Apakah akibat yang ditimbulkan dari adanya peningkatan permukaan air laut

Apakah akibat yang ditimbulkan dari adanya peningkatan permukaan air laut
Muhammad Irham, Alumni Fulbright dan Texas A&M University, peneliti di Universitas Syiah Kuala dan tertarik pada energi, ilmu kebumian, perubahan iklim dan lingkungan. 

Oleh: Dr. Muhammad Irham, S.Si, M.Si*)

PENINGKATAN air laut merupakan fenomena yang tidak dapat dipungkiri dan menjadi isu yang sangat penting saat ini.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan ini, yang terpenting adalah peningkatan suhu dan peningkatan volume air.

Perubahan ini akan berdampak pada keseimbangan air dan tanah serta berbahaya bagi negara-negara di pesisir seperti Indonesia.

Dalam kurun waktu 18.000 tahun terakhir, permukaan air laut telah naik setinggi 120 meter, artinya secara normal kenaikan permukaan laut hanya berkisar 0,07 mm/tahun.

Namun mengacu pada apa yang terjadi selama 25 tahun terakhir, kenaikan muka air laut global mengalami percepatan yang cukup signifikan.

Pakar perubahan iklim dunia seperti Prof. Narem (University of Colorado) memperkirakan peningkatan ini disebabkan oleh pemanasan global yang mencairkan lapisan es kutub.

Meski ada perbedaan seberapa besar kenaikan permukaan laut antara Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dan hasil penelitian Environmental Research Letters (ERL), kenaikan permukaan laut itu nyata dan meningkat pesat.

Diperkirakan laju kenaikan akan menjadi sekitar 60 cm dalam seratus tahun dari tahun 2000 hingga 2100.

Pusat Penelitian Permukaan Laut, Universitas Hawaii dan Peta Iklim Global NOAA menunjukkan bahwa kenaikan permukaan laut rata-rata di atas 0,3 cm per tahun di 48 tahun terakhir ini disebabkan mencairnya es dari gletser dan lapisan lapisan es lainnya akibat peningkatan suhu yang menghangat.

Penelitian USK di Tiga Daerah di Aceh

Di Indonesia, fenomena kenaikan muka air laut terlihat nyata.

Bukti ini diperlihatkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Syiah Kuala di tiga stasiun pemantauan di Aceh (Bireuen, Aceh Besar, dan Aceh Barat).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan air laut di perairan Aceh mulai dari 1,3 mm/tahun menjadi 1,8 mm/tahun dalam 25 tahun terakhir.

Hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada wilayah pesisir di Aceh.

Di sisi lain, jika melihat suhu, hasil studi kelompok yang sama di Universitas Syiah Kuala menunjukkan bahwa ada kenaikan suhu sekitar 0,6% selama 10 tahun terakhir sejak 2009.

Kenaikan suhu air laut dan suhu lokal ini secara linier menandakan ada hubungan antara kenaikan suhu air laut dan kenaikan muka air laut, tetapi penelitian yang lebih mendalam harus dilakukan secara detail.

Beberapa ahli sepakat bahwa kenaikan permukaan air laut saat ini merupakan akibat dari pemanasan global yang tidak terkendali sehingga menyebabkan perubahan iklim.

Emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global saat ini adalah yang terburuk sepanjang masa.

Akibat pemanasan ini, terjadi ekspansi termal yang menyebabkan lautan menjadi hangat dan mengembang.

Beberapa ahli sepakat bahwa kenaikan permukaan air laut saat ini merupakan akibat dari pemanasan global yang tidak terkendali sehingga menyebabkan perubahan iklim.

Emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global saat ini adalah yang terburuk sepanjang masa.

Akibat pemanasan ini, terjadi ekspansi termal yang menyebabkan lautan menjadi hangat dan mengembang.

Pemanasan Global

Pemanasan global yang terjadi saat ini secara umum diyakini disebabkan oleh kadar CO2 di atmosfer yang meningkat sebesar 2,3 ppm per tahun selama sepuluh tahun terakhir dibandingkan 0,6 ppm per tahun pada dekade 60-an.

Kadar karbondioksida meningkat karena berbagai aktivitas manusia, seperti penggunaan bahan bakar fosil (batubara, minyak dan gas) untuk kebutuhan energi dan transportasi. Selain itu, deforestasi, dengan perkiraan hilangnya 12 juta hektare hutan dunia pada tahun 2018, telah berkontribusi pada peningkatan emisi sebesar 11%.

Menurut organisasi konservasi, emisi yang dihasilkan dari deforestasi diperkirakan sebanding dengan emisi dari semua mobil dan truk yang ada planet ini.

Wilayah pesisir Indonesia merupakan wilayah yang berpotensi luas dan besar mengalami bencana akibat naiknya air laut.

Wilayah ini adalah daerah tempat tinggal sekitar 65% penduduk Indonesia.

Meski dampaknya belum terasa secara langsung hingga saat ini, air laut yang terus naik mengancam kelangsungan hidup masyarakat Indonesia di pesisir.

Fenomena naiknya permukaan laut bisa menimbulkan kerugian yang sangat besar.

National Oceanographic Center (NOC) memperkirakan akan terjadi kerugian $ 14 triliun pada tahun 2100.

Negara yang menanggungnya adalah negara-negara pulau tropis, salah satunya Indonesia.

Indonesia akan sering merasakan perubahan permukaan laut yang ekstrim dengan laju kehilangan baik dari sisi lahan maupun ekonomi yang lebih besar dari perkiraan NOC.

Kenaikan permukaan laut yang ekstrim akan berdampak negatif pada perekonomian Indonesia dan kelayakan hunian daerah pesisir dataran rendah.

Pesisir Indonesia akan sangat terpengaruh dan tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungannya akan semakin besar.

Jika hal ini terjadi, maka banyak dampak buruk yang mungkin dihadapi oleh pesisir dan dataran rendah Indonesia, antara lain menyebabkan abrasi yang merusak, banjir, pencemaran lahan pertanian dengan air asin hingga hilangnya habitat flora dan fauna.

Dari sisi iklim, akan banyak terjadi banjir rob di dataran rendah pesisir, terutama untuk permukiman, sehingga memaksa masyarakat untuk bermigrasi ke daerah yang lebih tinggi yang secara ekonomi dan material akan sangat merugikan.

Gelombang dan badai di wilayah pesisir juga akan semakin kuat sehingga menyebabkan ketidakamanan infrastruktur.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan meminimalisir kenaikan cepat air laut?

Banyak hal yang bisa dilakukan seperti mengurangi ketergantungan kita pada sumber energi fosil dan mulai memperbanyak sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan.

Sudah saatnya pemerintah bertindak mengantisipasi segala sesuatu yang terjadi dengan kebijakan ramah lingkungan.

Kebijakan tersebut dapat mencegah atau setidaknya meminimalkan dampak yang telah terjadi.

Pemerintah juga diharapkan mampu membangun infrastruktur yang baik untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan air laut.

Stakeholder harus mampu mengantisipasi apapun investasi yang dibuat untuk kepentingan ekonomi namun kepentingan lingkungan adalah utama yang harus dijaga.

Masyarakat harus diberi edukasi yang baik tentang perlunya menjaga lingkungan.

Akademisi dengan segala kepakarannya harus mampu mengkolaborisi dan elaborasi ilmunya untuk bisa mengatasi dampak jangka pendek dan jangka Panjang.

Tanda-tanda perubahan iklim sudah nyata terlihat, diawali dengan adanya perubahan muka air laut dan perubahan cuaca yang tidak menentu.

Evaluasi awal terhadap fakta adanya peningkatan air laut sebagai tanda perubahan iklim perlu dikaji secara cermat untuk mengantisipasi dampak negatifnya.

Wilayah pesisir adalah daerah yang paling rentan terhadap perubahan yang terjadi.

Oleh karena itu, perlu adanya strategi pengelolaan untuk mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi.

Last Updated: Apr 21, 2021 @ 1:31 pm

Admin buleleng | 16 Maret 2021 | 269012 kali

Apakah akibat yang ditimbulkan dari adanya peningkatan permukaan air laut

Dampak pemanasan global terhadap kehidupan manusia dan lingkungan bukanlah mitos. Dampak-dampak tersebut telah terjadi, mempengaruhi kita sehari-hari, baik disadari atau tidak,. Berbagai akibat pemanasan global bersifat negatif dan kontra produktif terhadap manusia beserta keanekaragaman hayati yang ada di bumi. Walaupun ada beberapa jenis yang diuntungkan akibat pemanasan global, itu hanya sebagian kecil saja.

Berikut adalah enam belas dampak pemanasan global terhadap manusia dan lingkungan. Jika efek akibat pemanasan global yang belum penulis tuliskan ke dalam artikel ini, silahkan pembaca tambahkan ke dalam bagian komentar.

Daftar dampak pemanasan global

  1. Dampak pemanasan global yang cukup sering dipublikasikan adalah mencairnya gletser: Mencairnya gletser akan menciptakan banyak masalah bagi manusia dan hewan yang hidup di bumi. Salah satunya adalah kenaikan permukaan laut. Seiring meningkatnya pemanasan global, permukaan laut akan naik sehingga berpotensi menyebabkan banjir.
  2. Akibat pemanasan global yang kedua adalah terjadinya perubahan Iklim. Pola cuaca yang tidak teratur telah mulai menunjukkan efek pemanasan global tersebut. Peningkatan curah hujan dalam bentuk hujan telah diketahui di daerah kutub dan gurun. Meningkatnya pemanasan global akan menyebabkan lebih banyak penguapan yang akan menyebabkan lebih banyak hujan. Hewan dan tumbuhan tidak dapat dengan mudah beradaptasi dengan peningkatan curah hujan. Tanaman dapat mati dan hewan dapat bermigrasi ke area lain. Ini dapat menyebabkan seluruh ekosistem berubah secara total dan cepat. Diluar kemampuan manusia untuk beradaptasi.
  3. Meningkat dan meluasnya kekeringan. Meskipun mungkin adanya hujan dan banjir di Savannah, kekeringan yang parah terjadi di bagian lain di dunia. Ketika suhu hangat, keberadaan kekeringan telah meningkat di bagian barat Amerika Serikat. Kekeringan juga menyebabkan terjadinya kebakaran hutan di Indonesia. Penguapan skala besar menjadi penyebab utama kekeringan di banyak tempat, terutama Afrika. Kekeringan yang berpoentsi menyebabkan gagal panen dapat menyebabkan malnutrisi.
  4. Meluasnya penyakit. Karena suhu bumi menjadi lebih hangat, ini dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan meluasnya penyakit yang mereka hadapi. Dengan peningkatan curah hujan, penyakit yang terbawa air cenderung menyebar, seperti penyakit malaria.
  5. Meningkatnya frekuensi badai. Ketika suhu lautan naik, angin topan dan badai lainnya cenderung menjadi lebih kuat. Dengan meningkatnya pemanasan global, air di laut memanas yang akan memanaskan udara di sekitarnya sehingga menciptakan angin topan.
  6. Naiknya permukaan laut. Mencairnya es di kutub dan berkurangnya air yang menguap ke atmosfir menyebabkan naiknya permukaan laut. Kota-kota dan kota-kota pesisir yang tidak jauh di dekat pantai timur AS, kepulauan pasifik, Teluk Meksiko hanyalah beberapa wilayah di mana kerusakan banjir mulai menenggelamkan beberapa arealnya.
  7. Pemanasan global dapat mempengaruhi pertanian. Ketika suhu global akan meningkat, tanaman akan merasa lebih sulit untuk bertahan hidup dan akan mati. Tumbuhan adalah sumber utama makanan bagi manusia dan sebagai akibatnya kekurangan makanan dapat terjadi. Kekurangan makanan dapat menyebabkan perang dan konflik di beberapa negara.
  8. Gelombang Panas. Gelombang panas menyebabkan cuaca panas yang berbahaya dan dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak kematian terjadi karena gelombang panas daripada dalam enam puluh tahun terakhir, seperti gelombang panas yang terjadi di India baru-baru ini, seperti diberitakan The Gurdian.
  9. Dampak pemanasan global berikutnya adalah terjadinya kebakaran hutan. Walaupun kebakaran hutan adalah kejadian alami, namun dengan bertambahnya jumlah karbon dioksida di udara, dan musim panas yang lebih panas, menyebabkan kebakaran hutan lebih mudah dan sering terjadi. Kebakaran hutan yang lebih sering terus muncul dalam jumlah besar setiap tahun, seperti di Indonesia, australia dan amerika. Laju pembakarannya lebih lama daripada yang terakhir, dan dengan pelepasan karbondioksida ke udara, bukan hanya kehidupan orang-orang dalam bahaya, tetapi satwa liar sangat menderita. Setiap kali api membakar, semakin sedikit oksigen yang ada untuk melawan jumlah karbon dioksida yang berbahaya yang dilepaskan ke atmosfer.
  10. Perubahan musim berupa berlangsungnya periode musim yang lebih panjang atau pendek. Perubahan peiode berlangsungnya musim, misalnya musim semi, gugur, hujan, bisa terjadi lebih cepat dan lebih cepat, atau lebih lama dan lebih lama.
  11. Dampak pada tanaman. Terjadinya perubahan musim menyebabkan pola cuaca menjadi tidak menentu dan ekstrim. Banjir akibat naiknya permukaan laut, gagal panen, perubahan musim bunga meningkatkan resiko kegagalan tanaman untuk berbuah dan dipanen. Ini akan berakibat negatif pada industri makanan. Harga tanaman pokok bisa saja meningkat drastis. Pada akhirnya akan menimbulkan penurunan kinerja ekonomi.
  12. Rusaknya ekosistem laut. Kondisi terumbu karang dunia terus berkurang dan rusak akibat pemanasan global. Sekali terumbu karang terpengaruh, seluruh ekosistem yang berkembang menjadi usang, termasuk penurunan sektor perikanan.
  13. Rantai makanan di dalam ekosistem. Perubahan pola waktu dan durasi migrasi burung migran, hibernasi memakan waktu lebih lama. Akibatnya, seluruh rantai makanan bisa terganggu.
  14. Meningkatnya resiko kesehatan. Dengan semakin banyaknya jumlah karbon dioksida terperangkap di atmosfer, kualitas udara untuk pernafasan semakin buruk dan sulit didapat. Jika pemanasan global berlanjut, menurut sebuah perkiraan, AS akan menghabiskan sekitar 60 miliar dolar untuk memerangi penyakit pernapasan dan gejala.
  15. Kepunahan hewan. Pemanasan global meningkatkan resiko terjadinya kepunahan hewan. Terjadinya pemanasan global menyebabkan beberapa satwa mengalami perubahan habitat sehingga bermigrasi. Migrasi ini akan menyebabkan sebagian hewan tidak dapat beradaptasi alias dirugikan. Misalnya saja rubah putih yang bermigrasi kemudian kalah bersaing dengan rubah merah, seperti yang dipublikasikan oleh artikel BBC berjudul “Arctic foxes suffer while reds thrive in northern Canada“.

Itulah beberapa akibat pemanasan global bagi manusia, satwa dan tumbuhan yang telah teridentifikasi dan wajib diketahui. Dengan mengetahui efek pemanasan global, semoga kita dapat mengelola lingkungan hidup kita menjadi lebih baik.