Bagaimana pondasi teknik lobby yang efektif

 Sesi ini akan membahas ketrampilan manajerial untuk melakukan lobbying atau melobi dalam organisasi. Bagaimana  menerapkan strategi lobby yang efektif. Serta mengenali tehnik dan karakteristik lobbying.

Selain itu pembahas kali ini juga ada kaitannya dengan penyampaian komunikasi, suatu lobby yang tidak dibarengi dengan komunikasi yang baik akan berakhir dengan kegagalan oleh sebab itu betapa krusialnya nilai dari sebuah komunikasi yang baik dan benar dalam sistem melobby.

 Akan lebih jelas lagi  kita semua pasti pernah mengalami keadaan yang disebut lobbying tersebut  tetapi mungkin sebagian dari kita belum menyadari hal tersebut.

Dalam penjelasan lebih lajut lagi di artikel ini akan dibahas dasaran dan pandangan dari :

Bagaimana pondasi teknik lobby yang efektif
Teknik Lobbying Dengan  Komunikasi Efektif

1. Pengertian Lobby

 pengertian sendiri dari lobbying yang dapat mudah dimengerti adalah bagaimana cara menyampaikan dan mendapatkan tujuan kita  kepada komunikan (lawan bicara). Dalam sesi berdiskusi adakalanya seseorang  mempunyai maksud dan tujuan tertentu lalu apa yang membedakan antara lobbying dan negosiasi, pasti bebrapa orang mengatakan keduanya sama saja.

Antara keduanya tidak bisa dikatakan sama mulai dari lobbying dimana yang ditekankan dalam penyampaiaannya adalah bagaimana lawan bicara yang sedang berada di hadapan kita mau memenuhi iktikad kemauan yang sesuai dengan keinginan kita sedangkan negosiasi adalah adanya penawaran sama rata dari kedua belah pihak yang akhirnya  sampai kepada keputusan  bersama.

Dalam dunia politik istilah “pelobian” adalah merupakan usaha individu atau kelompok dalam kerangka berpartisipasi politik, untuk menghubungi para pemimpin politik atau pejabat pemerintah dengan tujuan mempengaruhi keputusan pada suatu masalah yang dapat menguntungkan sekelompok orang.

Baca juga: Aswaja landasan Berpikir dan bertindak

 2. Sifat Sifat Lobbying

1.Tidak resmi atau informal dapat dilakukan diluar forum atau tempat yang telah disepakati.

2. Bentuknya beragam mulai dari tegur sapa atau penyampaian melalui surat

3. Dalam suasana dan waktu yang dapat dilakukan kapan saja sesuai dari keinginan dan batas wajar yang memungkinkan untuk menjadikan situasi yang kondusif dan nyaman berdiskusi sehingga orang dapat rileks.

4.  Pelaku /aktor atau pihak yang melakukan lobbying dapat beragam dan siapa saja yakni pihak yang berkepentingan dapat pihak eksekutif atau pemerintahan, pihak legislatif, kalangan bisnis, aktifis LSM, tokoh masyarakat atau ormas, atau pihak lain yang terkait pada obyek lobby.

5. Pengarahan keadaan lobbying bersifat satu pihak dimana si pelobi harus aktif dalam pendekatan dengan yang dilobi dengan harapan untuk terwujudnya keingian yang telah direncakan sebelumnya oleh si pelobi.

3. Apa Saja Target Dalam Lobby

   Tentunya dalam melobby ada  target yang ingin kita capai untuk kebutuhan yang telah  disusun sebelumnya, tidak mungkin bagi orang yang melakukan lobby jika tidak mempunyai suatu tujuan pencapaian maka berikut ini beberapa kriteria tujuan dari pelobian yang sudah direncanakan : 

1. Dalam lobby yang pertama dicapai ialah untuk mempengaruhi  kebijakan.  Maka dari itu sangat penting bagi seseorang yang meloby untuk mengatahui seluk beluk kekurangan dan kelemahan lawan bicara yang sedang dilobby.

2.hal selanjutnya untuk pencapaian lobby adalah untuk mendapat dukungan atau suara contoh nyatanya adalah  politik yang sering kali kita temui .

3.Untuk kebutuhan ketiga dalam lobbying yaitu memenuhi prasyarat kontrak dari suatu kegiatan organisasi, bisnis dan hal lain yang sesuai.

4.  Pencapaian keempat yaitu untuk memudahkan urusan 

5.  awal suatu kegiatan pastinya memerlukan perijinan pihak yang berkaitan dalam roundown acara maka dengan meloby proses akses untuk pengadaan kegiatan tersebut akan lebih lancar

6. penyampaian informasi  tentunya merupakan tujuan yang akan terpenuhi dalam melobby dan merupakan nilai yang mendasar dari suatu lobbying.

Komunikasi lobbying

Salah satu kriteria berhasilnya suatu lobbying yaitu komunikasi yang efektif dalam penyampaian tujuan atau sasaran yang ingin kita capai dari suatu sistem lobby. maka dari itu perlunya tata cara etika proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan  yang tepat sebelum kita memulai sebuah lobbying. berikut ini pembahasan lebih jelasnya:

 Baca juga: Pentingnya penerapan pendidikan karakter bagi generasi bangsa 

1. Hal Hal yang Diperlukan dalam Komunikasi lobbying

a. kosa kata yang sesuai dengan lawan bicara yang sedang dilobby.

dari sini harus  dapat membedakan siapa siapa komunikan yang sedang kita hadapi tidak serta merta langsung penyampaian yang frontal tanpa pikir panjang. Andai kata seorang petani yang di lobby maka kata yang sesuai adalah sederhana dan mudah dimengerti lain halnya jika seorang terpelajar maka penyampaiannya lebih berbobot keilmuan sesuai bidang komunikan.

b. Sosial Psikologi

 pembacaan selanjutnya yaitu bagaimana  peran peran yang dijalankan oleh komunikan meliputi budaya dan sosial lingkungan. Dalam artian pengenalan individual yang sudah disurvey sebelumnya untuk komunikasi lebih lancar.

c.waktu dan Suasana

Hal pentng lainnya dalah penempatan situasi kondisi  tak luput dari capaian besar untuk menentukan akan berhasil tidaknya suatu lobby yang sedang dilakukan.

2. komunikasi Efektif Tercapai Dengan

a. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya atau yang melobby.

b. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pelobby. 

c. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

Baca jugaDinamika Mahasiswa Dalam Manajemen Organisasi

Sekian untuk artikel kali ini tentang Teknik Lobbying dan Komunikasi dari Nuansa kata semoga hal hal yang telah dijelaskan diatas dapat bermanfaat untuk pelaksanaan lobby yang ingin kita lakukan.

Bagaimana pondasi teknik lobby yang efektif

Ilustrasi | Joko/Annualreport.id

Peran Public Relations (PR) dalam suatu perusahaan tidak hanya sebagai penghubung atau jembatan antara stakeholder dan publik atau antara stakeholder dan media.

Seorang personel PR juga harus memiliki ketrampilan melakukan lobi sebagai bagian dari kegiatan komunikasi yang sifatnya informal atau tidak resmi. Kemampuan seorang PR dalam melobi bisa menghasilkan keputusan penting yang mempengaruhi nama baik atau reputasi perusahaan.

Sayangnya, tidak semua figur PR terampil dalam melobi. Padahal, melobi adalah kegiatan-kegiatan yang saling menyatu satu sama lainnya, terutama ketika melakukan komunikasi dalam sektor apa pun, seperti komunikasi bisnis, komunikasi politik, komunikasi antarbudaya, komunikasi manajemen, dan bentuk interaksi dan komunikasi lainnya (Elvinaro Ardianto, 2009).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebut bahwa “lobi” punya dua arti. Pertama sebagai kata benda yang berarti beranda hotel, gedung atau bioskop. Sedangkan kedua merupakan kata kerja yang berarti kegiatan untuk mempengaruhi orang lain baik itu dalam kegiatan organisasi atau partai politik.

Sementara “melobi” berarti melakukan pendekatan tidak resmi, dan “pelobian” berarti proses, cara, perbuatan menghubungi atau melakukan pendekatan (terhadap pejabat pemerintah atau pemimpin politik) untuk mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang.

“Pelobian” juga berarti, ‘usaha untuk mempengaruhi pihak lain dalam memutuskan suatu perkara atau soal, biasanya dengan berunding secara tidak resmi atau secara pribadi’.

Aktivitas lobbying memang tidak dapat dilihat secara kasat mata karena dilakukan secara tertutup. Namun, keberhasilan suatu aktivitas lobbying dapat berdampak besar bagi salah satu pihak, yaitu pihak yang melakukan aktivitas tersebut. Menurut Henry Ford dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1977 dengan judul The International Jew (Ford 2006) dikisahkan bagaimana keberhasilan suatu lobbying memiliki dampak yang besar dan penting.

Lobi akan sangat dibutuhkan ketika seorang personel PR melakukan hubungan dengan pemerintah, asosiasi, kamar dagang, duta besar, ataupun atase perdagangan. Selanjutnya, hubungan dilanjutkan lobi terhadap mitra bisnis, asosiasi, kamar dagang, LSM, dan sebagainya.

Banyak pakar PR mengatakan bahwa lobi adalah Government Relations dan Government Relations itu adalah lobi juga. Selain itu lobi sangat penting dilakukan oleh PR manakala Perusahaan sedang mengalami krisis yang bisa berdampak bagi reputasi dan kredibilitas Perusahaan itu sendiri.

Dan jalan untuk menyelesaikan krisis itu adalah dengan melobi seluruh stakeholder baik itu internal maupun eksternal termasuk didalamnya insan pers. Lewat cara persuasif seperti komunikasi informal, organisasi atau Perusahaan bisa mendapatkan pengertian dan dukungan dengan data dan informasi yang komprehensif dalam waktu yang relatif singkat.

Saat hendak melobi, seorang personel PR harus mempersiapkan diri dengan baik. Beberapa langkah persiapan saat melobi di antaranya adalah memahami prinsip-prinsip kegiatan lobi, mengenali sasaran lobi, memahami prinsip-prinsip membangun kepercayaan sasaran lobi terhadap diri kita, memberikan gambaran manfaat yang didapat bila mendukung atau mengabulkan permintaan kita dan persiapkan berbagai fasilitas pendukung (waktu, tempat, dan acara).

Biasanya sasaran PR dalam lobi adalah pemerintah. Merekalah yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara untuk mengeluarkan peraturan atau undang-undang. Kemudian lobi terhadap organisasi atau perusahaan lain, seperti perbankan, kompetitor, media, lobi, dengan perusahaan mitra strategis, asosiasi, supplier, LSM, perusahaan farmasi, perusahaan ekspor-impor, perusahaan jasa konsultan dan yang lainnya.

Saat melobi, PR juga harus memahami rambu-rambu dan permasalahan dalam lobi. Rambu dan permasalahan di sini menyangkut komitmen terhadap etika dan beberapa peraturan tidak tertulis namun menyoroti kinerja lobi kita. Pelobi dapat menggunakan teknik-teknik komunikasi dan psikologi, misalnya menggunakan pendekatan religi dan budaya, sambil melengkapinya dengan data dan informasi yang benar untuk menggolkan lobinya.

Networking tentunya sangat diperlukan, karena selain memberikan keunggulan bersaing, juga kadang dibutuhkan orang yang akan kita lobi. Sebaiknya dibuat dengan perencanaan yang matang dan hindari kegiatan yang dapat melukai hati masyarakat. Masyarakat yang terluka sama artinya dengan menciptakan musuh baru bagi kita maupun bagi organisasi dan perusahaan.

Setelah memahami rambu-rambu dalam melobi, berikutnya melakukan perencanaan kegiatan lobi seperti:

1 Menetapkan Bentuk Kegiatan

Kunjungan ke pabrik di perusahaan induk, makan siang atau makan malam bersama yang diisi hiburan ringan di restoran, kafe, dan sebagainya, seminar, workshop, dialog bersama yang diselingi diskusi informal di hotel berbintang, olah raga atau kegiatan lain yang juga bisa dimanfaatkan untuk sarana melakukan lobi.

2 Menetapkan Tempat

Suasana tempat harus tenang, mampu menciptakan atmosfer yang positif, privasi tempat harus mampu menciptakan suasana kebersamaan, suasana persahabatan, dan tidak membatasi sehingga suasana informal yang akan kita bangun juga tetap terjaga.

3 Kondisi/keinginan sasaran

Lihat bagaimana kondisi fisik maupun psikis sasaran kita, pertimbangkan faktor lokasi tempat lobi berlangsung dan pertimbangkan soal selera yang berhubungan dengan menu, suasana dan atmosfer, privasi, dan yang berhubungan dengan privasi.

4 Menetapkan Waktu

Kapan dilaksanakannya lobi? Kapan waktu yang tersedia bagi orang yang akan dilobi? Hari, tanggal, dan jam berapa? Makan siang atau malam? Ini semua akan menentukan waktu pelaksanaan lobi. Saat lain yang tepat untuk melobi adalah saat mengikuti seminar, lokakarya, workshop, dan sebagainya, termasuk di dalamnya acara pertunjukkan seni.

5 Menetapkan Tim Lobi

Tim lobi jumlahnya berapa orang, yang terlibat di dalam tim kita siapa saja dan berapa orang? Hal yang sama juga juga perlu ditanyakan dari tim sasaran lobi, jumlahnya berapa orang dan siapa saja yang hadir? Ada tidak pihak lain yang perlu diundang? Siapa saja yang diundang? Ini menjadi pertanyaan yang tidak mudah untuk segera kita jawab. Banyak pertimbangan yang juga perlu diperhatikan.

6 Menetapkan Tujuan Lobi

Mengajak sasaran lobi untuk terjun langsung dan mengamati kegiatan industri Perusahaan Anda, memberikan gambaran yang jelas kepada jurnalis mengenai dunia industri (bila sasarannya media), menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan mereka, merangsang jurnalis agar dapat menulis tentang sisi lain industri Anda dan saling mengenal satu sama lain dan memahami secara personal.

7 Menetapkan Anggaran

Tujuan dan sasaran akhir lobi, siapa yang diundang, lokasi atau tempat lobi, jumlah yang diundang, pilihan menu, tahapan lobi, publikasi dan souvenir.

Agar strategi lobi bisa berjalan efektif maka PR harus membuat urutan prioritas seperti posisi jabatan, kewenangannya dalam memutuskan. Dia memiliki kewenangan memutuskan atau hanya sekedar memberi saran. Kalau hanya memiliki kewenangan memberi saran, sejauh mana pressure yang bisa dihasilkannya. Bagaimana pula hubungan psikologis dan hubungan politis dengan si pengambil keputusan.

Juga terkait situasi psikologis dan sosiografis yang akan dibangun maupun yang harus kita siapkan dan kedalaman pesan, fakta dan data yang harus dan memungkinkan diberikan saat itu (tidak semua fakta dan data dapat diberikan di sembarang tempat), dan sebagainya.

Jangan lupa siapkan pula argumen yang tepat tidak hanya mengandalkan pada pendekatan semata. Lobi yang mampu membantu upaya pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan tidaklah sesederhana itu. Kita harus melengkapi kegiatan lobi kita dengan berbagai informasi dan data statistik yang dibutuhkan untuk meyakinkan sasaran lobi.

Untuk lebih mudahnya sebaiknya mulai membuat rumusannya dengan memperhatikan hal-hal seperti bagaimana agar menjadikan ide seolah- olah dari mereka, ide Anda mendukung ide-ide sasaran lobi, ide-ide Anda seolah meringankan tugas mereka dan ide Anda tersebut memberikan manfaat yang besar buat masyarakat.

Jangan lupa pula sebelum melakukan lobi Anda harus banyak membaca dan banyak berdiskusi agar menguasai banyak isu tentang hal-hal populer yang baru, misalnya dari surat kabar dan majalah, serta siaran televisi.

Persiapan kegiatan lobi harus dilakukan dengan matang agar bisa lancar dan berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu tentunya dapat mengurangi tingkat risiko dan kegagalan serta memperoleh dukungan dan kepercayaan yang cepat.

Sebaliknya, bila tidak dilakukan maka persiapan akan menghasilkan suasana informal dan santai yang bersifat kekeluargaan (tali silaturahmi) akhirnya gagal dibangun, pembicaraan tertunda/terganggu, kepercayaan berkurang, lobi terhambat/tidak tuntas dan lobi menjadi gagal total.(AHM)