Mobilitas sosial atau gerak sosial tentunya sudah banyak diketahui. Secara singkat, gerak sosial merupakan perubahan, pergeseran, kenaikan ataupun penurunan status sosial seseorang yang mempengaruhi perannya dalam masyarakat. Mobilitas sosial terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu mobilitas sosial horizontal dan mobilitas sosial vertikal. Mobilitas sosial horizontal adalah pergeseran posisi atau kedudukan seseorang yang tidak banyak membawa perubahan dalam kehidupan orang tersebut, sedangkan mobilitas sosial vertikal terbagi lagi menjadi dua yaitu mobilitas sosial vertikal ke atas dan mobilitas vertikal ke bawah. Keduanya sama-sama memiliki dampak masalah sosial dan mepengaruhi status sosial seseorang entah itu terjadi kenaikan (social climbing) atau terjadi penurunan (social sinking). Masalah Dalam Mobilitas Sosial Horizontal dan VertikalSemua orang tentunya mengharapkan terjadinya social climbing dalam kehidupan mereka karena secara otomatis, proses interaksi sosial dan kualitas hidup mereka pasti akan membaik. Namun yang tidak banyak diketahui orang, adapun dampak negatif dari mobilitas sosial, baik itu mobilitas sosial horizontal maupun mobilitas sosial vertikal ke atas dan ke bawah yang dapat terjadi jika mobilitas sosial vertikal ke atas angkanya terus meningkat yaitu dapat menjadi penyebab terjadinya konflik. Pergerakan sosial seseorang dapat menyebabkan bentuk-bentuk konflik sosial antar kelas, konflik antar generasi dan konflik antar kelompok sosial. Adanya faktor penyebab terjadinya pergolakan daerah tidak dapat dihindari. Contoh nyata yang bisa Anda lihat adalah seringnya demonstrasi buruh terjadi karena menuntut kenaikan upah yang menggambarkan kaum buruh menuntut adanya social climbing pada kaum mereka. Selain itu, tawuran pelajar, pergaulan bebas yang menentang unsur-unsur budaya dan perang antar kampung juga menjadi bukti otentik bagaimana masyarakat memberi respon pada contoh kasus mobilitas sosial baik itu untuk perseorangan maupun yang terjadi pada kelompok. Tidak banyak yang menyadari bahwa mereka pernah atau sedang mengalami apa yang disebut dengan mobilitas sosial karena kurangnya pengetahuan mereka tentang topik ini. Ada juga yang mengharapkan mengalami social climbing atau adanya kenaikan status sosial namun tidak mengerti bahwa ada hal-hal tertentu yang dapat menghambat pergerakan sosialnya sehingga mereka tidak mencoba untuk menghindari hal-hal tersebut. Untuk lebih memahami kedua macam-macam mobilitas sosial ini, Anda harus mengerti ciri-ciri mobilitas sosial terlebih dahulu. Berikut contoh kasus yang bisa Anda pelajari: Contoh kasus mobilitas sosial horizontal:
Dari contoh di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa, bentuk perpindahan apapun yang terjadi, selama orang atau kelompok yang mengalami perpindahan masih dalam status sosial atau kedudukan yang sama, pergerakan sosial mereka masuk dalam kategori mobilitas sosial horizontal. Kita juga perlu menyadari, adanya gerak sosial horizontal dalam bentuk gerak sosial geografis jika terus-terusa terjadi dapat menjadi penyebab terjadinya kepadatan penduduk. Contoh dari kasus mobilitas sosial vertikal ke atas, sebagai berikut:
Mobilitas sosial vertikal ke atas mungkin menjadi harapan setiap kita sebagai upaya Indonesia menjadi negara maju untuk bisa mengalaminya dalam kehidupan kita. Namun, tidak ada yang bisa menjamin terjadinya mobilitas sosial vertikal ke atas. Hal yang dapat mempengaruhi kenaikan status sosial seseorang biasanya terjadi karena adanya faktor pendorong mobilitas sosial antara lain, seseorang tersebut bekerja pada instansi angkatan bersenjata atau militer yang hampir pasti mengalami kenaikan pangkat dalam jangka waktu tertentu, bisa juga karena ‘perintah agama’ yang memotivasi seseorang untuk bisa mendapatkan jabatan terbaik agar bisa bersedekah sebanyak mungkin. Sejauh ini yang paling banyak menyumbang angka kenaikan status sosial seseorang adalah lembaga pendidikan yang sudah pasti tujuan tertingginya adalah lulus universitas. Perkawinan juga bisa menyebabkan kenaikan status sosial seseorang yang tadinya tidak mampu setelah menikah dengan orang mampu gaya hidupnya berubah menyesuaikan dengan pendapatan pasangannya. Suatu negara dapat dikatakan memiliki ciri-ciri negara maju jika tingkat mobilitas sosial vertikal ke atas di negara tersebut terus meningkat dan terkendali. Contoh dari kasus mobilitas sosial vertikal ke bawah, sebagai berikut:
Social sinking atau mobilitas sosial vertikal ke bawah adalah yang paling tidak diinginkan siapapun untuk terjadi dalam kehidupannya. Tapi apa boleh buat, dalam masalah negara berkembang ini semuanya bergantung pada individu masing-masing apakah dia sudah menjalankan tugasnya dalam lingkungan sosialnya dengan baik atau tidak. Jika tidak, tentunya kemungkinan untuk mengalami penurunan status sosial selalu ada. Hal-hal yang dapat menghambat terjadinya social climbing dan justru dapat mengakibatkan terjadinya contoh kasus mobilitas sosial vertikal ke bawah antara lain, adanya perbedaan ras, diskriminasi kelas, adanya faktor ekonomi seperti kemiskinan, faktor agama dan bahkan perbedaan jenis kelamin. Mungkin hal-hal tersebut sudah sangat tabu untuk dibicarakan, apa lagi menjadi alasan bagi seseorang untuk mengalami social sinking atau penurunan status sosial, namun begitulah adanya. Faktanya, banyak yang terhambat pergerakan sosialnya ke arah yang lebih baik karena bentuk-bentuk struktur sosial dan hal-hal diatas itu. Beberapa contoh kasus yang bisa kita lihat sebagai bentuk dari penghambat terjadinya pergerakan sosial dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
Masih banyak lagi contoh kasus mobilitas sosial horizontal dan mobilitas sosial vertikal yang dapat kita lihat sendiri dalam kehidupan kita bermasyarakat. Yang telah dicantumkan diatas adalah beberapa kondisi penduduk Indonesia yang kiranya dapat membantu Anda untuk lebih mengenal contoh kasus yang biasa terjadi di masyarakat sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasi mana yang mobilitas sosial vertikal mana yang mobilitas sosial horizontal. Anda sendiri bisa menilai, sepanjang kehidupan Anda sampai sekarang ini contoh kasus pergerakan sosial seperti apa yang sudah pernah Anda alami. Semoga artikel ini memberikan manfaat bagi Anda. |