Bagaimana cara mendapatkan hasil yang baik ketika melakukan jump service

19

2.1.3. Jump service

Menurut M. Yunus 1992 : 69 pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembuka untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Jump service adalah servis yang dilakukan dengan gerakan melompat seperti gerakan smash. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan jump service adalah : 2.1.3.1 Sikap permulaan Gambar 2 Sikap permulaan jump service M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli:78 Keterangan Gambar : a. Berdiri di daerah servis dekat garis belakang menghadap ke net, kedua tangan memegang bola. b. Sebelum melakukan servis diharapkan pelaku servis berkonsentrasi agar tidak melakukan kesalahan yang fatal dalam 20 pelaksanaan servis. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat akan melakukan servis adalah terlalu tergesa-gesa dalam melakukan servis. Hal ini sebaiknya dihindari oleh atlet sebelum melakukan servis. 2.1.3.2 Gerak pelaksanaan Gambar 3 Gerak pelaksanaan jump service M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli:79 Keterangan Gambar : a. Lambungkan bola setinggi lebih kurang 3 meter agak didepan badan. b. Kemudian badan merendah dengan menekuk lutut untuk melakukan awalan melompat setinggi mungkin kemudian bola dipukul setinggi mungkin seperti gerakan smash. c. Lecutkan pergelangan tangan secepat-cepatnya sehingga menghasilkan pukulan top-spin yang tinggi agar bola secepat mungkin turun kedaerah lapangan lawan. 21 2.1.3.3 Gerak lanjutan Gambar 4 Gerak lanjutan jump service M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli:79 Keterangan Gambar : a. Setelah melakukan pukulan dengan meraih bola setingi-tingginya pada saat melayang diudara, pelaku servis langsung mendarat dengan kedua kaki sebagai tumpuan di dalam lapangan dan segera mengambil posisi siap untuk menerima pengembalian atau serangan dari pihak lawan. b. Sebagai catatan, sewaktu melakukan awalan, tolakan kedua kaki harus berada di belakang garis tidak boleh menginjak garis belakang, tetapi pendaratan setelah memukul, boleh menginjak garis atau mendarat jauh didalam lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2.1.4.Elemen-elemen gerakan jump service yang harus dikuasai seorang pemain 22 2.1.4.1. Lambungan bola Sesuai pendapat M. Yunus 1992 : 71 pemain harus menguasai teknik melambungkan bola. Melambungkan bola merupakan elemen yang harus dikuasai, sebab teknk ini sangat mempengaruhi keberhasilan jump service. Lambungan yang benar adalah kurang lebih setinggi tiga meter agak di depan badan, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya agar lambungan bola tersebut dapat dipukul dengan mudah dalam jump service, yaitu bola dilambungkan agak kearah sebelah kanan badan. Dengan lambungan bola yang sempurna akan lebih memudahkan untuk melakukan jump service. 2.1.4.2.Awalan Posisi awalan bervariasi tergantung pada pemain tetapi menurut M. Yunus 1992 : 71 , awalan jump service dilakukan sekitar 3 meter. Awalan ini berguna sekali untuk memperoleh posisi awal yang mantap untuk melakukan lompatan sehingga memperoleh lompatan yang tinggi, dengan waktu atau saat yang tepat berguna untuk memukul bola dengan keras dan dengan waktu yang tepat. Karena dengan awalan yang tepat dapat menghindari terjadi kesalahan seperti menginjak garis akhir pada saat melakukan tolakan. 2.1.4.3.Lompatan Lompatan merupakan gerak dari awalan. Lompatan vertical dilakukan dengan tumpuan dua kaki, kedua lengan terayun untuk membantu memperkuat lompatan sehingga diperoleh lompatan vertical yang tinggi dan dengan mudah pemain dapat memukul bola. Semakin tinggi lompatan yang dilakukan maka bola yang dihasilkan oleh pelaku servis dapat menukik dengan tajam dan cepat sehingga sulit diantisipasi oleh lawan. 23 2.1.4.4.Pukulan Gerakan selanjutnya adalah memukul bola. Pada waktu memukul bola lengan harus tetap lurus agar bola dapat dipukul dengan ketinggian yang memadai, sehingga bisa melewati net. Selain itu sewaktu memukul bola, pergelangan tangan tidak boleh kaku sehingga diperoleh pukulan top spin yang memungkinkan bola dengan cepat turun kedalam daerah lapangan lawan. 2.1.4.5.Mendarat Gerakan selanjutnya adalah mendarat. Teknik mendarat yang benar adalah mendarat dengan dua kaki. Teknik mendarat yang benar akan memperkecil kemungkinan pemain cidera dan memungkinkan pemain untuk mempersiapkan diri untuk menerima pengembalian bola atau serangan lawan. Gerakan dalam melakukan jump service adalah gerakan yang kompleks sehingga perlu juga diperhatikan latihan dari koordinasi dari rangkaian gerak jump service, sebab tanpa koordinasi gerak yang baik tidak mungkin jump service berhasil dengan baik. 2.1.5.Latihan jump service 2.1.5.1. Pengertian latihan Menurut Josef Nossek 1995 : 3, latihan adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai atlet tersebut mencapai standart penampilan tertinggi. Latihan dasar bagi pemula biasanya berlangsung selama dua tahun, tahap intermediate selama dua tahun lagi dan latihan lanjut kira-kira dua sampai empat tahun, sampai kapasitas penampilan yang maksimal. 24 Latihan yang moderen harus direncanakan secara berhati-hati. Sebuah rencana latihan harus mencangkup semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran latihan. Ada rencana jangka pendek, jangka menengah dan rencana jangka panjang. Rencana-rencana latihan disusun berdasarkan pada segi latihan tunggal, mingguan, bulanan, tahunan dan jangka waktu yang lebih panjang Josef Nossek, 1995 : 3. Menurut M. Sajoto 15 : 1988 untuk mencapai tujuan prestasi optimal dalam tiap-tiap cabang olahraga, haruslah berdasarkan prinsip-prinsip moderen dengan pendekatan ilmiah. Latihan yang sistematis adalah dilakukan secara teratur, latihan tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu minggu, tergantung pada standart atlet dan periode latihan. Selanjutnya latihan tersebut dilaksanakan berdasarkan suatu sistem yang mengikuti prinsip-prinsip latihan yang bersifat dasar. Dalam penelitian ini latihan dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam satu minggu yakni senin, rabu dan sabtu. 2.1.5.2.Tujuan latihan Tujuan utama latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan ketrampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk dapat mencapai hal itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu : 2.1.5.2.1 Latihan Fisik Latihan fisik physical training adalah sangat penting oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Latihan fisik haruslah menunjang perkembangan kondisi fisik secara menyeluruh. 25 2.1.5.2.2 Latihan Teknik Latihan teknik technical training yang dimaksud adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet. Latihan teknik juga dimaksud untuk membentuk dan memperkembangkan kebiasaan- kebiasaan motorik atau perkembangn neuromuscular. 2.1.5.2.3 Latihan Taktik Latihan taktik tactical training mempunyai tujuan untuk menumbuhkan perkembangan interpretative atau daya tafsir pada atlet. Teknik gerakan-gerakan yang telah dikuasai dengan baik harus dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan, bentuk-bentuk dan formasi permainan, serta strategi-strategi dan taktik-taktik pertahanan serta penyerangan, sehingga berkembang menjadi satu kesatuan gerak yang sempurna. 2.1.5.2.4 Latihan Mental. Latihan mental psychological training perlu mendapat perhatian untuk mempertinggi efisiensi mental atlet, terutama apabila atlet berada dalam situasi stress yang komplek. Latihan-latihan mental adalah latihan- latihan yang lebih menekan pada perkembangan kedawasaan atlet serta perkembangan emosional dan impulsive misalnya : semangat bertanding, sikap pantang menyerah, keseimbangan emosi meskipun dalam situasi stress, sportifitas, percaya diri, kejujuran dan sebagainya. Apabila mental atlet tidak turut dikembangkan, maka prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai. 26 Keempat aspek tersebut diatas haruslah dilatih dan diajarkan secara serempak. Seorang pelatih hendaknya memperhatikan aspek psikologis terhadap atletnya karena itu merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan pada waktu melatih. 2.1.5.3.Prinsip latihan Prinsi-prinsip latihan adalah garis pedoman suatu latihan terorganisasi dengan baik yang harus digunakan. Prinsip-prinsip semacam itu menunjuk pada semua aspek dan kegiatan latihan, prinsip-prinsip itu menentukan isi, cara dan metode, serta organisasi latihan. Teori dan metodologi penelitian, sebagai dasar dan pedoman pelaksanaan latihan olahraga, memiliki prinsip-prinsip khusus berdasar pada pendekatan biologis, pendekatan psikologis, dan ilmu pengetahuan yang berorientasi pada pendidikan. Ilmu-ilmu tersebut memberikan petunjuk dan aturan secara sistematis serta mengarahkan keseluruhan proses pelatihan, agar pelatihan dapat berdaya guna dan berhasil guna. Sesuai pendapat M. Nasution 2003: 36 pendekatan-pendekatan pelatihan tersebut dikenal sebagai prinsip pelatihan. Menurut Josef Nossek 1995 : 4 ada beberapa prinsip latihan yang harus dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Prinsip-prinsip latihan akan dibahas sebagai berikut : 1 Prinsip pembebanan loading sepanjang tahun latihan. 2 Prinsip periodisasi dan penyusunan atau perencanaan siklus pembebanan. 3 Prinsip hubungan diantara persiapan umum dan khusus dengn kemajuan spesialisasi. 27 4 Prinsip pendekatan individual dan pembebanan individual. 5 Prinsip hubungan yang sebaik mungkin antara latihan fisik, teknik, taktik dan intelektual kecerdikan termasuk persiapan tekad atau kemauan. Prinsip-prinsip lain yang dihubungkan dengan metode dirumuskan sebagai berikut : 1 Prinsip peningkatan beban sedikit demi sedikit. Artinya beban latihan yang diberikan harus selalu meningkat sesuai kemampuan. 2 Prinsip pembebanan yang bervariasi dengan pergantian beban dan rekaveri secara sistematis. 3 Prinsip adaptasi penyesuaian beban terhadap standart penampilan Josef Nossek, 1995 : 4.

2.1.6 Klub bolavoli DIA Kudus