Berikan minimal 4 contoh tradisi apa saja yang masih berlangsung hingga saat ini?

JAKARTA – Indonesia kaya dengan budaya dan tradisi yang dilakukan turun-temurun. Beberapa di antaranya adalah tradisi yang bersifat religi atau keagamaan dan berkembang baik di nusantara.

Selain untuk memperkuat ukhuwah, tradisi ini juga dianggap sebagai syiar Islam.

Berikut delapan tradisi religi di Indonesia yang dirangkum Okezone dari berbagai sumber:

1. Halalbihalal

Halalbihalal, tradisi khas Indonesia yang lahir dari sebuah proses sejarah. Biasanya dilakukan pada bulan Syawal atau momentum Hari Raya Idul Fitri. Halalbihalal dilakukan dengan silaturahmi, saling berjabat tangan dan bermaaf-maafan. Meski namanya agak ke Araban, tapi halalbihalal hanya ada di Indonesia.

Berikan minimal 4 contoh tradisi apa saja yang masih berlangsung hingga saat ini?

Halalbihalal (Okezone)

2. Tabot atau Tabuik

Tradisi Tabot atau Tabuik merupakan upacara tradisional masyarakat Bengkulu. Tabot dilakukan untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib.

Kedua cucu Rasulullah SAW itu gugur dalam peperangan di Karbala, Irak pada 10 Muharram 61 Hijriah (681 Masehi). Perayaan Tabot di Bengkulu dilaksanakan pertama kali oleh Syeikh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada 1685. Syeikh Burhanudin menikah dengan wanita asal Bengkulu yang keturunannya disebut sebagai keluarga Tabot.

Upacara Tabot biasanya dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram setiap tahun. Tabot kini jadi salah satu festival tahunan yang sering digelar di Bengkulu.

3. Sekaten Surakarta

Tradisi Sekaten atau peringatan yang dinamai Maulid Nabi ini dilaksanakan setiap tahun di Keraton Surakarta, Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta. Sekaten masih dilestarikan sebagai wujud untuk mengenang jasa para Walisongo yang telah berhasil menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

 

Berikan minimal 4 contoh tradisi apa saja yang masih berlangsung hingga saat ini?

Sekaten berasal dari kata Syahadatain (dua kalimat syahadat). Tradisi ini dikenal sebagai sarana penyebaran agama Islam yang awalnya dilakukan oleh Sunan Bonang.

Upacara Sekaten biasanya menyuguhkan gamelan pusaka dari peninggalan dinasti Majapahit yang telah dibawa ke Demak.

4. Grebeg

Grebeg salah satu tradisi yang dilakukan di Keraton Yogyakarta. Grebeg pertama kali diselenggarakan oleh Sultan Hamengkubuwono ke-1. Biasanya, tradisi ini dilakukan saat Sultan mempunyai hajat berupa menikahkan putra mahkotanya. Tradisi Grebeg di Yogyakarta diselenggarakan setiap 3 tahun sekali.

Grebeg pertama diselenggarakan setiap 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri, kedua Grebeg besar biasanya diadakan setiap 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idul Adha. Sementara Grebeg Maulud diselenggarakan pada 12 Rabiul Awal untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

5. Grebeg Besar Demak

Tradisi Grebeg Besar salah satu upacara tradisional yang selalu diadakan setiap tahun di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Grebeg besar dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.

6. Kerobok Maulid di Kutai

Tradisi Krobok Maulid salah satu upacara yang berasal dari Kedaton Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kerobok berasal dari bahasa Kutai yang berarti berkerubunan atau berkerumun. Kerobok Maulid biasanya dipusatkan di halaman Masjid Jami' Hasanuddin, Tenggarong dalam rangka Maulid Nabi Muhammad pada tiap 12 Rabiulawwal.

Tradisi ini biasanya diawali dengan pembacaan zikir barzanji. Kemudian diisi dengan persembahan dari Keraton Sultan Kutai serta prajurit Kesultanan yang membawa usung-usungan berisi kue tradisional, bunga rampai dan astagona.

7. Rabu Kasan

Rabu Kasan salah satu tradisi yang sering dilaksanakan di Desa Air Anyer, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung. Biasanya dilakukan tiap Rabu akhir bulan Safar. Warga menyiapkan ketupat, air dan makanan untuk dimakan. Mereka juga berdoa memohon perlindungan Allah dan dijauhkan dari bala atau musibah.

8. Dugderan Semarang

Dugderan, salah satu tradisi masyarakat Semarang, Jawa Tengah dalam menyambut atau memeriahkan masuknya bulan Ramadan. Sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Festival dugderan dilakukan dengan memukul bedug atau membuat bunyi-bunyian seperti membakar mercon menjelang masuknya waktu salat magrib atau masuknya 1 Ramadan.

  • #islam
  • #Adat Istiadat
  • #Indonesia
  • #Tradisi Islam
  • #Kompilasi

apa saja peranan tokoh dalam cerita tersebut asal mula bukit catu

Autobiografi merupakan salah satu sumber tertulis yang dapat digunakan oleh sejarawan sebagai sumber sejarah. Autobiografi dapat digunakan sebagai sum … ber sejarah karena .....

Contoh hubungan antara pariwisata dan lingkungan adalah .....

musafir italia yang pernah singgah di perlak pada tahun 1292 dan mencatat tentang keberadaan umat muslim nusantara adalah

Latar belakang dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno yang mengakhiri masa demokrasi parlementer, diantaranya .....

Negara sekutu Indonesia jika perang ?

Nilai-nilai budaya yang sudah berkembang pada masa pra aksara adalah .....

Nilai penting masa kebangkitan nasional adalah ?

Pada masa bercocok tanam, kemampuan berpikir manusia mulai berkembang, sehingga timbul upaya menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam suat … u masa tertentu. Dalam upaya tersebut maka manusia bercocok tanam dan tidak lagi tergantung kepada alam. Berdasarkan paparan tersebut dapat diketahui bahwa salah satu karakteristik kehidupan manusia pada masa tersebut adalah .....

wali songo yang terkenal aktif berdakwah melalui saluran kesenian adalah…

Indonesia adalah negara budaya. Dengan keanekaragaman budaya dari setiap daerah, tidak heran jika negara ini juga mempunyai beragam adat istiadat yang masih dilestarikan hingga saat ini. Adat istiadat dilakukan sesuai dengan kebiasaan masyarakat sekitar, dan dari sinilah kekayaan budaya Indonesia semakin terasa. Setiap suku mempunyai adat dan tradisi yang berbeda. Sebagai contoh, tradisi masyarakat Jawa berbeda dengan tradisi masyarakat Bali, bahkan Papua. Ada baiknya Anda mengenal berbagai tradisi dan adat yang dimiliki oleh berbagai suku di Indonesia agar tradisi tersebut tidak mudah diklaim sebagai budaya negara lain. PENGERTIAN ADAT ISTIADAT Secara umum, adat istiadat merupakan sikap serta kelakuan seseorang yang telah diikuti oleh orang lain dalam suatu jangka waktu yang cukup lama. Adat istiadat idealnya mampu mencerminkan jiwa dan kepribadian suatu masyarakat. Pengertian ini masih sangat luas sehingga masih harus didefinisikan secara lebih spesifik. Selain pengertian tersebut, ada pula beberapa pengertian adat istiadat menurut para ahli. Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian adat istiadat. 1. JALALUDI TUNSAM Jalaludi Tunsam, dalam tulisannya menyatakan bahwa adat berasal dari bahasa Arab “adah” yang berarti kebiasaan atau cara. Sedangkat adat istiadat bermakna suatu gagasan yang mengandung nilai kebudayaan, kebiasaan, norma, serta hukum yang lazim dilakukan oleh masyarakat suatu daerah. Apabila adat tidak dipatuhi, ada sanksi tertulis maupun tidak tertulis. 2. KOEN CAKRANINGRAT Menurut Koen, adat merupakan suatu bentuk perwujudan kebudayaan yang digambarkan sebagai tata kelakuan. Adat juga merupakan norma atau aturan tidak tertulis namun keberadaannya sangat kuat dan mengikat. Siapapun yang melanggarnya akan dikenai sanksi yang cukup berat. 3. HARJITO NOTOPURA Harjito menyampaikan bahwa hukum adat merupakan hukum yang tidak tertulis, dengan ciri khas yang menjadi pedoman kehidupan masyarakat dalam menyelenggarakan keadilan serta kesejahteraan masyarakat. 4. RADEN SOEPOMO Hampir sama dengan pendapat Harjito Notopura, Raden Soepomo berpendapat bahwa hukum adat merupakan sinonim dari hukum tidak tertulis yang terdapat dalam peraturan legislative. Hukum hidup sebagai konvensi di badan hukum negara, dan hidup sebagai peraturan kebiasaan pada kehidupan di kota maupun desa. 5. SOEKANTO Soekanto berpendapat bahwa adat istiadat mempunyai pengaruh dan ikatan yang kuat dalam masyarakat. Kekuatan mengikat tergantung pada masyarakat yang mendukung adat istiadat tersebut. CONTOH ADAT ISTIADAT JAWA Masyarakat Jawa identik dengan masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat warisan nenek moyang. Penduduk Jawa mempunyai beragam adat dan tradisi yang sangat menarik untuk diulas. Mulai dari acara pernikahan, kehamilan, hingga kematian, masyarakat masih melestarikan adat dalam kehidupan sehari-hari. Mayoritas adat masyarakat Jawa bersumber dari warisan nenek moyang. Namun seiring masuknya agama Islam ke Pulau Jawa, beberapa adat dan tradisi mengalami asimilasi dan mulai berubah sesuai dengan ajaran agama Islam. Berikut ini beberapa contoh adat istiadat Jawa yang perlu Anda ketahui: 1. SEKATEN Upacara ini biasa diselenggarakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad. Setiap tahunnya, Sekaten diselenggarakan di Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta dan dihadiri oleh ribuan warga Yogyakarta maupun wisatawan. Tidak heran, tradisi yang satu ini juga menjadi daya tarik tersendiri sehingga mengundang banyak wisatawan untuk menyaksikan secara langsung. Pada momen ini, Keraton akan mengadakan pawai atau iring-iringan gunungan hasil bumi masyarakat sekitar yang diarak oleh abdi dalem serta prajurit Kraton. Adat ini masih dilestarikan hingga saat ini karena merupakan bagian dari kearifan lokal. 2. PERNIKAHAN Pernikahan merupakan momen sakral dengan adat yang cukup rumit bagi masyarakat Jawa. Meskipun kebanyakan masyarakat telah meninggalkan beberapa tradisi karena beberapa alasan, Anda perlu mengetahui beberapa adat istiadat dalam upacara pernikahan Jawa. Malam sebelum akad, pengantin harus melakukan siraman dan midodareni. Selain itu, ada pula adat serah-serahan di mana calon pengantin pria memberikan barang-barang kepada pengantin wanita. Setelah prosesi akad, terdapat tradisi balangan suruh (lempar daun sirih), panggih (pertemuan kedua mempelai), dhahar klimah (saling menyuap), dan sungkeman. 3. TEDAK SITEN Tedak siten dalam bahasa Indonesia berarti turun ke tanah. Upacara ini dilakukan sebagai selamatan ketika seorang bayi sudah mulai berjalan. Tujuan diadakannya acara tedak siten adalah sebagai bentuk rasa syukur karena sang bayi diberikan kesehatan. Dalam upacara ini, terdapat ritual bayi dimasukkan ke dalam kurungan ayam dan diberi beberapa barang seperti alat tulis, uang, dan lain sebagainya. CONTOH ADAT ISTIADAT SUMATERA Salah satu pulau besar di Indonesia ini juga menyimpan beragam adat istiadat yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat. Sumatera terdiri dari beberapa provinsi yang mempunyai tradisi beragam, tergantung dari wilayah geografisnya. Sebagai contoh, provinsi Sumatera Utara mempunyai adat istiadat yang berbeda dengan provinsi Aceh atau provinsi Sumatera Selatan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera, simak beberapa contoh adat Sumatera berikut ini. 1. MANGONGKAL HOLI – SUMATERA UTARA Hingga saat ini, masyarakat Batak masih melestarikan adat Mangongkal Holi. Tradisi ini merupakan sebuah upacara untuk menggali kuburan yang telah lama kemudian mengambil tulang belulang mayat dan memindahkannya ke kuburan baru. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Batak, orang yang sudah meninggal tidaklah benar-benar tiada. Mereka menuju ke suatu proses yang lebih sempurna, yaitu alam yang lebih abadi. Para arwah juga dapat dengan berkumpul dengan anggota keluarga lain yang telah meninggal. Adat yang telah dilaksanakan secara turun temurun ini juga terkadang diikuti dengan pembuatan Tugu Marga. 2. NGOBENG – SUMATERA SELATAN Ngobeng adalah tradisi menjamu tamu yang masih dilestarikan oleh masyarakat Palembang, Sumatera Selatan. Ngobeng merupakan bentuk dari menghargai tamu serta mempererat tali silaturahmi. Tamu yang berkunjung akan langsung disiapkan hidangan serta air untuk mencuci tangannya. Dalam tradisi ini disiapkan beragam menu seperti opor, gulai kambing, acar, tumisan, sambal, dan lain sebagainya. 3. NGANGGUNG – BANGKA BELITUNG Adat istiadat yang berasal dari provinsi Bangka Belitung ini diselenggarakan untuk memperingati hari besar Islam seperti Isra Mi’raj, Maulid Nabi, atau menyambut tamu penting. Dalam adat Nganggung, warga masyarakat harus membawa dulang yang berisi makanan ke masjid. Sebelum menyantap, isi dulang akan didoakan terlebih dahulu oleh tokoh agama sekitar. CONTOH ADAT ISTIADAT KALIMANTAN Selain pulau Jawa dan Sumatera, pulau Kalimantan juga menyimpan kekayaan budaya yang masih terus dilestarikan oleh warga masyarakat. Pulau ini juga terdiri dari beberapa provinsi sehingga adat istiadat dan tradisi yang dimiliki juga cukup beragam. Selain upacara adat, kekayaan budaya Kalimantan juga terdiri dari pakaian adat, Bahasa, makanan khas, musik, tarian, dan lain sebagainya. Kenali lebih dekat adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat Kalimantan. Berikut ini adalah tiga contoh adat dan tradisi yang masih dijaga oleh penduduk Kalimantan. 1. ARUH BAHARIN Dalam tradisi ini, lima balian (sebutan untuk tokoh adat) berlari-lari kecil sambil membunyikan gelang yang terbuat dari kuningan. Mereka berlari sambi mengelilingi tempat pemujaan dan membaca mantera. Upacara ini dihadiri oleh warga Dayak dan diselenggarakan sebagai bentuk syukur atas panen padi yang melimpah. Upacara ini biasanya dilaksanakan selama 7 hari. Yang menarik dari Aruh Baharin adalah upacara ini melibatkan roh leluhur. Para tokoh adat melakukan ritual khusus untuk memanggil roh leluhur agar turut hadir dan memeriahkan acara Aruh Baharin. Disediakan pula beraneka ragam sesaji agar dapat dinikmati oleh para leluhur. 2. MACCERA TASI Tradisi Maccera Tasi juga masih dipertahankan oleh masyarakat Kalimantan hingga saat ini. Upacara ini melibatkan prosesi penyembelihan hewan kurban seperti kambing, kerbau, atau ayam. Proses penyembelihan dilakukan di laut dan darahnya dibuang ke laut sebagai simbol pemberian darah untuk kehidupan laut. Tujuan diselenggarakannya tradisi ini adalah agar mendapatkan hasil laut yang melimpah. 3. MANDI TIAN MANDARING Upacara ini sering dilakukan untuk memperingati 7 bulan kehamilan. Tradisi ini menyerupai Mitoni bagi masyarakat Jawa. Dalam tradisi ini, dibuat pagar mayang. Pagar tersebut dibuat dari batang tebu yang diikat. Di dalam pagar kemudian akan ditempatkan air mayang, air bunga, keramas asam kamal, dan lain sebagainya. CONTOH ADAT ISTIADAT SULAWESI Sulawesi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku. Terdapat beraneka ragam kebudayaan, adat, dan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi. Beberapa tradisi dipengaruhi oleh agama Islam sehingga menambah kekayaan budaya di pulau Sulawesi. Berikut ini beberapa adat istiadat yang masih dilestarikan oleh masyarakat sekitar. 1. MAPPALILI Mappalili merupakan upacara adat yang biasa diselenggarakan untuk mengawali musim tanam padi. Ritual ini dipimpin oleh pendeta Bugis kuno yang disebut sebagai bissu. Bissu Puang Matoa akan berkumpul di rumah arajang, yang merupakan tempat penyimpanan bajak sawah pusaka. Dengan mengenakan kemeja bergaris yang dipadukan dengan sarung berwarna putih polos, Bissu Puang Matoa memimpin acara. 2. ADAT KEHAMILAN Masa kehamilan merupakan masa yang mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat Bugis. Pada awal-awal kehamilan hingga memasuki bulan keempat, masyarakat sekitar biasa menyebutnya sebagai angngirang. Pada masa ini, keluarga dari kedua belah pihak harus memenuhi keinginan calon ibu terutama yang berupa makanan. Setelah kehamilan memasuki usia 7 bulan, dilaksanakan upacara anynyapu battang. Pada tradisi anynyapu battang, kedua keluarga menyiapkan berbagai macam makanan yang mempunyai simbol-simbol tertentu. Dalam upacara ini, calon ibu dan calon ayah akan dimandikan kemudian memakai pakaian adat dan bersanding. Kemudian mereka akan dikerumuni oleh keluarga dan mereka memilih makanan tertentu. 3. AMMATEANG Ammateang merupakan upacara adat kematian bagi masyarkat Bugis. Pada dasarnya tidak ada yang berbeda dengan ritual kematian yang dimiliki oleh masyarakat Jawa. Ketika seseorang meninggal, jenazahnya akan dimandikan, dikafani, dan dikebumikan dengan layak. Setelah itu, rumah duka akan mengadakan tahlilan dan khataman Al-Qur’an. CONTOH ADAT ISTIADAT BALI Siapa tak kenal Bali? Pulau yang dijuluki sebagai Pulau Dewata ini masih kental dengan adat dan tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat sekitar secara turun-temurun. Bahkan, kekayaan budaya dan adat istiadat Bali juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk menyaksikannya secara langsung. Meskipun Pulau Bali mempunyai wilayah geografis yang relatif kecil, namun kekayaan budaya yang dimiliki tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Bahkan ada beberapa tradisi yang sangat terkenal hingga ke berbagai penjuru dunia seperti tradisi bakar mayat atau ngaben yang selalu ramai oleh pengunjung. Berikut ini beberapa contoh adat istiadat dari Provinsi Bali. 1. UPACARA NGABEN Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah yang merupakan warisan leluhur dan telah dilakukan sejak ratusan tahun silam di Bali. Masyarakat Hindu Bali percaya bahwa dengan membayar jenazah, roh leluhur menjadi suci dan mereka bisa beristirahat dengan tenang. Upacara ngaben membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini karena ngaben melibatkan orang dalam jumlah besar dan panggung pembakaran. Oleh karena itu, masyarakat Bali yang kurang mampu biasanya harus menunggu selama beberapa saat agar dapat melakukan ngaben secara bersama-sama. Dengan demikian, biaya upacara terasa lebih ringan karena ditanggung oleh beberapa keluarga. 2. MELASTI Upacara Melasti merupakan acara yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Biasanya upacara ini diadakan menjelang Nyepi, yaitu tiga hari sebelumnya. Ketika Melasti dilaksanakan, masyarakat Bali akan menyucikan diri mereka dengan mendatangi sumber-sumber air seperti danau, laut, atau mata air yang disakralkan. Dalam adat ini, tokoh adat akan memercikkan air ke kepala warga masyarakat agar kotoran dan keburukan yang ada dalam diri mereka hilang sehingga mereka kembali suci. Upacara Melasti juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. 3. OMED-OMEDAN Tradisi yang satu ini cukup unik. Setelah merayakan Nyepi, warga Bali akan mengadakan upacara Omed-omedan yaitu kelompok pemuda dan pemudi berusia 18 hingga 30 tahun yang belum menikah akan berhadapan. Mereka akan diguyur air kemudian bertarung dan diakhiri dengan saling berciuman. Tradisi ini telah ada sejak puluhan tahun silam dan masih dilestarikan hingga sekarang. CONTOH ADAT ISTIADAT PAPUA Pulau yang terletak di bagian timur Indonesia ini ternyata menyimpan ragam budaya yang juga sayang untuk dilewatkan. Papua yang terkenal dengan suku Dani mempunyai adat istiadat yang cukup unik dan berbeda. Namun hal ini justru menambah khasanah kebudayaan di Indonesia. Berikut ini beberapa adat istiadat yang masih dilestarikan oleh masyarakat Papua. 1. TRADISI POTONG JARI Tradisi yang terdengar menyeramkan ini nyatanya masih dilakukan oleh suku Dani hingga saat ini. Pemotongan jari merupakan simbol rasa duka dan kesedihan apabila ada anggota keluarga atau sanak saudara yang meninggal. Selain sebagai simbol rasa duka, tradisi potong jari juga dipercaya dapat mencegah terulangnya kemalangan yang menimpa keluarga tersebut. 2. PESTA BATU BAKAR Pesta batu bakar merupakan salah satu perayaan yang dilakukan oleh suku Dani. Pesta ini biasa diselenggarakan untuk merayakan pernikahan, kelahiran, maupun merayakan kemenangan dari perang. Dalam pesta ini mereka akan memasak berbagai jenis makanan mulai dari umbi-umbian hingga babi untuk dikonsumsi secara bersama-sama. Bahan-bahan makanan tersebut akan dimasukkan ke dalam lubang yang berisi batu dan dedaunan. Nantinya makanan tersebut akan dibagikan ke seluruh penduduk desa. Dalam memulai proses pembakaran, suku Dani menyalakan api secara tradisional yaitu dengan menggosok batu hingga timbul percikan api. 3. TRADISI MUMI

Suku Dani ternyata juga mempunyai kebiasaan mengawetkan mayat. Bedanya, mereka tidak membalut mayat melainkan menjemur kemudian menyimpan di dalam gua. Salah satu mumi yang paling tua diketahui telah berusia 300 tahun. Mumi ini diletakkan di rumah dan terkadang dikeluarkan apabila ada wisatawan yang tertarik untuk melihatnya.