Berdasarkan teks fabel tersebut tentukan Latar tempat serta Tuliskan bukti kalimatnya

MENGKAJI CERITA FABEL SEMUT DAN BELALLANG Judul cerita : semut dan belalang Cerita Karangan: Hengky Fairuz Bustomy Kategori: Cerita Fabel Lolos moderasi pada: 17 November 2016 Pada suatu pagi, terdapat segerombolan semut yang sedang bekerja mencari makanan di dalam hutan. Mereka sangat bersemangat dalam bekerja karena musim kemarau akan segera tiba. Pada saat sedang bekerja, sang raja semut bertemu dengan belalang. ketika itu, si Belalang sedang asyik bermain musik. Raja semut pun bertanya kepada belalang. “Wahai belalang, mengapa kamu justru bermain musik? apakah kamu tidak mengetahui bahwa musim kemarau akan segera tiba?” “Lalu, apa yang harus aku lakukan?” tanya belalang. “Kamu harus mencari makanan dan minuman, karena bila musim kemarau telah tiba, semua tanaman akan mati, kamu juga tidak akan bisa mencari air. karena semua air akan mengering, jadi, kamu harus mempersiapkannya mulai sekarang, agar nanti kamu tidak menyesal.” kata sang raja semut mengingatkan. “Buat apa aku harus melakukannya, musim kemarau kan masih lama, hanya saja kau yang terlalu bersemangat semut, sudahlah, percuma saja aku berbicara denganmu” Si belalang pun akhirnya pergi meninggalkan raja semut. Waktu pun berlalu, tak terasa musim kemarau telah tiba. si belalang bingung hendak mencari makanan kemana lagi, karena tidak ada satu pun tanaman yang ia temukan melainkan semuanya telah mati. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke rumahnya semut, ketika ia telah sampai di rumahnya semut, ia telah pingsan karena saking lapar dan hausnya. Untunglah saat itu, ada salah satu semut yang menemukannya dan dibawalah si belalang ke dalam rumahnya, setelah si belalang sadar, ia dijamu dengan berbagai macam makanan buah-buahan dan minuman oleh sang raja semut dan seluruh rakyatnya. Akhirnya, si belalang pun sadar dan berjanji, bahwa mulai saat ini ia akan lebih giat dalam bekerja dan tak akan bermalas malasan. Fabel adalah teks yang bercerita tentang hewan atau kehidupan binatang yang banyak mengadung pesan – pesan moral dalam kehidupan sehari – hari. Seperti karya sastra lainnya, teks fabel juga memiliki unsur intrinsik cerita yang membangun keutuhan bentuk dan isinya. Berikut adalah unsur Intrinsik yang penting dalam teks fabel: 1. Tema Tema adalah gagasan utama dalam cerita. Gagasan mengenai konsep hidup manusiawi meski yang memerankannya atau yang menjadi tokoh utamanya adalah binatang (hewan). Tema Fabel Semut dan Belalang         :  Pelajaran hidup 2. Tokoh (penokohan) Tokoh dalam teks fabel adalah binatang – binatang, baik peran utama maupun peran pembantu. Binatang tersebut mendapat citraan (penokohan) sebagai binatang yang berperilaku seperti halnya perilaku yang dimiliki manusia. a. Raja Semut : Bijak Bukti dalam cerita : “Kamu harus mencari makanan dan minuman, karena bila musim kemarau telah tiba, semua tanaman akan mati, karena semua air telah mengering. Karena semua air telah mengering, jadi, kamu harus mempersiapkannya mulai sekarang, agar kamu nanti tidak menyesal.” Kata Sang Raja Semut mengingatkan. b. Belalang : Pemalas & keras kepala Bukti dalam cerita : “Buat apa aku harus melakukannya, musim kemarau kan masih lama, hanya saja kau yang terlalu bersemangat semut. Sudahlah, percuma saja berbicara denganmu.” 3. Latar Latar biasnya dalam teks fabel disajikan secara tradisional, seperti latar tempat di hutan, pantai, pegunungan, sungai dll. Sementara, latar waktu dalam teks fabel dominan mengarah pada pagi, siang, sore dan malam. • Tempat : • Hutan Bukti dalam cerita : “ Pada suatu pagi, terdapat segerombolan semut sedang mencari makan di tengah hutan.” • Rumah semut Bukti dalam cerita :  “ Akhirnya belalang memutuskan untuk pergi ke rumahnya semut.” • Waktu : • Pagi hari Bukti dalam cerita : “ Pada suatu pagi, terdapat segerombolan semut      sedang mencari makan di tengah hutan.” • Awal musim kemarau Bukti dalam cerita :  “waktu pun berlalu, tak terasa musim kemarau pun tiba. • Suasana • Sengsara Bukti dalam cerita : “belalang telah pingsan karena saking lapar dan hausnya.” 4. Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dari awal cerita hingga akhir cerita. Alur juga dapat diartikan sebagai jalinan peristiwa berdasarkan sebab akibat. Alur terdiri atas 5 tahap, yaitu; a. Tahap Pengenalan yaitu situasi mulai terbentang sebagai kondisi permulaan yang akan dilanjutkan dengan kondisi berikutnya, pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya yang akan terlibat dalam cerita, dan memberikan sedikit gambaran tentang latar tempat dan jalannya cerita. b. Tahap Komplikasi yaitu kondisi sudah mulai bergerak dan bergerak ke arah kondisi yang mulai memuncak, terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku c. Tahap Klimaks yaitu kondisi mencapai titik puncak sebagai klimaks peristiwa, konflik tokoh-tokoh semakin seru atau berada dipuncak permasalahan. d. Tahap Anti klimaks, dan yaitu kondisi memuncak sebelumnya mulai menampakkan pemecahan atau penyelesaian, permasalahan mulai berkurang. e. Tahap Penyelesaian adalah Ending dari sebuah cerita, kondisi memuncak sebelumnya mulai menampakkan pemecahan atau penyelesaian. Alur Fabel Semut dan Belalang :  Maju 5. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan biasanya menggunakan orang ketiga tunggal. Yang artinya, narator  yang bertugas untuk menceritakan tokoh – tokoh dalam cerita tanpa harus ikut campur dalam berbagai peristiwa. Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu Bukti dalam cerita : Pada saat sedang bekerja, Semut bertemu dengan Belalang. 6. Amanat Amanat yaitu pesan moral yang terkandung dalam teks tersebut (teks fabel). Amanat merupakan hal yang paling penting setelah tema. Amanat : • Janganlah menjadi pemalas karena hanya akan membawa kesulitan kepada diri kita sendiri. • Jangan sia-siakan hidup dengan bermalas-malasan. Karena upah kemalasan adalah bencana. • Bekerja keras untuk hasil yang memuaskan • Menabunglah dari sekarang untuk bekal masa yang akan datang. • Jika ingin sukses teruslah berusaha dan bekerja keras agar tidak menyesal dikemudian hari. • Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain. 7. Gaya bahasa Gaya bahasa adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa. Gaya bahasa juga menentukan keberhasilan sebuah cerita. Kalimat – kalimat yang enak dibaca, ungkapan-ungkapan yang baru dan hidup, suspense atau ketegangan peristiwa yang menyimpan rahasia , serta pemecahan persoalan rumit merupakan muatan gaya bahasa yang membuat pembaca tertarik. Gaya bahasa : Cerita semut dan belalang menggunakan gaya bahasa yang ringan dan muah dipahami, dapat memberikan gambaran kepada anak dalam berimajinasi menuju kreatifitas, dan membangun serta mengembangkan daya ingat anak untuk hal-hal yang positif. Konteks Sosiologi dalam cerita semut dan belalang : • Ceritanya cocok untuk usia berapa? Cerita Semut dan belalang cocok dinikmati untuk usia mulai dari usia balita , annak-anak hingga dewasa, artinya bisa masuk ke semua kalangan. • Gambar sangat memitovasi dan menghibur Pada gambar cerita semut dan belalang sangat menghibur, seperti semut yang sedang bergotong royong bekerja keras mengumpulkan makanan, dan belalang yang hanya bermalasan dengan bermain musik.  Motivasi kita adalah melihat kerja keras semut yang pantang menyerah, dan kebersamaan dalam gotong royong saling bekerja sama untuk mengumpulkan makanan, sebagai persediaan di musim kemarau yang akan datang. Dengan begitu terdapat pesan moral dalam cerita semut dan belalang, bahwa kita harus rajin bekerja untuk bekal masa depan. Karena jika hanya bermalas malasan hanya akan membuat hidup sengsara. 1. Kesimpulan : Semut rajin bekerja. Maka ketika musim panas tiba semut aman dan damai. Smeentara belalang malas bekerja. Ketika musim panas ia kesusahan kelaparanJadi kita sebagai manusa harus bersusah susah dahulu,dan bersenang senang kemudian. 2. Saran : Terus berusaha keras dan menabung agar di masa yang akan datang kita sudah siap menghadapi sesuatu.

IDENTITAS BUKU Judul Novel : Edensor Pengarang  : Andrea Hirata Penyunting  : Imam Risdianto Poster film   : Endonestuff • Graphic & Prints Penata sampul : Satrio Pemeriksa aksara : Yayan R.H., Pritameani Penata aksara : Iyan Wb. Ilustrasi isi : Pirie Tramontane Penerbit : Bentang Pustaka Tahun Terbit ; 2013. [ Ed. Rev. Cet. 11, 2017 ] Halaman : xiv + 290 hlm; 20,5 cm. ISBN  : 978-979-1227-02-5 Cover Buku Novel Edensor SINOPSIS NOVEL Novel edensor menceritakan tentang petualangan Ikal dan Arai yang berasal dari Belitong mendapat beasiswa S2 ke Eropa. Setelah berhasil memperoleh beasiswa ke Eropa, mereka berkuliah di Universite de Paris Sorbonne.  Dan di musim panas mereka berpetualang dari Eropa hingga ke Afrika menjadi bacpaker untuk menggapai mimpi-mimpi lamanya. Selulus SMA Ikal dan Arai memutuskan untuk merantau ke Jawa. Wawancara dari satu tempat ke tempat lain mereka lalui. Sampai akhirnya Ikal diterima bekerja di kantor pos sambil kuliah, di Bogor, dan

Fabel adalah bentuk narasi, biasanya menampilkan hewan yang berperilaku dan berbicara sebagai manusia, menyampaikan pelajaran moral dan seringkali dirumuskan secara eksplisit di bagian akhir. Seperti halnya cerita fiksi lainnya, fabel juga memiliki unsur intrinsik berupatokoh, penokohan, latar, dll. 

Tokoh adalah orang atau hewan yang menjadi pelaku dalam cerita, sedangkan penokohan adalah pemberian karakter pada tokoh, kemudian latar adalah tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam cerita. Terdapat tiga jenis latar yaitu latar tempat, latar waktu dan latar sosial.

Tokoh dalam fabel di atas adalah Kera dan Pak Tani. Tokoh Kera memiliki watak rakus. Hal itu disampaikan secara tersurat pada kalimat " Kera memakan pisang dengan rakus". Tokoh Pak Tani memiliki watak tegas. Hal tersebut terlihat sikap Pak Tani yang langsung marah dan menegur Kera ketika melihat ada perbuatan Kera. Hal tersebut ditunjukan pada kalimat terakhir, yaitu "Pak Tani marah dan menegur kera". Latar tempat fabel di atas, yaitu kebun Pak Tani. Hal tersebut disebutkan secara jelas pada kalimat pertama.

Jadi kesimpulannya adalah tokoh fabel di atas adalah Kera dan Pak Tani. Kera memiliki watak rakus, dan Pak Tani memiliki watak tegas. Latar tempat fabel di atas, yaitu kebun Pak Tani. 

Dengan demikian, tokoh fabel di atas adalah Kera dan Pak Tani. Kera memiliki watak rakus, dan Pak Tani memiliki watak tegas. Latar tempat fabel di atas, yaitu kebun Pak Tani.