Bagaimana perkembangan Gerakan Non Blok saat ini

Berita BPK PENABUR Jakarta - 19 May 2020

PELEPASAN SISWA ANGKATAN X

Berita BPK PENABUR Jakarta - 19 August 2021

Countdown AMAZING BENEFIT- 2 Days to go

Countdown AMAZING BENEFIT- 2 Days to go

Berita BPK PENABUR Jakarta - 20 August 2021

Countdown AMAZING BENEFIT- 1 Days to go

Countdown AMAZING BENEFIT- 1 Days to go

Berita BPK PENABUR Jakarta - 21 May 2020

LIBUR Kenaikan Isa Almasih

Berita BPK PENABUR Jakarta - 30 May 2020

Juara I Jurusan MIPA - Tahun 2020 - Kezia Alverta...

BERITA LAINNYA - 08 September 2021

Perlu Introspeksi Diri Netizen Indonesia dalam Be...

BERITA LAINNYA - 20 September 2021

BERMUSIK, TALENTA DAN PANGGILAN JIWA

BERMUSIK, TALENTA DAN PANGGILAN JIWA

BERITA LAINNYA - 22 September 2021

Ibu itu Bukan Cuma Guru….

Ibu itu Bukan Cuma Guru….

BERITA LAINNYA - 27 September 2021

Olimpiade dan Paralimpiade, Bedanya Apa?

Olimpiade dan Paralimpiade, Bedanya Apa?

BERITA LAINNYA - 28 September 2021

Character Corner: DOA

Character Corner: DOA

BERITA LAINNYA - 30 November 2020

DARE TO CHANGE

BERITA LAINNYA - 30 November 2020

ANAK YANG HILANG

BERITA LAINNYA - 30 November 2020

PAS dan ADVENT

BERITA LAINNYA - 01 December 2020

HARI AIDS SEDUNIA

BERITA LAINNYA - 02 December 2020

Sebuah Renungan.

BERITA LAINNYA - 02 March 2021

Daffa Jatmiko_Asistan Laboratorium_Universitas In...

BERITA LAINNYA - 06 February 2021

“When wealth is lost, nothing is lost; when healt...

BERITA LAINNYA - 12 April 2021

Dunia yang Lebih Adil dan Lebih Sehat

Hari Kesehatan Dunia, 12 April 2021

BERITA LAINNYA - 29 April 2021

ERGO SUM

ERGO SUM

BERITA LAINNYA - 29 April 2021

Keluargaku Tempat Belajarku

Keluargaku Tempat Belajarku

BERITA LAINNYA - 21 February 2022

Odong-Odong oleh Seno Gumira Ajidarma

BERITA LAINNYA - 24 February 2022

Masa Mau Ribut Terus?

Masa Mau Ribut Terus?

BERITA LAINNYA - 25 February 2022

GAGARIN dan SOEKARNO

GAGARIN dan SOEKARNO

BERITA LAINNYA - 26 February 2022

BELAJAR KEJUJURAN & KESEDERHANAAN DARI BUNG HATTA

BELAJAR KEJUJURAN & KESEDERHANAAN DARI BUNG HATTA

BERITA LAINNYA - 28 February 2022

Agenda Mingguan, Senin - Jumat 1-4 Maret 2022

Agenda Mingguan, Senin - Jumat 1-4 Maret 2022

Gerakan Non Blok adalah perkumpulan dunia yang di dalamnya berisikan negara-negara yang tidak beraliansi atau berpihak kepada kekuatan besar apapun. Dengan kata lain, Gerakan Non Blok (GNB) merupakan perkumpulan negara yang bersikap netral.

Indonesia menjadi salah satu pelopor gerakan ini. Bagaimana sejarahnya dan apa saja peran Indonesia dalam GNB? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Menurut penjelasan dalam situs kemlu.go.id, latar belakang Gerakan Non Blok yaitu terselenggarakannya Konferensi Asia – Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955. KAA berlangsung pada 18 – 24 April 1955 dan dihadiri 29 kelapa negara dan pemerintahaan di Benua Asia dan Afrika yang baru merdeka.

KAA ditujukan untuk mengindentifikasi dan mendalami masalah dunia pada saat itu, serta menformulasikan kebijakan bersama negara baru tersebut dalam dunia internasional. KAA kemudian menyepakati “Dasasila Bandung” yang dirumuskan sebagai prinsip dasar penyelengaraan hubungan dan kerja sama antar bangsa.

Sejak saat itu, proses pendirian GNB semakin nyata dan dalam proses ini terdapat tokoh-tokoh yang berperan penting dalam pendirian gerakan ini. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Brox Tito. Lima tokoh tersebut kini dikenal sebagai pendiri Gerakan Non Blok.

Baca Juga

GNB berdiri saat diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I GNB di Beograd, Yugoslavia pada 1 – 6 September 1961. KTT pertama ini dihadiri oleh 25 negara antara lain:

Advertising

Advertising

  1. Afghanistan
  2. Algeria
  3. Arab saudi
  4. Cyprus
  5. Ethiopia
  6. Ghana
  7. Guinea
  8. India
  9. Indonesia
  10. Irak
  11. Kamboja
  12. Kongo
  13. Kubu
  14. Lebanon
  15. Mali
  16. Maroko
  17. Mesir
  18. Myanmar
  19. Nepal
  20. Somalia
  21. Sri Lanka
  22. Sudan
  23. Suriah
  24. Tunisia
  25. Yaman
  26. Yugoslavia

Dalam KTT I tersebut, negara pendiri GNB ini bersepakat untuk mendirikan gerakan, bukan sebauh organisasi untuk menghindarkan diri dari implikasi birokratis dalam membangun upaya kerja sama di antara mereka. KTT I juga menegaskan bahwa GNB tidak diarahkan pada peran pasif dalam politik internasional. Namun, menformulasikan posisi sendiri secara independen yang merefleksikan kepentingan negara anggota.

Gerakan Non Blok ini menempati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia. Hal ini dikarenakan sejak awal terbentuknya GNB, Indonesia memiliki peran sentral. KAA menjadi bukti peran dan kontribusi Indonesia dalam mempelopori berdirinya GNB.

Secara khusus, Presiden Soekarno juga diakui sebagai tokoh penggagas dan pendiri GNB. Indonesia menilai GNB penting karena prinsip dan tujuan GNB merupakan refleksi dari perjuangan dan tujuan bangsa Indonesia, seperti yang tertulis dalam UUD 1945.

Baca Juga

Tujuan utama dari GNB yaitu mendukung hak untuk menetukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas nasional negara anggota. Selain itu, ada juga beberapa tujuan Gerakan Non Blok lainnya, seperti:

  1. Penentangan terhadap apartheid.
  2. Tidak memihak pada paka militer multilateral.
  3. Berjuang untuk menetang segala bentuk dan manifestasi imperialisme.
  4. Perjuangan menentang kolonialisme, neo kolonialisme, rasisme, pendudukan, dan dominasi asing.
  5. Pelucutan senjata.
  6. Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan dengan damai.
  7. Menolak penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasional.
  8. Pembangunan ekonomi – sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional.
  9. Kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak.

Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok

Indonesia memiliki peran strategis dalam lahirnya Gerakan Non Blok. Apa saja peran Indonesia dalam GNB? Berikut penjelasannya:

1. Sebagai Pelopor Gerakan Non Blok

Sudah disebutkan sebelumnya bahwa Indonesia turut Anda dalam berdirinya gerakan ini. Bahkan Presiden Soekarno menjadi tokoh pendiri GNB bersama tokoh dunia lainnya.

2. Menjadi Tuan Rumah KAA dan KTT

Konferensi Asia – Afrika (KAA) merupakan cikal bakal lahirnya GNB. Pada saat itu, KAA dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat. Di waktu itu, ada beberapa negara yang memilih untuk memihak dua blok dan menyatakan keinginannya untuk bersikap netral. Selain KAA, Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah KTT GNB ke-X yang diadakan di Jakarta, 1 – 6 September 1992.

Baca Juga

Tak hanya menjadi tuan rumah, Indonesia juga pernah menjadi pemimpin GNB. Pada saat KTT GNB ke-10, Presiden Soeharto ditunjuk sebagai Ketua Gerakan Non Blok.

4. Berprinsip Sama Seperti GNB

Semenjak merdeka, Indonesia menentang beragam kerjahatan internasional, terutama penjajahan. Perdamaian ini dijunjung dan diaplikasikan dalam politik luar negeri bebas aktif. Politik tersebut ternyata sejalan dengan prinsip Gerakan Non Blok.