Pendiri Dinasti Umayyah – Jika membahas tentang Dinasti Umayyah, maka tak asing lagi dengan perjuangan Rasulullah SAW dalam berdakwah menyebarluaskan agama Islam. Grameds pastinya tahu, setelah wafatnya Rasulullah dan para sahabat seperti, Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali, terjadilah pembentukan kepemimpinan baru yaitu Dinasti Umayyah. Awalnya kepemimpinan Islam setelah Khulafaur Rasyidin diserahkan kepada anak dari Ali bin Abi Thalib, yaitu Hasan. Namun, karena Hasan fokus untuk menyatukan umat muslim yang waktu itu sedang terjadi konflik, maka kepemimpinan diserahkan kepada sahabat lainnya. Wah, siapa ya itu? Yuks, kita simak penjelasan lebih lanjutnya di bawah ini. Show
Pendiri Dinasti UmayyahDinasti Bani Umayyah lahir pada tahun 41 H atau 661 M. Adapun pendiri dari dinasti ini adalah Muawiyyah bin Abi Sufyan. Muawiyyah memiliki julukan yang terkenal yaitu Abu Abdurrahman dan Al Quraisy Al Umawi Al Makki. Ia merupakan sosok laki-laki yang tinggi dengan kulit putih sekaligus tampan dan berwibawa. Selain itu, Khalifah Umar bin Khattab juga pernah menjelaskan perawakan Muawiyyah yang disebutnya seseorang yang bergaya seperti raja dan menyukai kebersihan. Hal ini wajar, mengingat Muawiyyah memang lahir dalam keluarga terpandang di Mekkah. Muawiyyah sendiri merupakan anak dari Abu Sufyan dan Hindun binti Utbah yang dulunya menentang ajaran agama Islam Rasulullah. Tempat lahirnya di Khaif, Mina sebelum 15 tahun sebelum hijrah. Keluarga Muawiyyah ini baru memeluk agama Islam setelah peristiwa Fathu Makkah atau pembebasan Mekkah oleh Rasulullah pada tahun 630 M. Setelah memeluk agama Islam, Rasulullah mengangkat Muawiyah sebagai salah satu penulis wahyu. Hal ini sesuai dengan komunikasi Rasulullah dengan Malaikat Jibril. Meskipun sebelumnya, Muawiyyah adalah seseorang yang sangat menentang Rasulullah. Namun, begitu lembutlah hati Rasulullah kepada orang-orang yang bertaubat dan berhijrah memeluk agama Islam. Tercatat bahwa Muawiyah menjadi juru tulis wahyu hingga Rasulullah SAW wafat pada tahun 632 M. Selain itu, ia juga dipercaya menjadi komandan militer Islam dalam peperangan di bawah Panglima Abu Ubaidah bin Jarrah. Sebelum mendirikan Dinasti Umayyah, Muawiyyah sendiri merupakan seorang gubernur Syam pada masa khalifah Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan, ia berhasil menyatukan seluruh wilayah negeri Syam dengan kemampuannya memimpin suatu negara. Selain itu, Muawiyyah juga telah memperkuat posisinya dengan kekuatan militer yang baik. Ia bahkan banyak menghabiskan hartanya untuk mengumpulkan orang-orang dengan kemampuan militer yang baik. Muawiyyah juga mendorong Umar membentuk angkatan laut, namun Umar menolak. Baru setelah kepemimpinan Khalifah Utsman lah, angkatan laut dibentuk sesuai nasehat Muawiyyah. Ia merupakan seorang pemimpin yang cakap dalam peperangan. Kemampuannya pun diakui oleh Rasulullah SAW. Muawiyyah sendiri wafat pada tahun 680 M. Setelah berkuasa dan berjasa dalam dinasti Umayyah selama kurang lebih 20 tahun. Ia meninggal karena sakit yang cukup lama di usianya yang ke 80 tahun, kemudian ia dimakamkan di Babus Shaghir, Damaskus. Saudara-Saudara MuawiyahMuawiyyah merupakan anak yang lahir dari kabilah terpandang Quraisy. Ia memiliki banyak saudara baik kandung maupun tiri. Berikut adalah saudara-saudara dari Muawiyah bin Abu Sufyan: 1. Yazid bin Abu SufyanYazid merupakan saudara tiri Muawiyah. Adapun ibunya adalah Zainab binti Naufal. Kemudian Yazid pernah menjabat menjadi Gubernur di Jund Al Urdun. 2. Utbah bin Abu SufyanUtbah merupakan saudara kandung pertama Muawiyah. Ia Menjabat sebagai Gubernur di Mesir. Kemampuannya dalam memimpin juga diakui oleh banyak orang. Dia menjadi saudara yang dipercaya oleh Muawiyyah. 3. Anbasah bin Abu SufyanIa merupakan saudara tiri Muawiyyah yang lahir dari wanita bernama Atiqa binti Abi Udhayhir. 4. Ramlah binti Abu SufyanRamlah atau Ummu Habibah ialah saudari tiri Muawiyyah. Ramlah lahir dari seorang ibu yang bernama Safiyyah binti Abi Al Ash. Ia juga merupakan sepupu dari Khalifah Utsman bin Affan sekaligus menjadi salah satu istri Nabi Muhammad SAW. 5. Ummul Hakam binti Abu SufyanUmmul Hakam adalah saudari perempuan kandung pertama Muawiyyah. 6. Azzah binti Abu Sufyan7. Umaimah binti Abu SufyanUmaimah saudari tiri Muawiyyah, ibunya sama dengan ibu Ramlah yaitu, Safiyyah binti Abi al-Ash. 8. Muhammad bin Abi Sufyan9. Hanzhalah bin Abu Sufyan.Hanzhalah merupakan saudara kandung ketiga Muawiyyah. Ia mengikuti perang Badar, dan akhirnya tewas terbunuh. 10. Amr bin Abu SufyanIa merupakan saudara tiri Muawiyyah lainnya dari seorang ibu yang bernama Safiyyah binti Abi Amr. Adapun istri-istri yang mendampingi Muawiyah selama masa hidupnya baik yang telah diceraikan maupun meninggal adalah sebagai berikut: 1. Maisun binti Bahdal al-KalbiyahMaysun merupakan anak yang berasal dari Bani Kalb. Bani Kalb sendiri merupakan suku yang menguasai padang rumput Suriah. Maysun menikah dengan Muawiyyah semata-mata karena persatuan suku. Muawiyyah menceraikan Maysun karena ia tidak terbiasa tinggal di istana yang besar sekaligus lebih memilih tinggal di desanya yang sejuk. Katwa merupakan bagian dari Bani Naufal. Yaitu kumpulan orang quraisy yang anggotanya merupakan keturunan Naufal bin Abdul Manaf. Katwa sangat setia menemani Muawiyyah dalam peperangan di Siprus. 3. Fakhitah binti Qarazhah al-NaufaliyahFakhitah masih memiliki hubungan kandung dengan Katwa. Ia juga merupakan bagian dari Bani Naufal. Muawiyyah menikahinya setelah saudaranya Katwa meninggal. 4. Na’ilah binti Imarah al-KalbiyahIstri Muawiyah yang merupakan sepupu dari istri pertamanya, yaitu Maysun. Namun, pernikahannya tidak berlangsung lama, karena Muawiyyah menolaknya karena suatu masalah. Anak-Anak MuawiyyahDari pernikahannya dengan beberapa perempuan di atas, Muawiyyah dikaruniai anak sebagai berikut: 1. Yazid bin MuawiyyahYazid merupakan anak dari Muawiyah dengan Maisun binti Bahdal. Sayangnya Muawiyyah menceraikan Maysun saat Yazid masih kecil. Oleh sebab itu, ia mengikuti ibunya ke kampung halaman hingga masa kecilnya dihabiskan di desa ibunya. 2. Abdurrahman bin MuawiyyahLahir dari istri Muawiyah yang bernama Fakhitah binti Qarizh. Abdurrahman ini meninggal sewaktu masih kecil. 3. Abdullah bin MuawiyyahAnak kedua Muawiyyah dari Fakhitah binti Qarizh. Abdullah merupakan anak dengan terbelakang mental sekaligus lemah. Oleh sebab itu, ayahnya lebih memilih Yazid untuk menjadi penggantinya suatu saat nanti. 4. Ramlah binti MuawiyahAnak perempuan Muawiyyah yang setelah dewasa dinikahi oleh Amr bin Utsman bin Affan. 5. Hindun binti MuawiyahAnak perempuan kedua Muawiyah yang dinikahi oleh Abdullah bin Amir, sepupu Khalifah Utsman bin Affan. 6. Aisyah binti Muawiyah7. Atikah binti Muawiyah8. Shafiyyah binti MuawiyahKontribusi Muawiyah Pada Masa Khulafaur RasyidinMuawiyyah sangat berjasa dalam beberapa hal setelah ia memeluk agama Islam. Beberapa khalifah pada masanya banyak dibantu oleh adanya peranan Muawiyah. Berikut adalah penjelasannya: 1. Pada Masa Abu Bakar Ash-ShiddiqPada zaman ini banyak gerakan murtad yang muncul karena adanya pengaruh nabi palsu. Hal ini sangat mengganggu kondisi internal yang terjadi. Peranan Muawiyah dalam hal ini adalah ikut membantu memerangi nabi palsu tersebut, yaitu Musailamah Al Kadzab. Setelah itu, ia ikut dikirim oleh Khalifah Abu Bakar untuk berperang ke negeri Syam sebagai komandan. 2. Pada Masa Umar bin KhattabBeberapa peranan penting dipegang langsung oleh Muawiyyah pada zaman ini, sebagai berikut: a. Membuka QaisariyahKhalifah Umar menugaskan Muawiyyah untuk membebaskan kota Qaisariyah dari orang kafir. Ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menerobos benteng pertahanan Qaisariyah. Akhirnya ia berhasil menaklukan kota ini. b. Membebaskan Pesisir SyamWilayah pesisir syam menjadi target berikutnya untuk dibebaskan pada masa Khalifah Umar. Muawiyyah pun berperan penting dalam misi pembebasan ini, hingga akhirnya menang. c. Diangkat Menjadi Gubernur YordaniaDua peristiwa sebelumnya membuat Umar berpikir untuk mengangkat Muawiyah menjadi gubernur di Yordania. Ia pun berhasil memimpin negara ini untuk beberapa dekade. d. Diangkat Menjadi Gubernur DamaskusSetelah saudaranya wafat akibat penyakit Tha’un pada masa itu, ia diperintahkan oleh Umar untuk menjadi gubernur di Damaskus. e. Memberikan Ide Mengenai Pembagian PasukanKhalifah Umar pada waktu itu harus menghadapi serangan dari dua wilayah besar yaitu, Bizantium dan Persia. Oleh sebab itu, Muawiyah memberikan usulan untuk membagi pasukan menjadi dua bagian demi menjaga perbatasan kekhalifahan yaitu, pasukan panas dan pasukan dingin. Ia juga turut berperang bersama pasukan ganas melawan Bizantium pada tahun 20 H. f. Membentuk Angkatan LautMuawiyyah menyampaikan usulannya yang kesekian kalinya kepada Khalifah Umar tentang pembentukan angkatan laut. Menurutnya pasukan muslimin yang dominan orang Arab tidak familiar dengan lautan. Hal ini bisa menjadi kerugian jika pasukan ditelan ganasnya gelombang laut saat berperang. 3. Pada Masa Utsman bin AffanPada masa Khalifah Utsman, Muawiyah banyak berperan penting. Hal ini ia lakukan juga karena Muawiyyah merupakan satu klan atau bani dengan Utsman, yaitu Bani Umayyah. Berikut beberapa hal yang dilakukan Muawiyah saat itu: a. Diangkat Menjadi Gubernur SyamSeperti halnya pada periode Khalifah Umar, Muawiyyah juga mendapatkan kesempatan untuk menguasai suatu negara pada masa Khalifah Utsman. Ia diangkat menjadi gubernur Syam sepenuhnya, setelah kedua pemimpin sebelumnya yang ditunjuk meninggal dan sakit. Ia memerintah Syam, hingga wafatnya Khalifah Utsman. b. Pembebasan CyprusMuawiyyah memiliki tekad yang besar dalam misinya membebaskan beberapa perbatasan yang menjadi daerah sulit. Setelah penolakan pada masa Khalifah Umar saat mengusulkan pembebasan Cyprus, akhirnya Utsman memperbolehkannya untuk melakukan misi tersebut. Ia pun berhasil menduduki Cyprus, selain itu ia juga mengetahui bahwa ternyata Cyprus hanyalah boneka Bizantium. c. Membantu Utsman Menghadapi Badai UjianUtsman banyak mengalami ujian berat pada masa kepemimpinannya. Ujian tersebut hadir baik karena internal maupun eksternal. Seperti misalnya rakyat menuduh Utsman menggelapkan uang hingga mengangkat keluarganya sendiri menduduki jabatan. Namun, Muawiyyah selalu berada di sisi Utsman. Latar Belakang Berdirinya Dinasti UmayyahPendirian Dinasti Umayyah berawal dari akhir masa pemerintahan Khalifaturrasydin. Setelah Utsman wafat karena dibunuh, akhirnya sahabat Ali menggantikannya untuk menjadi pemimpin selanjutnya. Namun pada masa pemerintahannya banyak kekacauan yang terjadi. Muawiyah termasuk orang yang mendesak agar pembunuh Utsman segera ditemukan. Namun, bagi Khalifah Ali hal tersebut bukan suatu yang mudah untuk dilakukan saat ini. Hingga terjadilah konflik antar keduanya yang menyebabkan terjadinya Perang Shiffin. Perang Shiffin diakhiri dengan adanya kesepakatan atau Tahkim. Sayangnya hal ini malah membuat terpecahnya beberapa kubu seperti Khawarij, Syiah, dan Muawiyah. Tak lama dari peristiwa ini, Khalifah Ali juga terbunuh dan inilah tanda berakhirnya kepemimpinan Khulafaur Rasyidin. Setelah Khalifah Ali wafat, kepemimpinan dilanjutkan oleh anaknya yaitu, Hasan. Namun untuk menyelesaikan perseteruan antar kubu, akhirnya Hasan memilih mundur dan menyerahkan kepemimpinan ke Muawiyah. Inilah awal terbentuknya Dinasti Umayyah dengan pemimpin pertamanya Muawiyyah. Masa Kejayaan Dinasti UmayyahDinasti Umayyah memiliki banyak sumbangsih dalam kemajuan Islam. Sejak berakhirnya kepemimpinan khulafaur rasyidin, yakni pada tahun 41 H atau 661 M, Dinasti Ummayah memegang kepemimpinan umat Islam. Perluasan kekuasan Islam, pembangunan, dan perkembangan ilmu pengetahuan menjadi bukti bahwa dinasti ini pernah Berjaya. Beberapa khalifah dari dinasti ini memiliki catatan sejarah yang menonjol. Setidaknya ada empat khalifah besar yang dikenal, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan sebagai pendiri dinasti, Abdul Malik bin Marwan, Al-Walid bin Abdul Malik, dan Umar bin Abdul Aziz. Berikut ini merupakan kemajuan-kemajuan oleh keempat khalifah tersebut yang berhasil kami himpun dari catatan sejarah. 1. Muawiyah bin Abu SufyanSebagai pendiri dinasti Umayyah, Muawiyah dikenal sebagai Muawiyah I. Ia memerintah dinasti ini sejak tahun 41 H hingga 60 H atau 661-680 M. Beberapa kebijakan besar yang telah dilakukannya dan dikenal luas adalah sebagai berikut:
2. Abdul Malik bin MarwanSebagai khalifah kelima, Abdul Malik bin Marwan memimpin dinasti Umayyah pada tahun 65-86 H / 684-705 M. Berikut ini merupakan pencapaian besar yang telah dilakukannya:
3. Al-Walid bin Abdul MalikSebagai khalifah keenam, Al Walid bin Abdul Malik dijuluki sebagai Al Walid I. Ia memerintah dinasti Umayyah pada tahun 86-96 H / 705-714 M. Pada masa Al Walid bin Abdul Malik, dinasti Umayyah mencatatkan puncak kejayaannya. Berikut ini adalah inovasi yang telah dilakukannya sehingga mampu membawa dinastinya mencapai puncak kejayaan:
4. Umar bin Abdul AzizKhalifah Umar bin Abdul Aziz dijuluki sebagai Umar II karena secara nasab memiliki pertalian darah dengan khalifah Umar bin Khattab. Dari jalur ibunya, Umar bin Abdul Aziz merupakan cicit dari sahabat utama Nabi Muhammad SAW tersebut. Tidak hanya dekat dengan pertalian darah, kesalehan Umar bin Abdul Aziz juga tidak jauh berbeda dengan pendahulunya. Ia berhati-hati terhadap dunia, peduli dengan dakwah Islam, lembut terhadap orang lemah, keras terhadap segala bentuk kecurangan, dan semangat dalam mempelajari agama. Sebab-sebab inilah yang menaikkan derajatnya di hadapan Allah sehingga namanya harum melegenda, meski puncak kejayaan dinasti Umayyah bukan terjadi di jamannya. Ia telah dikenal sebagai ulama dan ahli ilmu sebelum ditunjuk menjadi khalifah. Rakyat dan para tokoh Islam telah mencintainya sebelum ia duduk di kursi pemerintahan. Maka ketika pengumuman itu sampai ke seluruh penjuru negeri, semua bergembira, kecuali pejabat-pejabat yang korup. Ada banyak hal yang telah dilakukannya untuk Islam dan dinastinya. Beberapa di antaranya adalah:
Selain lima poin di atas, masih ada banyak prestasi yang telah dibukukan oleh Umar bin Abdul Aziz. Negara benar-benar sejahtera saat itu. Sayang, kepemimpinannya hanya bertahan tiga tahun karena Allah mengambilnya untuk berpulang ke hadapan rahmat-Nya. Ia meninggal karena diracun oleh pembantu kerajaan. Namun setelah tertangkap, pembantu itu ia bebaskan dan diperintahkan mengasingkan diri agar tidak dihukum oleh negara. Ia meninggalkan keluarganya dalam keadaan sedikit harta karena ia merasa tidak berhak atas itu semua. KesimpulanGrameds, dari keseluruhan kisah di atas dapat kita ketahui bahwa Muawiyah lah pendiri dari Dinasti Umayyah. Dalam pendirian dinasti ini sendiri banyak diwarnai konflik. Namun, berkat kemampuannya, dinasti ini dapat berdiri hingga 14 generasi penerus. Oh ya, tahukah bahwa Muawiyah merupakan pemimpin yang cakap? Hal ini banyak diakui oleh khalifah-khalifah sebelumnya. Ia pun juga banyak mendapat perintah dalam peranan yang sangat penting. Hingga akhirnya masa gemilangnya saat mendirikan Dinasti Umayyah setelah Khulafaur Rasyidin berakhir. Sampai disini dulu ya, pembahasan kita kali ini. Yuks, agar lebih paham lagi kita banyakin baca buku di Gramedia, karena Gramedia hadir menjadi #SahabatTanpaBatas kalian. Penulis: Mutiani Eka Astutik BACA JUGA:
|