Apakah agama buddha mengenal adanya trimurti

Apa yg dimaksud gerhana Bulan? Apa yg dimaksud gerhana Matahari? Q.​

3. Perhatikan tabel berikut! No. 1 Lokasi Pelestarian Taman Nasional Ujung Kulon Kebun Binatang Ragunan Kebun Raya Cibodas Museum Zoologi Suaka Margas … atwa Muara Angke 5 Pelestarian keanekaragaman hayati secara ex situ, ditunjukkan oleh nomor .... a. 1, 2, dan 3 b. 2, 3, dan 4 c. 2, 3, dan 5 d. 3, 4, dan 5 2 3 Tem 4​

Bu Fatma seorang pengrajin keset dari kain perca dalam menjalankan usahanya bersama melakukan kegiatan membeli kain perca dari konveksi membuat keset … sesuai dengan bentuk dan pola serta menyalurkan gagasan yang sudah jadi kepada pedagang atau pembeli. sebagai pengrajin Sebutkan tiga kegiatan ekonomi yang dilakukan Bu Fatma! mohon di jawab dong kak​

bu fatma seorang pengrajin keset dari kain perca. dalam menjalankan ushasanya, bu fatma melakukan kegiatan membeli kain perca dari konfeksi, membuat k … eset sesuai bentuk dan pola serta menyalurkan keset yang sudah jadi kepada pedagang atau pembeli. sebagai pengrajin, sebutkan 3(tiga) aktivasi ekonomi yang dilakukan bu fatma!Tolong di jawab kak pliss​

perbandingan kegiatan ekonomi perorangan dan kelompok​

pak yadi adalah seroang pemilik tokok kelontong di pasar. setiap hari pas yadi selalu bertemu dan mengadakan transaksi dan distributorberdasarkan hal … tersebut, sebutkan 4 (empat) contoh interaksi sosial yang terjadi karrna adanya kepentingan di bidang sekonomi yang dilakukan pas yadi.......tolong di jawab kak​

tolong di jawab besok di kumpulkan​

tolong ini di jawab besok di kumpulkan​

Sebutkan perbedaan kegiatan ekonomi masyarakat daerah pantai dengan masyarakat daerah sungai!​

tolong ini di jawab kak besok di kumpulkan​

Agama Hindu yang lahir dan berkembang di wilayah Lembah Sungai Indus dan Gangga merupakan percampuran dari kebudayaan Dravida sebagai bangsa asli dan Arya selaku bangsa pendatang. Agama Hindu memiliki sistem kepercayaan henoteisme atau meyakini satu kekuatan besar, yaitu Brahman (Sang Hyang Widhi). Brahman termanifestasikan dalam tiga wujud, yakni Dewa Brahma sebagai pencipta, Dewa Wisnu sebagai pelindung, dan Dewa Siwa sebagai perusak.

Dengan begitu, opsi jawaban benar adalah D.

Agama Hindu memiliki tiga dewa utama pujaan umat yang disebut Trimurti. Ketiga dewa tersebut adalah Dewa Brahma (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung), dan Dewa Siwa (dewa perusak). Penekanan pemujaan terhadap Trimurti berbeda-beda. Masyarakat yang lebih menekankan pemujaan pada Dewa Brahma membentuk aliran brahmanisme, masyarakat yang lebih menekankan pemujaan pada Dewa Wisnu membentuk aliran waisnawa, dan masyarakat yang lebih menekankan pemujaan pada Dewa Siwa membentuk aliran syiwaisme.

Sebagaimana halnya di dalam agama Hindu, agama Buddha pun mengenal sejumlah dewa-dewi yang digunakan sebagai sarana pemujaan. Para Buddha dan Bodhisattwa lah yang didudukkan dan dipuja sebagai dewa-dewi. Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa dalam perkembangannya, dewa-dewi dalam agama Hindu  diadopsi pula menjadi dewa-dewi Buddha. Tidak hanya itu,   agama Hindu pun mengakui keberadaan   Buddha sebagai awatara kesembilan dalam dasawatara Wisnu. Tradisi semacam itu sebetulnya tidaklah mengherankan, terutama apabila latarbelakang munculnya Buddhisme dirunut  secara historis.  Eksistensi Buddhisme tidak dapat dilepaskan begitu saja dari Hinduisme. Prasasti Klurak (782 M), yang ditemukan di sekitar Candi Lumbung misalnya, bahkan dengan tegas menyebutkan adanya penyetaraan antara Manjusri yang berkedudukan sebagai dewa utama dengan Trimurti, karena di dalam diri Manjusri tekandung unsur Triratna.

Hirarkhi sistem panteon dalam agama Buddha terdiri atas

  1. Adibuddha
  2. Dhyani Buddha
  3. Bodhisattwa
  4. Manusi Buddha

Adibuddha adalah dewa tertinggi yang besifat swayambhu (menciptakan dirinya sendiri) dan ia ada sebelum dunia dan seisinya ada. Dari dirinyalah para Dhyanibuddha berasal. Dhyanibuddha, disebut juga tathagata, adalah emanasi Adibuddha yang berkedudukan di nirwana. Para Dhyanibuddha ini dipercaya sebagai ikon yang telah mencapai kesempurnaan ilmu tertinggi, sehingga terlepas dari samsara.  Ada di tingkatan berikutnya adalah Bodhisattwa, yaitu ikon yang telah mencapai pengetahuan tertinggi sehingga ia berhak masuk nirwana. Akan tetapi, ia memutuskan untuk menunda masuk nirwana karena berbelas kasih menolong semua makhluk agar mendapatkan pencerahan. Para Bodhisattwa ini berkedudukan di swarga tushita yang merupakan tempatnya menunggu sebelum diturunkan ke dunia sebagai manusi buddha.

Dipercaya ada banyak manusi buddha yang mengabdikan dirinya di dunia untuk menyelamatkan segala makhluk. Salah satunya adalah Sakyamuni (orang bijak dari dinasti Sakya) yang merupakan tokoh sejarah. Sakyamuni adalah sebutan bagi Siddharta Gautama, putra raja Kerajaan Kapilawastu di perbatasan antara India dan Nepal. Masa hidup  Siddharta Gautama antara tahun 563 SM-483 SM, dan pada saat berumur 35 tahun ia mencapai kebuddhaan, sehingga disebut Buddha.  Selain digunakan untuk menyebutkan tingkatan seseorang yang sudah mencapai kebuddhaan, terminologi Buddha secara spesifik menunjuk Siddharta Gautama dan ajaran yang diajarkannya, yang kemudian dikenal sebagai agama Buddha.

Dewa-dewa Buddha dapat dibedakan satu dari yang lainnya melalui berbagai cara. Selain melalui laksana, mudra dan asana-nya, juga dapat diketahui berdasarkan perwujudannya.  Adibuddha  sebagai dewa tertinggi sebenarnya tidak digambarkan dalam wujud ikon. Akan tetapi, sekte Wajrayana menggambarkan Adibuddha dalam wujud antropomorfik, sebagai Wajradhara yang mengenakan bodhisattwa-abharana. Apabila digambarkan sendiri, Wajradhara digambarkan dalam sikap vajrahumkaramudra dan bila digambarkan bersama sakti-nya, Wajradhara digambarkan dalam posisi yab–yum. Wujud lain yang juga dipercaya sebagai representasi Adibuddha adalah Samantabhadra dan  Wairocana.

Agama Hindu merupakan salah satu agama yang memiliki pengaruh cukup besar di Nusantara. Pengaruh Hindu sudah terlihat dari abad ke empat masehi, yaitu sejak ditemukannya prasasti yupa di Kerajaan Kutai, Kalimantan. Agama Hindu terus menyebar saat itu hingga saat ini. Telah diketahui, Kerajaan Hindu yang terakhir berdiri di Nusantara merupakan Kerajaan Majapahit. Di Jawa Tengah sendiri, pengaruh Hindu terlihat dari tinggalannya seperti candi dan arca yang tersebar di banyak kabupaten.

Salah satu tinggalan yang banyak ditemukan di Jawa Tengah merupakan arca dewa. Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja dewa-dewi. Arca merupakan salah satu komponen terpenting dalam proses peribadatan agama Hindu dan Buddha karena merupakan personifikasi dari dewa yang dipujanya. Pengaruh Hindu di Jawa Tengah yang terlihat dari tinggalannya adalah Hindu Saiva. Pada agama Hindu Saiva, dewa yang paling banyak dipuja adalah dewa Trimurti, yaitu Siwa, Wisnu dan Brahma dengan Siwa sebagai dewa tertinggi.

Arca-arca personifikasi dewa Trimurti ini sekilas terlihat sama, namun ada perbedaan yang jelas untuk mengetahui dewa siapa yang dipersonifikasikan pada arca tersebut. Perbedaan yang dapat dilihat pada arca tersebut adalah laksana yang dibawa setiap tokohnya. Laksana adalah atribut kedewaan yang melekat di masing-masing tokoh. Setiap tokoh/dewa membawa laksana yang berbeda-beda. Dengan memperhatikan laksana yang ada, arkeolog dapat mengetahui arca ini merupakan perwujudan dari dewa apa.

Siwa merupakan dewa tertinggi dalam kepercayaan Hindu Saiva. Pada candi-candi Hindu, Siwa sering dilambangkan sebagai lingga yang terletak di dalam bilik candi. Akan tetapi, arca Siwa juga sering ditemukan di beberapa tempat, contohnya di candi induk Prambanan. Siwa biasa digambarkan membawa laksana berupa camara (pengusir lalat), aksamala (tasbih), kamandalu (kendi yang berisi air kehidupan), dan trisula (tombak berujung tiga). Siwa biasa digambarkan dengan wahana/kendaraannya, yaitu seekor lembu bernama Nandi. Selain Siwa, ada beberapa arca yang berhubungan dengan dewa Siwa. Pertama, istri Siwa atau Parwati, yang memiliki wujud lain yaitu Durga Mahisasuramardini. Arca Durga biasa digambarkan bertangan delapan, berdiri di atas seekor lembu yang ternyata merupakan raksasa bernama Mahisa yang menyerang kahyangan. Selanjutnya Ganesha, atau anak Siwa berupa manusia yang digambarkan duduk dan berkepala gajah. Kemudian Rsi Agastya atau yang biasa dikenal dengan Siwa Mahaguru. Rsi Agastya digambarkan membawa beberapa laksana milik Siwa, memiliki perut gendut dan jenggot yang runcing.

Dewa Trimurti selanjutnya adalah Wisnu, yang merupakan dewa penjaga atau pemelihara. Dalam mitologinya, Wisnu digambarkan memiliki 10 penjelmaan (avatara), beberapa avatara tersebut berupa kura-kura, singa, ikan raksasa, Rama dalam kisah Ramayana, Krishna, danWisnu dengan kuda putih. Arca Wisnu digambarkan dengan laksana berupa cakra (roda berputar), sangkha (kerang) dan padma (bunga teratai). Wisnu biasa digambarkan dengan wahananya yaitu, garuda. Tokoh lain yang berhubungan dengan Wisnu adalah Dewi Sri atau Dewi Laksmi sebagai istri atau sakti dari dewa Wisnu.

Selanjutnya adalah dewa Brahma atau sang dewa pencipta. Pada penggambarannya dalam arca, Brahma sering digambarkan berkepala empat atau caturmukha. Selain itu laksana yang sering dibawa dewa Brahma adalah aksamala, kamandalu, dan pustaka (buku). Brahma biasa digambarkan dengan wahananya, yaitu Hamsa atau angsa. Tokoh yang berhubungan dengan Brahma adalah dewi Saraswati atau dewi kesenian dan ilmu pengetahuan.

Salah satu peninggalan agama Hindu pada masa lalu merupakan arca. Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja dewa-dewi. Arca merupakan personifikasi dewa sebagai wujud pemujaan umat Hindu. Sebagai personifikasi, penggambaran tokoh pada arca tentu berbeda tergantung dengan tokoh yang digambarkan. Perbedaan setiap tokoh dapat dilihat dari laksana atau atribut yang dibawa oleh masing-masing tokoh. Para arkeolog harus memiliki mata jeli untuk dapat mengetahui laksana yang dibawa dan mengetahu perwujudan dewa pada arca tersebut.

Tulisan dan foto oleh Desfira Ramadhania Rousthesa (Mahasiswa Magang Sarjana Arkeologi UI)