Apakah malnutrisi terjadi pada daerah yang kekurangan makanan?

Merdeka.com - Kekurangan gizi atau biasa disebut malnutrisi merupakan gangguan kesehatan yang terjadi saat tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Kondisi ini bisa terjadi karena tubuh kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama. Sehingga hal ini dapat menyebabkan tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Dilansir dari laman Healthline, seseorang bisa tetap mengalami kekurangan gizi meski telah mengonsumsi banyak makanan. Hal ini dikarenakan makanan tersebut tidak mengandung beberapa zat, seperti protein, karbohidrat, vitamin dan mineral.

Apabila seseorang mengalami kekurangan gizi, maka dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Lantas apa saja dampak kekurangan gizi bagi tubuh? Simak penjelasannya berikut ini.

2 dari 7 halaman

Beri-beri merupakan salah satu jenis penyakit yang diakibatkan karena tubuh kekurangan vitamin B1. Ada dua jenis beri-beri, yaitu beri-beri kering dan basah.

Beri-beri kering ditandai dengan susah berjalan, tangan dan kaki kesemutan, nyeri, fungsi otot kaki bagian bawah menurun, hingga kesulitan kesulitan bicara. Sementara itu ciri-ciri beri-beri basah yaitu denyut jantung meningkat, kaki bawah bengkak hingga mengalami sesak napas berat saat beraktivitas.

Dilansir dari laman Healthline, beri-beri kering dapat mempengaruhi sistem saraf. Sedangkan beri-beri basah dapat mempengaruhi jantung dan pembuluh darah. Untuk mencegah kekurangan gizi ini, sebaiknya mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan vitamin B1, seperti daging sapi, buah jeruk, susu, gandum dan kacang-kacangan.

3 dari 7 halaman

Apakah malnutrisi terjadi pada daerah yang kekurangan makanan?
healthguides.healthgrades.com

Salah satu dampak kekurangan gizi berikutnya ialah dapat menimbulkan penyakit anemia. Hal ini bisa terjadi karena tubuh kekurangan zat besi. Sehingga menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah dengan baik, akibatnya organ dan jaringan tidak mendapatkan oksigen yang cukup.

Anemia dapat ditandai dengan beberapa gejala, seperti merasa sangat lemah lesu, denyut jantung cepat, nafsu makan berkurang, infeksi, insomnia hingga pusing dan sakit kepala. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, diantaranya telur, daging, tahu, beras merah, ikan hingga kacang-kacangan.

4 dari 7 halaman

Kwashiorkor merupakan salah satu penyakit yang ditandai dengan beberapa gejala, seperti sering merasa kelelahan, hilangnya massa otot, pembengkakan di bawah kulit hingga menyebabkan sistem kekebalan tubuh rusak. Hal bisa terjadi karena tubuh kekurangan asupan protein.

Dilansir dari laman Healthline, protein berperan penting dalam memperbaiki sel, membuat sel baru dan menjaga kesehatan kehamilan. Sehingga mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, seperti susu, keju, ikan dan daging dapat mencegah terjadinya kekurangan gizi.

5 dari 7 halaman

Apakah malnutrisi terjadi pada daerah yang kekurangan makanan?
©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Kiselev Andrey Valerevich

Marasmus merupakan salah satu penyakit yang disebabkan karena kekurangan gizi. Hal ini bisa terjadi karena tubuh kekurangan asupan nutrisi dan kalori. Penyakit ini dapat menimpa anak-anak dan dewasa, bahkan apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan kematian.

Beberapa ciri-ciri seseorang yang mengalami penyakit marasmus, di antaranya tulang iga dan bahu mononjol dan tubuh kurus kering. Cara untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi seperti ini, sebaiknya banyak mengonsumsi makanan yang mengandung nutrusi dan kalori.

6 dari 7 halaman

Dampak kekurangan gizi berikutnya ialah timbulnya penyakit scurvy. Penyakit ini dapat timbul akibat tubuh kekurangan vitamin C. Pasalnya vitamin C berperan penting dalam membuat kolagen pada tubuh.

Dilansir dari laman Healthline, penyakit scurvy ditandai dengan beberapa gejala, seperti munculnya titik-titik merah di kulit, kelelahan, nafsu makan menurun, diare hingga pembengkakan pada gusi. Salah satu cara dalam mencegah dampak kekurangan gizi ini dengan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan secara rutin dan teratur.

7 dari 7 halaman

Apakah malnutrisi terjadi pada daerah yang kekurangan makanan?
©2015 Merdeka.com/shutterstock/Monika Wisniewska

Salah satu jenis penyakit yang bisa muncul akibat kekurangan gizi ialah osteoporosis. Hal ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin D, sehingga dapat menyebabkan pembentukan tulang terganggu.

Cara mencegah penyakit ini yaitu dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium, seperti kangkung, ikan salmon, keju dan kacang-kacangan. Apabila beberapa makanan tersebut dikonsumsi secara rutin dan teratur maka dapat berfungsi efektif dalam mencegah kekurangan gizi.

Apakah malnutrisi terjadi pada daerah yang kekurangan makanan?

Untuk mewujudkan individu yang mampu mencapai potensi maksimalnya, faktor nutrisi adalah unsur yang sangat penting untuk diperhatikan. Usia balita dikenal sebagai “Periode Emas” tumbuh kembang. Disebut demikian karena pada usia 0-5 tahun Si Kecil menjalani proses tumbuh kembang yang akan menentukan kondisinya di masa mendatang.

Apakah malnutrisi terjadi pada daerah yang kekurangan makanan?

Pada saat periode emas, perkembangan otak Si Kecil berlangsung sangat pesat hingga mencapai 80% potensinya. Semua informasi yang Si Kecil terima pada masa ini akan menjadi pondasi pembentukan karakter, kepribadian, dan kemampuannya kelak ia besar nanti.

Cara memaksimalkan periode emas yaitu dengan memberikan asupan nutrisi yang baik dan seimbang dan menyesuaikan kebutuhan serta usianya. Kemudian berikan curahan kasih sayang, perhatian, dan stimulasi sesuai dengan tahapan tumbuh kembang Si Kecil.

 Baca Juga: Dukung Kecerdasan Si Kecil dengan Stimulasi yang Tepat

Pastikan segala kebutuhan dasar gizi Si Kecil terpenuhi, agar Si Kecil tidak mengalami kondisi kekurangan gizi yang disebut malnutrisi atau gizi buruk. Secara umum malnutrisi atau gizi buruk mencakup kekurangan maupun kelebihan gizi yang akan terjadi akibat pola makan yang buruk, pencernaan yang tidak sehat, dan juga tingkat aktivitas Si Kecil. Kondisi kekurangan gizi akan berdampak negatif bagi tumbuh kembang Si Kecil, serta rawan menyebabkan berbagai gangguan dan penyakit.

Apabila kecukupan gizinya tidak terpenuhi, maka Si Kecil berisiko mengalami stunting. Stunting adalah keadaan tinggi badan di bawah standar pada umur tertentu yang akhirnya memperbesar risiko seseorang terkena diabetes, hipertensi, dan juga obesitas.

 Baca Juga: Stres pada Si Kecil: Mungkingkah Terjadi?

Apakah malnutrisi terjadi pada daerah yang kekurangan makanan?

Efek negatif stunting lainnya adalah kemampuan otak yang menurun, misalnya gangguan perhatian, gangguan belajar, menurunnya skor IQ, mudah lupa, berkurangnya kemampuan bersosialisasi, serta berkurangnya kemampuan memecahkan masalah. Semua itu akan terjadi jika keadaan kekurangan gizi berlanjut selama bertahun-tahun.

Selain stunting, berikut ini adalah daftar penyakit yang disebabkan karena kekurangan gizi. Kenali penyebab serta ciri-cirinya untuk mewaspadai penyakit kurang gizi tersebut:

Kwashiorkor

Ini merupakan salah satu penyakit malnutrisi protein yang paling akut di dunia. Gejala lain penyakit ini yaitu perut buncit, pembesaran hati, penipisan rambut dan tekstur rambut yang kasar, gigi mudah copot, dan dermatitis.

Marasmus

Marasmus adalah penyakit akibat kekurangan protein dan kalori yang sangat parah. Umum terjadi pada anak-anak. Pada kondisi marasmus, berat tubuh lebih rendah 80% dari berat normal yang seharusnya sehingga tubuh seseorang tampak kurus. Pengecilan otot, kulit kering dan bersisik, dan kulit longgar merupakan gejala lain dari marasmus.

Anemia

Penyakit kurang darah yang paling umum disebabkan karena kurang gizi. Meski dapat dipicu oleh banyak faktor, tapi salah satu alasan utama terjadinya anemia adalah defisiensi zat besi dan vitamin B12. Penderitanya bisa mengalami sesak napas, kelelahan, pucat, dan gejala lain yang menunjukkan rendahnya jumlah hemoglobin.

Baca Juga: Tips Lindungi Si Kecil dari Ancaman COVID-19

Gondok

Disebabkan karena kekurangan yodium dalam makanan. Gejala khasnya adalah pembengkakan kelenjar tiroid. Gejala lainnya adalah lesu, lemah, tingkat metabolisme yang rendah, peningkatan kerentanan terhadap dingin, dan lain-lain.

Defisiensi Vitamin

  • Vitamin A. Dapat mengakibatkan rabun senja, kebutaan permanen serta sangat rentan terhadap infeksi, gangguan nafsu makan, kulit kering dan kasar, kerusakan rambut, kesulitan dalam penyembuhan luka, dan lain-lain.
  • Vitamin B1. Penderitanya akan mengalami badan lesu, menurunnya nafsu makan, dan depresi mental. Penyakit karena defisiensi tiamin yaitu beri-beri. Penyakit ini disebabkan akibat makanan yang kaya akan karbohidrat tetapi rendah tiamin.
  • Vitamin B2. Kekurangan vitamin B2 atau riboflavin biasanya sangat berhubungan dengan penyakit kurang protein dan energi. Gejala defisiensi riboflavin termasuk sakit tenggorokan dengan pembengkakan dan kemerahan dari mulut, cheilosis, stomatitis, glositis, dermatitis, dan lain-lain.
  • Vitamin B12. Ditandai dengan gejala seperti kesemutan pada lidah, anemia, bintik-bintik putih pada kulit, luka pada mulut, sesak napas, sakit kepala yang mirip serangan migrain, dan lain-lain.
  • Vitamin C. Kekurangan vitamin C menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai penyakit kudis. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti gusi berdarah, penyembuhan luka yang sangat lama, bintik-bintik pada kulit, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
  • Vitamin D. Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena kurangnya asupan kalsium dan paparan sinar matahari. Gejala kekurangan vitamin D menyebabkan pembentukan tulang terganggu, sehingga tulang menjadi sangat lunak seperti pada osteomalacia maupun osteoporosis.

 Baca Juga: Apa Perlu Si Kecil Diberi Suplemen Vitamin?

Tentunya kita tidak ingin penyakit kekurangan gizi terjadi pada Si Kecil. Apabila terdapat gejala-gejala di atas, Bunda jangan ragu untuk segera konsultasikan ke tenaga kesehatan.

Demi masa depan Si Kecil menjadi manusia berkualitas, maka nutrisi dan kecukupan gizi adalah sebuah prioritas utama.

Apakah malnutrisi terjadi pada daerah yang kekurangan makanan?

Dengan cara memberikan asupan gizi seimbang sesuai kebutuhannya, curahan kasih sayang, perhatian, serta stimulasi sesuai tahapan usia, maka proses tumbuh kembang Si Kecil berjalan secara optimal, serta anak akan terhindar dari penyakit kurang gizi. Nah, saatnya wujdukan Si Kecil menjadi anak generasi platinum!

Baca Juga: Mengapa Kolin dan Zat Besi Penting Untuk Si Kecil?