Berapa sih harga travel bukittinggi padang

KOMPAS.com - Masyarakat yang ingin berwisata atau bepergian di wilayah Bukittinggi, Sumatera Barat, bisa memanfaatkan empat rute perjalanan yang baru saja dibuka oleh DAMRI.

Adapun Bukittingi dapat dijadikan sebagai tempat berwisata sejarah sambil menikmati panorama alam, dilansir dari Kompas.com, Jumat (28/8/202).

Wisatawan bisa mengunjungi tempat wisata populer, di antaranya Jam Gadang, Benteng Fort de Kock, Lubang Jepang, Ngarai Sianok, dan Rumah Kelahiran Bung Hatta.

Baca juga:

  • Naik DAMRI Tidak Wajib Tunjukkan Hasil Tes PCR atau Antigen
  • 10 Tempat Wisata di Bukittinggi yang Wajib Dikunjungi

Rute HiAce DAMRI yang baru dibuka di Bukittinggi

Berapa sih harga travel bukittinggi padang
KOMPAS.COM/PERDANA PUTRA Objek wisata Air Terjun Lembah Anai di Tanah Datar, salah satu ikon pariwisata Sumbar

Untuk memperluas konektivitas dan menarik masyarakat berwisata dengan jalur darat, berikut empat rute yang dibuka DAMRI di Bukittinggi, Sumatera Barat:

1. Rute Muara Lasak - Bukit Tinggi

Beroperasi setiap hari pukul 08.00 dan 14.00 WIB dengan tarif sebesar Rp 25.000.

Rute ini beroperasi melalui Bandara Minangkabau, Lembah Anai, Padang Panjang, dan Pandai Sikek.

2. Rute Maninjau - Muara Lasak

Beroperasi setiap hari pukul 07.00 dan 14.00 WIB dengan tarif Rp 30.000.

Rute tersebut melalui Pariaman dan Bandara Minangkabau.

3. Rute Muara Lasak - Istana Pagaruyung

Beroperasi setiap hari pukul 08.00 dan 14.00 WIB dengan tarif Rp 30.000.

Rutenya beroperasi melalui Bandara Minangkabau, Solok, dan Danau Singkarak.

4. Rute Bandara Minangkabau - Pantai Carocok

Beroperasi setiap hari pukul 06.00, 09.30, 13.00, dan 16.10 WIB dengan tarif Rp 20.000.

Rute ini beroperasi melalui Muara Lasak.

Baca juga:

  • Itinerary Wisata Padang-Bukittinggi 3 Hari 2 Malam, Indahnya Ranah Minang
  • Ada Terowongan Peninggalan Jepang di Bawah Kota Bukittinggi

Berapa sih harga travel bukittinggi padang
DOK. DAMRI Rute pariwisata baru DAMRI di Bukit Tinggi Sumatera Barat

Informasi lebih lanjut mengenai jadwal dan pemesanan tiket, bisa didapat dengan menghubungi Call Center DAMRI Cabang Padang.

Plt. Corporate Secretary DAMRI Siti Inda Suri menyampaikan bahwa selama ini pihaknya tidak hanya melayani rute pariwisata di Kota Bukittinggi saja.

Namun, DAMRI juga melayani rute dari dan menuju bandara, Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), dan berbagai rute perintis yang beroperasi di wilayah Padang, Sumatera Barat.

Sebagai informasi, hingga kini DAMRI telah melayani 32 rute pariwisata dengan mengerahkan 66 armada di seluruh Indonesia.

Baca juga:

  • Berwisata ke Danau Toba Naik DAMRI, Ini Rute dan Tarifnya
  • Rindu Bukittinggi? Yuk Liburan ke 6 Tempat Wisatanya

“DAMRI akan terus memperluas konektivitas di berbagai destinasi wisata yang ada di Indonesia, khususnya rute wilayah Bukittinggi," ujar Siti Inda, melalui keterangan resmi yang Kompas.com terima, Senin (28/3/2022).

"Dengan adanya konektivitas tersebut, diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat untuk berwisata di Bukittinggi, serta meningkatkan mobilitas dan perekonomian warga sekitar,” imbuhnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Kalau ada kesempatan berkunjung ke kota Padang, mampir, deh, ke kota Bukittinggi. Kota wisata ini terletak sekitar 95 kilometer dari Ibukota Provinsi Sumbar. Jarak segitu normalnya bisa ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 3,5 jam “lari 80-an nyalip 100-an”. Kadang bisa juga sih dua jam sampai di Bukittinggi, asal berangkat jam 5 pagi dan sopirnya lagi kerasukan Film Fast and Furious.

Dari bandara di kota Padang, tempat kalian biasa mendarat di bumi Sumatera ini, ada berbagai cara menuju kota Bukittinggi. Kalau lagi banyak duit, paling enak ya sewa mobil. Siapin aja doku 350 ribu. Kalian sudah dapat Toyota Avanza/Daihatsu Xenia/Honda Brio dengan sopir, untuk pemakaian 12 jam di luar bensin. Kasta di atasnya ada Kijang Innova, di level 500 ribuan.

Harga sewa mobil harian itu sebenarnya hampir sama dengan harga taksi argo, taksi online, atau taksi tembak dengan rute yang sama, Bandara Minangkabau ke Bukittinggi. Cuma kalau pakai taksi, “akad” berakhir saat tiba di tujuan. Sementara kalau sewa mobil, kalian bisa puas-puasin ngabisin jatah 12 jam itu, biar nggak rugi.

Nah, kalau kalian lagi misqueen pilihannya bisa naik travel resmi, travel gelap, bis AKAP, atau minibus ala angkot wannabe. Di antara pilihan-pilihan itu, yang paling dompet-friendly, tapi masih cukup nyaman buat saya adalah naik travel. Ada beberapa pilihan, tapi saya paling suka naik travel yang punya nama dagang “AWR”.

Sebelum dilanjutkan saya mau menegaskan kalau saya nggak di-endorse sama travel AWR ini, ya. Nggak kenal “orang dalem”, apalagi pemiliknya. Tulisan ini murni pengalaman pribadi saya yang mencoba cara ini-itu dari Padang ke Bukittinggi. Dan kebetulan kondisi kantong saya mayoritas kempes, atau sedang pelit pengiritan.

Saya rasa, travel AWR inilah yang menduduki puncak klasemen per-travel-an di seputaran Padang-Bukittinggi. Armadanya minibus Mitsubishi L300 atau Toyota Hiace, dengan cat merah sebagai identitas khasnya. Kalau kebetulan dapat L300, formasi duduknya 2-3-3-3-3 plus sopir. Sementara Hiace lebih ringkes dengan formasi 1-3-3-4 plus sopir.

Interior dalamnya cukup meriah. Masing-masing jok disarungi kain merah bersaku belakang dengan rimpel katro bernuansa “daerah banget” di sepanjang sisinya. Untuk safety, ada alat pemecah kaca darurat, kotak P3K, serta tempelan nomer pengaduan. Nggak ketinggalan boneka Smiley nemplok di kaca depan, serta gantungan pengharum ruangan yang bergelayut manja di kaca spion tengah. Belum lagi kombinasi lampu neon dan LED di sepanjang plafon mobil yang seakan membawa penumpang masuk ke dalam suasana “mobil orang lain”. Eh.

Benderang, Bro, serasa di mal.

Kemeriahan yang sebenernya agak bikin “sakit mata” itu jadi bisa termaafkan karena AC yang cukup “nendang” dinginnya, dan terasa di bangku mana pun. Dijamin bisa duduk manis dan tidur cantik. Dan kenyamanan ini bisa ditebus hanya dengan mahar 50 sampai 70 ribu rupiah per bangku, tergantung rute. Murah gila, kan! Udah gitu, masing-masing penumpang dapat air mineral 1 botol kecil supaya nggak dehidrasi.

Selain variabel harga yang membuat saya ikhlas bertahun-tahun menjadi member tetap blio, profesionalismenya patut diacungi jempol. Travel ini terkenal dengan ketepatan waktu keberangkatannya. Walaupun baru terisi satu orang aja, tapi bila sudah waktunya berangkat, ya langsung jalan.

Trayek travel AWR sendiri tersedia setiap jam. Rute Padang – Bandara – Bukittinggi misalnya, tersedia mulai dari jam delapan pagi, sampai jam tujuh malam. Sebaliknya, warga Bukittinggi yang mau ke bandara atau sekadar halan-halan ke Padang, bisa memilih keberangkatan mulai dari jam lima pagi, sampai lima sore. Juga siap lepas landas setiap jam-nya.

Penumpang yang berangkat dari kota Bukittinggi diberikan pilihan untuk dijemput, atau datang langsung ke pool. Bila memilih opsi dijemput, jangan lupa untuk standby satu jam sebelum keberangkatan. Sopir travel akan menelepon terlebih dahulu dan mengonfirmasi alamat penjemputan. Setelah itu, penumpang akan dibawa ke pool untuk melakukan pembayaran, sambil menunggu kedatangan penumpang lain yang tidak mau dijemput. Tepat di jam yang ditentukan, mobil pun berangkat.

Jangan coba-coba telat, deh, kalau nggak mau ditinggal!

Sebagai perbandingan, saya pernah naik travel selain AWR, sebut saja namanya Mawar. Di dalam Toyota Avanza itu saya dan dua penumpang lainnya cuma bisa komat-kamit sambil akting “tidur ayam” supaya nggak berasa sedang ikutan Rally Paris Dakar! Harganya memang lebih murah dari travel AWR, tapi kalau bonusnya deg-deg-an sepanjang jalan kan males juga, ya. Belum lagi blio masih berusaha menaikkan penumpang di sepanjang jalan. Kebayang, kan, betapa nggak enaknya jadi penumpang ketika mobil lagi ngebut “ngang-nging-ngung” terus tiba-tiba nge-rem mendadak? Enek, tau!

Saya juga pernah coba naik taksi gelap yang nge-tem di depan Mal kecil di Padang. Sebelumnya, saya memang mendengar kalau di kawasan ini banyak “mobil” ke Bukittinggi. Delapan tahun lalu, harganya 35 ribu rupiah. Nyarinya gampang banget. Dekati saja mobil-mobil yang sedang parkir paralel di pinggir jalan. Terus lolak-lolok sambil benerin ransel di punggung. Semenit kemudian saya disamperin orang yang nanya, “Mau ke Bukittinggi?”

Ketika mengiyakan, saya langsung diarahkan ke salah satu mobil yang parkir paralel itu. Saat itu, saya naik mobil sedan Timor warna hitam (kebayang usianya, kan?). Hampir satu jam saya duduk menunggu sedan milik keluarga cendana itu penuh. Nyupirnya sih nggak se-ngeri travel Mawar. Namun, tiga orang dewasa “empet-empetan” di bangku belakang jelas nggak nyaman untuk perjalanan jauh. Belum lagi sampai kota Bukittinggi main diturunin aja di pinggir jalan. Berasa dilepeh, cuih!

Hal-hal seperti itu (ngebut gila-gilaan, mungut penumpang di perjalanan, atau menurunkan penumpang sembarangan), nggak pernah saya alami selama menjadi penumpang AWR. Bukan berarti sopir AWR nggak pernah ngebut. Namun, saya yakin para sopir cukup segan dan berhati-hati melihat keberadaan stiker pengaduan di kaca mobil.

Kalau yang lain bangga karena menjadi nasabah prioritas sebuah bank, saya mah cukup bangga ketika belagak jadi “penumpang VIP” AWR. Beberapa kali saya menjadi satu-satunya penumpang di travel tersebut, dan AWR tetap konsisten mengantar saya sampai tiba di tempat tujuan di Bukittinggi.

Kurang prioritas apa coba?

BACA JUGA Tips Travelling (Nekat) untuk Mahasiswa Low Budget dan tulisan Dessy Liestiyani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2021 oleh Administrator

Berapa ongkos dari Padang ke Bukittinggi?

Trayek PadangBukittinggi yang jaraknya 96,8 km dapat ditempuh dengan waktu ± 2 jam dengan tarif bus ekonomi Rp.20.000,00 per penumpang.

Berapa jam lagi Bukittinggi ke Padang?

Jarak tempuh dari Padang ke Bukittinggi sekitar 2,5 - 3 jam perjalanan.