Bagaimanakah kalimat thayyibah yang kita ucapkan ketika kita ditimpa musibah

Senin, 18 Januari 2021 - 16:00 WIB

Bagaimanakah kalimat thayyibah yang kita ucapkan ketika kita ditimpa musibah

Ketika terjadi bencana dan musibah, setiap Muslim diperintahkan mengucapkan kalimat thayyibah.

Musibah yang menimpa manusia baik kematian, gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, tidaklah terjadi kecuali atas izin Allah Ta'ala. Allah menurunkan bencana dengan sebab akibat yang dikehendaki-Nya.

Ketika terjadi bencana dan musibah , setiap Muslim diperintahkan mengucapkan kalimat thayyibah. Salah satunya mengucap kalimat istirja' (Innaa Lillaah...). Berikut firman Allah dalam Al-Qur'an: "Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan 'Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun' (kita semua milik Allah, dan kepada-Nya kita kembali)." (Al-Baqarah: 154-155).

BACA JUGA :

ADAB MENJENGUK DAN MENDOAKAN ULAMA YANG SEDANG SAKIT

BUMI MENGALAMI SEKARAT LEBIH CEPAT DARI YANG KITA DUGA

Allah menjadikan kalimat (istirja') ini sebagai sandaran bagi orang yang tertimpa musibah dan perlindungan bagi mereka yang sedang menjalani cobaan. Menurut Imam Qurthubi, kalimat ini mengandung banyak keberkahan. Selengkapnya simak infografis.

Bagaimanakah kalimat thayyibah yang kita ucapkan ketika kita ditimpa musibah
Berdoa merupakan ibadah yang harus selalu dilakukan umat Islam. (Foto: SINDOnews)

Kastolani Kamis, 12 Maret 2020 - 09:15:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Musibah kadang datang silih berganti dan tak seorang pun yang tidak dicoba dengan musibah oleh Allah SWT baik penyakit, kematian, ketakutan dan kesusahan lainnya.

Namun bukan lantas meratapi musibah yang dialami. Di balik itu semua terkandung hikmah agar segera mawas diri atas apa yang telah dilakukannya.

Sebagai Muslim, tentu tidak perlu panik berlebihan dan sabar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Inna lillahi wainna ilaihi rajiun." Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS Al Baqarah ayat 155-157)

Allah Swt memberitahukan bahwa Dia pasti menimpakan cobaan kepada hamba-hamba-Nya, yakni melatih dan menguji mereka.
Adakalanya Allah Swt mengujinya dengan kesenangan dan adakalanya mengujinya dengan kesengsaraan berupa rasa takut dan rasa lapar.

Salah seorang Mufassirin meriwayatkan bahwa makna yarg dimaksud dengan al-khauf ialah takut kepada Allah, al-juu ialah puasa bulan Ramadan, naqsul amwal ialah zakat harta benda, al-anfus ialah berbagai macam sakit, dan samarat ialah anak-anak. Akan tetapi, pendapat ini masih perlu dipertimbangkan.

Kemudian Allah menerangkan bahwa orang-orang yang sabar yang mendapat pahala dari Allah ialah mereka yang disebutkan di dalam firman berikut:(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. (Al-Baqarah: 156)Yakni mereka menghibur dirinya dengan mengucapkan kalimat tersebut manakala mereka tertimpa musibah, dan mereka yakin bahwa diri mereka adalah milik Allah. Dia memberlakukan terhadap hamba-hamba-Nya menurut apa yang Dia kehendaki.

Selain mengucapkan Innalillahi wa innaailaihi rajiuun atau Istirja, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya agar banyak berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT jika mendapat musibah dan ditimpa penyakit.

وعن سعد بن مالك- رضي الله عنه- أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: في قوله تعالى: (لا إِلَهَ إِلاّ أَنتَ سُبحانَكَ إِنّي كُنتُ مِنَ الظالِمين) أيما مسلم دعا به في مرضه أربعين مرة فمات في مرضه ذلك أعطى أجر شهيد، وإن برأ برأ وقد غفر له جميع ذنوبه). رواه الحاكم.

Dari sa'id bin malik rodhiyallohu 'anhu sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda tentang firman Allah laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minadz dzoolimiin , setiap orang muslim yang berdoa dengan doa tersebut 40 kali ketika sakit kemudian dia meninggal sebab sakit tersebut maka dia akan diberi pahalanya orang yang mati sahid, dan jika sembuh maka dia sembuh dalam keadaan diampuni semua dosa-dosanya".( Diriwayatkan oleh Imam Hakim).

Dalam riwayat lain disebutkan:

وعنه ، وعن أبي سعيد - رضي الله عنه - عن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال : " ما يصيب المسلم من نصب ، ولا وصب ، ولا هم ، ولا حزن ، ولا أذى ، ولا غم ، حتى الشوكة يشاكها ، إلا كفر الله بها خطاياه " متفق عليه .

Nabi bersabda, " tidaklah menimpa seorang mukmin dari suatu kepayahan, tidak pula penyakit yang terus terusan, kegalauan, kesedihan, rasa sakit hingga terkena duri kecuali itu semua Allah akan meleburkan kesalahan-kesalahannya sebab terkena hal-hal tersebut".

Wallahu A'lam Bishshawab


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : tausiah doa musibah penyakit

Bagaimanakah kalimat thayyibah yang kita ucapkan ketika kita ditimpa musibah

Ilustrasi membaca kalimat thayyibah. Foto: Unsplash.com

Zikir merupakan salah satu cara untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada banyak zikir yang bisa diucapkan oleh umat Islam, salah satunya adalah kalimat tayibah.

Kalimat tayibah berasal dari dua kata, yaitu al kalimah (الْكَلِمَةُ) yang berarti kalimat dan at thayyibah (الطَّيِّبَةُ) yang berarti baik. Jadi, kalimat tayibah adalah kalimat-kalimat kebaikan yang jika diucapkan akan mendapat pahala dari Allah SWT.

Pengertian Kalimat Thayyibah

Mengutip dari jurnal Pola Komunikasi Guru dan Murid dalam Mengenalkan Kalimat Thayyibah pada PAUD Amanah di Benda Tangerang oleh Rizki Amelia, kalimat tayibah berasal dari Bahasa Arab, “Kalimah” yang berarti kata dan “Thoyyibah” yang berarti baik.

Adapun zikir adalah upaya mengingat Allah dengan cara menyebut nama-nama Allah dan juga memberikan doa atau pujian kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur'an sering disebut zikir sebagai amal ibadah.

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ

Artinya: “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku,” (QS. Al-Baqarah: 152).

Adapun tujuan zikir dengan kalimat tayibah adalah untuk mengingat kebesaran Allah SWT. Dengan mengamalkan kalimat tayibah dalam kehidupan sehari-hari, tiap muslim akan mendapatkan keutamaan dan manfaatnya.

Jenis-jenis Kalimat Thayyibah

Ilustrasi membaca kalimat tayibah. Foto: Unsplash.com

Menurut jurnal Pola Komunikasi Guru dan Murid dalam Mengenalkan Kalimat Thayyibah pada PAUD Amanah di Benda Tangerang oleh Rizki Amelia, berikut ini jenis-jenis kalimat tayibah yang wajib diketahui umat Islam:

Apa Saja yang Termasuk Kalimat Thayyibah?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

A’uudzu billaahi minasy syaithoonir rojiim

Artinya: Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun

Artinya: Sesungguhnya kita ini milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nyalah kita akan kembali

Artinya: Segala puji bagi Allah

Artinya: Allah Maha Besar

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Artinya: Tiada Tuhan selain Allah

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Laa haula walaa quwwata illa billah

Artinya: Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah

Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ

(Astaghfirullahal ‘adhiim)

Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ

Assalaamu’alaikum warohmatulloohi wabarookaatuh

Artinya: Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkahNya limpahkan kepada kalian

Kapan Mengucapkan Kalimat Thayyibah?

Ilustrasi membaca kalimat tayibah. Foto: Pexels.com

Mengutip dari buku Keajaiban Melimpah dari Kalimat Tayyibah karya Ridhoul Wahidi, berikut waktu untuk mengamalkan kalimat tayibah bagi seorang muslim:

Basmalah hendaknya diucapkan ketika memulai suatu amalan atau aktivitas kebaikan. Tujuannya adalah agar pekerjaan yang dilakukan berjalan dengan baik dan mendapat berkah dari Allah SWT. Misalnya, belajar, makan, minum, mengaji, bekerja, berkarya, dan lainnya.

Kalimat taawuz bisa diucapkan ketika hendak membaca Al-Qur'an dan meminta perlindungan dari godaan setan. Kalimat ini juga bisa digunakan sebagai awalan sebelum seorang muslim membaca kalimat basmalah.

Kalimat istirja diucapkan ketika seorang hamba ditimpa musibah. Pengucapanya tak hanya ketika mendengar kabar duka, tetapi juga saat peristiwa lain mendera seorang Muslim.

Kalimat tahmid merupakan ucapan syukur kepada Allah. Seorang Muslim sepatutnya mengucapkan tahmid ketika mendapatkan rezeki dari Allah, selesai megerjakan sesuatu, setelah makan dan minum, seusai bersin, dan masih banyak lagi.

  • Merasakan keagungan Allah SWT

  • Menghadapi bahaya atau masalah

  • Malam takbiran di Hari Raya Idulfitri dan Iduladha

  • Wirid setelah selesai salat fardu.

Kalimat tahlil merupakan bagian dari kalimat syahadat yang diucapkan untuk menegaskan tauhid. Tahlil juga diucapkan sebagai zikir setelah salat, ketika berhadapan dengan kesusahan, dan saat mentalkin orang yang sedang sakaratul maut.

Kalimat ini merupakan pengakuan terhadap kebesaran Allah SWT. Haulaqah sebaiknya diucapkan ketika seseorang menghadapi kesulitan yang berat dan setelah mendengar muazin mengucapkan ‘Hayya ‘alash shalaah, hayya ‘alal falaah.

Sebagai manusia yang tidak luput dari dosa, sebaiknya kita mengucapkan istigfar dari waktu ke waktu. Ucapan ini adalah perwujudan dari keinginan untuk bertobat dari segala dosa, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

Kalimat salam diucapkan ketika bertamu dan bertemu dengan sesama muslim, memulai suatu pertemuan atau majelis, dan berpisah. Kalimat ini juga biasa diucapkan ketika mengakhiri salat.

Ucapan salam yang dianjurkan bukan hanya “Assalamualaikum”, tetapi ditambah dengan “wa rahmatullahi wabarakatuh”. Ini untuk menunjukkan bahwa bukan hanya keselamatan yang diharapkan kepada seseorang, tetapi juga curahan rahmat dan berkah dari Allah SWT.

Mengapa Kita Dianjurkan Mengucapkan Kalimat Thayyibah?

Ilustrasi membaca kalimat tayibah. Foto: Pexels.com

Setiap muslim dianjurkan mengucapkan kalimat tayibah karena memiliki berbagai keutamaan. Mengutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah oleh Kementerian Agama, berikut ini keutamaan mengucapkan kalimat tayibah bagi seorang muslim:

  1. Menjadi kalimat yang paling disukai oleh Allah SWT.

  2. Upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.

  3. Termasuk amalan-amalan yang kekal dan saleh.

  4. Salah satu harta simpanan di surga.

  5. Menjadi tanaman di surga.

  6. Termasuk salah satu pintu surga.

  7. Menjadi ucapan orang yang berserah diri kepada Allah Swt.

  8. Memiliki nilai pahala yang setara dengan sedekah.

  9. Menjauhkan seorang muslim dari bahaya dan keburukan.

  10. Mendapat curahan rahmat dan berkah dari Allah SWT.

  11. Diberikan keselamatan di dunia maupun di akhirat.