Bagaimana agar kita senantiasa dapat beradaptasi di tengah perubahan teknologi yang begitu cepat

Bagaimana agar kita senantiasa dapat beradaptasi di tengah perubahan teknologi yang begitu cepat

Bicara tentang tren teknologi dan transformasi digital, pemanfaatan teknologi mencakup di segala aspek. Tidak hanya ekonomi, tetapi dapat dimanfaatkan oleh pemerintah, organisasi bisnis, ataupun komunitas dan masyarakat sosial. Pemahaman teknologi berguna untuk perkembangan masa depan. Tren teknologi saat ini berkembang dengan sangat pesat dalam kurun waktu kurang lebih  sepuluh tahun terakhir ini.

Keadaan inilah yang melatarbelakangi kegiatan Kajian Tematik oleh Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia yang bertema “Ekonomi Digital: Tonggak Perekonomian pada Era Revolusi Industri 4.0” (23/06). Pembahasan ini dibawakan oleh Sigit Pamungkas, S.E., M.Com. yang merupakan seorang dosen Prodi Akuntansi bidang IT (Information Technology) di Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII. “Diharapkan setelah kegiatan ini, saya bisa berbagi pandangan dan pendapat kepada teman-teman, sehingga bisa memperoleh manfaat dan wawasan baru dalam hal perkembangan teknologi,” tutur Sigit Pamungkas dalam perkenalannya.

Sebelum membahas ekonomi digital, perlu adanya pemahaman mengenai hal-hal yang menjadi pemantik dalam kehadiran ekonomi digital. Ada suatu hukum yang disebut dengan hukum Moore, yang ditemukan pada tahun 1960 yang membahas banyaknya transistor di dalam suatu sirkuit. Namun, pada pembahasan kali ini kita tidak akan membahas tentang banyaknya transistor, tetapi hukum Moore banyak digunakan dalam ulasan bisnis untuk memotret bagaimana kemajuan teknologi itu terjadi dengan begitu cepat. Jika kita lihat ke belakang selama lima puluh tahun ini, apa yang dikatakan dalam hukum Moore terbukti benar, karena saat ini, dalam satu perangkat teknologi di dalamnya terdapat banyak transistor. Hal tersebut menyebabkan komputasi pada sebuah perangkat semakin canggih.

Dengan adanya dua fenomena tersebut, maka dapat mendorong adanya kemajuan teknologi yang dapat memunculkan digitalisasi yaitu perubahan perangkat yang sebelumnya analog dan sekarang berubah menjadi digital. Sedangkan miniaturisasi perangkat artinya yaitu ukuran perangkat semakin kecil dan compact dan mudah dibawa seperti saat ini. 

Dengan adanya perkembangan teknologi yang tidak bisa kita abaikan dan tentunya karena teknologi semakin masif digunakan oleh individu tadi, maka akan membentuk kebiasaan dan ketergantungan kita terhadap teknologi. Sehingga, dalam berbagai kegiatan sosial maupun ekonomi, kita akan semakin bergantung dengan teknologi.

Selain itu, ada juga hal lain yang menyebabkan meningkatnya tren perkembangan teknologi yaitu meningkatnya konektivitas dan bandwidth seiring dengan kemajuan infrastruktur teknologi. Seperti saat ini, banyak kota-kota besar di Indonesia yang jaringannya telah mendukung 4G dan bahkan di beberapa negara besar sudah mendukung 5G. Maka inilah bentuk terjadinya peningkatan konektivitas saat ini. Akan tetapi, akan menjadi kendala ketika kesenjangan pengguna teknologi belum merata di seluruh wilayah Indonesia yang mana mengakibatkan semua perkembangan yang terjadi belum dapat dimaksimalkan. Walaupun begitu, Indonesia memiliki kesiapan sumber daya manusia usia produktif yang banyak dan dapat dijadikan peluang yang baik dalam menghadapi revolusi industri yang semakin bertumbuh. Jiwa milenial yang mampu mengeksplorasi pengetahuan baru dan menghasilkan banyak inovasi baru dinilai sebagai bagian dari langkah positif bagi digitalisasi ini.

“Kalau ekonomi itu bertumbuh baik di negara kita dan kita punya kesempatan untuk bisa mengakselerasi itu lebih cepat, kita tentu bisa menggunakan salah satu modal tambahan lewat zaman dan itu memberikan kekuatan serta peluang yang lebih besar dibandingkan dengan negara lain,” ujar Sigit Pamungkas S.E., M.Com di akhir materinya. (AA/AWF)

Adanya pandemi COVID-19 ini menjadi dorongan bagi negara Indonesia, terutama pendidikan, untuk berbenah diri dan segera beradaptasi dengan konsep online learning. Selama beberapa bulan terakhir, dampak yang dirasakan oleh para murid, tenaga pengajar, serta orang tua begitu besar. Berikut ini tantangan dari pendidikan digital yang perlu Anda ketahui dan cara menyikapinya untuk dapat mempersiapkan pendidikan terbaik bagi anak Anda.

Peran Literasi Digital dalam Pendidikan
Bagi generasi terdahulu, mungkin masih ada yang berada dalam tahap adaptasi teknologi digital. Terlebih lagi mengingat bagaimana dunia pendidikan di Indonesia belum begitu fokus terhadap kurikulum pembelajaran kemampuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagaimana yang belakangan ini sudah mulai diterapkan.

Berbeda dengan generasi muda, seperti Gen Z dan Alpha yang lahir di era 2000-an, mereka selama ini hidup dikelilingi oleh fitur-fitur canggih teknologi digital. Dalam aktivitas sehari-hari, para generasi muda ini sudah terbiasa menggunakan rangkaian teknologi yang sifatnya ever-evolving. Sehingga, digital disruption bukan lagi ancaman bagi mereka yang sudah memiliki literasi digital yang tinggi. 

Akan tetapi, tingkat literasi digital murid-murid di Indonesia tidak merata, bahkan cenderung berat sebelah, terutama bagi mereka yang tinggal di luar daerah perkotaan. Hal ini menyebabkan penerapan pendidikan digital di Indonesia jadi sedikit terhambat. 

Kebutuhan akan Perangkat Teknologi
Masuknya pendidikan digital di Indonesia menimbulkan pertanyaan baru: bagaimana cara untuk meningkatkan literasi digital? Jawaban sederhananya adalah dengan memenuhi kebutuhan akan perangkat teknologi yang mumpuni. Tidak hanya murid saja, tetapi hal ini juga berlaku bagi tenaga pengajar. Dengan adanya akses perangkat teknologi digital, maka masyarakat bisa belajar lebih jauh cara-cara menggunakannya dan dapat dengan cepat beradaptasi.

Seperti yang kita ketahui, teknologi selalu berkembang. Untuk bisa membeli perangkat teknologi seperti laptop dan ponsel pintar, dibutuhkan biaya yang cukup besar. Belum lagi mempertimbangkan biaya untuk paket internet yang menjadi pilar utama dari penerapan pendidikan digital. Itu saja belum cukup, masih ada lagi aplikasi pembelajaran online yang berbasis subscription, menambah daftar panjang dari kebutuhan teknologi di bidang pendidikan.

Lonjakan Biaya Pendidikan
Indonesia sampai sekarang masih menjadi salah satu negara dengan biaya pendidikan yang mahal di seluruh dunia bila dibandingkan dengan jumlah rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia. Dimulai dari jenjang pendidikan terbawah PAUD hingga jenjang perguruan tinggi. Kewajiban untuk bersekolah sampai jenjang SMA bukan lagi standar yang berlaku. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pendidikan perguruan tinggi sangat penting dan berpengaruh terhadap kesuksesan individu.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi uang pangkal pendidikan di Indonesia mencapai 10%-15% per tahunnya. Berdasarkan perhitungan yang dilansir dari CNBC Indonesia, total uang muka yang dibutuhkan mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi mencapai Rp187,5 juta di tahun 2020. Sungguh harga yang fantastis, apalagi bila ditambahkan dengan biaya lain dan SPP per bulannya. 

Solusi Pintar untuk Pendidikan Terbaik
Selain dengan menabung dan berinvestasi, ada satu solusi lainnya yang bisa Anda ambil untuk menambahkan dana pendidikan bagi buah hati tersayang agar dapat masuk ke sekolah atau perguruan tinggi yang diimpikan. PermataKTA hadir memberikan solusi pintar untuk mendukung pendidikan di segala jenjang. 

Cukup dengan mengunduh aplikasi mobile banking PermataMobile X, Anda sudah dapat mengajukan pinjaman secara online tanpa perlu ke kantor cabang. PermataKTA memiliki persyaratan mudah. Anda bisa mendapatkan dana tunai mulai dari Rp5 juta hingga Rp300 juta untuk membiayai pendidikan dan membeli perangkat teknologi yang dibutuhkan untuk proses belajar mengajar. Tidak perlu khawatir, PermataKTA memiliki bunga rendah, mulai dari 0,88%.

Bagaimana agar kita senantiasa dapat beradaptasi di tengah perubahan teknologi yang begitu cepat

Menghadapi era disrupsi, setiap perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mempertahankan eksistensinya. Tidak sedikit pebisnis yang merugi dan terpaksa menutup bisnisnya karena tidak siap menghadapi persaingan. Sebelum semuanya terlambat, pemilik perusahaan sebaiknya menemukan strategi yang tepat untuk bertahan. 

Beradaptasi dengan gaya hidup digital menjadi salah satu upaya untuk menghadapi kenormalan baru dalam bisnis, termasuk di antaranya bagaimana sebuah perusahaan mengelola bisnis dan koordinasi secara digital. Berikut upaya yang dapat dilakukan sebuah perusahaan untuk tetap menjaga efektivitas dan efisiensi kerja dalam tatanan baru pemanfaatan teknologi.

  • Ciptakan budaya perubahan 

Pesatnya perkembangan teknologi telah mendorong perusahaan untuk mengadopsi teknologi digital demi menunjang bisnisnya. Penggunaan teknologi yang lebih canggih tentunya akan memudahkan serta menghemat waktu dalam melakukan pekerjaan. Sehingga pastikan tim Anda siap dengan berbagai perubahan budaya kerja yang terjadi. 

Adaptasi ini bisa dimulai dengan menggunakan platform yang mampu menjadi pusat kontrol. Terutama yang memungkinkan tahap kerja terotomasi seperti persetujuan, alur kerja, pengeluaran, dan data kehadiran serta fungsi lain yang dapat diintegrasikan akan sangat membantu sistem kerja suatu perusahaan. Dengan demikian karyawan dapat lebih terbiasa dengan penggunaan teknologi. 

Sumber daya manusia adalah aspek paling penting dalam sebuah perusahaan. Sumber daya yang berkualitas akan lebih mudah beradaptasi dengan teknologi baru ataupun cara-cara baru yang diterapkan untuk menghadapi kompetitor yang lebih unggul. Sebab itulah, perusahaan perlu memberikan pelatihan bagi karyawannya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.

  • Lakukan evaluasi dan pengoptimalan

Dalam setiap upaya pemanfaatan teknologi digital, tak selamanya akan berjalan mulus. Oleh karena itu perlu adanya evaluasi dalam setiap prosesnya. Evaluasi tersebut bisa dilakukan setiap bulan, 3 bulan atau bahkan setiap 6 bulan. Ukur bagaimana dampaknya terhadap karyawan dan perusahaan. Hasil dari evaluasi ini dapat Anda gunakan untuk perbaikan atau inovasi kedepannya.

Kebiasaan yang menjadi rutinitas dapat menjadi tempat zona nyaman bagi karyawan. Pastikan selalu ada ruang untuk tetap berinovasi dan beradaptasi melakukan pertumbuhan digital. Ketika semua karyawan dapat memahami pentingnya pembaharuan digital, perubahan pada perusahaan akan menjadi lebih cepat dan baik.