Bagaimana cara mengumpulkan data dan jumlah data dalam penelitian?

Ilustrasi proses wawancara untuk mengumpulkan data. Foto: Pexels.com

Cara mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif merupakan instrumen yang penting untuk dilakukan. Hal tersebut karena data-data temuan hasil penelitian akan bergantung dari cara pengumpulan data yang dilakukan oleh setiap peneliti.

Secara umum, teknik pengumpulan data penelitian kualitatif ialah melalui proses wawancara. Lalu, apa saja teknik pengumpulan data lain yang dilakukan dalam penelitian kualitatif? Berikut penjelasan selengkapnya.

Mengenal Pengumpulan Data

Berdasarkan buku Audit Kinerja Sektor Publik oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, pengumpulan data merupakan kegiatan yang banyak dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya untuk memperoleh bukti data dalam mendukung temuan data yang dihasilkan.

Sebagai contoh, seseorang akan membeli sebuah televisi baru di sebuah toko. Ada dua jenis data yang dibutuhkan, yaitu harga televisi dan jumlah uang yang tersedia. Jika orang tersebut berhati-hati, ia akan mencari data harga televisi di toko lainnya.

Seorang peneliti juga perlu membuat perencanaan mengenai cara mengumpulkan data secara spesifik. Hal tersebut berguna untuk membuat alur penelitian menjadi lebih terstruktur, sehingga lebih mudah untuk memetakan data-data hasil temuan yang didapatkan. Terdapat dua jenis sumber data yang wajib diketahui oleh peneliti, yakni:

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya. Data ini dapat berupa opini atau perspektif setiap individu dan kelompok yang menjadi informan, serta hasil observasi peneliti terhadap suatu benda atau kegiatan.

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Umumnya, data sekunder dapat berupa bukti catatan yang disimpan dan dipublikasikan atau tidak dipublikasikan.

Ilustrasi proses wawancara untuk mengumpulkan data. Foto: Pexels.com

Berikut ini cara mengumpulkan data yang dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif, menurut buku Metode Penelitian Kualitatif oleh Farida Nugrahani

1. Pendekatan pada subjek penelitian

Dalam pendekatan ini, penulis berusaha hadir di tengah subjek penelitian untuk bisa melihat secara langsung realitas sosial yang dialami responden. Pengumpulan data dimulai dengan mengobservasi berbagai aktivitas dan lingkungan subjek penelitian.

2. Wawancara dengan subjek penelitian

Setelah berhasil menjalin hubungan yang dekat dengan setiap subjek penelitian, seorang peneliti juga perlu melakukan proses wawancara untuk bisa memperoleh data secara langsung.

Kegiatan tanya-jawab sebaiknya bersifat informal, dan alamiah, tanpa alat pencatat atau perekam yang terlihat secara nyata, agar informan dapat mengungkapkan secara bebas pengalamannya.

Cara mengumpulkan data selanjutnya melalui sumber dokumen yang bisa mendukung hasil temuan di suatu penelitian. Dokumen adalah sumber data tambahan dalam penelitian kualitatif untuk mendukung data dari sumber utama.

Berkas pendukung dapat diperoleh melalui arsip-arsip informan dan/atau penelitian terdahulu dengan topik penelitian yang sama.

4. Klasifikasi dan interpretasi data

Seorang peneliti perlu melakukan penyusunan (klasifikasi) dan memberikan pendapat (interpretasi) atas data-data hasil temuannya di lapangan. Dengan membuat keduanya, data dapat mempermudah peneliti dalam menyusun data hasil penelitian.

5. Pengumpulan data yang memiliki kredibilitas

Peneliti juga harus melalukan validitas data untuk membuktikan kredibilitas data dalam penelitian. Proses validitas data penelitian dapat dilakukan dengan cara mengonfirmasi ulang data temuan tersebut pada subjek penelitian.


Page 2

Dalam sebuah penelitian, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data.

Data yang diperoleh kemudian akan diolah dan dianalisis agar bisa menjadi sebuah informasi yang valid dan bisa mendukung hasil penelitian.

Oleh karena itu, seorang peneliti harus mengetahui bagaimana teknik dan metode dalam mengumpulkan data.

Apa saja sih teknik pengumpulan data itu?

Mana yang harus digunakan?

Selengkapnya, simak informasinya berikut ini.

Lompat ke:

Pengertian Data

Sebelum menuju pembahasan teknik pengumpulan data, mari kita mengenal terlebih dahulu tentang apa itu data.

Data adalah sekumpulan fakta yang diperoleh dari pengamatan atau tindakan seorang peneliti dalam situasi tertentu.

Dalam sebuah penelitian, data yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  1. Obyektif: data diperoleh dari lapangan dan dilaporkan apa adanya
  2. Relevan: data harus sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti
  3. Up to Date: data harus selalu menyesuaikan perkembangan (tidak boleh usang)
  4. Representatif: data harus diperoleh dari sumber yang tepat dan mewakili kondisi sebenarnya dari suatu kelompok atau populasi

Jenis Data

Berdasarkan jenisnya, data dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka serta dapat diukur besar kecilnya.

Contoh dari data kuantitatif adalah harga smartphone, berat badan dan tinggi badan, jumlah pembeli, dan sebagainya.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan pengelompokan atau karakteristik yang tidak dapat diukur besar kecilnya.

Dengan kata lain, data kualitatif dinyatakan dalam bentuk kata-kata yang memiliki makna.

Contoh dari data kualitatif adalah pekerjaan, jenis kelamin, sikap, persepsi konsumen, dan sebagainya.

Skala Pengukuran Data

Skala pengukuran data atau skala data adalah aturan yang digunakan untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur untuk menentukan teknik analisis serta tahap penelitian selanjutnya.

Macam-macam skala pengukuran data adalah sebagai berikut.

1. Skala Nominal

Skala nominal adalah skala yang hanya berdasarkan pada pengelompokan peristiwa atau fakta yang hanya menunjukkan perbedaan kualitatif.

Ciri-ciri skala nominal adalah sebagai berikut:

  • Hasil perhitungan tidak berbentuk bilangan pecahan
  • Angka yang tertera hanya sebagai label saja
  • Tidak memiliki urutan
  • Tidak memiliki ukuran baru
  • Tidak memiliki nilai nol mutlak

Contoh skala nominal:

  • Jenis kelamin: laki-laki, perempuan
  • Jenis pekerjaan: PNS, Pegawai Swasta, Petani, dll.
  • Tahun angkatan: 2010, 2019, 2020, dll.

2. Skala Ordinal

Skala ordinal adalah skala yang disusun berdasarkan jenjang tertentu secara urut mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi.

Skala ordinal disusun menurut suatu ciri tertentu dan urutan yang satu dengan yang lain tidak memiliki jarak yang sama.

Ciri-ciri skala ordinal:

  • Kategori data bersifat saling terpisah
  • Kategori data memiliki aturan yang logis
  • Kategori data ditentukan berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya

Contoh Skala Ordinal:

  • Tingkat kepuasan pelanggan: 1, 2, 3, 4, 5 atau 20, 40, 60, 80, 100
  • Ranking kelas: 1, 2, 3
  • Jabatan: Direksi, Direktur, Manager, Staff

3. Skala Interval

Skala interval adalah skala pengukuran yang jarak satu tingkat dengan tingkat yang lainnya sama (memiliki bobot yang sama).

Ciri-ciri skala interval:

  • Kategori data bersifat saling terpisah
  • Kategori data bersifat logis
  • Kategori data ditentukan berdasarkan jumlah karakteristik khsusus yang dimilikinya
  • Angka nol menggambarkan suatu titik dalam skala (tidak memiliki nilai nol absolut)

Contoh skala interval:

Pengukuran suhu

Misal:

  • 31 – 34 derajat: rendah
  • 35 – 38 derajat: normal
  • 39 – 42 derajat: tinggi

Tingkat kecerdasan (IQ)

Misal:

  • 70 – 79: sangat rendah
  • 80 – 90: rendah
  • 91 – 110: normal
  • 111 – 120: tinggi
  • 121 – 130: superior

4. Skala Ratio

Skala ratio adalah skala yang memiliki nilai nol mutlak serta memiliki jarak yang sama.

Ciri-ciri skala ratio mirip dengan skala interval, hanya saja dalam skala ratio memiliki nilai nol absolut yang menunjukkan ketiadaan karakteristik.

Skala ratio juga memiliki nilai perbandingan.

Misalnya, jika tinggi gedung A adalah 50 meter dan tinggi gedung B adalah 25 meter, maka dapat dikatakan bahwa tinggi gedung A dua kali lebih tinggi dibandingkan gedung B (A:B = 2:1).

Contoh skala ratio:

  • Umur manusia
  • Ukuran timbangan
  • Berat badan
  • Tinggi badan
  • Jarak
  • Nilai ujian

Prinsip Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dan diterapkan oleh seorang peneliti, yaitu:

  1. Mengumpulkan data selengkap-lengkapnya, bukan sebanyak-banyaknya.
  2. Mempertimbangkan ketepatan data yang meliputi: jenis data, kegunaan data, waktu pengumpulan data, serta relevansi data.
  3. Memperhatikan kebenaran data baik dari sumber maupun data itu sendiri.

Metode Pengumpulan Data

Secara umum, terdapat 4 teknik pengumpulan data yang bisa digunakan yaitu angket, wawancara, observasi, serta dokumentasi.

Masing-masing teknik dan instrumen yang digunakan dapat kamu lihat pada tabel di bawah ini.

MetodeInstrumen
Angket (Kuesioner)Angket, Checklist, Skala
Wawancara (Interview)Pedoman Wawancara, Checklist
Observasi (Pengamatan)Lembar pengamatan, Panduan pengamatan, Checklist
DokumentasiChecklist, Tabel

Note: Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam sebuah penelitian. Untuk selengkapnya, kamu bisa pelajari pada materi contoh instrumen penelitian.

Penjelasan untuk masing-masing teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut.

1. Angket (Kuesioner)

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawab.

Teknik ini akan efisien jika peneliti mengetahui variabel yang akan diukur serta bisa mengetahui apa yang diharapkan dari responden.

Dalam menulis angket, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh peneliti, yaitu:

  • Isi dan tujuan pertanyaan, jika berupa pengukuran, maka harus memiliki skala pengukuran yang jelas
  • Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden
  • Tipe dan bentuk pertanyaan
  • Pertanyaan tidak menggiring pada salah satu jawaban saja
  • Pertanyaan yang ditulisnya sebaiknya tidak terlalu panjang
  • Urutan pertanyaan dalam angket sebaiknya diurutkan dari yang umum menuju ke yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke yang sulit

2. Wawancara (Interview)

Wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden atau narasumber.

Wawancara dapat digunakan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari narasumber secara mendalam serta memiliki jumlah responden yang sedikit.

Dalam wawancara, terdapat instrumen yang bernama pedoman wawancara, yaitu uraian penelitian yang disajikan dalam bentuk daftar pertanyaan.

Wawancara dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:

  • Wawancara terpimpin: pertanyaan diajukan sesuai dengan pertanyaan yang telah disusun
  • Wawancara bebas: tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden, namun tetap sesuai dengan pedoman dan tujuan penelitian
  • Wawancara bebas terpimpin: perpaduan antara wawancara bebas dan terpimpin, di mana pewawancara membawa pedoman yang hanya garis besarnya saja

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam wawancara antara lain adalah:

  • Pastikan pedoman wawancara serta alat-alat pendukung seperti recorder telah benar-benar disiapkan.
  • Menepati waktu sesuai dengan janji wawancara yang disampaikan kepada responden.
  • Tanyakan hal-hal yang ringan terlebih dahulu sebagai pembuka wawancara
  • Adaptif terhadap apa yang disampaikan oleh responden
  • Mengakhiri wawancara dengan menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada responden

Baca Juga: Contoh Pertanyaan Wawancara Kerja

3. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung hal yang ingin diteliti atau melalui eksperimen (percobaan).

Cara paling efektif jika ingin menggunakan metode observasi adalah dengan melengkapinya dengan blangko pengamatan dalam bentuk checklist sebagai instrumen.

Observasi banyak digunakan dalam metode penelitian kualitatif.

Beberapa jenis observasi yang dapat digunakan antara lain adalah:

  • Observasi partisipasi: melakukan pengamatan terhadap kegiatan sehari-hari manusia di mana peneliti terlibat langsung selama proses observasi.
  • Observasi tidak berstruktur: melakukan pengamatan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan sendiri pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
  • Observasi kelompok: pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok peneliti terhadap objek penelitian.

Dalam proses observasi, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:

  • Hal-hal apa yang ingin diamati
  • Bagaimana proses pencatatan pengamatan
  • Apa saja alat bantu pengamatan yang dibutuhkan
  • Bagaimana cara mengatur jarak antara pengamatan dan objek yang ingin diamati

Baca Juga: Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

4. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah metode yang lebih mudah daripada metode-metode lain karena jika ada kekeliruan, sumber datanya masih tetap.

Objek yang diamati pada metode dokumentasi bukanlah benda hidup melainkan benda mati.

Sesuai namanya, dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis.

Dokumen sendiri dapat dikategorikan menjadi 2 macam yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi.

Dokumen Pribadi

Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan tertulis yang dibuat oleh seseorang.

Contoh dari dokumen pribadi meliputi buku harian, surat pribadi, otobiografi, dll.

Dokumen Resmi

Dokumen resmi adalah dokumen yang dimiliki oleh suatu institusi, organisasi, atau lembaga.

Contoh dokumen resmi antara lai adalah memo, pengumuman, aturan lembaga, surat resmi, laporan rapat, dll.

Dalam melakukan dokumentasi, peneliti harus bisa memilih dokumen mana yang paling relevan serta bisa mendukung penelitian yang ia lakukan.

Itulah beberapa macam teknik pengumpulan data yang bisa digunakan ketika melakukan suatu penelitian.

Setiap teknik atau metode tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, oleh karena itu, pilihlah teknik yang paling cocok dengan penelitian yang kamu lakukan.

Jika ada pertanyaan seputar teknik pengumpulan data, kamu bisa berkomentar melalui kolom komentar yang ada di bawah ini.

Sekian, semoga bermanfaat.

Referensi:

Hadi.S. 2001. Metodologi Research. Jilid 3. Yogyakarta. Andi Offset.

Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.