Bahan yang digunakan untuk membuat canting yaitu dari kombinasi kayu dan

Canting merupakan salah satu alat yang digunakan untuk membuat karya batik tulis. Alat ini pada umumnya terbuat dari perpaduan bahan tembaga dan kayu, berfungsi untuk menorehkanmalam (lilin batik) diatas kain mori. 

Secara garis besar wujud canting terdiri dari tiga bagian yakni Cucuk, Nyamplung dan Gagang.Cucuk atau yang sering disebut carat merupakan bagian paling ujung canting, berbentuk seperti selang melengkung, berbahan tembaga yang difungsikan untuk mengalirkan malam dariNyamplung. Ukuran Cucuk inilah yang sering mempengaruhi besar kecilnya hasil goresan diatas ke kain. Nyamplung sendiri merupakan wadah kecil yang digunakan untuk menampung malam, sedangkan Gagang adalah bagian pangkal yang terbuat dari kayu ataupun bambu berfungsi untuk pegangan tangan.

Ada bermacam-macam bentuk dan ukuran canting yang digunakan dalam membantik, masing-masing bentuk dan ukuran memiliki fungsi yang beragam, hal ini tergantung dari kebutuhan corak batik yang ingin dibuat. Adapun macamnya dapat dibagi menjadi tiga yakni :

1. Menurut Fungsinya

Jika ditilik menurut fungsinya, canting terdiri dari dua jenis, yakni Rengrengan dan Isen. Cantingrengrengan  merupakan canting ber-cucuk satu yang biasa digunakan untuk menggambar pola batik pertama kali, berukuran sedang dengan lubang cucuk berdiameter sekitar 1-2,5 mm. Sedangkan cantingisen berukuran lebih kecil yang difungsikan untuk mengisi pola yang sudah dibuat.

2. Menurut Ukurannya

Secara umum ukuran canting hanya dibagi menjadi tiga bagian yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Besar-kecilnya ukuran biasanya hanya diukur dari besar-kecilnya cucuk, karena dari cucuk inilah yang akan memiliki pengaruh langsung terhadap hasil goresan di atas kain. Canting ukuran kecildigunakan untuk isen betik yang sudah direngreng, ukuran sedang untuk membuat pola (merengreng), dan ukuran besar digunakan untuk membuat pola yang berukuran besar dan juga sering digunakan untuktembokan atau memberi blok malam pada pola batik.

3. Menurut Banyaknya Cucuk

  • Canting Cecekan, bercucuk satu yang berfungsi untuk nyeceki (membuat titik-ttik kecil). Proses nyeceki ini biasa digunakan untuk isen yakni mengisi bidang kosong ataupun menghias pola dengan titik-titik dalam batik .
  • Canting Loron, bercucuk dua yang difungsikan untuk membuat garis sejajar dalam pola batik.
  • Canting Telon, bercucuk tiga yang berfungsi untuk isen berbentuk titik segitiga sama sisi pada motif batik.
  • Canting Prapatan, bercucuk empat yang berfungsii untuk isen berbentuk segi empat sama sisi.
  • Canting Liman, memiliki cucuk lima yang juga berfungsi sebagai isen. Berbentuk segi empat sama sisi dengan satu tiitik di tengahnya.
  • Canting Byok, memiliki cucuk ganjil berjumlah tujuh cucuk atau lebih yang berfungsi untuk membentuk lingkaran dari titik-titik dengan satu titik di tengahnya.
  • Canting Renteng atau Galaran, memiliki cucuk genap empat atau enam yang disusun secara berderet/sejajar.

Bahan yang digunakan untuk membuat canting yaitu dari kombinasi kayu dan

Proses membuat batik dibagi menjadi beberapa proses. Pertama membuat batik tulis, dimana canting dipakai sebagai pen untuk menulis atau menggambar. Canting biasanya terbuat dari dari kayu yang ujung gagangnya terbuat dari kuningan atau plat seng dan berbentuk lancip. Canting biasanya dimasukkan ke dalam wajan yang berisi lilin malam yang nantinya digunakan sebagai tinta menggambar.

Kelebihan dari batik tulis asli adalah pembeli akan memiliki kebanggan tersendiri karena batik tulis asli biasanya hanya diproduksi satu, tidak pernah ada yang sama. Sehingga tidak ada orang lain yang memakai batik yang serupa.

Kekurangannya adalah waktu yang diperlukan untuk membuat batik relative cukup lama, mulai dari dua hingga enam bulan untuk satu kain. Juga, harga yang ditawarkan akan relatif tinggi karena proses yang lama tersebut.

Ciri khusus dari batik tulis adalah motifnya yang cenderung tidak beraturan atau berantakan, misalnya membuat satu buah bulatan dengan lainnya tidak sama karena menggunakan tangan.

Proses yang kedua adalah membuat batik cap. Proses pengecapan dilakukan dengan cetakan atau canting yang terbuat dari besi atau aluminium yang relative besar. Canting yang besar tersebut juga dilumurkan ke dalam wajan berisi lilin malam.

Kelebihan teknik ini adalah mempersingkat waktu produksi karena efek canting yang besar yang ketika produksi seperti alat cap seperti di kantor pos sehingga media kain akan cepat terisi motif. Harga yang ditawarkan juga akan lebih murah karena produksinya lebih masal.

Kekurangan dari kain batik cap adalah akan lebih banyak pemakai yang memiliki motif yang sama karena produksinya masal. Ciri khusus dari batik cap adalah motifnya yang berulang dan sama.

Proses ketiga adalah membuat batik kombinasi dari tulis dan cap. Teknik pembatikan ini hanya menggabungkan kedua proses di atas. Pada kenyataan di pasaran, banyak kain kombinasi yang terdapat lebih banyak teknik cap daripada tulisnya.

Fakta lapangan ini didasari oleh banyaknya batik kombinasi yang proporsinya tidak seimbang dan dapat terlihat pada kain. Harga dari batik kombinasi tidak semahal batik tulis, tapi di atas harga batik cap.

Motif yang dihasilkan cenderung mengikuti motif-motif batik tulis agar terlihat ekslusif. Sehingga itu menjadikan salah satu keuntungan dalam membeli batik kombinasi cap tulis atau yang akrab di telinga pedagang, batik cap.

Proses keempat yang juga sangat popular di pasar batik di Indonesia yaitu membuat batik cetak atau printing. Batik printing tidak berbeda dengan proses garmen lainnya. Dicetak dengan system produksi masal, batik printing menjadi populer karena bias dijual dengan harga yang sangat murah seperti kemeja atau baju lainnya. Banyak pemerhati dan pengamat batik Indonesia menganggap bahwa batik proses cetak bukanlah batik, melainkan tekstil bermotif batik.

Proses terakhir yang juga sangat terkenal adalah tenun. Proses penenunan merupakan proses yang dimulai dari pemintalan benang benang yang dirangkai menjadi satu.

Terdapat dua alat tenun yang ada, yaitu ATM (Alat Tenun Mesin) dan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). ATM biasanya dipakai untuk memproduksi sarung dalam proses yang cepat dan masal. ATBM lebih untuk beberapa kain tenun yang dipakai untuk kemeja, dimana pemintalan benang dilakukan oleh manusia. Media yang digunakan seperti meja pemintalan sederhana dengan menyatukan benang-benang tersebut.

Beberapa bahan yang lazimnya dipakai sebagai media batik mulai dari kain katun hingga sutera. Kain katun pun dibagi menjadi beberapa macam dilihat dari ketebalannya. Dari mulai bahan yang tebal sampai ke yang tipis, katun mori prima, katun primisima, katun bendera, katun kereta kencana, hingga katun saten yang tertipis.

Begitu pula dengan sutera terdapat beberapa macam ketebalan. Beberapa sumber mengatakan, semakin tipis bahan katun, maka harganya semakin mahal, berbanding terbalik dengan sutera, semakin tipis semakin murah harganya.

Ada beberapa anomaly yang terjadi di pasaran, dimana banyak penjual yang mengaku menjual batik bahan sutera lebih murah, yang kenyataannya diganti dengan bahan serupa tapi berbeda, seperti katun dobi dan viskos yang memiliki tekstur mirip dengan sutera.