Bagaimana cara mengajarkan anak gerak dasar kepada anak yang mengidap gangguan autis

slbautisma-yppapadang.sch.id - Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan motorik ini akan berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi 2 yaitu motorik kasar dan motorik halus.

Perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan gerak yang meliputi keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh untuk melakukan gerakan seperti merangkak, duduk, tegak, berdiri, berjalan, berlari, melompat dan melempar bola. perkembangan kemampuan ini tergantung kepada kekuatan otot dan perkembangan syaraf anak, dan akan semakin berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak. 

Sebahagian besar anak autis mengalami gangguan pada perkembangan motoriknya, perkembanngan motorik anak autis seringkali tidak sesuai dengan usia kronologinya. anak autis sering mengalami gangguan/masalah dalam kegiatan yang membutuhkan koordinasi mata dan tangan, seperti menangkap bola atau meniru gerakan orang lain.

Salah satu cara untuk melatih motorik kasar anak yang diberikan oleh guru di SLB Autisma YPPA adalah dengan cara mengajarkan gerak senam sederhana. senam adalah suatu bentuk latihan jasmani yang sistematis, teratur, dan terencana dengan melakukan gerakan-gerakan yang spesifik untuk memperoleh manfaat bagi tubuh. Pada saat melakukan senam maka tubuh akan melakukan gerakan tertentu. Gerakan ini ditujukan untuk melatih otot di bagian tubuh tertentu supaya lebih kuat dan kemudian memberi manfaat lebih kompleks bagi tubuh.

Siswa autis memiliki kesulitan dalam melakukan senam. Mereka tidak mampu melakukan 2 gerakan sekaligus. Untuk itu guru mengajarkan gerak senam sederhana ini agar anak di sekolah bisa mengikuti senam dengan benar serta dapat meningkatkan kemampuan gerak motorik kasar anak.

Adapun gerak dasar senam sederhana yang diajarkan di sekolah Autisma YPPA adalah sebagai berikut:

Langkah pertama; mengangkat kedua kaki atau jalan ditempat sambil mengayunkan kedua tangan hingga hitungan kedelapan,

Langkah kedua; mengangkat kedua kaki atau jalan ditempat dengan tangan diletakkan di pinggang dengan hitungan sampai delapan.

Langkah ketiga; tangan dipinggang sambil menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan.

Langkah ke empat; menggerakkan kepala ke posisi ke atas dan ke bawah

Langkah kelima; badan dimiringkan ke kanan sambil mengangkat tangan ke atas dengan menghitung sampai hitungan kedelapan. Setelah itu ganti posisi badan kekiri sambil memiringkan badan kekiri. 

Dengan diberikannya gerak senam sederhana ini secara rutin dan terus menerus diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak autis di sekolah Autisma YPPA Padang.

Sejumlah siswa Sekolah Dasar berkebutuhan khusus mengerjakan soal ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SD di SLB A Lebak Bulus, Jakarta, 16 Mei 2016


BlogPendidikan.net - Memiliki buah hati adalah sesuatu hal yang sangat didambakan dan membahagiakan bagi pasangan yang telah menikah. Anugra dan rezeki yang diberikan yang dinanti-nantika adalah hadirnya buah hati yang akan melengkapi kehidupan pasangan suami istri. Namun bagaimana jika buah hati kita memiliki kekurangan? sebagai orang tua pasti risau akan tetapi orang tua akan selalu mencari cara agar kekurangan itu bisa teratasi. Kekurangan yang dimaksud adalah anak yang menderita Autis.


Apa Itu Autis


Kata Autism berasal dari bahasa Yunani Kuno atau Greek yang berarti self atau diri sendiri.. Mereka memiliki kecenderungan hidup dalam dunianya sendiri.(Bandi Delphie,). Para peneliti beranggapan bahwa kehidupan dalam dunianya sendiri akan berlangsung selama hidupnya. Menurut Ward, A. J menyatakan bahwa penyandang sindrom autistik usia dini (early infantile autism) dapat terdeteksi melalui suatu diagnosis khusus oleh ahli medis atau psikolog sejak berusia 30 bulan.


Autisme adalah gangguan neurologis dalam perkembangan otak. Gejalanya biasa muncul pada anak-anak yang tampak tumbuh normal,sampai usia antara satu hingga tiga tahun. Penyandang autis biasanya menunjukan ketidakmampuan bergaul, dan ada masalah berimajinasi, kegiatan fisik dan kebahasaan. Beberapa orang penyandang autis berkondisi nonverbal, tetapi yang lain dapat berbicara dan berkomunikasi dengan lebih normal.


Mengenal Anak Autis


Gejala autisme sangat beragam dan tiap anak yang menderita kondisi ini dapat menunjukkan gejala yang berbeda. Namun, secara umum, ciri-ciri anak autis terdiri dari 3 karakteristik utama, yaitu:


Ciri-ciri anak autisme terkadang juga bisa menyerupai gangguan lain, seperti gangguan pendengaran, depresi pada anak, gangguan cemas, sindrom Asperger, serta reaksi trauma akibat kekerasan. Oleh karena itu, anak yang dicurigai menderita autisme perlu diperiksakan ke dokter anak.


Baca Juga : Inilah 5 Keistimewaan Wanita Yang Berprofesi Guru, Segala Hal Dia Bisa


Dalam mendiagnosis autisme pada anak, dokter akan mengevaluasi tumbuh kembang anak, seperti menilai kemampuan berbicara, berperilaku, belajar, hingga pergerakan anak. Dokter juga mungkin akan menyarankan pemeriksaan lain berupa tes pendengaran, tes genetik, dan konsultasi psikologi anak.


Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan autisme. Namun, ada beberapa metode terapi yang dapat dilakukan untuk membantu anak meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan belajar.


Dokter akan menentukan terapi yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan anak secara menyeluruh. Tujuan terapi ini adalah untuk membantu anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta mampu hidup mandiri ketika ia dewasa nanti.


Bagaimana Cara Mengajar Anak Autis di Sekolah? 


Berikut 13 Cara Menghadapi dan Mengajar Anak Autis di Sekolah yang mungkin bisa kamu terapkan disekolah, yaitu :


1. Mengajar dengan menggunakan media visual dan konkret


Anak yang menderita autis lebih pekah menangkap suatu pesan dalam pembelajaran dengan menggunakan media berupa gambar atau benda konkret, media konkret dan gambar adalah bahasa visual yang bisa membuat orang lebih mengerti dengan cepat termasuk anak yang menderita autis.


2. Hindari penggunaan kalimat yang panjang dalam mengajar 


Anak yang menderita autis memiliki ingatan yang tidak kuat sehingga mereka mudah melupakan apa yang telah dia pelajari, dalam hal mengajar anak autis agar dia bisa memahami apa yang guru sampaikan, maka upayakan tidak memberi penjelasan dengan menggunakan kalimat yang panjang.


3. Fokus memaksimalkan potensi bakat  dan minat anak autis


Sebagian besar anak autis memiliki potensi dalam hal kemampuan menggambar, seni dan komputer. Bakat dan kemampuan yang dominan pada anak autis sebaiknya dimaksimalkan, agar bakat dan minatnya bisa menjadi talenta dan keterampilan sehingga bisa digunakan dalam untuk bekerja ketika dewsaa kelak.


Baca Juga : Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Tanpa Guru Kita Bukan Apa-apa


4. Minimalisir keributan dan suara yang menggangu dalam mengajar anak autis


Anak autis memiliki pemikiran yang kurang stabil sehingga mereka akan sedikit sensitif dengan hal-hal yang ada disekitarnya termasuk suara-suara yang bisa memecah konsentrasinya. Misalnya saja bunyi bell, mikrofon, lonceng dan kanlpot. Jadi penggunaan bel sekolah, mikrofon, lonceng harus diminimalisir karena hal tersebut akan sedikit menggangu anak yang menderita autis.


5. Hindarkan cahaya lampu yang berlebihan


Sebagian anak yang menderita autis juga merasa sensitif dengan cahaya termasuk cahaya lampu neon, oleh karena itu dalam pembelajaran di kelas, sebaiknya anak yang mengalami masalah autis ditempatkan di kursi yang dekat dengan jendela dengan pencahayaan matahari yang alami, sehingga mereka bisa fokus dalam belajar


6. Buat susana sekondusif mungkin dan sugesti pikirannnya


Sebagian anak autis yang hiperaktif biasanya akan mengalami perasaan gelisah yang tak menentu, agar perasaan gelisah anak autis tidak semakin menjadi-jadi suasana yang kondusif sangat mutlak harus dihadirkan dalam suasana kelas maupun di rumah.


7. Lakukan kontak mata dalam mengajar anak autis


Beberapa anakyang menderita autis memiliki respon yang cukup besar ketika mereka dijelaskan tentang sesuatu hal dengan mimik yang ekspresif dan kontak mata. Oleh karena itu buatlah anak autis yang anda sedang ajar bisa menangkap maksud dari apa yanganda jelaskan dengan melakukan penjelasan yang ekspresif disertai dengan kontak mata.


8. Menyesuaikan pembelajaran dengan gejala anak autis.


Tidak semua anak autis mengalami masalah yang sama, sehingga anda harus mengindentifikasi terlebih dahulu apa yang menjadi kelemahan dari setiap anak autis yang anda ajar. Sebagian anak autis tidak bisa menangkap pesan dengan menggunakan audio dan visual secara bersamaan.


Baca Juga : Guru Dituntut Harus Terus Belajar, Mengapa?


9. Melakukan pengulangan materi pelajaran


Agar anak autis bisa memahami apa yang diajarkan, maka sebaiknya lakukanlah pengulangan materi pelajaran agar anak tersebut benar-benar paham. Karena percuma bergegas dalam menyelesaikan materi pelajaran jikalau pada akhirnya anak tidak mampu menangkap maksud dari apa yang dia pelajari.


10. Memberi apresiasi


Mengapresiasi apa yang berhasil dilakukan oleh anak yang mengalami autis juga sebaiknya dilakukan agar mereka menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Bentuk apresiasi bisa dalam bentuk senyum, tepuk tangan dan hadiah.


11. Menyebut nama dalam memberi intruksi dan arahan


Selanjutnya dalam memberi intruksi dan arahan kepada anak yang menderita autis sebaiknya disertai dengan sebutan nama, karena biasanya anak autis akan lambat dalam menganalisa pesan yang ditujukan kepadanya.


12. Sabar dalam menghadapi anak autis


Hal yang perlu anda sadari dalam mengajar anak autis adalah anak autis memiliki tingkat pemahaman yang tidak seperti orang normal lainnya, jadi diperlukan kesabaran ekstra dalam mengajarnya. jangan sesekali memperlihatkan sikap kasar ketika anda merasa jenuh mengajarnya naumun dia tak kunjung mengerti.


13. Peran orang tua


Hal terpenting dalam cara menangani anak autis di sekolah reguler terletak pada sikap dan usaha orang tua untuk mendukung kegiatan tersebut. Orang tua harus memberikan semangat pada anak dan ikut membantu mengajarkan banyak hal dalam proses pembelajaran di sekolah reguler tersebut. Orang tua harus memberikan waktu lebih untuk membantu anak dalam belajar sehingga anak akan merasa termotivasi akibat dorongan yang diberikan kepadanya. Ketika anak mendapatkan hasil evaluasi yang kurang memuaskan maka sebaiknya orang tua menghibur anak karena kondisi anak autis yang lebih sensitif dibandingkan anak normal.


Demikian penjelasan singkat tentang Cara Mengenal dan Mengajarkan Anak Autis di Sekolah, peran guru dan orang tua sangat menunjang guna keberhasilan anak didik kita khususnya anak Autis.

Bagaimana cara mengajar anak autis?

Cara Mengajar Anak Autis Membaca yang Efektif sampai Mereka Lancar.
Memberikan tata bahasa sederhana. ... .
Media pembelajaran melalui mainan. ... .
Belajar secara berulang dan urut. ... .
6. Memanfaatkan teknik multisensorik. ... .
7. Memberikan pujian dan kepercayaan. ... .
Berdiskusi mengenai topik menarik. ... .
Memberikan contoh cerita atau komik..

Apa yang perlu dilakukan bila menghadapi anak autis?

Berikut adalah beberapa pilihan metode terapi umum untuk pengidap autisme:.
Terapi Perilaku dan Komunikasi. Terapi ini dilakukan dengan memberikan sejumlah pengajaran pada pengidap, termasuk kemampuan dasar sehari-hari, baik verbal maupun nonverbal. ... .
2. Terapi Keluarga. ... .
Pemberian Obat-obatan..

Langkah Awal Berinteraksi dengan anak autis?

Saskhya mengatakan, langkah pertama yang harus dilakukan ialah, sebutkan nama mereka ketika ingin berkomunikasi. Sebelum berinteraksi dengan orang berkebutuhan khusus seperti autisme, sebaiknya kita memanggil nama mereka dengan lengkap, agar mendapat perhatiannya. Kedua, membahas topik spesifik dan jelas.