Berikut ini pemasaran langsung yang tidak memakai media konvensional adalah

Berikut ini pemasaran langsung yang tidak memakai media konvensional adalah

Direct marketing adalah usaha yang ditempuh sebuah bisnis sehingga ia mampu menciptakan kontak secara langsung dengan konsumen atau target pelanggannya sebagai upaya untuk memperkenalkan produk atau jasanya. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini diterjemahkan sebagai pemasaran langsung. Dengan pemasaran langsung, kemungkinan besar produsen lebih bisa menjangkau target pemasarannya secara spesifik.

Seiring perkembangan waktu dan perkembangan teknologi, metode yang dijalankan dalam pemasaran langsung pun makin beragam. Tak hanya secara konvensional, pemasaran langsung pun dilakukan lewat media digital. Berikut ini definisi, manfaat, dan jenis pemasaran langsung yang sebaiknya kita tahu.

Selain definisi sederhana seperti yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa definisi lain yang dikemukakan oleh para ahli.

Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa direct marketing adalah hubungan langsung dengan konsumen individual untuk mendapatkan respons segera dan mendapatkan loyalitas pelanggan.

Tjiptono dan Chandra menyatakan bahwa direct marketing adalah pemasaran strategis dengan memanfaatkan beberapa saluran, sperti katalog, pos, telepon, televisi, faksimile, dsb.

Hermawan menyatakan bahwa direct marketing adalah komunikasi langsung terhadap pelanggan individual dengan tujuan memperoleh respons segera maupun terjalinnya hubungan yang berlangsung lama.

Ketiga pendapat tersebut memiliki titik temu yang sama, yakni hubungan langsung, respons segera, dan loyalitas pelanggan.

Manfaat Pemasaran Langsung

Secara umum, pemasaran langsung memiliki manfaat bagi penjual dalam menghemat biaya pemasaran. Kontak konsumen yang sifatnya pribadi dan media memungkinkan penjual “memotong jarak”. Namun, sesungguhnya pemasaran langsung mempunyai manfaat bagi kedua pihak.

Manfaat bagi Penjual

  • Pemasaran langsung sangat fleksibel sehingga pemasar lebih leluasa memilih waktu, cara, dan sarana yang dirasa paling tepat untuk menjangkau konsumen sasarannya.
  • Setiap pemasar memiliki kesempatan untuk melakukan uji pasar dengan cara yang berbeda-beda untuk mencari cara yang paling efektif. 
  • Strategi pemasaran akan bersifat unik karena masing-masing pemasar memiliki kreativitas yang berbeda sehingga konsumen akan merasakan pengalaman yang berbeda pula.

Manfaat bagi Konsumen

  • Konsumen merasa lebih nyaman dengan strategi pemasaran langsung karena memiliki keleluasaan untuk mencari informasi tentang kelebihan dan kekurangan produk yang ditawarkan.
  • Konsumen juga merasa dimudahkan dalam membeli barang yang dibutuhkan dan diinginkan tanpa perlu menghabiskan banyak waktu untuk melihat barang di banyak tempat. Cukup dengan melihat katalog dari rumah, konsumen bisa melihat deskripsi secara detail.

Jenis-Jenis Pemasaran Langsung

Ada beberapa jenis pemasaran langsung, baik yang sifatnya tradisional maupun digital. Keduanya masih dipergunakan hingga saat ini.

Direct Mail/Surat Langsung

Surat iklan produk atau jasa yang dikirimkan secara langsung dapat dimanfaatkan untuk menjangkau konsumen di daerah. Biasanya surat ini berupa katalog produk, mailers, kartu pos produk, dsb.

SMS Blasting

Melalui SMS blasting, pemasar bisa menyampaikan berbagai informasi secara langsung ke ponsel konsumen. Mulai dari informasi layanan, promosi, tautan situs resmi, dan lain-lain bisa disampaikan kepada konsumen dengan biaya yang cukup terjangkau.

Direct Selling 

Pemasaran secara door to door memang terkesan sangat tradisional, tetapi metode ini sebenarnya sangat efektif. Konsumen bisa lebih yakin dengan produk yang ditawarkan karena dapat melihatnya secara langsung.

Leaflet Marketing

Leaflet marketing dilakukan dengan cara membagi-bagikan leaflet kepada orang-orang yang ditargetkan menjadi konsumennya, misalnya membagikan di keramaian.

Telemarketing

Pada teknik pemasaran ini, konsumen yang menjadi sasaran harus bisa dihubungi lewat telepon. Strategi ini terbukti efektif dalam menggaet konsumen baru pada tingkat lebih besar dan efektif dalam melacak kampanye promosi.

Baca juga: Telemarketing Adalah: Pengertian, Manfaat, dan Strateginya

E-mail Marketing

E-mail marketing merupakan cara pemasaran yang sederhana, cepat, dan murah. Cukup membuat satu template, dan itu dapat dikirimkan ke calon target konsumen sebanyak mungkin. E-mail dapat berisi promosi produk baru, buletin elektronik, diskon khusus, dsb.

Online Marketing

Online marketing dapat memanfaatkan berbagai platform online yang kini banyak jenisnya, seperti website, marketplace, toko online, dan iklan online, misalnya Facebook ads, Google ads, dan YouTube ads.

Social Media Marketing

Media sosial saat ini menjadi media pemasaran yang wajib dimiliki perusahaan. Lewat media sosial, konsumen dan produsen bisa berinteraksi langsung sehingga pemasaran akan lebih efektif. Perusahaan juga bisa melakukan branding lewat konten yang dibagikan lewat media sosial.Dilihat dari pemaparan tersebut, direct marketing adalah sesuatu yang potensial menjangkau konsumen lebih banyak dengan cara lebih mudah dan biaya lebih terjangkau. Barangkali metode ini bisa dipertimbangkan sebagai strategi dalam mengembangkan bisnis. Semoga menginspirasi.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata 10,5%-12% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

Berikut ini pemasaran langsung yang tidak memakai media konvensional adalah

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected]

Perbedaan Pemasaran Online dan Offline – Pemasaran adalah kegiatan untuk memperkenalkan, menginformasikan, dan menyampaikan nilai suatu produk yang bertujuan untuk menciptakan pembelian atas produk yang dipasarkan dan menambah keuntungan. Dengan dilakukan kegiatan pemasaran, konsumen akan mengenal produk kamu dan mendapatkan kepuasan dari produk tersebut.

Kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan oleh setiap bisnis. Ini karena tujuan akhir dari bisnis adalah terciptanya pembelian dan keuntungan. Dengan strategi pemasaran yang tepat, pelanggan akan terus menerus membeli produk yang kamu jual. Itulah mengapa dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat agar produk kamu tetap ada sebagai pilihan pelanggan.

Baca juga: 20 Keuntungan Bisnis Online yang Perlu Diketahui

Perbedaan Pemasaran Online dan Offline

Ada dua jenis pemasaran, yaitu pemasaran online dan offline. Pemasaran online adalah kegiatan pemasaran yang dilakukan melalui media daring. Pemasaran online dianggap sebagai model pemasaran modern karena mengandalkan perkembangan teknologi informasi.

Sedangkan pemasaran offline lebih dikenal sebagai pemasaran konvensional. Pemasaran ini mengandalkan media massa untuk menyampaikan informasi. Tujuan pemasaran offline lebih banyak untuk meningkatkan awareness brand kamu. Pemasaran jenis ini juga masih banyak digunakan oleh brand.

Tak hanya terbatas pada pengertian di atas, pemasaran online dan offline juga memiliki berbagai perbedaan mendasar. Berikut ini perbedaan pemasaran online dan offline yang perlu kamu ketahui:

1. Jumlah Modal

Jumlah modal yang dikeluarkan oleh kedua model pemasaran tersebut berbeda cukup signifikan. Untuk pemasaran offline akan menghabiskan budget lebih besar karena menggunakan media massa sebagai media kampanye. Sebagai contoh, harga untuk satu kali tayangan iklan di acara televisi mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Sedangkan dalam pemasaran online, budget yang dikeluarkan tidak sebesar pemasaran konvensional karena dilakukan melalui media daring. Meskipun dilakukan melalui iklan digital (FBAds, Google Ads, TikTok Ads, Twitter Ads, dan sebagainya), budget yang dikeluarkan tidak sebanyak iklan di media massa. Dalam pemasaran online, brand harus mengkombinasikan strategi iklan, optimasi media sosial, SEO, website, dan lain-lain yang tidak banyak menghabiskan anggaran pemasaran dengan hasil yang sama.

2. Jangkauan Pemasaran

Jangkauan pemasaran kedua metode pemasaran ini berbeda. Jika pada pemasaran offline jangkauan pemasarannya sangat terbatas karena dibutuhkan kehadiran fisik dari seseorang yang berperan sebagai sales atau media fisik untuk publikasi produk yang dipasarkan. Alhasil, terpaan hanya terjadi pada mereka yang merasakan kehadirannya secara fisik.

Sedangkan pemasaran online dilakukan melalui media internet, di mana orang dapat mengakses bahkan tanpa harus bertemu dengan pihak yang memasarkan. Pemasaran online dapat didapatkan melalui media sosial ataupun media daring lainnya. Jangkauan dari pemasaran ini tak terbatas, bahkan bisa sampai ke luar negeri.

3. Waktu

Pemasaran digital sangat terikat dengan waktu, di mana pesan akan tersampaikan hanya ketika brand menjalankan kampanye. Misalnya, penyebaran informasi akan terjadi ketika sales menawarkan produknya atau membagikan brosur yang berisi informasi brand.

Sedangkan pemasaran digital akan terus berjalan bahkan ketika brand tidak melakukan aktifitas apapun. Itu karena pemasaran digital terus berjalan selama content masih berada di internet. Orang bisa mengakses kapanpun content marketing tanpa brand harus bergerak sendiri.

4. Sistem Pemasaran

Sistem pemasaran online tidak membutuhkan berbagai hal yang rumit seperti mencetak brosur, menyiarkan secara langsung, bertemu tatap muka dan sebagainya yang pasti memakan banyak budget dan tenaga.

Sedangkan pada sistem pemasaran offline membutuhkan marketing kit berupa fisik seperti brosur, baliho, videotron, dan sebagainya. Tak hanya itu, pemasaran offline juga membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit, karena kampanye harus dilakukan secara langsung.

5. Jenis Produk

Untuk menampilkan jenis produk pada pemasaran offline, penjual harus menampilkan pada bukti fisik atau bahkan menampilkannya secara langsung kepada pembeli. hal ini bertujuan agar pembeli dapat mengetahui produk yang akan dibeli secara detail.

Sedangkan pada pemasaran online, produk cukup ditampilkan melalui gambar dengan disertai deskripsi yang mendukung. Ingin menampilkan lebih detail? Penjual bisa membuat content video agar pembeli dapat melihat detail dari produk kamu.

Baca juga: 20 Kekurangan Bisnis Online Yang Perlu Anda Ketahui

6. Jumlah Produk

Pada bisnis offline, penjual tidak dapat menampilkan jumlah produk kecuali jika sudah menghitung stok. Hal ini sedikit menyulitkan ketika pembeli ingin membeli barang dalam jumlah yang banyak.

Sedangkan pada bisnis online, data jumlah produk biasanya akan terupdate secara otomatis pada sistem ketika terjadi pembelian. Hal ini memudahkan pembeli dalam mencari informasi tentang jumlah barang yang tersedia.

7. Cara Pembelian

Pada bisnis online, cara pembelian cenderung dilakukan melalui tools atau link pada content marketing. Penjual biasanya langsung menyebutkan cara pembelian pada content iklan atau content pada media sosial.

Sedangkan pada pemasaran offline, untuk pembelian biasanya langsung dilakukan pada toko fisik dari penjual. Tenaga pemasaran biasanya hanya menawarkan, beberapa di antaranya langsung membawa produk untuk dijual di tempat.

8. Cara Pembayaran

Pada pemasaran online, cara pembayaran melalui top-up atau kartu kredit (CC) melalui akun business manager. Begitu juga dengan bisnis online, sistem pembayaran melalui transfer bank atau cenderung cashless.

Sedangkan pada pemasaran offline, pembayaran melalui transfer bank yang didistribusikan lagi ke masing-masing bagian pemasaran. Pada bisnis offline, sistem pembayaran dilakukan secara cash atau tunai, meskipun saat ini sudah banyak toko yang menyediakan pembayaran melalui barcode.

9. Tenaga Kerja yang dibutuhkan

Tenaga kerja yang dibutuhkan pada pemasaran bisnis offline lebih banyak karena setiap bagian kampanye harus melakukan tugasnya masing-masing. Beberapa bagian bahkan tidak bisa merangkap pekerjaan karena harus melakukan mobilitas tinggi.

Sedangkan pada pemasaran bisnis online, tenaga kerja yang dibutuhkan cenderung lebih sedikit karena pemasaran digital tidak harus memantau secara terus menerus. Satu orang juga dapat merangkap berbagai pekerjaan.

10. Cara Mencari Barang

Pada bisnis online pencarian barang menjadi lebih mudah karena terdapat katalog yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Orang akan lebih mudah mencari barang-barang yang mereka butuhkan.

Pada bisnis offline, orang harus mendatangi toko atau perwakilan brand untuk mencari barang yang mereka butuhkan. Hal ini tentu saja menghabiskan waktu yang lebih banyak untuk mencari suatu produk.

11. Membuka Cabang

Toko offline harus membuka cabang untuk menambah jangkauan pelanggan, hal ini dikarenakan pelanggan harus mengakses toko secara langsung untuk melakukan transaksi.

Sedangkan pada toko online, mereka tidak butuh untuk membuka cabang jika ingin memperluas jangkauan. Pembeli dapat mengakses toko dari manapun tanpa harus mencari lokasi terdekat untuk melakukan pembelian.

Baca juga: 13 Manfaat Digital Marketing Untuk Bisnis dan Usaha Anda

Itulah perbedaan pemasaran online dan offline yang harus kamu ketahui sebelum memutuskan untuk membuka sebuah bisnis. Bisnis online maupun offline memiliki perbedaan karakter. Bisnis online maupun offline sama baiknya jika diaplikasikan pada produk yang tepat.

Namun sebelum memilih bisnis mana yang ingin kamu jalankan, kamu harus tahu terlebih dahulu perbedaan keduanya. Jangan sampai kamu menggunakan sistem yang kurang tepat dan berakhir kurang menyenangkan. Simak terus artikel tentang bisnis dari Komerce untuk menambah pengetahuan kamu.