Berapa lama covid bertahan dalam tubuh

Oleh:

Berapa lama kekebalan tubuh bertahan usai terkena covid

Bisnis.com, JAKARTA— Sebelumnya, kebanyakan orang berasumsi bahwa mereka yang terinfeksi covid memiliki keuntungan yaitu akan terlindungi dari virus di masa mendatang. Tetapi kini virus tidak menunjukkan tanda-tanda mereda sehingga terjadi infeksi ulang besar kemungkinan terjadi.

Dikutip dari Yahoo News, sudah banyak orang melaporkan infeksi kedua atau bahkan ketiga dengan varian yang lebih baru. Para ahli telah memperingatkan bahwa paparan virus corona melalui vaksinasi atau infeksi tidak berarti bahwa Anda sepenuhnya terlindungi.

Sebaliknya, virus corona berevolusi untuk berperilaku yang menyebabkan flu biasa dan menginfeksi orang berulang kali sepanjang hidup mereka.

Imunitas Setelah Terkena Covid

Sebelum omicron, infeksi ulang jarang terjadi. Setelah omicron muncul, infeksi sebelumnya hanya memberikan sekitar 50% perlindungan terhadap infeksi ulang. Virus corona telah memperoleh begitu banyak mutasi pada protein lonjakannya sehingga versi yang lebih baru menjadi lebih mudah menular dan lebih mampu menghindari kekebalan.

Faktor-faktor lain juga meningkatkan kerentanan Anda terhadap infeksi ulang. Semisal berapa lama sejak Anda menderita Covid dan pertahanan kekebalan cenderung berkurang setelah infeksi.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Oktober 2021 memperkirakan bahwa infeksi ulang dapat terjadi segera setelah tiga bulan setelah tertular Covid-19.

Temuan ini didasarkan pada genom virus corona dan memperhitungkan perkiraan penurunan antibodi yang dapat melawan virus, penelitian ini tidak memperhitungkan varian baru seperti omicron yang secara radikal berbeda dari varian yang lebih lama. Karena betapa berbedanya omicron, perlindungan Anda mungkin berkurang lebih cepat.

Meskipun tidak jelas apakah beberapa orang lebih rentan terhadap infeksi ulang Covid-19, para peneliti mulai menemukan beberapa petunjuk. Orang yang lebih tua atau immunocompromised dapat membuat antibodi berkualitas sangat sedikit atau sangat buruk, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi ulang.

Penelitian awal menunjukkan bahwa sekelompok kecil orang memiliki cacat genetik yang melumpuhkan molekul kekebalan penting yang disebut interferon tipe I, menempatkan mereka pada risiko lebih tinggi mengalami gejala Covid yang parah. Studi lebih lanjut dapat menemukan bahwa perbedaan tersebut berperan dalam infeksi ulang juga.

Untuk saat ini, Anda harus mengobati gejala baru apa pun, termasuk demam, sakit tenggorokan, pilek, atau perubahan rasa atau penciuman, sebagai kasus potensial Covid dan menjalani tes untuk memastikan apakah Anda positif lagi.

Infeki Berikutnya Cenderung Kurang Parah

Kabar baiknya adalah bahwa tubuh Anda dapat memanggil sel-sel kekebalan, seperti sel T dan sel B, untuk menghentikan infeksi ulang jika virus menyelinap melewati pertahanan antibodi awal Anda. Sel T dan sel B memerlukan waktu beberapa hari untuk diaktifkan dan mulai bekerja, tetapi mereka cenderung mengingat cara melawan virus berdasarkan pertemuan sebelumnya.

Banyak dari sel-sel kekebalan ini membangun perlindungan mereka secara berulang. Itu berarti bahwa orang-orang yang divaksinasi dan dikuatkan secara khusus diperlengkapi dengan baik untuk menghadapi virus corona. Demikian pula, orang yang telah terinfeksi sebelumnya dapat mencegah virus bereplikasi pada tingkat tinggi jika terinfeksi kembali.

Hasilnya adalah infeksi kedua atau ketiga cenderung lebih pendek dan tidak terlalu parah. Tetapi hanya karena infeksi ulang tidak terlalu parah, bukan berarti tidak parah. Anda mungkin masih demam dan mengalami nyeri tubuh, kabut otak, dan gejala lainnya.

Cara Mengurangi Risiko Infeksi Ulang

Mendapatkan vaksinasi adalah ide yang bagus bahkan setelah Anda menderita Covid. Anda hanya perlu menunggu beberapa minggu setelah infeksi untuk mendapatkan suntikan. Vaksin akan meningkatkan tingkat antibodi Anda, dan penelitian menunjukkan bahwa vaksin itu efektif dalam mencegah hasil yang parah jika Anda sakit lagi.

Tindakan tambahan, seperti memakai masker di dalam ruangan dan di ruang ramai, menjaga jarak sosial, dan meningkatkan ventilasi jika memungkinkan, dapat memberikan lapisan perlindungan lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : kekebalan, Covid-19

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Jakarta -

Wabah COVID-19 sampai saat ini masih melanda berbagai negara, termasuk Indonesia. Tak hanya di udara, virus ini disebut mampu bertahan berjam-jam di berbagai permukaan benda yang sering kita sentuh.Tapi, berapa lama virus itu bisa bertahan di dalam tubuh orang yang terinfeksi?Para peneliti kemudian mencari tahu lamanya waktu yang dibutuhkan virus saat bertahan di dalam tubuh orang yang terinfeksi. Para peneliti di China mempelajarinya melalui data dari 191 pasien Corona, termasuk 54 pasien meninggal yang dirawat di Rumah Sakit Jinyintan dan Rumah Sakit Paru Wuhan.

Hasilnya, mereka menyimpulkan bahwa RNA virus bisa bertahan hidup di dalam tubuh manusia yang terinfeksi dalam waktu rata-rata 20 hari. Tetapi, virus itu juga bisa bertahan hingga 37 hari atau sekitar 5 minggu.

"Dalam penelitian ini, kami menemukan bahwa RNA SARS-CoV-2 yang terdeteksi bisa bertahan dalam waktu rata-rata 20 hari," tulis penelitian tersebut yang dikutip dari Fox News, Jumat (5/6/2020).

Mereka juga memiliki perbandingan dengan mendeteksi viral load pada spesimen pernapasan, dari sekitar sepertiga pasien selama 4 minggu setelah penyakit muncul. Perbandingan ini dilihat dari sekitar sepertiga pasien selama wabah SARS pada awal tahun 2000-an dan yang terinfeksi MERS.

Hasil yang didapatkan, mereka menemukan durasi deteksi RNA MERS-CoV dalam spesimen pernapasan yang paling rendah bertahan di dalam tubuh. Virus tersebut bisa bertahan selama setidaknya 3 minggu.

Simak Video "Kasus Harian Covid-19 Jepang Tembus 100.000"



(sao/kna)

1 Apakah Coronavirus dan COVID-19 itu?

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

2 Apakah COVID-19 sama seperti SARS?

COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS.

3 Apa saja gejala COVID-19?

Gejala umum berupa demam 380C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya. Daftar negara terjangkit dapat dipantau melalui website ini.

4 Seberapa bahayanya COVID-19 ini?

Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap. Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus meningkat.

5 Bagaimana manusia bisa terinfeksi COVID-19?

Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit.

Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.

6 Apakah COVID-19 dapat ditularkan dari orang yang tidak bergejala?

Cara penularan utama penyakit ini adalah melalui tetesan kecil (droplet) yang dikeluarkan pada saat seseorang batuk atau bersin. Saat ini WHO menilai bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala COVID-19 sama sekali sangat kecil kemungkinannya. Namun, banyak orang yang teridentifikasi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal penyakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan periode penularan atau masa inkubasi COVID-19. Tetap pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.

7 Apakah virus penyebab COVID-19 dapat ditularkan melalui udara?

Tidak. Hingga saat ini penelitian menyebutkan bahwa virus penyebab COVID-19 ditularkan melalui kontak dengan tetesan kecil (droplet) dari saluran pernapasan.

8 Bisakah manusia terinfeksi COVID-19 dari hewan?

COVID-19 disebabkan oleh salah satu jenis virus dari keluarga besar Coronavirus, yang umumnya ditemukan pada hewan. Sampai saat ini sumber hewan penular COVID-19 belum diketahui, para ahli terus menyelidiki berbagai kemungkinan jenis hewan penularnya.

9 Bisakah hewan peliharaan menyebarkan COVID-19?

Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi virus COVID-19. Namun, akan jauh lebih baik untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai bakteri umum seperti E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah antara hewan peliharaan dan manusia.

10 Berapa lama virus ini bertahan di permukaan benda?

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti berapa lama COVID-19 mampu bertahan di permukaan suatu benda, meskipun studi awal menunjukkan bahwa COVID-19 dapat bertahan hingga beberapa jam, tergantung jenis permukaan, suhu, atau kelembaban lingkungan. Namun disinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut sehingga tidak mungkin menginfeksi orang lagi. Dan membiasakan cuci tangan dengan air dan sabun, atau hand-rub berbasis alkohol, serta hindari menyentuh mata, mulut atau hidung (segitiga wajah) lebih efektif melindungi diri Anda.

11 Apakah sudah ada vaksin untuk COVID-19?

Vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19 sedang dalam tahap pengembangan/uji coba.

12 Apakah antibiotik efektif dalam mencegah dan mengobati COVID-19?

Tidak, antibiotik hanya bekerja untuk melawan bakteri, bukan virus. Oleh karena COVID-19 disebabkan oleh virus, maka antibiotik tidak bisa digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Namun, jika Anda dirawat di rumah sakit dan didiagnosis COVID-19, Anda mungkin akan diberikan antibiotik, karena seringkali terjadi infeksi sekunder yang disebabkan bakteri.

13 Siapa saja yang berisiko terinfeksi COVID-19?

Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus COVID-19 bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. Mereka yang terinfeksi adalah orang-orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala melakukan perjalanan dari negara terjangkit, atau yang kontak erat, seperti anggota keluarga, rekan kerja atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut terinfeksi COVID-19.

Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi COVID-19 berisiko lebih tinggi dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.

14 Manakah yang lebih rentan terinfeksi coronavirus, apakah orang yang lebih tua, atau orang yang lebih muda?

Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Walaupun gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda, sehingga kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut. Pemeriksaan medis yang akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVID-19. Bagi setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas sangat direkomendasikan untuk segera mencari pengobatan, dan memberitahukan petugas kesehatan jika mereka telah melakukan perjalanan dari wilayah terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala infeksi saluran pernafasan.

Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi oleh coronavirus ini (COVID-19). Namun orang yang lebih tua, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit jantung, atau tekanan darah tinggi) tampaknya lebih rentan untuk menderita sakit parah.

15 Bagaimana membedakan antara sakit akibat infeksi COVID-19, dengan influenza biasa?

Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Walaupun gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda, sehingga kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut. Pemeriksaan medis yang akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVID-19. Bagi setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas sangat direkomendasikan untuk segera mencari pengobatan, dan memberitahukan petugas kesehatan jika mereka telah melakukan perjalanan dari wilayah terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala infeksi saluran pernafasan.16 Berapa lama waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul gejala penyakit infeksi COVID-19?

17 Amankah jika kita menerima paket barang dari Cina atau dari negara lain yang melaporkan virus ini?

Ya, aman. Orang yang menerima paket tidak berisiko tertular virus COVID-19. Dari pengalaman dengan coronavirus lain, kita tahu bahwa jenis virus ini tidak bertahan lama pada benda mati, seperti surat atau paket.

18 Apakah sudah ada pembatasan untuk bepergian ke Cina dan negara terjangkit lainnya?

Sejak 5 Februari 2020, Indonesia telah memberlakukan pembatasan perjalanan ke Cina berupa penghentian sementara penerbangan dari dan ke Cina.

Pada tanggal 5 Maret 2020, Indonesia juga memberlakukan pelarangan transit atau masuk ke Indonesia bagi pelaku perjalanan yang dalam 14 hari sebelumnya datang dari wilayah berikut:

Iran : Tehran, Qom, Gilan

Italia : Wilayah Lombardi, Veneto, Emilia Romagna, Marche dan Piedmont

Korea Selatan : Kota Daegu dan Propinsi Gyeongsangbuk-do.

19 Berapa banyak orang yang telah terinfeksi oleh COVID-19 dan negara mana saja yang sudah ada kasusnya?

WHO secara ketat memantau situasi terkini dan secara teratur menerbitkan informasi tentang penyakit ini. Informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini beserta daftar negara yang terjangkit dapat dilihat melalui: Info Coronavirus WHO Online.

20 Bagaimana cara mencegah penularan virus corona?

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus ini adalah:

Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat.

Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.

Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).

Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.

Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.

Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.

Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.

Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.

Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda merasa demam, batuk, dan sulit bernapas. Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan setempat.

 Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat. Ikuti arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi dari sumber yang tepat dapat membantu Anda melindungi dari Anda dari penularan dan penyebaran penyakit ini.

21 Apakah saya harus selalu menggunakan masker?

Pemakaian masker hanya bagi orang yang memiliki gejala infeksi pernapasan (batuk atau bersin), mencurigai infeksi COVID-19 dengan gejala ringan, mereka yang merawat orang yang bergejala seperti demam dan batuk, dan para petugas kesehatan.

Cara yang paling efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan COVID-19 adalah mencuci tangan secara teratur, tutup mulut saat batuk dengan lipatan siku atau tisu, dan jaga jarak minimal satu meter dari orang yang bersin atau batuk.

22 Haruskah saya khawatir terhadap penyakit COVID-19 ini?

Jika Anda tidak berada di wilayah terjangkit COVID-19, atau jika Anda tidak melakukan perjalanan dari salah satu wilayah tersebut, atau tidak melakukan kontak dekat dengan seseorang yang memiliki gejala COVID-19 atau merasa kurang sehat, kecil kemungkinan Anda untuk tertular COVID-19. Namun, dapat dimengerti bahwa Anda mungkin merasa stres dan cemas tentang situasi yang terjadi saat ini. Tetaplah tenang dan jangan panik. Carilah informasi yang benar dan akurat tentang perkembangan COVID-19 agar Anda mengetahui situasi wilayah Anda dan Anda dapat mengambil tindakan pencegahan yang wajar.

Jika Anda berada di wilayah terjangkit COVID-19, Anda harus serius menghadapi risiko tersebut. Selalu jaga kesehatan dan perhatikan informasi dan saran dari pihak kesehatan yang berwenang.

23 Dalam kondisi sudah ada kasus di Indonesia, apakah aman bagi saya untuk bepergian?

Tentu saja aman, namun tetap memperhatikan kesehatan dan kebersihan diri. Pakailah masker jika Anda kurang sehat atau berada di kerumunan, selalu cuci tangan setelah memegang benda atau berjabat tangan.

24 Saya akan bepergian ke luar negeri untuk sesuatu yang mendesak, apakah saya dapat memperoleh Surat Keterangan Bebas COVID-19? Dimana?

Untuk kondisi saat ini, seseorang belum bisa diberikan surat keterangan bebas COVID-19, karena kita tidak pernah tahu apakah dia pernah kontak dengan orang yang sakit COVID-19.

25 Bagaimana situasi terkini di Indonesia? Sudah berapa banyak kasus konfirmasi COVID-19?

Situasi perkembangan penyakit COVID-19 di Indonesia dapat dipantau melalui laman website ini www.kemkes.go.id

26 Dimanakah saya bisa mendapatkan media edukasi dan informasi serta situasi perkembangan COVID-19?

Media edukasi dan informasi serta situasi perkembangan COVID-19 dapat dipantau melalui laman website Kesiapsiagaan menghadapi Infeksi COVID-19 website kementerian Kesehatan.

Klik disini untuk UNDUH Pertanyaan dan Jawaban Terkait COVID-19 versi PDF