Berikut adalah tiga bahan dasar dari rumah

Rumah tangga dibedakan menjadi:

  1. Rumah tangga biasaadalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta pemenuhan keperluan makan/minum/kebutuhan sehari-hari seluruh anggotanya dalam 1 (satu) pengelolaan (makan dari satu dapur). Rumah tangga biasanya terdiri dari ibu, bapak dan anak, selain itu yang termasuk/dianggap sebagai rumah tangga biasa antara lain :
  • Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi makannya diurus sendiri.
  • Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut dalam blok sensus yang sama.
  • Pondokan dengan makan (indekost) yang pemondoknya kurang dari 10 orang. Pemondok dianggap sebagai anggota rumah tangga induk semangnya.
  • Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa.
  • Pengurus asrama, pengurus panti asuhan, pengurus lembaga pemasyarakatan, dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama anak istri, serta anggota rumah tangga lainnya dianggap rumah tangga biasa.
  1. Rumah Tangga Khusus, yang termasuk/dianggap sebagai rumah tangga khusus antara lain:
  • Orang-orang yang tinggal di asrama, yaitu tempat tinggal yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya diatur oleh suatu yayasan atau badan, misalnya, asrama perawat, asrama TNI dan POLRI (tangsi). Anggota TNI dan POLRI yang tinggal bersama keluarganya dan mengurus sendiri kebutuhan sehari-harinya bukan rumah tangga khusus.
  • Orang-orang yang tinggal di lembaga permasyarakatan, panti asuhan, rumah tahanan, dan sejenisnya.
  • Sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekost) yang berjumlah lebih besar atau sama dengan 10 orang.

Rumah tangga sampel susenas adalah rumah tangga biasa.

Kepala rumah tangga (KRT)

adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari, atau yang dianggap/ditunjuk sebagai KRT.

adalah orang yang bertanggung jawab terhadap suatu rumah tangga, bisa kepala keluarga/pasangannya atau anggota keluarga lainnya.

Anggota rumah tangga (ART)

adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (KRT, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga atau ART lainnya), baik yang berada di rumah tangga pada waktu pencacahan maupun sementara tidak ada. ART yang telah bepergian selama 6 bulan atau lebih, dan ART yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih tidak dianggap sebagai ART. Orang yang tinggal di rumah tangga selama 6 bulan atau lebih atau yang telah tinggal di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi berniat pindah/bertempat tinggal di rumah tangga tersebut selama 6 bulan atau lebih dianggap sebagai ART.

Status Penguasaan Tempat Tinggal

  • Milik sendiri, jika tempat tinggal/rumah yang ditempati oleh rumah tangga tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang ART. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap sebagai rumah milik sendiri.
  • Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT/ART dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayarannya biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru.
  • Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT atau salah seorang ART dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu.
  • Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (baik famili/bukan famili/orang tua yang tinggal di tempat lain) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun.
  • Rumah dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat bekerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa maupun tidak. Penjelasan: rumah dinas yang dimaksud adalah rumah dinas yang ditempati oleh rumah tangga yang minimal salah satu ART-nya merupakan penerima fasilitas rumah dinas. Jika rumah tangga menempati rumah dinas yang peruntukannya bukan untuk minimal salah satu ART-nya, maka dianggap kontrak/sewa/bebas sewa.
  • Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya rumah adat.

Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga KRT/ART yang mendiami dibawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut.

  • Betonadalah atap yang terbuat dari campuran semen, kerikil, dan pasir yang dicampur dengan air.
  • Gentengadalah atap yang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar, termasuk genteng keramik, metal/logam, tanah liat, atau fiber/polycarbonate.
  • Sengadalah atap yang terbuat dari bahan seng. Atap seng berbentuk seng rata, seng gelombang, termasuk genteng seng yang lazim disebut decrabond (seng yang dilapisi epoxy dan acrylic), termasuk garvalum.
  • Asbesadalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen. Pada umumnya atap asbes berbentuk gelombang.
  • Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.
  • Kayu/Sirapadalah atap yang terbuat dari kayu atau kepingan kayu yang tipis dan biasanya terbuat dari kayu ulin atau kayu besi.
  • Jerami/ijuk/daun-daunan/rumbiaadalah atap yang terbuat dari serat pohon aren/enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam.
  • Lainnyaadalah atap selain jenis atap di atas. Misal kardus, kaca.

Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain.

  • Tembokadalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako biasanya dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat dari pasangan batu merah dan diplester namun dengan tiang kolom berupa kayu balok, yang biasanya berjarak 1 - 1,5 m;
  • Plesteran anyaman bambu/kawat adalah dinding yang terbuat dari anyaman bambu atau kawat dengan luas kurang lebih 1 m x 1 m yang dibingkai dengan balok, kemudian diplester dengan campuran semen dan pasir.
  • Kayu/papanadalah bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya berumur di atas 5 tahun. Bagian ini bisa berupa batang utama, cabang atau ranting yang merupakan batang pokok yang keras, yang biasa dipakai untuk bahan bangunan. Termasuk tripleks, Glass-fiber Reinforced Cement (GRC), dan Calciboard.
  • Anyaman bambu merupakan bambu yang diiris tipis-tipis kemudian dirajut seperti kain dan berbentuk lebar.
  • Batang kayu adalah batang dari pohon langsung (masih bulat), tanpa dibelah terlebih dahulu.
  • Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas pada batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.
  • Lainnyaadalah dinding selain jenis dinding di atas, seperti seng, kardus.

Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel/teraso, semen, kayu, tanah dan lainnya seperti bambu.

1) Marmer adalah batu gamping yang telah mengalami metamorfosis, dan dapat dipakai untuk lantai, dinding, dsb; marmer biasa juga disebut batu pualam.

2) Granit adalah batuan keras yg keputih-putihan, bila digunakan sebagai bahan lantai dapat bertahan lebih lama dari marmer/keramik.

  • Keramik adalah tanah liat yg dibakar, dicampur dengan mineral lain.
  • Parket/vinil/karpet,

1) Parket (parquetted) berarti menyusun potongan-potongan kayu untuk dijadikan penutup lantai.

2) Vinil adalah karpet yang berbahan dasar dari campuran karet dan plastik, yang dilapis dengan motif pada permukaannya.

3) Karpet adalah bahan yang digunakan sebagai penutup lantai, biasanya terbuat dari benang tebal yang dirajut/dianyam, dalam hal ini karpet yang tidak mudah dilepas/dipindah.

1) Tegel adalah ubin yang dibuat dari semen.

2) Teraso adalah jenis lantai yg dibuat dari batu alam kecil-kecil, diaduk dulu adukan kapur pasir, dituang di atas dasar batu, lalu digiling.

  • Kayu/papan bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya berumur di atas 5 tahun. Bagian ini bisa berupa batang utama, cabang atau ranting yang merupakan batang pokok yang keras, yang biasa dipakai untuk bahan bangunan. Termasuk tripleks, Glass-fiber Reinforced Cement (GRC), dan Calciboard.
  • Semen/bata merah,

1) Lantai semen adalah lantai yang terbuat dari adukan semen tambah pasir atau semen saja.

2) Lantai bata merah adalah lantai yang tersusun dari bata merah.

  • Bambu tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.
  • Tanah adalah lantai langsung ke permukaan bumi tanpa ada alas lain diatasnya seperti pasir, tanah, atau batu.
  • Lainnya adalah jenis lantai selain yang disebutkan di atas.


Perkembangan Definisi Air Minum Layak

Sebelum tahun 2011

Air Minum Layak adalah sumber air untuk minum berupa air leding eceran/meteran, air hujan, dan pompa/sumur terlindung/mata air terlindung dengan jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat >= 10 m.

Sebelum tahun 2019

Air Minum Layak adalah sumber air untuk minum, mandi, dan keperluan sehari-hari yang meliputi air leding eceran/meteran, air hujan, dan pompa/sumur terlindung/mata air terlindung dengan jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat >= 10 m

Mulai Tahun 2019

Sejak tahun 2019, konsep yang digunakan mengacu pada metadata SDGs di mana rumah tangga dikatakan memiliki akses air minum layak (access to improved water) yaitu jika sumber air minum utama yang digunakan adalah leding, air terlindungi, dan air hujan. Air terlindungi mencakup sumur bor/pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung. Bagi rumah tangga yang menggunakan sumber air minum berupa air kemasan, maka rumah tangga dikategorikan memiliki akses air minum layak jika sumber air untuk mandi/cuci berasal dari leding, sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, dan air hujan.

Perkembangan Definisi Sanitasi Layak

Sebelum Tahun 2015

Sanitasi Layak adalah penggunaan toilet sendiri atau beberapa rumah tangga dengan toilet leher angsa, cemplung/cupluk tertutup dan pembuangan akhir tinja berupa tangki septik/SPAL.

Tahun 2015-2018

Menggunakan konsep yang mengacu pada metadata SDGs yang diterbitkan pada tahun 2017 dimana rumah tangga dikatakan memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak apabila rumah tangga memiliki fasilitas tempat Buang Air Besar (BAB) yang digunakan sendiri atau bersama rumah tangga tertentu (terbatas), menggunakan jenis kloset leher angsa, dan tempat pembuangan akhir tinja di tangki septik atau IPAL.

Mulai 2019

Sejak tahun 2019 konsep yang digunakan mengacu pada metadata SDGs terbaru dimana rumah tangga dikatakan memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak apabila rumah tangga memiliki fasilitas tempat Buang Air Besar (BAB) yang digunakan sendiri atau bersama rumah tangga tertentu (terbatas) ataupun di MCK Komunal, menggunakan jenis kloset leher angsa, dan tempat pembuangan akhir tinja di tangki septik atau IPAL atau bisa juga di lubang tanah jika wilayah tempat tinggalnya di perdesaan.

Sumber Penerangan terbagi menjadi:

  • Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN.
  • Listrik non-PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator, dan pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN).
  • Petromak/aladin adalah sumber penerangan dari minyak tanah seperti petromak/lampu tekan, dan aladin (termasuk lampu gas).
  • Pelita/sentir/obor adalah lampu minyak tanah lainnya (lampu teplok, sentir, pelita, dan sejenisnya)
  • Lainnya seperti Lampu karbit, lilin, biji jarak, dan kemiri.

Kuintil adalah pembagian 5 kategori rumah tangga sampel menurut pengeluaran terkecil hingga terbesar.

Perkembangan Definisi Rumah Layak Huni:

Sebelum Tahun 2019:

Kriteria rumah layak huni adalah minimal 5 syarat berikut terpenuhi:

  1. Sumber Air Minum Layak
  2. Sanitasi Layak
  3. Lantai bukan tanah
  4. Atap Bukan Ijuk/daun-daunan atau lainnya
  5. Dinding bukan Bambu atau lainnya
  6. Luas Perkapita ≥ 7,2 m2
  7. Penerangan Utama adalah Listrik

Tahun 2019-2020:

Sejak tahun 2019, rumah tangga diklasifikasikan memiliki akses terhadap hunian/rumah layak huni apabila memenuhi 4 (empat) kriteria, yaitu:

1) kecukupan luas tempat tinggal minimal 7,2 m2 per kapita (sufficient living space)

2) memiliki akses terhadap air minum layak

3) memiliki akses terhadap sanitasi layak

4) ketahanan bangunan (durable housing), yaitu atap terluas berupa beton/ genteng/ seng/ kayu/ sirap; dinding terluas berupa tembok/ plesteran anyaman bambu/kawat, kayu/papan dan batang kayu; dan lantai terluas berupa marmer/ granit/ keramik/ parket/vinil/karpet/ ubin/tegel/teraso/ kayu/papan/ semen/bata merah.

Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner Susenas yang ditujukan kepada individu diusahakan agar individu yang bersangkutan yang menjadi responden. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang ditujukan kepada rumah tangga dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui tentang karakteristik yang ditanyakan.

Susenas 2020

Design sampel Susenas 2020 dibuat bersamaan dengan kegiatan pengukuran status gizi. Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun (semesteran), yaitu di bulan Maret untuk estimasi hingga level kabupaten/kota, dan di bulan September untuk estimasi hingga level provinsi.

Jumlah sampel Susenas 2020 untuk estimasi kabupaten/kota adalah 345.000 rumah tangga. Sampel rumah tangga yang sama digunakan untuk pengukuran status gizi.

Master sampling frame yang digunakan dalam pelaksanaan Susenas 2020 adalah sekitar 40 persen blok sensus dari populasi, yang ditarik secara probability proportional to size (PPS) dengan ukuran jumlah rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus sekitar 720.000an.

  1. Kerangka sampel tahap pertama adalah:
  2. Daftar Blok Sensus Biasa SP2010;
  3. Daftar 40% blok sensus SP2010 yang sudah ada kode stratanya.
  4. Kerangka sampel tahap kedua adalah daftar rumah tangga hasil pemutakhiran di setiap blok sensus terpilih.

Prosedur penarikan sampel dibedakan menurut domain estimasi sebagai berikut:

Tahap 1:

  • Memilih 40 persen blok sensus populasi secara Probability Proportional to Size (PPS), dengan size jumlah rumah tangga hasil SP2010 di setiap strata di kabupaten.
  • Memilih sejumlah n blok sensus sesuai alokasi secara systematic di setiap strata urban/rural per kabupaten/kota. Sebelum dilakukan penarikan sampel, terlebih dahulu dilakukan implicit stratification blok sensus berdasarkan strata kesejahteraan.

Tahap 2:

Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic dengan implicit stratification menurut pendidikan KRT dan keberadaan ART balita serta ibu hamil 9 bulan. Sampel 10 rumah tangga tersebut selanjutnya digunakan, baik sebagai sampel Susenas maupun sampel untuk pengukuran status gizi. Pemutakhiran rumah tangga dilakukan saat updating Susenas.

Susenas 2019

Design sampel Susenas 2019 dibuat bersamaan dengan kegiatan pengukuran status gizi balita. Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun (semesteran), yaitu di bulan Maret untuk estimasi level kabupaten/kota, dan di bulan September untuk estimasi level provinsi. Pelaksanaan Susenas 2019 terintegrasi dengan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) dengan level estimasi hingga Kabupaten/Kota, memiliki dan jumlah sampel sebanyak estimasi Kabupaten/Kota memiliki sampel sebanyak 320.000 rumah tangga (32.000 Blok Sensus).

Master sampling frame yang digunakan dalam pelaksanaan Susenas 2019 adalah sekitar 40 persen blok sensus dari populasi, yang ditarik secara probability proportional to size (PPS) dengan ukuran jumlah rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus sekitar 720.000an.

  1. Kerangka sampel tahap pertama adalah:
  2. Daftar Blok Sensus Biasa SP2010;
  3. Daftar 40% blok sensus SP2010 yang sudah ada kode stratanya.
  4. Kerangka sampel tahap kedua adalah daftar rumah tangga hasil pemutakhiran di setiap blok sensus terpilih.

Prosedur penarikan sampel dibedakan menurut domain estimasi sebagai berikut:

Tahap 1:

  • Memilih 40 persen blok sensus populasi secara Probability Proportional to Size (PPS), dengan size jumlah rumah tangga hasil SP2010 di setiap strata di kabupaten.
  • Memilih sejumlah n blok sensus sesuai alokasi secara systematic di setiap strata urban/rural per kabupaten/kota. Sebelum dilakukan penarikan sampel, terlebih dahulu dilakukan implicit stratification blok sensus berdasarkan strata kesejahteraan.

Tahap 2:

Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic dengan implicit stratification menurut pendidikan KRT dan keberadaan ART balita serta ibu hamil 9 bulan. Sampel 10 rumah tangga tersebut selanjutnya digunakan, baik sebagai sampel Susenas maupun sampel untuk pengukuran status gizi balita. Pemutakhiran rumah tangga dilakukan saat updating Susenas.

Susenas 2018

Desain sampel Susenas 2018 dibuat bersamaan dengan kegiatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun (semesteran), yaitu di bulan Maret untuk estimasi level kabupaten/kota, dan di bulan September untuk estimasi level provinsi. Sedangkan pelaksanaan Riskesdas dilaksanakan dalam 1 waktu sekaligus untuk keperluan estimasi Kab/Kota, Provinsi, dan Nasional. Pelaksanaan Susenas Maret 2018 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia.

Kerangka sampel induk atau sampling frame adalah sekitar 180.000 blok sensus (25% populasi) yang ditarik secara PPS size rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus 720ribuan.

  1. Kerangka sampel tahap pertama adalah:
  2. Daftar Blok Sensus Biasa SP2010;
  3. Daftar 25% blok sensus SP2010 yang sudah ada kode stratanya. 25% blok sensus ini disebut sampling frame induk.
  4. Kerangka sampel tahap kedua adalah daftar rumah tangga hasil pemutakhiran di setiap blok sensus terpilih.

Prosedur penarikan sampel dibedakan menurut domain estimasi sebagai berikut:

Estimasi Kabupaten/Kota

Tahap 1:

  • Memilih 25% blok sensus populasi secara Probability Proportional to Size (PPS), dengan size jumlah rumah tangga hasil SP2010 di setiap strata di kabupaten.
  • Memilih sejumlah n blok sensus sesuai alokasi secara systematic di setiap strata urban/rural per kabupaten/kota. Sebelum dilakukan penarikan sampel, terlebih dahulu dilakukan implicit stratification blok sensus berdasarkan strata kesejahteraan.

Tahap 2:

Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic dengan implicit stratification menurut pendidikan KRT dan keberadaan ART balita atau ibu hamil. 10 Rumah tangga terpilih tersebut selanjutnya digunakan, baik sebagai sampel Susenas maupun Riskesdas 2018. Pemutakhiran rumah tangga dilakukan saat updating Susenas.

Estimasi Provinsi

Tahap 1:

Memilih 7.500 blok sensus secara systematic sampling dari 30.000 blok sensus estimasi kabupaten/kota sesuai alokasi dan mempertimbangkan distribusi sampel per strata di tingkat kabupaten/kota.

Tahap 2:

Untuk Susenas : terlebih dahulu dilakukan updating/pemutakhiran rumah tangga pada bulan September, selanjutnya memilih kembali 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic dengan implicit stratification pendidikan KRT. Implicit stratification keberadaan balita atau ibu hamil hanya di tanyakan pada updating Susenas Maret 2018 karena terkait dengan pengambilan sampel Riskesdas.

Untuk Riskesdas: Rumah tangga terpilih pada estimasi Kab/Kota di 7.500 blok sensus subsampel Riskesdas/Susenas Kab/Kota selain ditanyakan variabel IPKM juga ditanyakan variabel SDGs (untuk kepentingan estimasi Provinsi).

Estimasi Nasional (Riskesdas)

Untuk estimasi Nasional, 170 kabupaten dialokasikan ke tiap wilayah urban/rural secara proporsional terhadap jumlah rumah tangga hasil SP2010. Penarikan sampel kabupaten urban dan rural dilakukan secara terpisah, sehingga dalam satu kabupaten memungkinkan terdapat sampel di daerah urban, daerah rural, maupun keduannya. Sesuai dengan kabupaten terpilih sampel dilakukan alokasi 2500 BS.

Penarikan sampel nasional dilakukan secara independen dari sampel provinsi namun sub sampel dari sampel estimasi kabupaten. Dengan demikian dari blok Maret ditarik sekaligus 10.000 BS dimana 7.500 blok Susenas September dan 2.500 blok Biomedis penarikan sampel.

Susenas 2017

Susenas 2017 dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun (semesteran), yaitu di bulan Maret untuk estimasi hingga level kabupaten/kota dan di bulan September untuk estimasi hingga level provinsi. Pelaksanaan Susenas Maret 2017 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia.

Kerangka sampel induk atau sampling frame adalah sekitar 180.000 blok sensus (25% populasi) yang dipilih secara Probability Proportional to Size (PPS) dengan size rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus (720 ribuan). Selanjutnya untuk kegiatan Susenas didefinisikan sebagai berikut:

  1. Kerangka sampel tahap pertama adalah
  2. Daftar blok sensus biasa SP2010
  3. Daftar 25% blok sensus SP2010 yang sudah ada kode stratanya, 25% blok sensus ini disebut sampling frame induk.
  4. Kerangka sampel tahap kedua adalah daftar rumah tangga hasil pemutakhiran di setiap blok sensus terpilih.

Estimasi Kabupaten/Kota

Tahap 1:

  1. Memilih 25% blok sensus populasi secara Probability Propotional to Size (PPS), dengan size jumlah rumah tangga hasil SP2010 di setiap strata.
  2. Memilih sejumlah n blok sensus sesuai alokasi systematic di setiap strata urban/rural per kabupaten/kota. Sebelum dilakukan penarikan sampel, terlebih dahulu dilakukan implicit stratification blok sensus berdasarkan strata kesejahteraan.

Tahap 2:

Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic sampling dengan implicit stratification menurut pendidikan kepala rumah tangga (KRT).

Estimasi Provinsi

Tahap 1:

Memilih 7.500 blok sensus secara systematic sampling dari 300.000 blok sensus estimasi kabupaten/kota sesuai alokasi dan mempertimbangkan distribusi sampel per strata di tingkat kabupaten/kota.

Tahap 2:

Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic sampling dengan implicit stratification menurut pendidikan KRT.

Susenas 2016

Susenas 2016 dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu di bulan Maret untuk estimasi sampai level kabupaten/kota, dan di bulan September untuk estimasi sampai level provinsi. Pelaksanaan Susenas Maret 2016 memiliki sampel sebanyak 300.000 rumah tangga (30.000 Blok Sensus) yang tersebar di 34 Provinsi dan 511 kabupaten/kota.

Kerangka sampel induk atau sampling frame induk kegiatan Susenas, Sakernas, dan SUPAS 2015 adalah sekitar 180.000 blok sensus (25% populasi) yang ditarik secara PPS size rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus. Selanjutnya untuk kegiatan Susenas didefinisikan sebagai berikut :

  1. Kerangka sampel tahap pertama adalah daftar blok sensus biasa SP2010.
  2. Kerangka sampel tahap kedua adalah daftar 25% blok sensus SP2010 yang sudah ada kode stratanya. 25% blok sensus ini disebut sampling frame induk.
  3. Kerangka sampel tahap ketiga adalah daftar rumah tangga hasil pemutakhiran di setiap blok sensus terpilih.

Untuk estimasi level kabupaten/kot Sampel dipilih dengan metode two stages one phase stratified sampling

  • Tahap 1: Memilih 25% blok sensus populasi secara Probability Proportional to Size (PPS), dengan size jumlah rumah tangga hasil SP2010 di setiap strata.
  • Tahap 2: Memilih sejumlah n blok sensus sesuai alokasi secara systematic di setiap strata urban/rural per kabupaten/kota per strata kesejahteraan.
  • Tahap 3: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic sampling dengan implicit stratification menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan KRT.

Sampel untuk Susenas estimasi provinsi merupakan subsampel dari Susenas estimasi kabupaten/kota dan dipilih menggunakan metode two stages stratified sampling seperti berikut

  • Tahap 1: Memilih 7.500 blok sensus secara systematic sampling dari 30.000 blok sensus estimasi kabupaten/kota sesuai alokasi dan mempertimbangkan distribusi sampel per strata di tingkat kabupaten/kota
  • Tahap 2: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic sampling dengan implicit stratification pendidikan tertinggi yang ditamatkan KRT

Susenas 2015

Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 tahun (semesteran), yaitu di bulan Maret untuk estimasi hingga level kabupaten/kota, dan di bulan September untuk estimasi level provinsi. Pelaksanaan Susenas Maret 2015 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di 34 provinsi dan 511 kabupaten/kota di Indonesia.

Kerangka sampel induk atau sampling frame induk kegiatan Susenas, Sakernas, dan SUPAS 2015 adalah sekitar 180.000 blok sensus (25% populasi) yang ditarik secara PPS size rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus. Selanjutnya untuk kegiatan Susenas didefinisikan sebagai berikut :

  1. Kerangka sampel tahap pertama adalah daftar blok sensus biasa SP2010.
  2. Kerangka sampel tahap kedua adalah daftar 25% blok sensus SP2010 yang sudah ada kode stratanya. 25% blok sensus ini disebut sampling frame induk.
  3. Kerangka sampel tahap ketiga adalah daftar rumah tangga hasil pemutakhiran di setiap blok sensus terpilih.

Untuk estimasi level kabupaten/kota Sampel dipilih dengan metode two stages one phase stratified sampling

  • Tahap 1: Memilih 25% blok sensus populasi secara Probability Proportional to Size (PPS), dengan size jumlah rumah tangga hasil SP2010 di setiap strata.
  • Tahap 2: Memilih sejumlah n blok sensus sesuai alokasi secara systematic di setiap strata urban/rural per kabupaten/kota per strata kesejahteraan.
  • Tahap 3: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic sampling dengan implicit stratification menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan KRT.

Sampel untuk Susenas estimasi provinsi merupakan subsampel dari Susenas estimasi kabupaten/kota dan dipilih menggunakan metode two stages stratified sampling seperti berikut

  • Tahap 1: Memilih 7.500 blok sensus secara systematic sampling dari 30.000 blok sensus estimasi kabupaten/kota sesuai alokasi dan mempertimbangkan distribusi sampel per strata di tingkat kabupaten/kota
  • Tahap 2: Memilih 10 rumah tangga hasil pemutakhiran secara systematic sampling dengan implicit stratification pendidikan tertinggi yang ditamatkan KRT

Susenas 2014

Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 4 kali dalam 1 tahun (Triwulanan), yaitu di Bulan Maret, Juni, September, dan Desember.  Susenas 2014 memiliki sampel sebanyak 300.000 rumah tangga (30.000 Blok Sensus) yang dibagi ke dalam setiap triwulan masing-masing 75.000 rumah tangga. Data hasil pencacahan dapat disajikan baik tingkat nasional maupun provinsi, sementara itu hasil kumulatif pelaksanaan pencacahan selama empat triwulan, datanya dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota.

Kerangka Sampel Susenas 2014

  1. Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2010 yang disertai dengan informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1), muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit, dan klasifikasi desa/kelurahan (rural/urban).
  2. Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih.
  3. Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga biasa tidak termasuk institutional household (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus sampel hasil pencacahan lengkap SP2010 (SP2010-C1) yang telah dimutahirkan pada setiap menjelang pelaksanaan survei.

Susenas 2013

Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 4 kali dalam 1 tahun (Triwulanan), yaitu di Bulan Maret, Juni, September, dan Desember.  Jumlah rumah tangga sampel Susenas setiap triwulan adalah 75.000 rumah tangga. Jadi total pelaksanaan Susenas 2013 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan 497 Kab/Kota di Indonesia.

Kerangka Sampel Susenas 2013

  1. Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2010 yang disertai angka sampel tahap ketiga adalah daftar ruta hasil pemutakhiran ruta SP2010-C1. dengan informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1), muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit, dan klasifikasi desa/kelurahan (rural/urban);
  2. Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih;
  3. Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga biasa tidak termasuk institutional household (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus sampel hasil pencacahan lengkap SP2010 (SP2010-C1) yang telah dimutahirkan pada setiap menjelang pelaksanaan survei.

Susenas 2012

Pelaksanaan Susenas 2012 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan 497 Kab/Kota di Indonesia, di mana setiap triwulan akan didistribusikan sebanyak 7.500 blok sensus atau 75.000 rumah tangga. Dari 7.500 blok sensus, sebanyak 1.170 blok sensus atau 11.700 rumah tangga terintegrasi dengan SBH di 82 Kota. Data hasil pencacahan setiap triwulan dapat disajikan baik untuk tingkat nasional maupun provinsi, sedangkan dari kumulatif pelaksanaan pencacahan selama empat triwulan datanya dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota.

Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama, kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap kedua dan kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap ketiga.

  • Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2010 yang disertai dengan informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1), muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit, dan klasifikasi desa/kelurahan (rural/urban).
  • Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih.
  • Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga biasa tidak termasuk institutional household (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus sampel hasil pencacahan lengkap SP2010 (SP2010-C1) yang telah dimutahirkan pada setiap menjelang pelaksanaan survei.

Metode sampling yang digunakan yaitu penarikan sampel tiga tahap berstrata. Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut:

  • Tahap pertama, memilih nh wilcah dari Nh secara pps (Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya rumah tangga SP2010 (Mi). Kemudian wilcah tersebut dialokasikan secara acak ke dalam empat triwulan.

Keseluruhan harus diambil sebanyak nh= 30.000 wilcah sehingga masing-masing triwulan akan ada sebanyak 7.500 wilcah. Dari 7.500 wilcah Susenas Triwulan I, dipilih sebanyak 5.000 wilcah secara sistematik untuk Sakernas 2012 Triwulan I dan akan digunakan lagi untuk Triwulan II, III, dan IV

  • Tahap kedua, memilih:
  • dua BS pada setiap wilcah terpilih Susenas Triwulan II, dan III, serta Triwulan I yang juga terpilih untuk Sakernas Triwulan I, yang selanjutnya dari blok-blok sensus terpilih dialokasikan secara acak satu untuk Susenas/SBH, dan satu Sakernas, atau
  • satu BS pada setiap wilcah terpilih Triwulan IV dan Trwulan I yang untuk Susenas saja secara pps dengan size jumlah rumah tangga SP2010-RBL1.
  • Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih untuk Susenas dipilih sejumlah rumah tangga biasa (m=10) secara sistematik berdasarkan hasil pemutakhiran listing rumah tangga SP2010-C1 dengan menggunakan Daftar VSEN12-P. Daftar nama kepala rumah tangga disusun dari Ekstrak SP2010-C1 untuk variabel nama KRT, alamat, dan tingkat pendidikan KRT, kemudian dilakukan pemutakhiran lapangan.

Susenas 2011

Pelaksanaan Susenas 2011 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan 497 Kab/Kota di Indonesia, di mana setiap triwulan akan didistribusikan sebanyak 75 ribu rumah tangga. Data hasil pencacahan setiap triwulan dapat disajikan baik untuk tingkat nasional maupun provinsi, sedangkan dari kumulatif pelaksanaan pencacahan selama empat triwulan maka datanya dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota.

Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama, kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap kedua dan kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap ketiga.

  1. Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2010 yang disertai dengan informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1), muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit, dan klasifikasi desa/kelurahan (rural/urban).
  2. Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih.
  3. Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga biasa tidak termasuk institutional household (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus sampel hasil pencacahan lengkap SP2010 (SP2010-C1) yang telah dimutahirkan pada setiap menjelang pelaksanaan survei.

Metode sampling yang digunakan yaitu penarikan sampel tiga tahap berstrata. Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut:

  • Tahap pertama, memilih nh wilcah dari Nh secara pps (Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya rumah tangga SP2010 (Mi). Kemudian wilcah tersebut dialokasikan secara acak ke dalam empat triwulan.

Keseluruhan harus diambil sebanyak nh= 30.000 wilcah sehingga masing-masing triwulan akan ada sebanyak 7.500 wilcah. Dari 7.500 wilcah Susenas Triwulan I, dipilih sebanyak 5.000 wilcah secara sistematik untuk Sakernas 2011 Triwulan I dan akan digunakan lagi untuk Triwulan II, III, dan IV

  • Tahap kedua, memilih:
  • dua BS pada setiap wilcah terpilih Susenas Triwulan II, dan III, serta Triwulan I yang juga terpilih untuk Sakernas Triwulan I, yang selanjutnya dari blok-blok sensus terpilih dialokasikan secara acak satu untuk Susenas/SBH, dan satu Sakernas, atau
  • satu BS pada setiap wilcah terpilih Triwulan IV dan Trwulan I yang untuk Susenas saja secara pps dengan size jumlah rumah tangga SP2010-RBL1.
  • Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih untuk Susenas dipilih sejumlah rumah tangga biasa (m=10) secara sistematik berdasarkan hasil pemutakhiran listing rumah tangga SP2010-C1 dengan menggunakan Daftar VSEN11-P. Daftar nama kepala rumah tangga disusun dari Ekstrak SP2010-C1 untuk variabel nama KRT, alamat, dan tingkat pendidikan KRT, kemudian dilakukan pemutakhiran lapangan.

Susenas 2010

Pelaksanaan Susenas 2010 mencakup 304.368 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Data hasil pencacahannya dapat disajikan baik untuk tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.

Rancangan penarikan sampel Susenas 2010 adalah rancangan penarikan sampel dua tahap berstrata. Yang digunakan sebagai strata adalah klasifikasi desa/kelurahan, yaitu: desa/kelurahan perkotaan (urban) dan desa/kelurahan perdesaan (rural). Ukuran sampel yang telah ditetapkan ditujukan untuk estimasi tingkat kabupaten/kota. Penarikan sampel antar strata dilakukan secara terpisah (independent). Sebelum penarikan sampel, blok sensus diurutkan menurut muatan dominan blok sensus, yaitu pemukiman biasa, mewah, dan kumuh.

Prosedur penarikan sampel Susenas 2010 adalah sebagai berikut:

Tahap 1: Memilih nh BS dari Nh secara PPS (Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya kartu keluarga (KK).

Tahap 2: Memilih 16 rumah tangga biasa pada setiap blok sensus terpilih secara sistematik berdasarkan hasil listing SP2010.

Susenas 2009

Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas 2009 terdiri dari 3 jenis, yaitu: kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel untuk pemilihan subblok sensus (khusus untuk blok sensus yang bermuatan rumah tangga lebih dari 150 rumah tangga), dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga dalam blok sensus/subblok sensus terpilih.

Kerangka sampel blok sensus adalah daftar blok sensus biasa hasil Sensus Ekonomi 2006 (Frame BS SE06) yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Kerangka sampel blok sensus ini mencakup blok sensus di 471 kabupaten/kota dan dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.

Kerangka sampel rumah tangga adalah daftar rumah tangga hasil pendaftaran rumah tangga yang menggunakan Daftar VSEN2009.L. Kerangka sampel rumah tangga ini dibedakan menurut tiga kelompok golongan pengeluaran rumah tangga sebulan.

Pelaksanaan Susenas Juli 2009 mencakup 291.888 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Data hasil pencacahannya dapat disajikan baik untuk tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.

Susenas 2008

Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas Juli 2008 terdiri dari 3 jenis, yaitu: kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel untuk pemilihan subblok sensus (khusus untuk blok sensus yang bermuatan rumah tangga lebih besar dari 150 rumah tangga), dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga dalam blok sensus/subblok sensus terpilih.

Kerangka sampel blok sensus adalah daftar blok sensus biasa hasil Sensus Ekonomi 2006 (Frame BS SE06) yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Kerangka sampel blok sensus ini mencakup blok sensus di 457 kabupaten/kota dan dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.

Susenas 2008 mencakup sebanyak 17.869 blok sensus yang menyebar di seluruh kabupaten/kota. Sebanyak 4.300 blok sensus di antaranya merupakan blok sensus sampel pada pelaksanaan Susenas Panel Maret 2008. Pada setiap blok sensus akan dicacah sebanyak 16 rumah tangga, sehingga secara nasional pencacahan Susenas Juli 2008 akan mencacah sebanyak 285.904 rumah tangga sampel.

Susenas 2007

Susenas Juli 2007 mencakup sebanyak 285.904 rumah tangga sampel yang menyebar di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, dengan rincian 68.800 rumah tangga sampel Kor-Modul dan 217.104 rumah tangga sampel Kor tanpa Modul.

Susenas 2006

Kerangka sampel blok sensus 2006 adalah daftar blok sensus biasa hasil pencacahan P4B (keadaan April 2003) yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan. Kerangka sampel blok sensus ini mencakup blok sensus di 440 kabupaten/kota dan dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.

Susenas 2006 mencakup sebanyak 278.352 rumah tangga sampel yang menyebar di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, dengan rincian 68.800 rumah tangga sampel Kor-Modul dan 209.552 rumah tangga sampel Kor tanpa Modul.

Susenas 2005

Kerangka sampel blok sensus 2005 adalah daftar blok sensus biasa hasil pencacahan P4B (keadaan April 2003) yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan. Kerangka sampel blok sensus ini mencakup blok sensus di 440 kabupaten/kota dan dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.

Susenas 2005 mencakup sebanyak 278.352 rumah tangga sampel yang menyebar di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, dengan rincian 68.288 rumah tangga sampel Kor-Modul dan 210.064 rumah tangga sampel Kor tanpa Modul.

Susenas 2004

Susenas 2004 dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dengan ukuran sampel sebanyak 249.376 rumah tangga tersebar baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dengan rincian untuk sampel Kor-Modul sebanyak 67.072 rumah tangga dan untuk sampel Kor (tanpa modul) sebanyak 182.304 rumah tangga.

Karena keterbatasan anggaran, jumlah kabupaten/kota yang tercakup dalam Susenas 2004 sebanyak 377 kabupaten/kota, belum mencakup jumlah seluruh kabupaten/kota yaitu sebanyak 416 kabupaten/kota.

Tabel Dinamis Subjek Perumahan

Video panduan tabel dinamis, lihat disini.


1. Pilih Data

2. Pilih Judul Baris

Secara default seluruh judul baris akan terpilih

3. Pilih Tata Letak Tabel

Video Panduan Tabel Dinamis