Bagaimana sebaiknya sikap kita ketika pendapat kita berbeda dengan anggota kelompok diskusi lainnya

Pada 25-27 Juli 2018 lalu, 16 grantee dan alumni berpartisipasi dalam Excellent Writing Club Workshop di Yogyakarta. Melalui lokakarya ini peserta berlatih untuk mengkomunikasikan keahlian pada bidangnya dalam tulisan feature maupun opini. Berikut adalah tulisan opini terpilih.

Menghadapi Perbedaan Pendapat
Oleh Alistya Rizky Oktaviani (Universitas Airlangga)

Direktur Riset Setara Institute menuturkan Pemilu Presiden 2019 akan menjadi puncak intoleransi  (Kompas, 26/7). Masyarakat memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda-beda terkait siapa yang berhak menduduki jabatan presiden selanjutnya. Orang-orang mengutarakan pendapatnya di berbagai tempat dan di berbagai kesempatan. Tidak sedikit orang yang merasa pendapatnya yang paling benar dan yang tidak sependapat pasti salah. Akibatnya, banyak sikap diskriminatif dan ujaran kebencian yang dilontarkan satu sama lain. Apakah sikap ini tepat untuk menghadapi perbedaan pendapat?

Menghargai

KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan tokoh yang dikenal sangat menghargai semua orang. Tidak peduli mayoritas atau minoritas, Gus Dur merangkul semua orang. Sayangnya sekarang sikap ini mulai luntur dan susah menemukan orang dengan keteladanan seperti Gus Dur.

Masyarakat seharusnya menyadari bangsa ini sudah banyak memiliki perbedaan sejak dulu. Perbedaan pendapat tidak bisa dijadikan alasan untuk membenci satu sama lain bahkan bersikap diskriminatif. Perilaku Gus Dur sangat sesuai untuk dijadikan contoh konkret supaya perilaku diskriminatif ini berkurang. Seharusnya keteladanan Gus Dur menjadi suatu sikap yang harus diterapkan semua orang ketika menemukan perbedaan pendapat.

Sikap diskriminatif menunjukkan pendidikan karakter masih belum maksimal. Implementasinya juga masih belum terlihat. Sikap menghargai harus terus ditumbuhkan. Pengamalannya pun juga wajib dilakukan. Tidak peduli kapan, di mana, dan berhadapan dengan siapa, sikap menghargai perlu dilakukan.

Tidak perlu mencari siapa yang bertanggung jawab dengan rendahnya implementasi sikap menghargai. Kesadaran untuk menghargai bisa dimulai dari sendiri. Saling mengingatkan juga perlu dilakukan agar setiap orang menyadari sikap menghargai adalah sikap yang penting. Apabila setiap orang sadar, maka perilaku diskriminatif akan berkurang.

Ajang Diskusi

Ketika menemukan orang yang berbeda pendapat, diskusi adalah pilihan tepat untuk menuangkan pikiran masing-masing. Pandangan yang berbeda dari orang lain bisa menunjukkan hal-hal yang sebelumnya tidak disadari. Diskusi akan menunjukkan kelebihan dan kekurangan setiap pendapat. Diskusi juga akan menuntun ke sebuah solusi.

Diskusi memiliki etika meskipun tidak dilakukan dalam ruang formal. Pendapat kita tidak selamanya benar. Begitu juga dengan pendapat orang lain yang tidak selamanya salah. Sebelum diskusi, tanamkan hal ini dalam diri sendiri. Apabila hal ini tertanam dengan baik, ujaran kebencian akan perlahan berkurang.

Diskusi saat ini sering diwarnai dengan pertengkaran. Orang akan menyerang lawan diskusi dengan menyebutkan sifat buruk atau mengungkit hal yang tidak berhubungan dengan konteks. Akhirnya diskusi berubah menjadi saling lempar ujaran kebencian.

Jika orang lain menguatarakan pendapatnya, simak dan catat. Mendegarkan dan memahami adalah dua langkah penting yang harus dilakukan saat berdiskusi dengan orang lain. Ada dua tanggapan yang biasanya diberikan ketika berdiskusi: menerima atau memberi argumen. Menerima bukan berarti kalah dalam diskusi atau menunjukkan pendapat yang diutarakan buruk. Bisa jadi orang lain memikirkan hal-hal penting yang dilupakan oleh lainnya. Diskusi akan membuka pandangan baru yang lebih luas. Menolak pendapat orang lain sebelum mendengarkannya menunjukkan pikiran yang tertutup dan tidak siap menerima masukan.

Memberi argumen dalam diskusi juga tidak bisa dilakukan semena-mena. Menerangkan argumen juga harus dilakukan dengan tidak merendahkan orang lain atau menggangap diri sendiri paling baik. Saat berdiskusi, argumen yang diberikan harus logis. Hal ini untuk menghindari pendapat yang keluar konteks.

First thing first, kenapa kita harus menghargai orang lain? We may come with a thousand different reasons for why we have to pay enough respect for others, Sobat – entah alasan sebagai makhluk sosial, kehidupan bermasyarakat, dan lain sebagainya. Namun satu hal yang pasti, sikap kita pada orang lain menunjukkan siapa kita sesungguhnya.

Kita dapat dengan mudah menanggapi sikap menyebalkan orang lain dengan perilaku yang sama menyebalkannya. Tapi bukankah dengan demikian berarti kita sama-sama menyebalkannya dengan orang tersebut? Tak ingin begitu bukan, Sobat? Jadi, bagaimana sebenarnya cara-cara sederhana yang dapat kita terapkan dalam menghargai orang lain?

1. Tidak Mengabaikan Sopan Santun

Selama berabad-abad budaya kita mengajarkan sopan santun. Nilai sopan santun boleh jadi berbeda antar daerah, tapi pada dasarnya sikap sopan dan santun yang diajarkan bertujuan agar kita mampu menghargai orang lain. Contoh sederhananya adalah dengan tidak melupakan kata maaf, tolong, dan terima kasih.

Mengucap maaf tak berarti kita berada pada posisi yang lebih rendah atau menunggu sampai kita benar-benar melakukan kesalahan yang fatal. Mengucap tolong juga baik diucapkan para setiap orang, siapapun dia, yang membantu kita. Dan ucapan terima kasih merupakan cara kita menghargai sekecil apapun kontribusi yang diberikan oleh orang lain.

Selain bahasa verbal, sopan santun juga tampak pada sikap badan atau bahasa tubuh kita. Again, our native culture is very subjective in such matter. Secara umum dalam budaya ketimuran, misalnya, menunjuk-nunjuk dengan jari pada orang yang berusia lebih tua dianggap tidak sopan.

Bagaimana bila kita menghadapi orang yang bersikap tidak sopan? Haruskah kita tetap bersikap sopan? Iya, Sobat. As it's mentioned earlier, the way we carry ourselves shows who we are – more than anything else. Jadi tetap saja tak ada ruginya bersikap sopan bagaimanapun reaksi orang yang tengah kita hadapi.

2. Terima Perbedaan pada Setiap Orang

Beda kepala, beda isi – pernah mendengarnya, Sobat? Adalah hal yang wajar bila masing-masing kita memiliki ide dan pendapat yang berbeda. Dalam banyak hal, yang semestinya dapat kita lakukan adalah menerima bahwa semua orang tak harus memiliki pendapat yang sama.

Perbedaan pula yang menuntun kita untuk tidak mengecilkan sesuatu. Misalnya, menganggap belajar menggambar tidak lebih penting dari belajar Matematika. Padahal, bagi orang lain mungkin memang passion-nya berada pada bidang seni dan ia dapat berbagi manfaat dengan orang lain pada bidang tersebut.

If it doesn't mean anything to you, something may mean the whole world for someone else. Therefore, it's worth every effort to always respect others' feelings and thoughts.

3. Mau Menyimak dan Menjadi Pendengar

Berapa banyak teman yang sering menceritakan masalahnya pada Sobat Pintar? Bila jumlahnya cukup banyak, besar kemungkinan Sobat adalah pendengar yang baik.

Persoalan yang lebih serius memang membutuhkan bantuan profesional, misalnya melalui Konseling. Akan tetapi, biasanya yang dibutuhkan teman kita hanya seseorang yang mau mendengar curahan perasaannya.

Bukan hanya teman yang sedang galau yang butuh disimak, Sobat. Pada dasarnya, hampir setiap orang yang mengutarakan sesuatu berharap untuk disimak, didengarkan dengan baik. Disisi lain, sikap kita yang mau diam menyimak merupakan wujud dari respek atau penghargaan kita pada orang lain.

Bukan hanya di kelas saat menyimak guru atau dosen, sikap diam dan mau mendengarkan sebenarnya lebih dibutuhkan dalam berinteraksi dengan orang lain – khususnya mereka yang berusia lebih tua dari kita. Bila belum terbiasa, memang dibutuhkan kesabaran yang luar biasa untuk tidak memotong seseorang yang sedang berbicara – tapi layak diusahakan, Sobat.

4. Menyadari Batasan

Manusia memang makhluk sosial, tapi kita juga memiliki ruang lingkup pribadi. Dalam ranah pribadi, setiap orang memiliki hak penuh atas dirinya sendiri. Batasan tersebut memberi panduan sejauh mana jangkauan ucapan, sikap, hingga tindakan kita.

Misalnya, ketika ada teman yang menceritakan masalah pribadinya, yang bisa kita lakukan hanya menyimak dan menyampaikan pendapat ketika diminta. Diterima atau tidaknya pendapat kita, apapun keputusan dan tindakan yang diambilnya, sepenuhnya berada dalam ranah pribadi teman tersebut.

Dengan kita menahan diri dari berkomentar tanpa diminta, memaksakan pendapat, hingga membuat seseorang melakukan sesuatu yang tak diinginkannya berarti kita mampu menghargai orang lain. Respek pada orang lain inilah yang turut memandu dan mengarahkan tindak tanduk dan tingkah laku kita.

Telah disebutkan diawal bahwa penghargaan, respek pada orang lain sebenarnya lebih menunjukkan siapa kita. Jadi, ketika tingkah laku kita baik pada orang lain, itu karena kita yang selalu berusaha untuk menjadi sosok yang lebih baik lagi. Siap melakukannya, Sobat?

Pengambilan keputusan adalah suatu proses untuk memilih berbagai alternatif yang ada. Alternatif – alternatif itu adalah pendapat – pendapat dari berbagai pihak. Setiap orang pasti pernah mengalami beda pendapat dengan orang lain. Mungkin dengan pasangannya, teman, rekan kerja atau pimpinannya sekalipun.

Hal itu adalah wajar karena manusia diciptakan memiliki perbedaan satu sama lain. Lantas bagaimana menyikapinya? Terutama ketika kamu harus mengambil keputusan yang amat krusial. Tidak jarang pertengkaran terjadi lantaran pengambilan keputusan sepihak yang bisa merugikan banyak orang.

Yup, sikap kamu dalam mengambil keputusan sangat berperan. Agar kamu dapat mengatasinya diperlukan sikap yang arif dan bijaksana. Beberapa hal yang wajib kamu lakukan ketika menghadapi beda pendapat seperti ini.

1. Berkata-kata yang sopan dan lembut

Bagaimana sebaiknya sikap kita ketika pendapat kita berbeda dengan anggota kelompok diskusi lainnya
unsplash.com/César Abner Martínez Aguilar

Sebenarnya sih tidak hanya saat berbeda pendapat, namun setiap saat kamu sebaiknya bertutur kata yang span dan lembut. Hal ini menunjukkan bahwa kamu adalah pribadi yang rendah hati dan menghargai orang lain.

Dengan berkata-kata yang sopan dan lembut pastinya orang lain juga akan menaruh rasa hormat dan menghargai kamu. Tutur kata yang lembut setidaknya membuat momen-momen diskusi terasa lebih nyaman, sekalipun kamu sedang berbeda pendapat dengan lawan bicaramu.

2. Hargai pendapat orang lain 

Bagaimana sebaiknya sikap kita ketika pendapat kita berbeda dengan anggota kelompok diskusi lainnya
unsplash.com/Christin Hume

Terkadang kamu mungkin merasa pendapat kamulah yang paling benar. Sikap seperti ini akan menyebabkan kamu merasa sombong, angkuh dengan tidak menghargai pendapat orang lain. Apalagi ketika orang itu adalah bawahanmu, atau orang yang status sosialnya lebih rendah darimu. Hal ini akan membuat orang lain sakit hati karena merasa diremehkan.

Padahal, belum tentu pendapat kamu benar dan pendapat mereka salah. Untuk itu kamu harus menghargai apa pun pendapat dari orang lain meskipun berbeda denganmu. Jika pendapat orang lain lebih baik atau lebih tepat, harus berani berbesar hati untuk menerimanya. Dengan begitu orang lain akan terasa dihormati dan kamu akan mendapatkan kepercayaan untuk mengambil keputusan. 

3. Hilangkan sifat egois 

Bagaimana sebaiknya sikap kita ketika pendapat kita berbeda dengan anggota kelompok diskusi lainnya
unsplash.com/Vinicius "amnx" Amano

Sifat egois seringkali menjadi bumerang bagi diri sendiri. Orang yang egois pasti inginnya menang sendiri, hanya memikirkan kepentingan sendiri tanpa memperdulikan orang lain. Apalagi ketika beda pendapat dengan orang lain, orang yang egois cenderung mengambil keputusan dengan sewenang-wenang.

Hal ini tentunya sangat merugikan orang lain. Sifat ini harus dihilangkan karena akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Orang yang egois akan cenderung dijauhi oleh orang lain sehingga tidak memiliki teman. Pasti akan sangat merugikan diri sendiri jika kamu tidak punya teman dalam kehidupan sosial. Maka dari itu hilangkan sifat egois sesegera mungkin, kamu harus mulai berprasangka baik pada setiap pendapat yang ada meskipun berbeda dengan pendapatmu - karena bisa jadi pendapat orang lain jauh lebih baik dari pendapatmu.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dipahami Ketika Berbeda Pendapat dengan Orang Lain

Bagaimana sebaiknya sikap kita ketika pendapat kita berbeda dengan anggota kelompok diskusi lainnya
unsplash.com/

Bermusyawarah sangat penting sebelum seseorang mengambil keputusan. Terutama keputusan yang tidak hanya menyangkut dirinya sendiri akan tetapi untuk kepentingan orang banyak. Pasti akan ada beda pendapat dan akan muncul sifat egois dari diri kita. Hargai setiap pendapat yang ada dan berilah toleransi kepada setiap pihak untuk mengungkapkan pendapatnya.

Dengan bermusyawarah, kamu bisa menimbang dan memikirkan matang-matang pendapat yang ada. Pastinya, musyawarah juga akan menghasilkan keputusan yang matang dan dapat diterima oleh semua pihak.

5. Selipkan humor

Bagaimana sebaiknya sikap kita ketika pendapat kita berbeda dengan anggota kelompok diskusi lainnya
unsplash.com/Giorgio Trovato

Salah satu cara yang harus kamu lakukan ketika sedang terjebak beda pendapat dengan lawan bicaramu adalah menyelipkan humor. Sekadar bercanda demi mencairkan suasana setidaknya bisa mengurangi ketegangan di antara kalian. Ketika ketegangan berkurang, kamu dan lawan bicaramu pun bisa lebih rileks dan tenang dalam menyikapi perbedaan di antara kalian. Bukan tidak mungkin, lawan bicaramu pun akhirnya akan sepakat dengan pendapatmu ketika dia sudah merasa nyaman mengobrol denganmu.

Nah gimana? Kamu pasti pernah mengalami beda pendapat dengan lawan bicaramu 'kan? Apakah kamu sudah menerapkan hal-hal di atas? Jika belum, yuk coba mulai sekarang!

Baca Juga: 5 Manfaat Berargumen Saat Beda Pendapat yang Bisa Tingkatkan Analisa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.