Show
“Eh, aku mau latihan ngasih sambutan, nih! Coba dengerin, ya,” ujar Jenandra. Jelita yang tengah sibuk mengerjakan tugas, langsung menghentikan sementara kegiatannya untuk mendengarkan Jenandra. “Boleh, boleh. Coba, gih.” ujar Jelita. Jenandra berdeham, kemudian berkata dengan lantang, “Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para hadirin sekalian yang sudah hadir di acara yang amat sangat meriah ini. Saya merasa sungguh-sungguh senang sekali bisa berdiri di hadapan para hadirin sebagai perwakilan sis—” “Wey, bentar, bentar.. Ini kamu mau ngasih sambutan, apa mau minta disambit sih, Je?” Jelita memotong ucapan Jenandra yang belum selesai dengan wajah jengkel. “Hah… Emangnya kenapa, Ta?” tanya Jenandra dengan polosnya. Hayoo, coba tebak, apa kesalahan Jenandra yang membuat Jelita jengkel? Nih, aku kasih tahu, ya! Kalimat sambutan Jenandra itu nggak menggunakan kalimat efektif alias bertele-tele, makanya Jelita jadi jengkel sendiri, deh. Baca Juga: Begini Lho Cara Menemukan Ide Pokok dalam Paragraf! Eh, tapi ngomong-ngomong, kamu sudah tahu belum, apa itu kalimat efektif? Pengertian Kalimat EfektifKalimat efektif adalah kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain dengan tepat. Kalimat yang dimaksud bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan. Pada cerita di atas, bentuk kalimat yang dipakai adalah lisan. Jelita sebagai pendengar tidak mampu memahami dengan tepat apa yang diucapkan oleh pembicara yaitu Jenandra. Berarti kalimat yang diucapkan Jenandra tidak efektif. Begitu pula untuk kalimat berbentuk tulisan. Jika pembaca tidak mengerti makna dari kalimat yang ditulis oleh orang lain (penulis) dengan tepat, berarti kalimat yang ditulis tersebut tidak efektif. Baca Juga: Mengenal Teks Cerita Sejarah: Pengertian, Struktur, Ciri, dan Contohnya Ciri-Ciri dan Syarat Kalimat EfektifTerdapat beberapa ciri dan syarat agar suatu kalimat bisa disebut sebagai kalimat efektif. Apa saja itu? 1. Kesepadanan StrukturKalimat efektif harus memiliki kesepadanan struktur, yaitu keseimbangan antara gagasan dengan struktur yang dipakai. Nah, untuk memiliki kesepadanan struktur yang baik, ada poin-poin yang harus dipenuhi, nih! a. Memiliki subjek dan predikat yang jelasCara agar suatu kalimat dapat memiliki subjek dan predikat yang jelas adalah dengan menghindari penggunaan kata depan sebelum penyebutan subjek. Contoh:
b. Tidak terdapat subjek gandaSubjek ganda dapat membuat kalimat menjadi tidak terfokus sehingga maknanya menjadi sulit dipahami. Contoh:
Pada kalimat pertama, terdapat dua subjek yaitu ‘penyusunan laporan itu’ dan ‘saya’. Baca Juga: Pahami Pengertian Teks Editorial, Ciri, Struktur, Kaidah Kebahasaan & Contohnya c. Kata hubung tidak dipakai pada kalimat tunggalKata hubung dipakai untuk membangun sebuah kalimat majemuk. Oleh karena itu, kata hubung tidak boleh ada di kalimat tunggal. Contoh:
Jika ingin tetap menggunakan kalimat tunggal, kata ‘sehingga’ bisa diganti dengan ‘oleh karena itu’. d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata ‘yang’Pemunculan kata ‘yang’ dapat menghilangkan predikat dalam sebuah kalimat. Contoh:
Dengan memiliki kesepadanan struktur yang baik, maka gagasan dapat dengan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Jadi, nggak akan ada kesalahpahaman lagi deh, di antara kita. Eh salah, maksudnya di antara pembicara-pendengar atau pembaca-penulis, hehe.. Baca Juga: Pahami Pengertian Frasa, Klausa, Kalimat beserta Contohnya, Yuk! 2. Keparalelan BentukKalimat efektif harus memiliki bentuk yang paralel. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan kata benda, maka bentuk selanjutnya juga harus menggunakan kata benda. Kalau bentuk pertama menggunakan kata kerja, maka bentuk selanjutnya juga harus menggunakan kata kerja. Contoh:
Kalimat di atas tidak paralel karena kata yang menduduki predikat tidak memiliki bentuk yang sama. Supaya efektif, predikatnya harus diubah menjadi kata benda semua, menjadi seperti berikut:
3. Kehematan KataKalimat efektif harus hemat dalam penggunaan kata. Jangan menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu. a. Hilangkan pengulangan subjekSubjek hanya perlu disebutkan sebanyak satu kali dalam satu kalimat. Contoh:
Tidak perlu mengulang kata ’dia’. b. Hindari kesinoniman dalam satu kalimatJika terdapat dua kata dalam satu kalimat yang maknanya sama (sinonim), gunakan salah satunya saja. Contoh:
Kata ‘sejak’ dan ‘dari’ adalah sinonim, sehingga penggunaan salah satunya saja sudah cukup. c. Perhatikan kata jamakJika terdapat kata yang sudah bermakna jamak, maka tidak perlu menambahkan kata lain yang juga bermakna jamak. Contoh:
Kata ‘hadirin’ sudah bermakna jamak, sehingga tidak perlu menambahkan kata ‘sekalian’ setelah kata hadirin. Baca Juga: Membahas Paragraf: Pengertian, Jenis, Unsur, Syarat, dan Contohnya Penggunaan kata yang berlebihan dapat menyebabkan suatu kalimat menjadi bertele-tele atau terlalu panjang. Makna yang ingin disampaikan pun menjadi sulit dipahami oleh pendengar atau pembaca. Oleh karena itu, gunakan kata-kata yang memang diperlukan saja ya, biar jadi kalimat efektif! 4. Kecermatan PenalaranDalam kalimat efektif terdapat kecermatan penalaran, artinya harus memperhatikan pemilihan kata-kata supaya tidak menimbulkan makna ganda. Contoh:
Kalimat ini dapat menimbulkan tafsiran ganda. Coba kamu baca, deh. Pasti kamu jadi bingung, di sini maksudnya siapa yang terkenal? Mahasiswanya atau perguruan tingginya? Nah, supaya efektif, kita bisa mengubahnya menjadi salah satu dari dua bentuk berikut:
5. Kelogisan BahasaKalimat efektif harus memiliki kelogisan bahasa. Artinya, ide pada kalimat efektif tersebut dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh:
Kedua kalimat di atas tidak logis. Coba kamu perhatikan, deh. Pada contoh pertama, masa yang dipersilakan waktu dan tempat, sih? Emangnya waktu dan tempat mau dipersilakan ke mana? Terus pada contoh kedua, masa jenazahnya mondar-mandir di pasar? Kan serem? Biar nggak emosi sendiri, yuk kita coba perbaiki!
Pada contoh pertama, ganti kata ‘waktu dan tempat’ menjadi subjek (berupa orang) yang akan diberi waktu dan tempat untuk berbicara, yaitu Bapak Lurah. Sedangkan pada contoh kedua, ubah subjeknya menjadi ‘wanita’, bukan ‘jenazah wanita’. Setelah itu, tambahkan kata ‘sebelum meninggal’ untuk memperjelas kapan wanita tersebut mondar-mandir di pasar. Baca Juga: Perbedaan Kalimat Simpleks & Kompleks: Pengertian, Jenis-Jenis, Ciri, Contoh Contoh Kalimat Efektif dan Tidak EfektifBerikut adalah beberapa contoh kalimat efektif dan kalimat tidak efektif yang bisa kamu gunakan sebagai referensi dalam membentuk suatu kalimat:
Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif dalam ParagrafBerikut beberapa contoh kalimat efektif yang terkandung dalam suatu paragraf: 1. Contoh Paragraf BeritaContoh paragraf tidak efektif: Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Maaike Ira Puspita, mengungkapkan tujuan kedatangan FIFA dan AFC ke Indonesia. Maaike Ira Puspita mengatakan, FIFA dan AFC akan datang ke Indonesia bukan untuk melakukan investigasi terhadap PSSI atas tragedi Kanjuruhan. Namun, Maaike Ira Puspita menuturkan bahwa kehadiran kedua federasi sepak bola tersebut untuk memberikan dukungan kepada Indonesia. FIFA dan AFC sudah menyampaikan belasungkawa atas tragedi Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya akhir pekan lalu yang menewaskan 131 orang. Contoh paragraf efektif: Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Maaike Ira Puspita, mengungkapkan bahwa tujuan kedatangan FIFA dan AFC ke Indonesia bukan untuk melakukan investigasi terhadap PSSI atas tragedi Kanjuruhan, melainkan untuk memberikan dukungan kepada Indonesia. Maaike Ira Puspita juga mengatakan bahwa FIFA dan AFC sudah menyampaikan belasungkawa atas tragedi Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya akhir pekan lalu yang menewaskan 131 orang. Teks berita dikutip dari Kompas.com dengan judul "Tragedi Kanjuruhan, PSSI Ungkap Tujuan FIFA-AFC Datang ke Indonesia". |