Berapa lama jarak minum obat yang berbeda

Parapuan.co-Kawan Puan pasti sudah tak lagi asing dengan tulisan di bungkus resep obat 3x1 atau 2x1.

Itu merupakan aturan minum obat dalam sehari.

Setiap resep obat biasanya memiliki aturan minum dan dosis tertentu.

Baik obat resep dokter maupun obat yang di jual bebas di apotek atau di warung.

Baca Juga: Sambut Hari Osteoporosis Sedunia, Ketahui 4 Obat Alami Osteoporosis

Aturan minum obat itu tentu harus dipatuhi agar kita bisa cepat sembuh ya, Kawan Puan.

Aturan minum obat 3x1 atau yang kerap diartikan 3 kali sehari ini ternyata tak serta merta bisa diminum bebas sebanyak tiga kali dalam sehari, lo.

Tak jarang orang mengartikan minum obat 3 kali sehari itu adalah 3 kali ketika waktu makan yaitu pagi, siang, dan sore atau malam hari.

Akan tetapi, ternyata hal ini kurang tepat dan justru sering disalahartikan.

Lalu bagaimana aturan mium obat yang benar ya, Kawan Puan?

Hal ini pun dijelaskan oleh dr. Hanifiya Samha Wardhani saat dihubungi PARAPUAN.

Ia pun menjelaskan bahwa aturan minum obat itu dapat diperhatikan dari interval waktunya.

Ketika obat diminta untuk diminum 3 kali sehari, hal ini berarti 24 jam dibagi 3 yaitu 8 jam, yang berarti obat diminum setiap 8 jam sekali.

Begitu pula dengan aturan 2x1 yang berarti diminum 2 kali sehari setiap 12 jam sekali.

Sedangkan aturan 1x1 alias diminum 1 kali sehari itu berarti diminum setiap 24 jam sekali.

"Yang benar kalau ditulis aturan sehari 3 kali, berarti ya 24 jam dibagi 3, jadi diminum per 8 jam. Jika 2 kali sehari ya berarti per 12 jam. Kalau sehari sekali ya per 24 jam, misal hari ini minum jam 7 pagi, ya selanjutnya besok minum jam 7 pagi lagi," jelas dr.Hanifiya Samha Wardhani.

Baca Juga: Agar Tidak Ditipu, Perhatikan 4 Hal Ini saat Membeli Obat Online

Aturan minum obat ini disebut terkait pada proses penyerapan masing-masing obat di tubuh.

Sehingga berbeda aturan setiap obat bisa diminum per berapa jam.

"Masing-masing obat seperti punya masanya sendiri-sendiri, harapannya pasien minum seperti aturan per 8 jam itu karena sebelum masa obat yang diminum sebelumnya habis, sudah ada obat yang masuk lagi, jadi tetap terjaga kadar obat yang diharapkan dapat memberikan efek terapi pada penyakitnya sehingga masih stabil dalam tubuh," terangnya.

Misal seharusnya aturan minum obat per 8 jam tapi diminum pagi, siang, sore yang bisa jadi selang waktunya melebihi dari 8 jam, sehingga jaraknya menjadi terlalu lama.

Hal ini akan menyebabkan kadar obat dalam tubuh sudah terlanjur habis dan pengobatan pun menjadi kurang maksimal.

Sehingga tingkat penyembuhannya pun menjadi tak maksimal.

Dokter yang akrab disapa Dhani ini mengatakan bahwa toleransi minum obat itu adalah 1 jam.

"Toleransi maju mundurnya sekitar 1 jam, jadi (kalau 3 kali sehari) itu 7-9 jam sekali. Tapi ya lebih baik (diminum) tepat waktu," ujar dr. Dhani.

Dokter asal Solo ini pun mengatakan bahwa kini para dokter telah diimbau untuk menuliskan resep yang lebih jelas agar apoteker dapat menerjemahkan dengan petunjuk yang sesuai.

Baca Juga: Jahe hingga Kafein, Coba Ini Dia 5 Obat Asma dari Bahan Alami

"Sekarang sebenarnya dokter-dokter itu sudah diimbau untuk menulis resep diperjelas. Jika dulu nulisnya kode berapa kali minum sehari di resep pakai 3x1 itu, sekarang pakai kode yang minum per 8 jam," kata dr. Dhani.

"Harapannya resep dapat diterjemahkan apoteker untuk menuliskan petunjuk pasien juga per 8 jam itu tadi, jadi pasien bisa lebih paham," tambahnya.

(*)

Cara minum obat yang benar sebaiknya mengikuti aturan pakai atau petunjuk dokter. Untuk obat 3 kali sehari, Anda sebaiknya menjeda tiap 8 jam.

31 Aug 2021|Yanita Nur Indah Sari

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Cara minum obat yang benar dapat membuat obat diserap sempurna

Obat adalah bahan kimia yang digunakan untuk menyembuhkan, meringankan, dan mencegah penyakit. Untuk mendapatkan manfaat dari penggunaan obat, Anda perlu memperhatikan cara minum obat yang benar. Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui pedoman minum obat yang benar beserta tips bagi Anda yang kesulitan menelan obat.

Cara minum obat yang benar

Obat memiliki berbagai jenis, bentuk, dosis, aturan pakai yang berbeda sesuai dengan kondisi pasien. Dokter mungkin akan meresepkan obat khusus untuk Anda.Selain itu, Anda mungkin juga dapat membeli obat bebas di apotek tanpa resep dokter. Obat-obatan bisa berbahaya bagi tubuh Anda jika tidak meminumnya sesuai instruksi dokter atau aturan pada kemasan. Berikut ini cara minum obat yang benar agar obat bisa bekerja efektif dan aman di tubuh Anda. Sama halnya daat memilih dan mengonsumsi produk makanan, memperhatikan tanggal kedaluwarsa pada kemasan obat juga penting untuk dilakukan. Memeriksa tanggal kedaluwarsa pada kemasan obat bisa menghindari Anda dari kemungkinan keracunan hingga kematian.Selain itu, perhatikan pula kemasan, warna, bentuk, dan bau obat. Jika terdapat cacat atau perubahan warna, bentuk, dan bau sebaiknya jangan dikonsumsi. Untuk itu, lakukan pengecekan rutin kotak obat di rumah Anda. Jangan sampai Anda meminum obat kedaluwarsa. Hal ini bisa membahayakan Anda dan keluarga. Dosis obat yang diberikan oleh dokter atau tertera pada kemasan obat biasanya tergantung pada usia, berat badan, kesehatan ginjal dan hati, serta faktor kesehatan lainnya. Jangan minum obat lebih dari dosis yang dianjurkan. Hal ini tidak akan membuat Anda sembuh lebih cepat. Sebaliknya, Anda malah mungkin mengalami overdosis yang membahayakan nyawa. Jangan pula mengurangi dosis obat tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Mengurangi dosis sendiri dapat mengurangi keampuhan obat dalam penyembuhan penyakit. Minumlah obat pada waktu yang telah dianjurkan dokter atau sesuai dengan yang tertera di kertas aturan pakai.Misalnya, untuk jarak minum obat yang tertulis 3x1 berarti Anda harus meminumnya sebanyak 3 kali dalam sehari dengan jeda 8 jam antar obat. Jadi, dalam sehari (24 jam), proses penyembuhan bisa berlangsung.Sebagai contoh, obat A dikonsumsi 3 kali sehari maka Anda dapat membuat jadwal seperti di bawah ini:
  • Obat dosis pertama pukul 06.00
  • Obat dosis kedua pukul 14.00
  • Obat dosis ketiga pukul 22.00
Banyak obat yang perlu dikonsumsi pada waktu-waktu tertentu untuk mencapai efektivitasnya. Misalnya, ada obat yang harus dikonsumsi setiap pagi untuk menjaga jumlah obat dalam sistem tubuh Anda. Minumlah obat pada waktu yang sama setiap harinya. Melewatkan waktu minum obat karena berbagai alasan dapat menurunkan dosis obat dalam tubuh dan membuatnya bekerja kurang maksimal. Selain itu, ada pula obat yang harus dikonsumsi sebelum atau bersamaan dengan waktu makan. Beberapa obat juga harus dikonsumsi ketika perut kosong untuk memaksimalkan kerja obat. Dalam hal ini, Anda harus minum obat 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.Obat memiliki bentuk yang berbeda, antara lain:
  • Tablet, pil, kapsul 
  • Puyer
  • Cairan atau sirup 
  • Obat tetes 
  • Krim, gel, atau salep (obat topikal)
  • Semprotan 
  • Koyo
  • Tablet bawah lidah
  • Injeksi
Masing-masing sediaan itu memiliki cara pemberian obat yang berbeda-beda pula. Pastikan Anda menanyakan kepada dokter atau apoteker mengenai cara penggunaan obat yang benar. Misalnya saja, cara minum obat kapsul sebaiknya tidak membuka kemasan kapsulnya. Hal ini bisa membuat penyerapan obat menjadi terlalu cepat.Contoh lainnya, pemberian obat lewat injeksi, umumnya dilakukan oleh dokter karena butuh keahlian khusus untuk menentukan lokaso yang tepat. Kecuali, untuk injeksi insulin bisa dilakukan secara mandiri setelah memahami panduan yang diberikan dokter.Beberapa jenis obat bisa menimbulkan interaksi obat dengan bahan atau obat lain. Interaksi obat tersebut terkadang dapat memengaruhi kerja obat. Bisa memperbesar risiko efek samping ataupun menurunkan kerja obat. Untuk mencegah interaksi obat, informasikan kepada dokter atau apoteker mengenai hal berikut:
  • Obat lain yang sedang Anda konsumsi
  • Suplemen atau herbal yang sedang Anda konsumsi
  • Ada atau tidaknya alergi obat tertentu
  • Kondisi lain seperti sedang hamil atau menyusui
Selain itu, Anda juga dapat menanyakan tentang makanan dan minuman yang mungkin perlu dihindari selama mengonsumsi obat tersebut. Mungkin Anda harus berhenti minum alkohol selama pengobatan. Pasalnya, obat-obatan dapat berinteraksi dengan alkohol. Selain bertujuan mencegah interaksi obat yang negatif, hal ini juga dapat memaksimalkan kerja obat dalam proses penyembuhan. Mengetahui cara penyimpanan obat yang benar dapat mempertahankan kualitas obat dan menghindarkan Anda dari keracunan.Sebagian besar obat perlu disimpan dalam suhu ruang. Meski demikian, ada juga obat yang perlu disimpan di kulkas. Hindari menyimpan obat di tempat yang langsung terkena sinar matahari. Selain itu, hindari pula menyimpan obat di kamar mandi atau di dalam mobil karena memiliki suhu yang panas dan lembap. Anda bisa bertanya langsung kepada dokter atau apoteker terkait tempat terbaik menyimpan obat untuk mempertahankan kualitasnya. 

Baca Juga

Mengenal Kode Etik Apoteker dan Sanksi Bila Terjadi MalpraktikInilah Obat yang Aman untuk Ibu Hamil Tanpa Efek SampingLoratadine untuk Ibu Hamil dan Menyusui: Fungsi, Dosis, dan Keamanannya

Tips agar tidak lupa minum obat

Salah satu cara minum obat yang benar adalah minum obat tepat waktu sesuai dengan anjuran dokter. Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat, CDC, memperkirakan bahwa lupa minum obat menyebabkan 30-50 persen kegagalan dalam pengobatan penyakit. Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda lakukan agar tidak lupa meminum obat. 
  • Buat catatan dan taruh obat di tempat-tempat yang sering terlihat
  • Gunakan pengingat di ponsel 
  • Konsumsi obat pada waktu yang sama setiap harinya
  • Konsumsi obat berdekatan dengan kegiatan tertentu, misalnya setelah makan atau sebelum berangkat ke kantor
  • Mintalah orang terdekat untuk bantu mengingatkan waktu minum obat

Tips minum obat untuk Anda yang susah menelan obat

Beberapa orang mungkin merasa kesulitan menelan obat, anak kecil misalnya. Akibatnya, kondisi berpotensi menyebabkan minum obat jadi tidak teratur.Kondisi seperti disfagia membuat seseorang sulit menelan makanan, termasuk menelan obat.Trauma akibat pernah tersedak juga mungkin membuat seseorang takut menelan obat dalam bentuk pil, kapsul, atau tablet secara langsung. Beberapa cara menelan obat yang mudah dan nyaman yang bisa diikuti:
  • Atur posisi yang nyaman, misalnya duduk tegak
  • Siapkan air minum dekat dengan jangkauan Anda
  • Tenangkan dan yakinkan diri
  • Basahi mulut sebelum minum obat agar memudahkan menelan obat
  • Tempatkan obat di lidah dekat dengan tenggorokan lalu dorong dengan air
  • Jika tidak bisa menelan langsung dengan dorongan air, telan obat bersama makanan lunak, seperti pisang atau puding.
Mengetahui cara menelan obat yang benar dapat membantu obat bekerja lebih baik. Dengan begitu, proses penyembuhan juga jadi lebih cepat.Kepatuhan terhadap cara minum obat sesuai anjuran dokter atau aturan di kemasan obat sangat penting dalam proses penyembuhan. Selain itu, cara minum obat yang benar juga dapat menghindari keracunan dan efek samping.Konsultasikan ke dokter jika setelah mengonsumsi obat Anda mengalami reaksi alergi. Anda juga bisa berkonsultasi tentang cara minum obat menggunakan fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang! 

mengonsumsi obat saat hamilalergi obatminum obatobat bebas terbatas

The Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/66/wr/mm6645a2.htm
Diakses pada 17 Agustus 2021
Food and Drug Administration. https://www.fda.gov/drugs/special-features/why-you-need-take-your-medications-prescribed-or-instructed
Diakses pada 17 Agustus 2021
Healthline. https://www.healthline.com/health/administration-of-medication
Diakses pada 17 Agustus 2021
Kids Health. https://kidshealth.org/en/parents/medication-safety.html
Diakses pada 17 Agustus 2021
National Health Service. https://www.nhs.uk/conditions/problems-swallowing-pills/
Diakses pada 17 Agustus 2021
Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000613.htm
Diakses pada 17 Agustus 2021

Salbutamol adalah obat untuk mengatasi penyempitan dan pembengkakan saluran udara di paru-paru atau bronkospasme. Dokter akan meresepkan dosis salbutamol sesuai kebutuhan pasien. Namun, perlu diingat efek samping salbutamol yang serius bisa berdampak pada kesulitan bernapas.

27 Sep 2020|Azelia Trifiana

Perbedaan obat generik dan paten, bukanlah dari segi khasiat. Sebab, perbedaan kedua jenis obat ini terletak pada cara produksi serta harga jualnya.

26 Nov 2019|Nina Hertiwi Putri

Efek samping allopurinol dapat bersifat umum namun ada juga yang serius. Efek samping yang terjadi umumnya berupa ruam, diare, hingga perubahan dalam tes fungsi hati.

Dijawab Oleh dr. Rahmita Dewi

Dijawab Oleh dr. Sylvia V