Apakah yang dimaksud dengan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah sebagaimana dijelaskan dalam surah Azzumar ayat 53?

mohon jawab dengan benar ya​

2. Bagaimana pendapatmu terkait hal tersebut? Jelaskan 5. Tuliskan yang sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah berhaji.​

mohon jawab dengan benar ya​

jawabkan dengan benar ya​

mohon jawab dengan benar ya​

mohon dijawab dengan benar ya​

إذا حضرت الصلاة فليؤذن لكم ، وليؤمكم أكبركم tolong apa bacaan latin nya,makasih ​

إذا صلى أحدكم للنّاس فليخفف فإن فيهم السّقيم و الضعيف و الكبير ، وإذا صلى لنفسه فليطل ما شاء bahasa latin bacaanya​

mohon dijawab yang yang benar ya 2​

Apakah hikmah memulakan solat di saf bahagian tengah, iaitu di belakang imam?.

Pada fase tertentu dalam kehidupan, mungkin sebagian orang akan menghadapi berbagai macam masalah ataupun melakukan banyak kesalahan. Kadangkala masalah dan kesalahan tersebut membuat seseorang merasa ingin menyerah dan berputus asa, karena baginya sudah tidak ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya dan sudah terlambat untuk menyesal.

Merasa berputus asa dan menyesal bagi mereka yang sedang dirundung masalah atau melakukan kesalahan (dosa) adalah sesuatu yang lumrah dan manusiawi. Bahkan menyesal atas perbuatan dosa yang telah dilakukan merupakan tanda melekatnya keimanan di dalam hati seseorang. Jika seseorang melakukan dosa tanpa rasa penyesalan, maka patut dipertanyakan di mana keimanannya.

Meskipun demikian, penyesalan dan rasa berputus asa ada yang berlebihan tidaklah baik. Karena ini – bisa jadi – merupakan bisikan setan yang memerintahkan manusia untuk tenggelam dalam penyesalan dan keputusasaan, sehingga membuat mereka lupa untuk mengharap kepada Allah swt, bahwa rahmat dan karunia-Nya amat luas, jauh lebih luas dari murka dan siksanya.

Dengan demikian, siapapun, kapanpun dan dimanapun, manakala ia mendapatkan masalah hendaknya ia tidak berputus asa dan tenggelam dalam rasa frustrasi. Ia harus yakin bahwa akan ada jalan keluar dari setiap masalah. Di sisi lain, manakala seseorang melakukan kesalahan seperti berbuat dosa, hendaknya ia menyesali perbuatannya tersebut tanpa berlebih-lebihan apalagi sampai berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah swt.

Tafsir QS. Az-Zumar Ayat 53: Jangan Berputus Asa

Berkenaan dengan hamba yang berlumur dosa dan melampaui batas, Allah Swt berfirman kepada mereka agar jangan pernah berputus asa dari rahmat-Nya. Mereka hanya perlu menyesali perbuatan dosa, berjanji tidak mengulanginya dan meminta ampunan kepada-Nya. Hal ini termaktub dalam QS. Az-Zumar ayat 53 yang berbunyi:

 قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.  (QS. Az-Zumar [39]: 53)

Baca juga: Takwa dan Tawakkallah, Tips Mencari Rezeki Menurut Al-Quran

Menurut Math‘am bin ‘Addiy, ayat ini turun kepada kamu kafir Quraish, terutama pemuka-pemuka mereka yang masuk Islam pasca penaklukan Mekah (fath makkah). Mereka adalah Suhail bin ‘Amr, Hakim bin Hazm, Safwan bin Umayyah, Abu Sufyan dan lain-lain (Tafsir Al-Qur’an/Tafsir al-Sam‘ani [4]: 475).

Mereka berkata, “Bagaimana mungkin kami bisa masuk Islam? Sesungguhnya nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Barang Siapa yang melakukan perbuatan syirik, berzina atau membunuh, maka dia akan binasa atau celaka.” Dan kami sungguh telah melakukan itu semua, bagaimana keadaan kami?” Kemudian turunlah QS. Az-Zumar Ayat 53.

Dalam sebuah hadis Qudsi disebutkan bahwa ayat ini merupakan janji Allah Swt kepada nabi Adam as pasca penurunannya ke dunia. Nabi Adam berkata: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya engkau telah membuat Iblis mampu menguasaiku dan keturunanku, dan aku tidak sanggup membendungnya kecuali atas izin-Mu.”

Allah swt berfirman: “Wahai Adam, sesungguhnya setiap keturunanmu yang lahir akan ditemani oleh malaikat penjaga.”

Nabi Adam menjawab: “Wahai Tuhanku, tambahkanlah lagi.”

Allah Swt berfirman: “Pintu taubat akan senantiasa terbuka bagi keturunanmu, pintu itu tidak akan tertutup hingga hari kiamat.”

Nabi Adam menjawab: “Wahai Tuhanku, tambahkanlah lagi.”

Allah Swt berfirman: “Setiap kebaikan yang dilakukan keturunanmu akan dibalas sebanyak sepuluh kali lipat, sedangkan keburukan atau kejahatan hanya dibalas setimpal.”

Nabi Adam menjawab: “Wahai Tuhanku, tambahkanlah lagi.”

Allah Swt berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah…”

Secara umum ayat di atas mengatakan bahwa sebaiknya manusia – yakni hamba-hamba Allah swt yang telah melakukan dosa – tidak berputus asa dari rahmat-Nya. Jika mereka menyesali semua dosa tersebut dan mau bertaubat secara sungguh-sungguh, maka Allah swt akan mengampuninya. Karena Dia adalah Tuhan Yang Maha Pengampun terhadap dosa-dosa hamba-Nya dan Maha Penyayang kepada mereka.

Kata la taqnuthu pada ayat ini bermakna la tay‘asu, yakni janganlah berputus asa dari rahmat Allah Swt, karena rahmat-Nya jauh lebih luas dan besar daripada murka-Nya. Tidak berputus asa di sini bermakna bahwa seseorang menyesali semua perbuatan dosanya, bertaubat dengan sungguh-sungguh, dan memohon ampunan dan rahmat-Nya.

Baca juga: Tafsir Surat Al-Hadid Ayat 22-23: Hikmah di Balik Musibah

Berdasarkan ayat di atas, semua dosa manusia dapat diampuni seandainya Allah Swt berkehendak. Namun dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa ketika QS. Az-Zumar Ayat 53 turun, seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Muhammad Saw, “Ya Rasulullah, bagaimana dengan dosa orang yang syirik?” kemudian nabi Saw diam sejenak dan laki-laki itu bertanya lagi, “bagaimana dengan dosa orang yang syirik?” Beliau menjawab, “Kecuali orang yang menyekutukan Allah Swt.”

Jika seseorang menelaah frasa ayat di atas secara cermat, maka ia dapat menemukan bahwa ada isyarat dari Allah Swt agar manusia tidak mencela pendosa. Karena Allah Swt pada konteks ayat ini memanggil mereka dengan panggilan hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, sebuah panggilan mesra dan penuh kasih dari-Nya, tanpa penindasan apalagi penghujatan.

Melalui panggilan tersebut, Allah seakan-akan berfirman, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas, Aku tahu bahwa kalian telah melakukan berbagai perbuatan dosa, baik disengaja ataupun tidak. Dosa-dosa kalian itu sangat banyak, sehingga kalian merasa kalian tidak pantas untuk menerima ampunan dari-Hu. Namun ketahuilah, hal itu tidaklah benar, ampunan dan karunia-Ku jauh lebih besar dari dosa kalian semua.”

“Oleh karena itu, jangan kalian berputus asa dari ramat-Ku dan teruslah memohon ampun kepada-Ku atas kesalahan-kesalahan kalian. Sesungguhnya Aku akan memaafkan segala dosa-dosa manusia sebanyak dan sebesar apapun sesuai keinginan-Ku. Dan ketahuilah bahwa Aku adalah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua makhluk di alam semesta.”

Dari QS. Az-Zumar Ayat 53 ini, kita juga belajar tentang psikologi dakwah Islam dalam perspektif Al-Qur’an, yakni mendahulukan cinta dan kasih serta kelembutan di atas segalanya. Pada aspek tertentu, kita memang harus ketat dan tegas. Namun di sisi lain, ketegasan tersebut jangan sampai membuat kita lupa bahwa agama Islam adalah agama yang mengutamakan cinta, kedamaian, dan kesejahteraan. Wallahu A’lam.

Apakah yang dimaksud dengan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah sebagaimana dijelaskan dalam surah Azzumar ayat 53?

Surat Az Zumar Ayat 53, Arab Latin, Arti, Tafsir dan Kandungan

Surat Az Zumar ayat 53 adalah ayat tentang optimisme. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya.

Surat Az Zumar (الزمر) merupakan surat makkiyah. Nama Az Zumar yang berarti rombongan-rombongan, diambil dari kata yang terdapat pada ayat 71 dan 73 surat ini. Ia dinamakan pula surat Al Ghuraf, diambil dari kata pada ayat 20.

Kandungan utama surat ini adalah penjelasan tauhid dan bantahan terhadap kesyirikan. Bahkan Sayyid Qutb mengatakan bahwa tujuan surat ini adalah uraian tentang tauhid, sejak awal hingga akhirnya. Adapun secara khusus ayat 53, ia adalah ayat optimisme yang melarang putus asa dari rahmat Allah karena Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Surat Az Zumar Ayat 53 Beserta Artinya

Berikut ini Surat Az Zumar Ayat 53 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

(Qul yaa ‘ibaadiyal ladzii asrofuu ‘alaa anfusihim laa taqnathuu min rohmatillaah. Innallooha yaghfirudz dzunuuba jamii’aa. Innahuu huwal ghofuurur rohiim)

Artinya:

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Apakah yang dimaksud dengan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah sebagaimana dijelaskan dalam surah Azzumar ayat 53?

Tafsir Surat Az Zumar Ayat 53

Tafsir Surat Az Zumar Ayat 53 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan arti. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az Zumar: 53)

1. Optimis, Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah

Poin pertama dari Surat Az Zumar ayat 53 ini adalah larangan berputus asa dari rahmat Allah.

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.

Ibnu Katsir menjelaskan, ayat ini merupakan seruan kepada para pendurhaka, termasuk orang-orang kafir, agar bertaubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak berputus asa dari rahmatNya.

Renungkanlah ayat ini, betapa besarnya rahmat Allah kepada hamba-Nya, meskipun ia durhaka dan melampaui batas, Allah menyeru dengan panggilan yang sangat lembut: ibaadii. Hamba-hambaKu.

Kita tidak dipanggil dengan panggilan yang biasa-biasa saja seperti insan atau basyar, namun dipanggil dengan panggilan yang lembut dan penuh sayang: ibaadii.

Meskipun melampaui batas, banyak durhaka, banyak berbuat dosa, kita dipanggil Allah dengan ibaadii dan diseru untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah.

“Seorang hamba tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah, betapapun besar dosa-dosanya, karena sesungguhnya pintu rahmat dan pintu taubat itu luas,” tulis Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Quranil ‘Adhim.

Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran menjelaskan, ayat ini menyeru kepada harapan, optimisme, cita-cita dan kepercayaan akan ampunan Allah.

“Pada saat manusia berputus asa dan patah arang, ia mendengar seruan kasih sayang dan sapaan kelembutan Allah,” terang Sayyid Qutb.

Tidak berlebihan jika Ibnu Mas’ud menyebut ayat ini adalah ayat Al Quran yang paling menggembirakan.

Apakah yang dimaksud dengan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah sebagaimana dijelaskan dalam surah Azzumar ayat 53?

2. Allah Mengampuni Semua Dosa

Poin kedua dari Surat Az Zumar ayat 53 ini adalah penegasan bahwa Allah mengampuni semua dosa.

إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا

Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa maknanya, Allah mengampui semua dosa tanpa peduli betapapun banyaknya. Asalkan pelakunya bertaubat kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya:

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ

Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya. (QS. At Taubah: 104)

Bahkan juga termasuk dosa syirik. Asalkan benar-benar bertaubat, insya Allah akan diampuni-Nya. Sebab syirik yang tidak akan diampuni Allah adalah syirik yang dibawa mati, hingga akhir hayatnya tidak bertaubat. Na’udzu billah min dzalik.

“Jangan kamu menyangka oleh karena sudah terlalu banyak dosa lalu Allah tidak memberikan ampunan,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. “Asal kamu bahwa kamu memang berdosa, lalu kamu mohonkan kepada Allah agar diberi ampun lalu kamu taubat. Arti taubat adalah kembali ke jalan Allah, dosa itu akan diampuni, meskipun bagaimana besarnya dosa itu dan betapa pun banyaknya.”

3. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Poin ketiga dari Surat Az Zumar ayat 53 ini adalah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Buya Hamka menjelaskan, di ayat inilah bertemu bagaimana luasnya rahmat Allah sehingga bagaimana pun besarnya dosa dan maksiat, ia laksana sebutir pasir saja yang habis diembus oleh ampunan Allah.

Kandungan Surat Az Zumar Ayat 53

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Az Zumar Ayat 53:

Allah melarang berputus asa. Betapapun banyaknya dosa, seseorang tak boleh berputus asa dari rahmat Allah.

Ayat ini menyeru kepada harapan dan membangun sikap optimis terhadap ampunan Allah.

Ampunan Allah sangat luas. Allah mengampuni semua dosa asalkan pelakunya bertaubat.

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Demikian Surat Az Zumar ayat 53 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat, menjauhkan kita dari putus asa dan menanamkan optimisme. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]