Bagaimana Isi kesepakatan perjanjian Saragosa antara bangsa Spanyol dan bangsa Portugis Portugis

Ilustrasi kapal spanyol. Foto: DEA/G. Dagli Orti/Getty Images

Perjanjian Saragosa (juga biasa disebut Perjanjian Zaragoza) adalah sebuah kesepakatan antara Spanyol dan Portugis untuk menentukan hak tanah kolonial. Di abad 15-16, memang perdagangan dunia dikuasai oleh dua bangsa terebut. Tak jarang, keduanya saling berkompetisi agar memperoleh lebih banyak keuntungan.

Persaingan ini semakin meruncing ketika Portugis berhasil menjadi bangsa Eropa pertama yang menginjakkan kaki di Maluku untuk menguasai rempah-rempah. Sebagai informasi, rempah-rempah merupakan sumber daya yang diburu pada saat itu.

Sebab, rempah-rempah memiliki nilai tinggi di kalangan orang Eropa. Tidak hanya sebagai penyedap makanan, tetapi juga untuk pengawet makanan, obat, pewangi ruangan, dan lain-lain.

Perjanjian Saragosa inilah yang nantinya akan meredakan konflik dua negara tersebut. Agar lebih paham, simak pembahasan mengenai sejarah Perjanjian Saragosa berikut ini:

Latar Belakang Diadakannya Perjanjian Saragosa

Ilustrasi Pala Foto: Shutterstock/Sea Wave

Perjanjian Saragosa merupakan kelanjutan dari Perjanjian Tordesillas yang telah diteken oleh Portugis dan Spanyol pada 1494. Dalam perjanjian tersebut, garis lurus ditarik dari Kutub Utara ke Kutub Selatan di Kepulauan Tanjung Harapan, Afrika.

Berdasarkan hasil perjanjian ini, pelaut Portugis berlayar ke timur, mengitari pantai barat Afrika. Sedangkan Spanyol berkuasa di sisi barat. Pelayaran Portugis mengantarkan mereka ke India. Pendaratan di India akhirnya membawa Portugis ke Nusantara.

Pada 1512, para pelaut Portugis menurunkan jangkarnya di Maluku. Menurut Tome Pires dalam Suma Oriental, penduduk Ternate menjadi sekutu terdekat Portugis. Hambatan besar mulai dirasakan saat mereka mencoba menguasai Tidore. Tidore yang telah lama berselisih dengan Ternate tidak menyambut baik kedatangan Bangsa Portugis.

Portugis pun menggempur Tidore. Ini memaksa Tidore untuk meminta bantuan. Pada 1521, pelaut Spanyol tiba di Tidore. Dengan bekerja sama dengan penduduk Tidore, Spanyol memiliki kesempatan untuk merebut kekuasaan atas rempah-rempah dari tangan Portugis.

Spanyol dan Portugis pun saling menuduh bahwa lawannya melangar isi perjanjian Tordessilas. Selama hampir satu dekade, keduanya berperang.

Kemudian pada 22 April 1529 di Saragosa, Spanyol, ditandatangai Perjanjian Saragosa yang berisi pernyataan damai Spanyol dan Portugis. Perjanjian ini sekaligus menyelesaikan sengketa Kepulauan Maluku di antara kedua bangsa ini.

Isi Perjanjian Saragosa Antara Spanyol dan Portugis

Secara garis besar, Perjanjian Saragosa menentukan pembagian bumi timur dan barat untuk Spanyol dan Portugis. Tujuannya adalah untuk menetapkan garis batas paling ujung dari wilayah Spanyol dan wilayah Portugal di Benua Asia.

Pembagian ini meliputi batas garis 952 mil sebelah timur Kepulauan Maluku. Akibatnya, lewat perjanjian ini Portugis berkuasa atas semua benua dan laut di barat garis tersebut, yakni dari wilayah Brasil ke timur sampai Kepulauan Maluku.

Sementara itu Spanyol memperoleh wilayah timur dari garis batas, yang meliputi keseluruhan Samudera Pasifik dan pesisir barat Benua Amerika.

Portugis sendiri tidak mempermasalahkan Spanyol menguasai Filipina. Melansir Americas Best History, berdasarkan Perjanjian Saragosa, wilayah-wilayah Maluku yang dimiliki Spanyol kemudian diserahkan kepada Portugis dengan kompensasi 350.000 dukat emas atau sekitar 100 kg emas. Perjanjian Saragosa juga melarang Portugis memperluas benteng di Ternate, mereka hanya bisa memperbaikinya.

Dampak dari Perjanjian Saragosa ini adalah:

  • Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan kegiatannya di Filipina

  • Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.

Perjanjian Saragosa, ditandatangani pada tanggal 22 April 1529. Secara garis besar, isi Perjanjian Saragosa tetap membagi wilayah dunia di luar Eropa untuk Spanyol dan Portugis. Dari Meksiko ke arah barat hingga Kepulauan Filipina menjadi milik Spanyol. Sementara Portugis mendapatkan wilayah dari Brasil ke timur sampai Kepulauan Maluku. Sebagai konsekuensi dari Perjanjian Saragosa, maka Spanyol harus segera meninggalkan Kepulauan Maluku dan kembali fokus di Filipina. Sedangkan Portugis diperkenankan tetap melakukan aktivitasnya di Kepulauan Maluku, termasuk memonopoli perdagangan rempah-rempah.

Tampilkan lebih sedikitBaca lebih banyak

Wikipedia