Berapa lama tidak bisa mencium bau saat flu

Berapa lama tidak bisa mencium bau saat flu

Berapa lama tidak bisa mencium bau saat flu
Lihat Foto

Shutterstock/Vialantsin

Ilustrasi anosmia, kehilangan penciuman

KOMPAS.com - Anosmia adalah kondisi saat seseorang tidak bisa mencium bau.

Melansir laman resmi University of Michigan Health, indra penciuman manusia sangat terkait dengan indra perasa.

Jadi, gejala anosmia bukan hanya tidak bisa mencium bau. Penderita juga sulit merasakan makanan atau minuman yang masuk ke mulut.

Baca juga: 4 Penyebab Utama Kenapa Hidung Tidak Bisa Mencium Bau

Kondisi yang tidak nyaman ini dapat memengaruhi nafsu makan, berat badan turun, sampai kurang nutrisi.

Bahkan, penderita anosmia juga rentan sedih dan tertekan karena mencium aroma dan mencicipi rasa dapat menambah kebahagiaan hidup.

Anosmia atau tidak bisa mencium bau umumnya bukan gangguan kesehatan seriys. Namun, masalah kesehatan ini mengurangi kualitas hidup seseorang.

Sebelum membahas berapa lama anosmia sembuh, simak penjelasan penyebab anosmia berikut.

Baca juga: Cara Mengatasi Mimisan pada Hidung dengan Cepat

Penyebab anosmia

Melansir Healthline, penyebab anosmia yang cukup umum adalah pembengkakan atau penyumbatan di lubang hidung karena iritasi, alergi, atau tumor.

Tidak bisa mencium bau juga bisa disebabkan gangguan saraf yang mengirimkan sinyal dari hidung ke otak.

Anosmia kini menjadi gejala utama Covid-19 atau infeksi virus corona. Namun, anosmia tak hanya terkait Covid-19. Penyebab anosmia lainnya yakni:

Berapa lama tidak bisa mencium bau saat flu

Berapa lama tidak bisa mencium bau saat flu
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/NENAD CAVOSKI

Ilustrasi anosmia, salah satu gejala Covid-19

KOMPAS.com - Anosmia adalah kondisi saat hidung tidak bisa mencium bau atau indra penciuman tak peka.

Ketika hidung tidak bisa mencium bau, kualitas hidup seseorang praktis ikut menurun.

Pengidap anosmia tak bisa membaui aroma makanan, sulit mencium wangi bunga aau parfum, sampai tak menyadari bahaya kebakaran atau gas bocor.

Baca juga: Butuh Waktu Berapa Lama Anosmia Bisa Sembuh?

Melansir NetMeds, anosmia terjadi ketika saraf yang bertugas mengirimkan sinyal dari hidung ke otak mengalami kerusakan.

Penyebab anosmia bisa karena hidung tersumbat, masalah pada sinus, tumor di dekat saraf penciuman, cedera otak, atau Covid-19.

Untuk anosmia Covid-19, kondisi hidung tidak bisa mencium bau bisa berlangsung dalam hitungan hari sampai berbulan-bulan lamanya.

Tak hanya mengganggu indra penciuman, anosmia kerap memengaruhi selera makan. Sehingga, pengidapnya bisa kehilangan selera makan, malnutrisi, atau frustasi.

Bagi Anda yang tengah bergelut dengan anosmia, ada beberapa perawatan mengatasi hidung tidak bisa mencium bau yang bisa dijajal di rumah. Berikut beberapa obat anosmia alami:

1. Latihan mencium bau

Melansir Healthline, latihan mencium bau adalah salah satu obat anosmia alami yang bisa diandalkan.

Latihan ini menggunakan empat jenis benda yang memiliki aroma kuat di rumah.

“Tak hanya untuk bernapas, hidung manusia juga memiliki kemampuan yang sangat hebat untuk mencium berbagai aroma, mulai dari masakan yang terasa lezat, parfum yang wangi dan sehat, hingga berbagai aroma yang tidak sedap”

Halodoc, Jakarta - Namun, pernahkah kamu membayangkan bagaimana jika kemampuan utama dari indera penciuman ini menghilang? Kondisi ketidakmampuan hidung untuk mencium aroma apapun ini dikenal dengan istilah anosmia. 

Biasanya, orang yang sedang mengalami flu berat tidak bisa mencium bau atau aroma untuk sesaat. Meski begitu, kondisi ini tidak berlangsung lama. Segera setelah flu sembuh, kemampuan penciuman pun akan kembali seperti semula. Namun, untuk sebagian orang, terutama orang tua, anosmia bisa terjadi dalam waktu yang cukup lama. Walaupun bisa disembuhkan, tetapi anosmia bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan serius yang dialami.

Normalnya, ketika ada aroma yang beredar di udara, sel saraf penciuman akan memberi sinyal ke otak, sehingga kamu bisa mengidentifikasi dan mengenali bau. Namun, indera penciuman pengidap anosmia tidak bisa berfungsi secara semestinya sehingga tidak bisa mengetahui adanya bau.

Baca juga: Tidak Dapat Mencium Bau, Ini Gejala dari Anosmia

Apa yang Menyebabkan Anosmia Terjadi?

Umumnya, anosmia disebabkan oleh hidung tersumbat karena flu, alergi, infeksi sinus, atau kualitas udara yang buruk. Selain itu, anosmia juga bisa disebabkan oleh berbagai hal berikut ini:

  • Polip hidung yang menghambat saluran pernapasan.
  • Cedera pada hidung dan saraf penciuman akibat operasi atau trauma kepala.
  • Terkena bahan-bahan kimia beracun, seperti pestisida.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, antidepresan, antiperadangan, dan obat untuk penyakit jantung.
  • Penyalahgunaan obat terlarang seperti kokain.

Beberapa kondisi kesehatan ini juga bisa menyebabkan anosmia, yaitu usia yang sudah lanjut (di atas 60 tahun), parkinson, penyakit alzheimer, diabetes, tumor otak, gangguan nutrisi, riwayat operasi hidung, dan multiple sclerosis.

Belum lama anosmia juga menjadi gejala dari infeksi virus corona. Jadi, jika kamu mengalami hilangnya kemampuan mencium aroma disertai dengan gejala lain, segera lakukan penanganan. Download dan gunakan aplikasi Halodoc agar kamu bisa tanya jawab dengan dokter atau membuat janji jika harus berobat ke rumah sakit. 

Baca juga: Kisah Cinta Tak Indah Karena Anosmia, Bisakah?

Bahaya Anosmia

Indera penciuman memiliki peran yang sangat penting untuk mengidentifikasi adanya bahaya atau sesuatu yang bisa mengancam keselamatan atau kesehatan. Oleh karena tidak bisa mencium bau apapun, pengidap anosmia perlu berhati-hati terhadap bahaya berikut ini:

Pengidap anosmia tidak bisa mencium bau busuk yang dikeluarkan oleh makanan yang sudah basi atau kedaluwarsa sehingga jika tidak berhati-hati, pengidap bisa mengalami keracunan makanan. Guna mengantisipasi, pengidap disarankan untuk lebih cermat melihat kondisi bahan makanan dan memeriksa tanggal kedaluwarsanya.

  • Mengalami Penurunan Berat Badan

Aroma pada makanan sebenarnya bermanfaat untuk merangsang nafsu makan seseorang. Namun, karena tidak bisa mencium bau apapun, pengidap anosmia bisa saja kehilangan nafsu makan sehingga berat badan pun menurun.

Kehilangan kemampuan penciuman membuat pengidap anosmia kurang peka terhadap bahaya di rumah, seperti kebakaran atau kebocoran gas. Bagi pengidap anosmia yang tinggal sendiri di rumah, disarankan untuk memasang alarm kebakaran atau pendeteksi asap di sekitar area dapur, serta menggunakan gas dengan perangkat listrik untuk menghindari kebocoran gas.

Baca juga: Ini Alasannya Mengapa Anosmia Perlu Diwaspadai

Mengobati Anosmia

Anosmia yang disebabkan karena flu, alergi, dan sinus biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Namun, jika tidak kunjung sembuh, segera periksakan diri ke dokter. Beberapa obat-obatan yang mungkin akan disarankan oleh dokter, antara lain:

  • Antibiotik jika terdapat infeksi bakteri.
  • Antihistamin jika disebabkan oleh alergi.
  • Semprotan hidung steroid.
  • Dekongestan.

Kamu juga disarankan untuk berhenti merokok dan menghindari paparan debu, polusi, dan hal-hal lain yang bisa menyebabkan alergi agar anosmia segera membaik.

Berapa lama tidak bisa mencium bau saat flu

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. What is Anosmia?
Healthline. Diakses pada 2021. What is Anosmia? 
MSD Manual. Diakses pada 2021. Anosmia.

“Anosmia menjadi salah satu gejala saat gangguan pernapasan mengalami gangguan kesehatan. COVID-19 dan flu biasa pun dapat menyebabkan seseorang mengalami anosmia. Lalu, bagaimana cara membedakan gejala anosmia COVID-19 dengan flu biasa? Kamu bisa memperhatikan gejala lain yang menyertai anosmia. Segera lakukan pemeriksaan jika kamu mengalami anosmia.”

Halodoc, Jakarta – Kehilangan indra penciuman untuk sementara atau yang dikenal sebagai anosmia adalah salah satu gejala awal COVID-19. Namun tidak hanya itu, pengidap flu pun dapat mengalami anosmia. Penyakit ini rentan dialami oleh seseorang yang mengalami penyakit pada bagian saluran pernapasan.

Kondisi alergi dan pilek menjadi gangguan kesehatan yang rentan menyebabkan anosmia. Namun, bagaimana cara membedakan anosmia yang disebabkan oleh COVID-19 dengan flu biasa? Nah, untuk mengenai perbedaannya simak ulasannya dalam artikel ini. Dengan begitu, kamu dapat menangani anosmia dengan tepat.

Baca juga: Gejalanya Mirip, Ini Bedanya Pneumonia dengan COVID-19

Bedanya Anosmia Gejala COVID-19 dengan Flu Biasa

Para peneliti dari Eropa yang sudah mempelajari gejala yang dialami pasien COVID-19 mengungkapkan bahwa gejala anosmia yang bisa menyertai penyakit COVID-19 memiliki ciri yang unik dan berbeda dari yang dialami oleh orang yang sedang mengalami demam atau flu parah. 

Berikut ini bedanya anosmia yang menjadi gejala COVID-19 dengan gejala flu biasa:

1.Muncul Secara Tiba-tiba

Hal pertama yang membedakan anosmia yang menjadi gejala COVID-19 dengan flu adalah anosmia akibat COVID-19 cenderung muncul secara tiba-tiba dan parah. 

Gejala anosmia biasanya muncul sekitar 2–14 hari setelah terpapar virus corona. Namun, gejala tersebut biasanya terjadi secara tiba-tiba, meskipun kamu tidak mengalami masalah dalam bernapas. Sementara itu pada kasus flu, anosmia biasanya diawali dengan hidung meler atau tersumbat yang bisa menghilangkan kemampuan penciuman kamu. 

2. Disertai dengan Gejala Dysgeusia

Selain itu, anosmia yang terjadi akibat virus corona juga cenderung parah. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Rhinology yang mencoba mencari perbedaan antara anosmia pada COVID-19 dan pilek, meneliti kemampuan penciuman dan pengecapan pada 10 pasien COVID-19, 10 pasien flu atau pilek, dan 10 orang sehat. Hasilnya adalah hilangnya fungsi penciuman pada pasien COVID-19 lebih parah. 

Anosmia pada pengidap COVID-19 juga disertai dengan gejala dysgeusia, yaitu hilangnya kemampuan indra pengecap dalam merasakan makanan, khususnya membedakan rasa pahit dan manis.

Sementara itu pada pasien pilek, menurunnya kemampuan indera pengecap tidak terjadi. Hanya sedikit pasien pilek yang mengalami penurunan fungsi indra pengecap, tetapi mereka masih bisa membedakan rasa pahit dan manis. 

Para ahli menduga gejala dysgeusia pada pasien COVID-19 terjadi karena virus corona memengaruhi sel-sel saraf yang terlibat langsung dengan sensasi penciuman dan rasa.

Baca juga: Gejala Tak Umum Corona yang Harus Diwaspadai

3.Bukan Disebabkan oleh Hidung Tersumbat

Perbedaan lain antara anosmia pada COVID-19 dan pilek adalah hilangnya indra penciuman pada saat flu disebabkan karena hidung dan saluran napas tersumbat. Sementara anosmia yang terjadi pada pengidap COVID-19 dikaitkan dengan sistem saraf pusat.

Profesor Carl Philpott dari University of East Anglia’s Norwich Medical School sekaligus ketua dari studi tersebut, mengungkapkan bahwa virus corona sebelumnya sudah diketahui bisa memengaruhi sistem saraf pusat berdasarkan tanda-tanda neurologis yang dikembangkan oleh beberapa pasien.

Penyakit tersebut mirip dengan SARS yang dilaporkan bisa masuk ke otak melalui reseptor bau di hidung. Jadi, anosmia yang terjadi pada beberapa pengidap COVID-19 diduga berkaitan dengan pengaruh virus tersebut pada sistem saraf pusat.

Itulah perbedaan gejala anosmia COVID-19 dengan flu biasa. Bukan hanya anosmia, pengidap COVID-19 juga akan mengalami beberapa gejala lain yang menyertai. Mulai dari demam, menggigil, napas menjadi lebih pendek, kesulitan bernapas, kelelahan terus-menerus, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung berair, mual, muntah, dan diare. Jika kamu mengalami beberapa gejala diatas, segera lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat untuk memastikan penyebab anosmia. Jangan lupa melakukan isolasi mandiri sambil menunggu hasil pemeriksaan, ya. 

Baca juga: Flu Vs COVID-19, Mana yang Lebih Berbahaya?

Jika kamu dinyatakan mengalami COVID-19 sebaiknya tetap tenang dan jangan panik. Gunakan Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter melalui video call atau chat langsung. Kamu bisa mendapatkan resep yang tepat untuk pengobatan agar kondisi kesehatan semakin membaik. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Berapa lama tidak bisa mencium bau saat flu

Referensi:
BBC News. Diakses pada 2021. Coronavirus smell loss 'different from cold and flu'.
Health24. Diakses pada 2021. Loss of smell from Covid-19 differs from common cold
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. COVID-19.