Bagian ujung Canting cap diberi kawat untuk patokan arah pencapan bagian itu disebut

    Disain pola canting cap selalu dirancang berdasar raportnya. Yang dimaksud raport di dalam pembuatan batik cap adalah susunan pola agar satu sisi canting cap menyambung dengan sisi lain bila dicapkan. Sehingga nantinya pola batik yang dibuat bisa menyambung [menyatu]. perhatikan raport canting cap sederhana di bawah ini. Gambar dibawah ini adalah penampang [permukaan] canting cap. Masing-masing sudut kita beri nama misalnya A, B, C, dan D. Di dalam merancang pola canting cap kita harus memperhitungkan bahwa sisi A-B harus bisa disambung dengan sisi C-D. Demikian pula sisi A-C harus bisa disambung dengan sisi B-D.

Cara menjalankan canting cap [lampah] ada beberapa macam yaitu : 1. Tubrukan yaitu bergeser satu langkah ke kanan dan satu langkah ke depan. 2. Onda onde yaitu satu langkah ke depan dan setengah langkah ke kanan. 3. Lereng yaitu dengan langkah bergeser satu langkah ke kiri depan mengikuti garis miring. 4. Mubeng yaitu dengan langkah berputar seperempat lingkaran dengan salah satu sudut sebagai titik pusat.

5. Mlampah Sareng yaitu apabila dua cap membentuk satu motif dengan keduanya berjalan bersama satu langkah ke depan.

Page 2

5.3. Produk batik cap

Membuat batik cap atau ngecap adalah pekerjaan membatik dengan cara mencapkan lilin batik cair pada permukaan kain menggunakan alat cap, yang disebut canting cap berbentuk stempel yang terbuat dari plat tembaga.

Canting cap terdiri dari 3 bagian, yaitu: • Bagian muka, berupa susunan plat tembaga yang membentuk pola batik. • Bagian dasar, tempat melekatnya bagian muka. • Tangkai cap, untuk pegangan pada waktu mencap. [Sewan Susanto, 1973:30]

Cara mengerjakan batik cap, adalah sebagai berikut : • Lilin batik dipanaskan dalam wajan tembaga yang bagian atasnya

dilapisi kasa yang terbuat dari kawat tembaga. • Canting cap dimasukkan ke dalam wajan yang berisi lilin cair, ditunggu beberapa saat sampai cap menjadi panas. • Kemudian canting cap diambil dan dicapkan pada kain yang

diletakkan di atas bantalan meja cap. Teknik membuat batik cap menurut gerak arah panah.

5.3.1. Bagian-bagian canting cap

Canting cap terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Bagian muka, berupa susunan plat tembaga yang membentuk pola batik,

2. Bagian dasar, tempat melekatnya bagian muka, dan

3. Tangkai cap, sebagai pegangan saat mencap.

Canting Cap [Sumber: Sewan Susanto, 1973: 30]

Teknik Hias Latar

5.3.2. Gerak arah canting cap

Berdasarkan pada motif dan bentuk capnya, maka terdapat beberapa cara menyusung cap pada permukaan kain, yang disebut jalannya pencapan.

Beberapa jalannya pencapan [lampah] itu antara lain:

1. Bergeser satu langkah ke kanan dan satu langkah ke muka, ini disebut sistem “tubrukan”.

2. Bergeser setengah langkah ke kanan dan satu langkah ke muka atau satu langkah ke kanan dan setengah langkah ke muka, ini disebut sistem “ondo-ende”.

3. Jalannya cap menurut arah garis miring, bergeser satu langkah atau setengah langkah dari sampingnya, ini disebut sistem “parang”.

4. Bila jalannya cap digeser melingkar, salah satu sudut dari cap itu tetap terletak pada satu titik, sistem ini disebut “mubeng” atau berputar.

5. Ada pula untuk mencapai satu raport motif digunakan dua cap, dan jalannya mengecapkan dua cap tersebut berjalan berdampingan, ini disebut sistem “mlampah sareng” atau jalan bersama.

Pemanasan lilin batik cap juga harus disesuaikan dengan pemanasan tertentu agar dapat dicapai hasil pencapan yang baik, yaitu jangan terlalu rendah dan janga terlalu tinggi.

Cara mengerjakan pencapan ialah: • Pertama lilin batik dipanaskan di dalam dulang tembaga yang pada dasarnya diletakkan beberapa lapis kasa dari anyaman

lewat tembaga. • Cap yang akan dipakai diletakkan di atas dulang yang berisi lilin cair. • Ditunggu beberapa saat sampai cap menjadi panas, kemudian cap dipegang, diangkat dan dicapkan pada kain yang diletakkan di atas bantalan meja cap.

• Pengambilan lilin batik cap dengan meletakkan cap di atas dulang dilakukan berulang-ulang sampai pencapan kain selesai atau pekerjaan mencap telah selesai.

Pekerjaan mencap juga memerlukan pengalaman dan kemahiran, maka seorang tukang cap yang baik perlu mendapat latihan kerja pencapan untuk beberapa waktu lamanya. Jalannya cap pada pekerjaan mencap, bila digambarkan secara skematis adalah sebagai berikut: [Sewan Susanto, 1973: 30-31]

Teknik Batik

5.3.3. Skema jalannya canting cap

TUBRUK Satu langkah ke kanan dan satu langkah ke depan.

ONDO-ENDE model 1 Satu langkah ke kanan, kemudian setengah langkah ke depan.

ONDO-ENDE model 2 Satu langkah ke depan kemudian satu langkah ke kanan.

Skema Jalan Canting Cap [Sumber: Sewan Susanto, 1973: 31]

Teknik Hias Latar

PARANG [miring] Satu langkah ke kiri depan [miring] dan satu langkah ke kanan [horizontal].

MUBENG [berputar] Berputar seperempat lingkaran dengan salah satu sudut sebagai titik pusat.

JALAN SAMA Dua cap membentuk satu raport motif, kedua cap jalan bersama [mlampah-sareng].

Skema Jalan Canting Cap

[Sumber: Sewan Susanto, 1973: 32]

Teknik Batik

5.3.4. Cara mengecap

Ibu jari sebagai penahan tepat tidaknya letak canting cap.

Gambar permulaan jalannya cap Parang:

Ketentuan ukuran diambil sudut mori selebar canting cap diletakkan miring.

Cara Mengecap.

[Sumber: Mintihadi dan Mukminatun, 1979: 60]

Teknik Hias Latar

Gambar awal jalannya cap Tubruk :

Ketentuan ukuran diambil seperempat lebar cap dari sudut

Awal kerja mencap dengan motif Ceplok.

Cara Mengecap.

[Sumber: Mintihadi dan Mukminatun, 1979: 61]

Setelah cap-capan selesai ngengrengi dan terusan barulah mencap dasaran atau plataran. Setelah cap-capan klowongan selesai selanjutnya ditembok. Juga dimulai dari motif ceplok–ceplokanya kemudian dilanjutkan dengan plataran [Mintihadi dan Mukminatun, 1979: 61].

Teknik Batik

Unknown Kerajinan Tekstil Edit

Batik tulis adalah batik yang peletakan lilinnya menggunakan alat canting tulis, yaitu malam cair dimasukan kedalam canting kemudian digoreskan langsung dengn tangan mengikuti pola yang sudah ada pada kain. Getran jiwa yang teratur melalui tangan pada saat mengoreskan malam dengan canting menimbulkan kesan unik pada pola-pola yang ada pada batik tulis. Proses pembuatan batik tulis lebih lama tetapi hasilnya lebih halus dibandingkan dengan batik cap. Oleh karena kehalusan dan keunikannya itulah maka batik tulis lebih mahal harga jualnya. Adapun teknik pembuatan batik tulis adalah sebagai berikut :

Yaitu memindahkan gambar pola dari kertas kedalam kain yang akan digunakan untuk membuat batik.

b. Membatik atau melekatkan lilin

Membatik yaitu melekatkan lilin pada kain sesuai dengan pola, untuk menutup sebagian kain agar tidak kemasukan warna. Ada 3 tahap pelekatan lilin antara lain yaitu :

1] Nglowong : melekatkan lilin pertama pada pola dasar atau kerangkka dari motif tersebut.

2] Nembok : menutup kain setelah diklowong dengan menggunakan lilin yang ebih kuat. Nembok meliputi menutupi permukaan tertentu dan memberikan isen-isen pada kain yang sudah diklowing.

3] Nerusi : mengulangi membatik dari bagian belakang mengikuti batikan pertama.

 Mewarna adalah memberikan warna pada kain yang sudah dibatik. Bagian yang tertutup malam nantinya akan tetap berwarna putih dan bagian yang tidak tertutup malam akan kena warna. Zat warna untuk batik terdiri dari zat warna alam dan sintetis.

d. Nglorod atau menghilangkan lilin

Menghilangkan lilin secara keseluruhan pada akhir proses pembuatan batik disebut mbabar, ngebyok atau nglorod. Menghilangkan lilin secara keseluruhan ini dilakukan dalam air yang mendidih. Untuk mempermudah dalam proses nglorod maka dalam air panas ditambahkan obat pembantu yaitu waterglas atau soda abu. Cara nglorod adalah kain yang sudah dibatik dibasahi terlebih dahuu kemudian dimasukan dalam air mendidih yang sudah diberkan obat pembanu. Setelah malamnya terlepas, kemudian diangkat dan langsung dicuci sampai bersih. Selanjutnya dijemur ditempat yang teduh tidak langsung kena sinar matahari.

Membuat batik cap atau ngcap adalah pekerjaan membatik dengan cara mencapkan lilin batik cair pada permukaan kain menggunakan alat cap, yang disebut canting cap berbentuk stempel yang terbuat dari plat tembaga.

Canting cap terdiri dari 3 bagian yaitu :

1] Bagian muka, berupa susunan plat tembaga yang membentuk pola batik.

2] Bagian dasar, tempat meletakan bagian muka.

3] Tangkai cap, untuk pegangan pada waktu mencap.

Cara mengerjakan batik cap adalah sebagai berikut :

1] Lilin batik dipanaskan dalam wajan tembaga yang bagian atasnya dilapisi kasa yang terbuat dari kawat tembaga.

2] Canting cap dimasukan kedalam wajan yang berisi lilin cair, ditunggu beberapa saat sampai cap menjadi panas.

3] Kemudian canting cap diambil dan dicapkan pada kain yang diletakan diatas bantalan meja cap. Teknik membuat batik cap menurut gerak arah panah.

a. Bagian-bagian canting cap

Canting cap terdiri dari tiga bagian yaitu :

1] Bagian muka, berupa susunan plat tembaga yang membentuk pola batik.

2] Bagian dasar, tempat melekatnya bagian muka.

3] Tangkai cap, sebagai pegangan saat mencap.

b. Gerak arah canting cap

Berdasarkan  pada motif dan bentuk capnya, maka terdapat beberapa cara menyusun cap pada permukaan kain, yang disebut jalannya pencapnya. Beberapa jalannya pencapan [lampah] itu antara lain :

1] Bergeser satu langkah kekanan dan satu langkah kemuka, ini disebut sistem "tubrukan".

2] Bergeser setengah langkah kekanan dan satu langkah ke muka atau satu langkah kekanan dan setengah langkah ke muka, ini diebut sistem "ondo-ende".

3] Jalannya cap menurut arah garis miring, bergeser satu langkah atau setengah langkah dari sampingnya, ini disebut sistem "parang'.

4] Bila jalannya cap digeser melingkar,salah satu sudut dari cap itu tetap terletak pada satu titik, sistemm ini disebut, "mubeng" atau berputar.

5] Ada pula untuk mencapai satu raport motif digunakan dua cap, dan jalannya mengecapkan dua cap tersebut berjalan berdampingan, ini disebut sistem "mlampah sareng" atau jalan bersama.

Pemanasan lilin batik cap juga harus disesuaikan dengan pemanasan tertentu agar dapat dicapai hasil pencapan yang baik, yaitu jangan terlalu rendah dan jangan terlalu tinggi.

Cara mengerjakan pencapan ialah :

a. Pertama lilin batik dipanaskan di dalam dulang tembaga yang pada dasarnya diletakan beberapa lapisan kasa dari anyaman lewat tembaga.

b. Cap yang akan dipakai diletakan diatas dulang yang berisi lilin cair.

c. Ditunggu beberapa saat sampai cap menjadi panas, kemudian cap dipegang, diangkat dan dicapkan pada kain yang diletakan diatas bantalan meja cap.

d. Pengambilan lilin batik cap dengan meletakan cap diatas dulang dilakukan berulang-ulang sampai pencapan kain selesai atau pekerjaan mencap telah selesai. Pekerjan mencap juga memrlukan pengalaman dan kemahiran, maka seorang tukang cap yang baik perlu mendapatkan latihan kerja pencapan untutk beberapa waktu lamanya.

Langkah-langkah dalam teknik pembuatan batik cap adalah sebagai berikut :

a. Nglowong [pelekatan malam [lilin] yang pertama]

Teknik pembuatan batik terdiri dari pekerjaan utama, dimula dengan nglowong ialalh mengecap atau membatik motif-motifnya diatas mori dengan menggunakan canting. Nglowong pada sebelah kian disebut juga ngengreng dan setelah selesai dilanjutkan dengan nerusi pada sebaliknya.

b. Nembok [pelekatan malam kedua]

Sebelum dicelup dalam larutan zat warna [pewarnaan], bagian-bagian yang dikehendaki tetap berwarna putih, harus ditutup dengan malam. Lapisan malam ini untuk menahan zat pewarnaanya agar tidak meremes kebagian-bagian yang tertutup malam. Oleh karena itu pekerjaan ini disebut menembok, jika perembesan ini terjadi,karena temboknya kurang kuat maka pada bagian-bagian kain batik yang harus teteap putih, akan terlihat jalur-jalur berwarna yang tentunya akan mengurangi kualitas kain batiknya. Itulah sebabnya mengapa malam temboknya harus kuat dan ulet, lain dengan malam klowong yang justru tidak boleh terlalu ulet, agar mudah dikerok.

c. medel [warna] : pencelupan pertama kedalam zat pewarna

Tujuan medel ialah memberi warna biru tua sebaga warna dasr kain. Pada zaman dahulu pekerjaan ini memakan waktu berhari-hari karena masih menggunakan zat pewarna yang berasal dari tanaman indgo [bahasa jawa : tom]. Zat peawarna semacam ini lambat sekali meresap pada mori sehingga kain batik harus berulang kali dicelup.

d. Ngerok [menghilangkan malam klowong]

Bagian yang akan disoga agar berwarna coklat, dikerok dengan cawuk [semacam pisau tumpul terbuat dari seng], untuk menghilangkan malam.

e. Mbironi [penggunaan malam kedua]

Pekerjaan berikutnya adalah mbironi yang terdiri dari penutupan dengan malam pada bagian-bagian kain yang dikehendaki tetap berwarna biru, sedangkan bagian-bagian yang aan disoga tetap terbuka. Pekerjaan mbironi dikerjakan juga pada kedua sisi kain.

f. Menyoga [pencelupan kedua]

Menyoga merupakan suatu proses yang banyak memakan waktu, karena mencelup dalam soga. Jika menggunakan soga alam tidak cukup dikerjakan satu dua kali saja. Melainkan harus berulang-ulang. Tiap kali pencelupan, harus didahului dengan pengeringan terlebih dahulu. Dengan memakai  soga sintetis, waktu pencelupan dapat diperpendek sampai paling lama hanya setengah jam. Istilah menyoga berasal dari soga ialah jenis pohon tertentu yang kulitnya dapat memberi warna coklat jika direndam dalam air.

g. Nglorod menghilangkkan malam]

Setelah mendapat warna-warni yang dikehendaki, maka kain bbatik masih harus mengalami pengerjaan yang terakhir. Malam yang masih ketinggalan pada mori, perlu dihilangkan sama sekali caranya ialah dengan memasukannya kedalam air mendidih. Proses yang terakhir ini disebut nglorod.

Video yang berhubungan