Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
 
Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
Eceng gondok (Eichhornia crassipes) juga sering dianggap sebagai tanaman liar yang dapat mengganggu ekosistem di bawah air.  Tumbuhan ini biasanya terlihat mengapung di atas sungai dan menutupi sinar matahari yang akan masuk ke dalam parairan.  Tumbuhan ini masih memiliki akar layaknya tumbuhan lainnya yang tentu saja mengapung di perairan.   Penduduk Kalimantan Selatan mengenal eceng gondok dengan nama Ilung.  Pertumbuhan dan penyebarannya cepat disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium.  Hal ini menjadikan eceng gondok sebagai gulma bagi petani karena menutupi perairan, lahan persawahan dan kolam-kolam.

Bentuk eceng gondok cukup mudah dikenali. Selain ciri utamanya yang hidup mengapung di permukaan air, tumbuhan ini juga memiliki akar serabut seperti rambut untuk menyerap nutrisi.  Tinggi tanaman mulai 40 hingga 80 centimeter dan tidak memiliki batang sejati. Bentuk daunnya tunggal, berbentuk oval, permukaannya licin dan berwarna hijau. Pada bagian ujung serta pangkal daun cenderung meruncing dengan pangkal tangkai daun lumayan menggelembung.  Jenis bunga enceng gondok termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir dan kelopaknya berbentuk tabung dan berwarna ungu muda. Bijinya berwarna hitam dan berbentuk bulat. Ketika berbuah, buahnya berbentuk kotak, memiliki tiga ruang dan berwarna hijau. Foto ini  menunjukan kerajinan tas eceng gondok.

Belakangan ini diketahui, dibalik dampak negatif atas kehadiran enceng gondok ini ternyata membawa manfaat yang luar biasa besarnya bagi masyarakat baik secara ekologi maupun ekonomi (financial).  Eceng gondok dapat memberikan keuntungan diantaranya : (1) pada kolam ikan, eceng gondok berfungsi sebagai pelindung dari sengatan matahari langsung, tempat sarang ikan dan makanan dari jenis ikan tertentu, (2) akar eceng gondok bisa berfungsi sebagai penyerap kotoran, (3) sebagai mulsa untuk menjaga kelembaban tanah pada budidaya tanaman pot, seperti tanaman seledri, tomat, cabai dan terong dan, (4) sebagai bahan produk keperluan rumah tangga melalui batang eceng gondok yang telah dikeringkan.

Kelompok pengrajin anyaman dari Margasari (Kabupaten Tapin) membuat berbagai macam produk bahan eceng gondok yang dikeringkan. Dengan keahlian menganyam, mereka membuat berbagai macam tas. Variasi lain dari bahan eceng gondok adalah tempat tisu, map, kotak pensilserta berbagai produk rumah tangga.

Penulis: Rahmiyati Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Editor: Wahida Annisa Yusuf Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. atau Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.


Page 2

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

 Foto: Eceng Gondok Di Lahan Rawa Lebak

Tumbuhan yang paling banyak terdapat di sekitar lahan rawa lebak adalah eceng gondok (Eichornia crassipes).  Tumbuhan ini adalah gulma air yang biasanya berkembang di sawah maupun saluran-saluran. Perkembangannya yang begitu cepat menutupi permukaan air sehingga mempercepat terjadinya proses penguapan dan pendangkalan pada saluran-saluran air. Namun tanpa disadari, tumbuhan ini juga memiliki banyak manfaat, salah satunya dapat digunakan sebagai pupuk organik, karena eceng gondok mengandung unsur hara N, P, K masing-masing sebesar  2,34%, 0,24% dan 1,95%, selain itu kaya akan asam humat yang menghasilkan senyawa fitohara yang mampu mempercepat pertumbuhan akar tanaman.

Eceng gondok merupakan gulma yang tumbuh liar di sungai dan lahan rawa serta menimbulkan kerugian. Namun selain kerugian yang ditimbulkan, ada potensi yang menguntungkan, misalnya sebagai sumber pupuk organik.  Gulma air ini mengadung zat-zat penting yang dapat menyuburkan tanah.  Seperti humat, kalsium, asam sianida dll.   Humat meupakan senyawa itu menhasilkan fotohormon yang mampu mempercepat pertumbuhan akar tanaman. Selain itu eceng gondok juga mengandung asam sianida, triterpeniod, alkaloid dan kaya kalsium. 

Mengolah pupuk organik berbahan eceng gondok sangatlah mudah, proses pembuatannya dapat dipercepat, dengan cara menambahkan beberapa dekomposer (misalkan Em-4) yang banyak dijual di toko pertanian. Eceng gondok dicacah kasar (bisa dicampurkan dekomposer) kemudian didiamkan selama empat hari dan ditutup terpal plastik. Setelah empat hari, pupuk organik siap digunakan. Biasanya digunakan untuk pemupukan beragam jenis sayuran, diantaranya seledri, bawang daun, tomat, cabai, terong, dan tanaman palawija lainnya.

Penulis: Nuruaidah dan Nurita Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Editor: Wahida Annisa Yusuf Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. atau Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.


Page 3

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
 

Foto: Azolla Di Lahan Rawa

Azolla adalah tumbuhan yang hidup dan berkembang pada air tergenang, seperti di persawahan, baik di sawah tadah hujan maupun lahan rawa.  Dimana tanaman azolla sebagai tempat tumbuh (inang) bagi Annabaena Azolae.  Azolla berkembangbiak secara vegetatif, yaitu dengan anakan.  Anakan yang sudah berkembang sempurna akan memisahkan diri dengan induknya, membentuk populasi yang baru.  Perkembangannya tergolong cepat, sehingga cepat juga menutupi permukaan lahan.  Pada kondisi optimum azolla mampu berkembang dengan laju pertumbuhan 35% per hari.

Di lahan rawa ada dua jenis azolla yang sering ditemui yaitu Azolla yang berwarna hijau dan hijau kemerahan dan di lahan rawa lebak umumnya berkembang azolla berwarna hijau.  Tumbuhan ini memiliki keistimewaan  (1) mampu bersimbiosis dengan bakteri Anabaena azollae melakukan simbiosis mutualisme. Dimana tanaman azolla sebagai tempat tumbuh (inang) bagi Annabaena Azolae.  Sedangkan mikroorganiasme Annabaena azollae memiliki kemampuan untuk dapat memfikasasi atau mengambil unsur Nitrogen yang terdapat di udara sekitarnya, (2) mengandung kadar protein tinggi antara 24% - 30%, kandungan asam amino essensialnya terutama lisin 0,42%.

Para petani masih menganggap tanaman ini sebagai gulma dan mengeluarkan tanaman ini dari areal pertanaman. Tanaman azolla ini dapat di di jadikan sebagai bahan dasar kompos karena memiliki kandungan unsur hara yang cukup lengkap baik makro mapun mikro.  Bila di hitung dalam bentuk kompos dalam berat kering tanaman azolla mengandung unsur Nitrogen (N) 3-5%, Posfor (P) 0.5 –  0,9 %, dan Kalium (K) 2 – 4,5 %. Sdangkan kandungan hara mikronya adalah Calsium (Ca) 0,4 – 1%, Magnesium (Mg) 0,5 – 0,6 %, Ferum (Fe) 0,06 – 0,26 % dan Mangan (Mn) 0,11 – 0,16 %.  Nilai C/N ratio dari tanaman azola ini adalah <20 yaitu lebih tepatnya berkisar 12 – 18., sehingga proses pengomposan tanaman ini hanya memerlukan waktu kurang lebih satu minggu saja

Azolla yang dimasukkan ke dalam tanah, pada kondisi tergenang akan termineralisasi dan selama dua minggu mampu melepas N yang dikandungnya berkisar 60%-80%. Sebagai pupuk organik, tumbuhan ini dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan azolla untuk budidaya padi sawah mampu memasok 20-40 kg N/ha ke dalam tanah dan mampu meningkatkan hasil padi 19,2% atau 0,5 t/ha. Apabila penggunaan azolla diberikan dua kali yaitu sebelum dan sesudah tanam, peningkatan hasil padi bisa mencapai 38,5% atau 1 t/ha sehingga pemberian azolla dapat menghemat penggunaan pupuk buatan urea, TSP dan KCl masing masing sebesar 30, 10 dan 20 kg/ha. Sedangkan sebagai mulsa, azolla dapat mempertahankan kelembaban tanah dan mencegah tumbuh gulma di sekitar tanaman. Manfaat lainnya adalah sebagai pakan, yaitu campuran makanan ternak sapi, kambing, domba,  ayam dan ikan. 

Penulis: Mawardi Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Editor: Wahida Annisa Yusuf Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. atau Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.


Page 4

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
Di lahan rawa lahan pasang surut,  sumber utama bahan organik berasal dari sisa tanaman dan gulma purun tikus (Eleocharis dulcis).  Jerami padi yang merupakan sisa panen dan gulma purun tikus efektif sebagai bahan organik.  Bahan organik di lahan rawa dapat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah memegang air, meningkatkan pori-pori tanah, dan memperbaiki media perkembangan mikroba tanah.  Foto  ini menunjukan proses pengomposan bahan organik di lahan rawa pasang surut.

Di lahan rawa lahan pasang surut,  sumber utama bahan organik berasal dari sisa tanaman dan gulma purun tikus (Eleocharis dulcis).  Jerami padi yang merupakan sisa panen dan gulma purun tikus efektif sebagai bahan organik.  Bahan organik di lahan rawa dapat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah memegang air, meningkatkan pori-pori tanah, dan memperbaiki media perkembangan mikroba tanah.

Begitu pentingnya bahan organik terkait dengan kandungan unsur hara dalam bahan organik, sehingga pemerintah selalu menghimbau agar menggunakan jerami sebagai sumber pupuk organik dan tidak membakarnya.  Perhitungan potensi jerami yang dihasilkan setiap panen padi sebanyak 3,0 - 3,5 ton gabah kering/ha, akan menghasilkan 4,5 - 5,0 t/ha jerami dengan kisaran kehilangan unsur hara maksimum sebanyak 20 kg S, 150 kg N, 20 kg P dan 150 kg K.  Rata-rata unsur hara yang terkandung dalam jerami tersebut sebanyak 5,6% Si, 0,4% N, 0,02% P dan 1,4% K. Hal ini sangat luar biasa, karena dengan hanya menggunakan jerami maka kebutuhan pupuk sudah tercukupi.

Waktu pemberian bahan organik yang tepat perlu mendapat perhatian, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Bahan organik dapat diberikan pada 7-10 hari sebelum tanam apabila telah menjadi kompos, tetapi untuk bahan organik segar sebaiknya diberikan pada saat penyiapan lahan agar pada saat tanam, jerami sudah matang. Bahan organik yang diberikan pada saat tanam akan terjadi persaingan hara antara tanaman dan mikroorganisme perombak, sehingga tanaman menjadi kuning. Bahan organik kompos dapat diberikan diantara tanaman dalam barisan pada saat fase pembentukan anakan.  

Penulis: Zainuddin Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Editor: Wahida Annisa Yusuf Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. atau Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.


Page 5

  

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Foto: Tanaman Serai Wangi Di Lahan Rawa

Serai wangi (Cymbopogon nardus) merupakan tanaman rempah dengan aromanya yang lebih wangi  dibanding serai biasa karena daunnya mengandung minyak atsiri.  Pada iklim tropis tanaman ini berkembang dengan baik.  Di Indonesia berkembang dua jenis serai wangi yaitu jenis Mahapengiri dan Lenabatu.  Mahapengiri merupakan plasma nutfah asli Indonesia, sedangkan Lenabatu introduksi dari Srilangka. Dalam perdagangan dunia, minyak serai wangi Mahapengiri disebut Java cironella oil's yang mutu dan karakteristik minyaknya lebih baik dibanding serai wangi dari negara-negara lain, sehingga masyarakat Eropa lebih menyukainya. Manfaat lainya adalah sebagai bumbu dapur dan makanan ternak.

Serai wangi tumbuh berumpun, merupakan gabungan dari beberapa bonggol (puluhan  bonggol).  Setiap bonggol terdiri dari 2-6 tunas. Mempunyai jenis akar serabut yang banyak. Daun berbentuk memanjang, dengan panjang 1 meter, lebar 1-2 cm, berwarna hijau muda hingga hijau kebiru-biruan, bila diremas tercium aroma tajam khas serai wangi.  Batang berwarna hijau dan merah keunguan. Tanaman ini tidak tahan terhadap genangan, sehingga pada lahan rawa pasang surut ditanam di atas surjan

Budidaya serai wangi meliputi: pemilihan bibit yaitu dengan menggunakan bibit berumur 1 tahun, pemilihan bonggol dengan jumlah tunas berkisar 4-6 tunas, pembuatan lubang tanam dengan kedalaman 30 cm dan diameter 30 cm.  Jumlah bibit yang diperlukan dalam 1 ha berkisar 45 - 50 ribu atau 2 bibit per lubang.  Jarak tanam yang digunakan adalah 100 x 50 cm dengan waktu tanam sebaiknya pada musim hujan.  Penyulaman dilakukan setiap tanaman berumur 15 hst. dan penyiangan setiap 4 bulan sekali.  Pembumbunan perlu dilakukan apabila perakarannya muncul ke atas permukaan tanah.  Pemberian Urea dan KCl dengan takaran 100 kg/hektar setiap 3-4 bulan sekali.  

Panen dilakukan setelah tanaman berumur 12 bulan, kemudian dilakukan  setiap 4 bulan sekali dengan cara memangkas daun tanaman, yang jaraknya 3-5 cm dari pangkal daun.   Sebaiknya panen dilakukaan pada saat pagi atau sore hari untuk mencegah penguapan hasil.  Ciri-ciri fisik tanaman siap panen: tiap tunas tanaman memiliki 6-8 lembar daun yang sudah tua, daun berwarna hijau  tua, bila daun diremas mengeluarkan bau wangi yang sangat kuat, kedudukan daun lentur sehingga jika bagian bawah daun ditekut dengan pelan, akan terlihat titik- titik minyak keluar dari pori-pori daun

Produk dari serai wangi adalah minyak wangi, kosmetik dan desinfektan yang dilakukan melalui proses penyulingan.  Selain itu minyak serai wangi mengandung lilin yang berfungsi sebagai bahan pengkilat pada industri semir, sabun dan bahan pembuatan isolat. 

Penulis: Isri Hayati  Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Editor: Wahida Annisa Yusuf Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. atau Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.


Page 6

 

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
Foto: Keragaan Bunga Sedap Malam Di Lahan Lebak

Bunga sedap malam mempunyai nama ilmiah Polianthes tuberosa. Keistemewaan bunga ini adalah bentuknya yang indah dan baunya yang harum.  Bunganya muncul pada tangkai yang panjang, tiap tangkai menghasilkan bunga  yang banyak, berwarna putih.  Kuntum bunga bagian bawah akan mekar lebih awal menyusul bunga di atasnya secara bertahap. 

Masyarakat umumnya memanfaatkan bunga sedap malam sebagai bunga potong untuk menghiasi ruangan seperti di hotel, perkantoran, rumah makan dan lain lain.  Dalam bidang industri, bunga sedap malam dapat diproduksi untuk pembuatan parfum.  Selain itu juga bermanfaat bagi kesehatan untuk pengobatan seperti influenza, reomatik dan susah tidur. 

Bunga sedap malam belum banyak dibudidayakan  di lahan rawa lebak. Banyaknya anakan dari bunga sedap mala yang ditanam di lahan lebak berkisar 1-6 tanaman dengan kisaran panjang tangkai bunga 66-89 cm serta jumlah bunga per tangkai nya adalah 33-48 bunga.  Pertumbuhan tanaman baik vegetatif dan generatif dengan skor sedang-baik.  Berdasarkan hasil wawancara dengan penjual bunga potong  di Banjarmasin dan Banjarbaru bahwa bunga sedap malam di datangkan dari Jawa Timur.   

Selain di lahan Rawa Lebak, ternyata bunga sedap malam juga bisa tumbuh dan berbunga dengan baik pada tanah gambut dengan sistem penanaman pot.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa bunga sedap malam dapat tumbuh dan berkembang di daerah dataran rendah.

Penulis: Masrafah Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Editor: Wahida Annisa Yusuf Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. atau Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.


Page 7

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

 Foto: Bunga Gladiol Di Lahan Rawa (Dok. Penulis)

 Bunga Gladiol tumbuh baik pada ketinggian 600-1400 m di atas permukaan laut. Gladiol merupakan bunga potong yang telah lama dikenal di Indonesia, dan sangat diminati masyarakat karena warna dan bentuknya yang indah. Bunga ini bernilai ekonomis karena banyak digunakan dalam acara perkawinan, seminar dan pertemuan resmi lainnya.

Masyarakat di Kalimantan Selatan juga sudah lama mengenal dan menggemari serta menggunakan bunga gladiol ini  dalam berbagai acara. Selama ini, bunga gladiol didatangkan dari  pulau Jawa. Sentra produksi bunga gladiol di Kabupaten Malang (Jawa Timur) dan Cipanas (Jawa Barat). Beberapa varietas unggul gladiol yang telah dilepas oleh Badan Litbang Pertanian diantararanya Clara, Fatimah, Nabila dan Kaifa. Peneliti Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa telah mencoba menanam tiga varietas gladiol yaitu Nabilla, Clara dan Fatimah di Banjarbaru, ternyata dapat tumbuh subur dan berbunga dengan indah.

Penanaman tiga varietas  bunga gladiol di lahan rawa lebak, menunjukkan bahwa jumlah bunga pertandan untuk varietas Nabila, Clara dan Fatimah masing masing sebesar 7,2;  10,0 dan 8,0 buah, sedangkan panjang tandan bunga masing-masing sebesar  46,0;  51,0 dan 49,5 cm.  Jumlah bunga dan panjang tandan bunga gladiol yang ditanam di lahan rawa tidak berbeda dengan bunga gladiol yang ditanam di dataran tinggi Malang dan Cipanas. Hal ini menunjukkan bahwa bunga galadiol adaptif di dataran rendah

Selain di lahan, bunga gladiol dapat dibudidayakan dengan pot.  Cara budidaya bunga gladiol dengan pot adalah sebagai berikut: (1) isi pot dengan tanah sebanyak 5 kg dengan pupuk kandang 0,5 kg, (2) setiap pot ditanam dengan dua umbi gladiol, (3) tanah selalu disiram agar kelembabannya terjaga, (4) setelah umbi tumbuh, pelihara dengan baik, diantaranya dibersihkan dari gulma (5) setiap minggu tanah di sekitar tanaman digemburkan dan dibumbun, agar ada sirkulasi udara, sehingga akar dapat berkembang dengan baik, (6) beri ajir/tiang penyangga, untuk menyangga tangkai bunga, agar bunga tidak patah, dan (7) pot diletakkan pada halaman yang terkena langsung sinar matahari, karena tanaman ini kurang baik ditanam pada tempat yang ternaungi.

Penulis: Rusmila Agustina Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Editor: Wahida Annisa Yusuf Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. atau Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.


Page 8

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
  
Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Foto: Analisa Kadar Nitrogen Tanah Gambut Di Laboratorium

Nitrogen (N) merupakan salah satu unsur hara utama dalam tanah yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar. Nitrogen berperan penting dalam proses metabolisme, yaitu proses fotosintesis sehingga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Tanaman yang kekurangan N memberikan warna hijau muda atau kekuningan pada daun. Kekurangan nitrogen dalam tanah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu dan hasil tanaman menurun karena terhambatnya pembentukan klorofil. Salah satu ciri spesifikasi lahan gambut adalah kadar N yang relatif tinggi, namun sebagian N tersebut dalam bentuk Nitrogen-Organik sehingga harus memerlukan proses mineralisasi untuk dapat digunakan tanaman.  Fraksi organik tanah gambut di Indonesia lebih dari 95%, kurang dari 5% sisanya adalah fraksi anorganik. Fraksi organik terdiri atassenyawa-senyawa humat sekitar 10 hingga 20%, sebagian besar terdiri atas senyawa-senyawa non-humat yang meliputi senyawa lignin, selulosa, hemiselulosa, lilin, tannin, resin,suberin, dansejumlah kecil protein. Sedangkan senyawa-senyawa humat terdiri atas asam humat, himatomelanat dan humin

Secara garis besar, nitrogen dalam tanah dibagi menjadi dua bentuk, yaitu N-organik dan N-anorganik. Bentuk N-organik meliputi asam amino atau protein, asam amino bebas, gula amino, dan bentuk kompleks lainnya, sedangkan bentuk N-anorganik meliputi NH4+ , NO2-, NO3-, N2O, NO, dan N2-. N-organik keberadaannya lebih banyak dibandingkan dengan N-anorganik. Tanaman hanya menyerap N dalam bentuk anorganik. N dalam bentuk organik harus diubah atau didekomposisi atau dimineralisasi menjadi N-anorganik agar dapat dimanfaatkan tanaman. Mineralisasi N-organik ini berlangsung dalam tiga tahap, (1) aminisasi, yaitu proses perubahan N-organik dari bentuk protein menjadi senyawa (R)-NH2 + CO2 + senyawa lainnya + kalori, kalori yang dihasilkan digunakan mikroba, (2) amonifikasi, yaitu proses perubahan bentuk amin (R-NH2) menjadi amoniak (NH3) + alkohol (ROH) + kalori, dan (3) nitrifikasi, yaitu amoniak dirubah menjadi nitrit (NO2) dan/atau nitrat (NO3). NH3 tersebut di atas juga dapat diserap oleh akar, bergabung dengan air menjadi NH4 (ammonium) yang diserap oleh akar tanaman, digunakan oleh mikroba sehingga tidak tersedia bagi tanaman (immobilisasi), dan juga dapat difiksasi oleh fraksi lempung tipe kisi 2:1 yang terdapat dalam tanah.

Sebagaimana diketahui bahwa lahan gambut mengandung bahan organik yang tinggi (> 12% C-organik) dibandingkan tanah mineral umumnya hanya mengandung < 10% C-organik. Gambut adalah jaringan tanaman di dalam tanah yang belum atau telah terdekomposisi, gambut yang terdekomposisi menghasilkan bermacam – macam senyawa organik dan anorganik, salah satunya adalah nitrat (NO3). Kandungan nitrogen total pada tanah gambut lebih tinggi disebabkan tanah gambut mengandung bahan organik yang lebih tinggi.

Dalam penetapan kadar N-total pada tanah gambut diperlukan sejumlah asam sulfat. Sebagai gambaran disajikan hasil analisis N-total pada tanah gambut pada (Tabel ). Dari contoh tanah gambut yang dianalisis,  N-total tanah gambut antara 0,32 % sampai 0,53% (kriteria sedang). Gambar  menunjukkan praktek persiapan dan pengukuran N-total di laboratorium dengan motode Nitrogen Kjeldal. Alat yang di gunakan Vapodest.20S Gerhardt 

Metode penetapan nilai N di laboratorium berdasarkan perhitungan kadar ammonium dalam ekstrak dengan cara destilasi yaitu ekstrak dibasakan dengan penambahan larutan NaOH, selanjutnya NH3 yang dibebaskan diikat oleh asam borat dan dititar dengan larutan baku H2SO4 menggunakan petunjuk Conway. Sample tanah yang akan di analisis mula-mula dilakukan preparasi sample, yaitu pengeringan, penumbukan dan pengayakan, kemudian ditimbang untuk selanjutnya didektruksi 

Penulis: Sartini Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Editor: Wahida Annisa Yusuf Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. atau Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.


Page 9

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Foto: Analisa Kadar Pirit Di Laboratorium

Prinsip dasar dari uji tanah di laboratorium menggunakan prosedur analisis kimia yang cepat dan sederhana dan dirancang untuk mengukur secara akurat atau menjadi suatu ukuran dari status hara tanah yang tersedia bagi tanaman. Metode uji tanah yang dilakukan di laboratorium menggunakan metode analisis yang sama dan kondisi contoh yang sama.  

Bahan yang digunakan 5000 gram tanah, 150 ml H2O2, 2000 ml aquadest, 40 ml larutan BaCl2 Tween , 130 ml larutan asam campur dan kertas tissue. Alat yang digunakan neraca analitik, beker glass, water bath, tabung reaksi, labu ukur (250 ml), pipet (1 ml), kertas saring botol penampung ekstrak, gelas ukur (50 ml), spektrofotometer, portex, botol semprot dan dispenser.

Adapun metode pengkuran pirit adalah sebagai berikut: (1) timbang tanah basah sebanyak 5.000 gr dan masukan kedalam gelas beker, (2) tambah  H2O2 sebanyak 25 ml sampai tanah bereaksi membentuk gelembung, (3) diamkan selama 1 malam lalu ditambah air bebas mineral sebanyak  10 ml, (4) didihkan dengan menggunakan waterbath sampai tidak mengeluarkan buih, (5) saring untuk mendapatkan ekstrak jernih, (6) ukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 432 nm, (7) hitung kadar S dengan rumus:

Kadar S (%) = ppm kurva x 50/1.000 x 100/500 x fk

Keterangan :

Ppm kurva = Kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan kadar deret standar dengan pembacaan yang telah dikoreksi blanko

fk             = Faktor koreksi

Penulis: Normahani Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Editor: Wahida Annisa Yusuf Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. atau Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.


Page 10

Pirit terbentuk pada daerah yang mengalami interaksi antara air sungai tawar dengan air laut yang ditunjang oleh keberadaan bahan organik dan kondisi tergenang (reduktif).  Pirit akan membahayakan bagi pertumbuhan tanaman bila mengalami oksidasi karena melepaskan asam sulfat. Kedalaman pirit sangat penting diketahui berkaitan dengan pengaturan air (saluran drainase). Adapun kedalaman pirit dibagi dalam 4 kelas yaitu: (1) < 50 cm termasuk dangkal, (2) 51 - 100 cm termasuk sedang, (3) 100 - 150 cm termasuk dalam, (4) > 150 cm termasuk sangat dalam. 

Untuk mengetahui keberadaan lapisan pirit dapat dilakukan dengan metode oksidasi cepat di lapangan dengan langkah sebagai berikut: (1)  ambil sebongkah contoh tanah segar di lapangan sebanyak satu gengam dan letakkan dalam tempat plastik, (2) tambahkan H2O2 30% sebanyak ± 20 ml secara hati-hati (dapat bereaksi keras) dan biarkan selama kira-kira 15 menit, (3) apabila terjadi pembuihan (reaksi) berwarna kekuningan, maka tanah tersebut mengandung pirit .

Selain itu dapat juga dilakukan secara sederhana tetapi memerlukan waktu cukup lama yaitu dengan cara mengangkat contoh tanah tersebut ke permukaan tanah, dan diletakkan di tempat teduh biarkan selama ±3 minggu, maka akan tampak perubahan warna tanah menjadi kuning jerami karena teroksidasi. Keberadaan pirit di lapangan kita dapat diketahui secara kasat mata, apabila di saluran terdapat bongkah tanah yang memiliki  bercak kuning jerami, menunjukkan adanya lapisan pirit dari lapisan tanah yang terangkat.

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
 Foto: Cara Sidik Cepat Pirit Di Lapangan

Penulis: Husein Kaderi Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Editor: Wahida Annisa Yusuf Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. atau Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.


Page 11

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Foto 1. Nanas varietas Tamban

Buah nanas (Ananas comosus L.) merupakan salah satu jenis buah-buahan tropis yang cukup diminati masyarakat.  Nanas varietas Tamban dapat menjadi pilihan di lahan rawa karena cukup toleran dengan tanah ber-pH rendah (sangat masam pH<4) dengan kandungan Fe dan Al yang tinggi. Nanas Tamban sudah dilepas menjadi varietas unggul dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No : 2088/Kpts/ S.R.120/5/2009, tanggal 7 Mei 2009.

Tabel 1. Deskripsi nanas varietas Tamban

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Syarat tumbuh 

Nanas dapat tumbuh pada iklim basah maupun kering, dengan curah hujan 1000-1500 mm/tahun, dengan cahaya matahari rata rata 33% – 71% dari kelangsungan maksimumnya, dengan angka tahunan rata rata 2000 jam.   Pertumbuhan optimum tanaman nenas berkisar antara 23-32oC, ketinggian 100- 700 m dpl dan pH tanah 4.5 – 6.5.

Pembibitan dan persemaian

Bibit harus berasal dari induk tanaman berkualitas baik, tanaman yang pertumbuhannya normal,  sehat serta bebas dari hama dan penyakit.  Bibit merupakan  anakan yang berasal dari tunas akar, tunas batang, tunas buah atau mahkota buah.  Sebelum dilakukan penanaman di lapangan, bahan tanaman yang berupa tunas, harus dibibitkan terlebih dahulu agar persentasi tumbuh di lapangan lebih tinggi, sehingga penyulaman tidak terlalu banyak dilakukan. Pemindahan bibit dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30 cm, atau berumur 3-5 bulan. 

Pengolahan tanah dan penanaman

Pengolahan tanah dilakukan pada saat awal musim hujan, sekaligus membuat bedengan-bedengan dengan cara meratakan tanah, kemudian di sekelilingnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air.  Lebar bedengan antara 80 – 120 cm, tinggi 30 - 40 cm dan jarak antar bedengan 90 – 150 cm.  Jarak tanam yang digunakan 40 x 60 cm, dengan ukuran lubang 30 x 30 x 30 cm.  Tiap lubang tanam dimasukkan satu tanaman.  Pada saat menanam, tanah di sekitar pangkal bibit di padatkan (ditekan).  Bibit ditanam sedalam 3-5 cm dan bagian pangkal batang tertimbun tanah.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali, pada umur dua dan empat bulan setelah tanam.  Pemupukan diberikan dengan takaran 100 kg Urea, 150 kg SP36 dan 100 kg KCl per hektar.  

Penulis: Haryatun dan M. Saleh

Editor: Vicca (Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.)


Page 12

Pemasaran merupakan mata rantai terpenting dalam dunia usaha pertanian karena sistem pemasaran yang tidak baik mengakibatkan terganggunya mekanisme pasar yang berakibat kegagalan pasar dan ditandai dengan rendahnya harga serta tidak tersalurkannya hasil-hasil pertanian. 

Berdasarkan diagram pemasaran, nanas adalah salah satu hasil pertanian yang cukup dominan di lahan pasang surut.  Distribusi nanas di Kalimantan Selatan melalui saluran IV sebesar 79,73% dan di Kalimantan Tengah melalui saluran I, II dan III  sebesar 20,27%.

 

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Gambar  Diagram distribusi nenas di daerah pasang surut Kalsel dan Kalteng

Pemasaran dikatakan efisien, bila pemasaran tersebut dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang terlibat. Rasio antara keuntungan dan biaya yang seimbang pada semua pelaku pasar dapat dijadikan ukuran keseimbangan kepuasan balas jasa dan pemasaran yang efisien. Hal yang dimaksud terdapat pada saluran 1,  2, 3 untuk tujuan pasar di Palangkaraya dan saluran 4 untuk tujuan pasar di Banjarmasin (Tabel ).

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Foto 1. Pedagang buah nanas 

Tabel  Hasil Analisis margin, farmer's share, cost share dan profit share

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Hasil analisis biaya dan pendapatan usahatani nenas di Desa Batu Nindan dalam 1 hektar menguntungkan sebesar Rp 9.158.552/ha dan cukup efisien untuk diusahakan dengan nilai R/C = 2,46.

Tabel  Analisis biaya dan pendapatan usahatani  nenas di Desa  Batu Nin dan Kecamatan Basarang, Kalimantan Tengah tahun 2007

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Ket: nanas 7710 buah terdiri 30%  harga Rp 3000/buah, 45% harga Rp 2000 / buah dan 25% harga Rp 800/buah.

Penulis: Yanti Rina D (Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.)

Editor : Vika Mayasari (Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.)


Page 13

PERAWATAN JERUK SIAM BANJAR DI LAHAN RAWA

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Budidaya jeruk siam banjar ternyata dapat menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan di lahan rawa. Kabupaten Banjar dan Barito Kuala merupakan sentra produksi di lahan rawa pasang surut, sedangkan di lahan rawa lebak terletak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Dalam proses budidaya jeruk di lahan rawa pada dasarnya tidak banyak perbedaan dengan perlakuan jeruk pada umumnya yang dilakukan dengan sistem surjan karena jeruk siam banjar tidak tahan genangan.

Perawata jeruk di lahan rawa pasang surut meliputi:

1. Pemangkasan cabang

Tujuan pemangkasan untuk mendapatkan percabangan dalam bentuk pohon yang lebih baik, sehingga diharapkan dapat berproduksi maksimal. Pangkasan dapat dilakukan setelah tinggi tanaman melebihi 60 cm. Tahapan pemangkasan dasar meliputi: pemotongan batang utama, pemeliharaan tunas, pemilihan dan pemeliharaan cabang utama. Pangkasan dapat juga menjaga kesehatan, kestabilan produksi dan kualitas buah serta untuk peremajaan dan pembentukan profil pohon yang dilakukan pada saat setelah panen

2. Penjarangan

Penjarangan sebaiknya dilakukan pada saat diameter buah berkisar 1-2 cm. Tujuan penjarangan untuk memperbaiki kualitas buah serta kestabilan produksi pada musim berikutnya. Tanaman jeruk sebaiknya jangan dibiarkan berproduksi sampai umur tanaman 3 tahun tetapi setelah berumur 4 tahun tanaman sudah kuat dan siap untuk berproduksi.

3. Syarat tumbuh

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk kelangsungan hidup dan optimalnya produktifitas tanaman yaitu: kondisi iklim, media tanam, dan ketinggian tempat.Tanaman jeruk sebaiknya ditanam di daerah dengan kecepatan angin < 40% karena kecapatan angin yg lebih dari 40% akan merontokkan bunga dan buah.Media tanam untuk jeruk idealnya pada tanah lempung sampai lempung berpasir dengan kadar lempung berkisar 7- 27%, debu 25-50% dan pasir < 50% serta cukup humus.

Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5 dengan pH optimum 6. Sedangkan kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman berkisar 70% – 80%. Tanaman jeruk siam dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30o dengan ketinggian tempat 1–700 m dpl.

4. Pemupukan

Pupuk diberikan sejak saat tanam sampai tanaman menghasilkan. Takaran dan frekwensi pupuk tergantung pada umur tanamannya (Tabel 1).

5. Panen

Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya. Pemetikan buah dilakukan dengan menggunakan gunting pangkas. Selama setahun, selain terdapat panen raya jeruk dalam jumlah yang besar, pada saat tertentu juga dapat dipanen buah sela,namun hasilnya tidak terlalu besar.

(Qomarudin dan M. Saleh - Balittra)

Tabel.  Takaran pupuk tanaman jeruk.

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….


Page 14

Indonesia merupakan negera yang kaya dengan berbagai macam plasma nutfah baik flora maupun faunanya dan dikenal dengan istilah negara megadiversiti. Salah satu pulau terbesar di Indonesia adalah Kalimantan, di pulau ini tersimpan kekayaan keragaman plasma nufah buah buahan lokal diantaranya kelompok mengeifera, durio, nephelium, artocharpus dan lain lain. Pada umumnya buah buahan lokal tersebut belum tersentuh oleh petani, mereka hanya mengambil hasil dari alam, hanya sebagian kecil saja yang mereka budidayakan, terutama yang bernilai ekonomis tinggi, padahal banyak potensi potensi buah lokal yang belum tergali secara penuh.

Akibat ketidak pedulian terhadap keberadaan plasma nutfah lokal, sekarang ini banyak yang hanya tinggal kenangan dan mengenal hanya lewat cerita dari orang orang terdahulu, dan bagaimana nantinya dengan anak cucu kita nanti?. Keberadaan plasma nutfah juga menjadi perhatian dunia,lewat Perhimpunan Perlindungan Alam dan sumberdaya alam Internasional. Menurut perhimpunan tersebut, sekarang ini terdapat 7 (tujuh) katagori kelangkaan dari tumbuh-tumbuhan yaitu :

  1. Tidak jelas atau kabur
  2. Terpulih, yaitu yang telah dapat diselamatkan dari bahaya erosi genetik.
  3. Diragukan yang belum jelas keadaannya.
  4. Tersisih atau jarang, yaitu sukar ditemukan karena daerah penyebarannya sempit (spesifik)
  5. Rawan, yaitu yang terus berkurang populasinya
  6. Genting, yaitu yaitu tingkatan yang lebih kritis dari rawan
  7. Punah, yaitu sudah tidak ada lagi.

Salah satu buah lokal Kalimantan yang belum tersentuh teknologi adalah buah kalangkala (Litsea anqulata BL), buah kalangkala merupakan buah musiman yang hanya ditemui setahun sekalipada waktu tertentu, bersama-sama dengan buah musiman lainnya. Selama ini petani mengambil buahnya dari tanaman yang tumbuh liar tanpa membudidayakannya.

Klasifikasi tanaman kalang kala

  •  Kingdom  : Plante
  • Divisio    : Spermatophyta
  • Sub-divisio : Angiosprmae
  • Klas      : Dicotyledoneae
  • Ordo      : Laurales
  • Famili     : Lauraceae
  • Genus     : Litsea
  • Species    : Litsea anqulata BL

Morfologi

Kalangkala tergolong tanaman tanaman keras/tahunan (paranual), berupa pohon (arbor), percabangan dan ranting tidak terlalu rapat, dengan jarak agak jarang.Tinggi dapat mencapai 10-20 meter, dengan diameter batang mencapai 25-50 cm. Warna kulit batang coklat muda bercampur keabu-abuan. Daun tunggal, berbentuk lonjong memanjang, pertulangan menyirip, panjang berkisar antara 12-51 cm dengan lebar 6-21 cm. Bunga tumbuh pada ranting, berwarna putih kehijauan dengan diameter 15 mm. Dalam satu tangkai terdapat 1 – 6 buah. Ketika masih muda, buahnya tertutup kelopak tangkai buah. Seiring membesarnya buah maka kelopak tangkai buah terbukadan hanya menutup bagian yang ada disekitar tangkai. Buah berbentuk bulat dapat mencapai 2,5 – 4,5 cm, buah muda berwarna hijau muda dan berubah warna menjadi merah muda atau merah jika telah tua. Daging buah bertekstur lunak, berwarna putih. Biji berkeping dua, bentuk budar, warna coklat muda.

Keragaman kalangkala

Di Kalimantan Selatan di kenal beberapa kelompok kalangkala. Parapetani mengelompokan buah kalangkala berdasarkan bentuk buahnya, diantaranya :

 
No Kelompok Keterangan
1 Kalangkala halus  Buah dan biji tergolong kecil, warna buah masak merah cerah
2 Kalangkala padi Buah dan biji tergolong sedang, warna buah masak merah muda
3 Kalangkala papan Buah dan biji tergolong besar, warna buah masak merah muda

 

 

 

 

 

Pemanfaatan tanaman kalangkala

A. Sebagai lauk makan

Tanaman kalangkala yang dikonsumsi adalah buahnya yang matang. Bauh kalangkasa dikonsumsi sebagai pelengkap nasi. Penyajian cukup mudah, buah kalangkala di lepas dari kelopak tangkai buah, dicuci bersih dan direndam dengan air hangat selama kurang lebih 5-6 jam, ditaburi garam dan siap disajikan.

Kandungan nilai gizi pada buah kalangkala tidak kalah dibanding dengan buah buah lainnya. Analisis proksimat pada daging buah dan tepung dari biji kalangkala di sajikan pada tabel berikut ini,

Kandungan

Daging buah

Tepung biji

Kadar air (% bb).

74,99

9,59

Kadar lemak (% bb)

1,67

36,72

Kadar Protein (% bb)

8,40

16,80

Kadar serat kasar (% bb)

10,57

14,94

Kadar abu (% bb)

0,82

3,46

Kadar Karbohidrat (% bb)

2,16

27,27

Kadar Vitamin C (mg/100 g)

102,00

87,64


Komposisi asam lemak pada daging buah dan biji kalangkala sebagai berikut,

Kandungan

Daging buah

Tepung biji

Asam kaprat (C10:0)

13.229

78.668

Asam mirastat (C14:0)

10.228

6.758

Asam miristoleat (14:1)

32.205

139.753

Asam palmitat (C16:0)

48.181

14.991

Asam lignoserat (C 24:0)

97.574

61.713

B. Sebagai obat tradisional

Bagian dari tanaman kalangkala yang dijadikan sebagai obat adalah bijinya. Biji yang di haluskan(diparut) dapat menghilangkan bekas luka.

Buah kalangkala mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Dipasar-pasar tradisional Kalimantan Selatan, harga berkisar antara Rp. 100,-- sampai dengan Rp. 500,- per biji, tergantung jenis atau besar kecilnya. Salah satu kekurangan dari buah kalangkala adalah tidak dapat disimpan lama.

Penulis: Muhammad Saleh (Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.)

Editor: Vikamaya

Telp/Fax : (0511) 4772534, 4773034
Whatsapp : 081251206759
Email :

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
Twitter

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
Instagram

Bentuk tangkai daun eceng gondok yang menggembung berguna untuk ….
Whatsapp