiliki product market yang cocok, maka Anda akan mudah membuat bisnis model. Dengan mengetahui product market fit, Anda akan bisa menawarkan sebuah produk yang sesuai dengan konsumen. Sehingga hal ini akan membuat Anda semakin mudah meyakinkan konsumen untuk membeli solusi yang Anda tawarkan. Tanpa adanya pengetahuan yang kuat tentang product/market fit, maka Anda hanya akan menerka-nerka saja apa yang menjadi kebutuhan konsumen.

Lihat juga: “5 Startup yang Berhasil Lakukan Pivot”

Untuk mendirikan sebuah bisnis startup, dibutuhkan lebih modal yang tidak sedikit. Sangat jarang sekali sebuah startup berawal dari modal pribadi pendirinya, mengingat kebutuhan yang begitu besar. Maka pilihan permodalan yang seringkali dimanfaatkan ada dua: mengajukan pinjaman pada bank atau mencari investor. Untuk pilhan yang pertama ini  menuntut jaminan dan suku bunga yang cukup tinggi. Dengan kondisi bisnis yang baru berdiri, maka berisiko sekali rasanya jika menggunakan pilihan ini. Mengingat pendapatan yang belum pasti dan jangka waktu pembayaran yang terbilang pendek untuk startup baru.

Maka banyak orang yang lebih memilih pilihan kedua, yakni mendapatkan modal melalui investor. Permodalan melalui investor tidak membutuhkan jaminan dan pembayaran bunga. Anda cukup berbagi keuntungan bisnis startup dengan sang investor. Namun untuk mendapatkan investor ini bukan perkara yang mudah. Karena investor tentunya tidak ingin mengalami kerugian dengan memberikan modal kepada startup yang tidak mampu menghasilkan profit.

Disinilah Anda sebagai founder harus mampu memberi presentasi yang meyakinkan tentang potensi startup yang Anda rintis. Yang paling penting adalah Anda bisa menunjukkan perhitungan margin keuntungan yang kelak akan diperoleh startup.  Perlu juga diketahui bahwa investor juga akan memperhatikan ancaman dan risiko yang akan dihadapi startup. Jika Anda mampu menunjukkan baaimana cara menghadapi ancaman dan risiko tersebut maka Anda akan dipAndang pantas untuk menjalankan usaha ini.

Bukan perkara yang mudah memang untuk memulai sesuatu, untuk memulai sebuah habit baru saja Anda membutuhkan minimal dua minggu tanpa putus melakukan hal tersebut sampai menjadi habit. Apalagi ini adalah persoalan mendirikan sebuah bisnis yang tentunya akan bersentuhan dengan banyak pihak. Semakin banyak pihak yang terlibat maka resiko yang dihadapi akan semakin tinggi. Maka tak jarang startup yang berubah haluan atau bahkan mati karena tak sanggup menghadapi resiko dan tantangan yang ada.

Namun jangan khawatir, cukup tanamkan mindset bahwa 5 tantangan di atas adalah layaknya anak tangga yang harus dilewati satu demi satu untuk mengantarkan bisnis startup Anda menuju level yang lebih tinggi. Jika mindset ini tertanam dengan baik maka Anda akan mengahadapi tantangan dengan penuh semangat. Terus belajar dan jangan menyerah karena hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha.

Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!

Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan digital bagi UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan bunga menarik bagi pemberi pinjaman.

Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia. Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.

Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.

Modalku secara resmi berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ubaidillah Pratama is Modalku SEO & content marketing, blog writer & FinTech enthusiast.

Pendanaan startup dilakukan melalui beberapa tahapan. Pendanaan itu sendiri sangat penting bagi perusahaan yang baru dirintis. Tak hanya membutuhkan strategi bisnis yang tepat, startup juga membutuhkan modal besar agar pertumbuhannya maksimal. Tentunya akan sangat kesulitan bagi founder startup apabila hanya mengandalkan anggaran dan tabungan yang dimiliki sendiri. Maka dari itu, perlu tambahan modal untuk mengembangkan startup. 

Bagi Anda yang sudah mempunyai startup dan ingin mengembangkan usaha--kebutuhan operasional, memperkuat cash flow, dan lain-lain--Anda bisa mengajukan pinjaman bisnis melalui Investree yang sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Jangan khawatir soal bunga karena Investree memberikan tingkat bunga dan biaya kompetitif berdasarkan sistem credit-scoring modern mulai dari 1% per bulan.

Tahapan Pendanaan Startup

1. Bootstrapping

Di saat seseorang memulai startup dengan menggunakan dana sendiri, itu disebut dengan bootstrapping. Pendanaan jenis ini memang sangat ideal, sebab imbal hasil yang nantinya didapatkan akan dinikmati sendiri.

Meski begitu, cara ini membutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkan dana modal awal dan biasanya dana yang tersedia cukup terbatas. Sehingga founder startup membutuhkan dana tambahan supaya bisnisnya berjalan lancar.

2. Seed Capital

Sesuai namanya, pendanaan jenis ini ibarat sedang menanam sebuah pohon melalui pendanaan eksternal tahap awal. Pada tahapan inilah founder juga sekaligus melihat potensi produk startup apakah mampu untuk mencapai target pasar, di mana tentu saja target sudah ditentukan. 

Di tahap ini, perhitungan modal meliputi modal awal menjalani startup, gaji karyawan, promosi, dan branding. Sumber modal pada tahap seed capital ini berasal dari 4 pihak, yaitu orang terdekat, angel investor, venture capital, dan crowdfunding.

3. Pendanaan Seri A

Jenis pendanaan Seri A dilakukan saat founder startup harus memperluas jangkauan bisnis untuk mengenalkan produk dan jasanya baik secara nasional maupun internasional. Selain itu juga founder perlu melakukan inovasi pada produk atau jasa, fitur, hingga layanan mereka supaya memberikan ciri khas dan meningkatkan daya jual.

Adapun dana pada tahapan ini bersumber dari beberapa investor sekaligus, yang dipimpin oleh satu investor utama lalu didukung investor lainnya. Dana yang dibutuhkan berkisar Rp 10 miliar hingga Rp 33 miliar Mereka yang memberikan pendanaan pada tahapan ini memang mencari startup yang dapat mengubah ide bagus menjadi bisnis yang memiliki imbal hasil menjanjikan.

4. Pendanaan Seri B

Tahap ini cukup sulit untuk dicapai, sehingga tidak banyak startup yang memiliki kesempatan pendanaan seri B. Di tahap ini, umumnya startup sudah beroperasi 2 sampai 3 tahun serta telah memiliki pendapatan yang teratur. Pendanaan dibutuhkan untuk melakukan ekspansi bisnis yang lebih luas.

Startup yang belum menerima imbal hasil sesuai keinginan pemberi dana cukup kesulitan mencapai tahap ini. Adapun jumlah dana yang disalurkan sebesar Rp 22 miliar hingga Rp 80 miliar.

5. Pendanaan Seri C

Ketika sebuah startup sudah memiliki performa yang baik dan matang sepenuhnya, biasanya mereka akan melakukan akuisisi dan ekspansi. Tentunya founder membutuhkan dana yang sangat fantastis mulai puluhan hingga ratusan juta dollar. Adapun sumber pendanaannya berasal dari venture capitalist tingkat lanjut, hedge fund, dan private equity.

Sebenarnya masih ada pendanaan seri D, E, hingga F. Namun sifatnya hanya sebagai alternatif apabila dari tahap sebelumnya masih membutuhkan tambahan dana. Akan tetapi besaran dananya lebih kecil dari seri sebelumnya.

6. IPO (Initial Public Offering)

Menjual saham pada publik untuk pertama kalinya atau IPO menjadi tahap terakhir dari pendanaan sebuah startup. Di tahap ini startup telah masuk kategori siap mengembangkan diri dengan menjual bursa saham pada publik.

Anda juga dapat menjadi pemberi dana untuk startup Indonesia melalui platform Investree. Pendanaan Anda bisa dimulai dari nominal Rp 1 juta dengan proses yang mudah dan 100% online. Imbal hasil akan Anda dapatkan secara langsung tanpa biaya apapun hingga 20% p.a.

Referensi:

Admin. 10 Tahapan Pendanaan Startup Indonesia Sebagai Syarat Kesuksesan. Informazone.com: https://bit.ly/3BX4fmd