Apa yang terjadi jika sel ovum tidak dibuahi oleh sperma

Apa yang terjadi jika sel ovum tidak dibuahi oleh sperma

Medical Content Writer at Pusat Fertilitas Bocah Indonesia

Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dokter Fiona melayani sebagai dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) dari Kementerian Kesehatan RI di salah satu desa terpencil di Kabupaten Luwuk-Banggai, Sulawesi Tengah. Pengalaman ini membawanya untuk melanjutkan S2 dalam bidang International Health di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Apa yang terjadi jika sel ovum tidak dibuahi oleh sperma

Apa yang terjadi jika sel ovum tidak dibuahi oleh sperma

Pusat Fertilitas Bocah Indonesia adalah klinik kesuburan yang melayani konsultasi hingga tindakan operatif. Bocah Indonesia berada di bawah naungan PT Ibu Daya Lestari. Berada di Lantai 7 Rumah Sakit Primaya, Jl. MH Thamrin No.3, Cikokol, Tangerang, Banten, Indonesia.

Apa yang terjadi jika sel ovum tidak dibuahi oleh sperma

Pembuahan gagal terjadi dan mengakibatkan keguguran.

Tanda ovulasi gagal dan tanda pembuahan yang gagal bisa terjadi pada setiap perempuan.

Ketika ovulasi gagal, hal tersebut berarti terjadi gangguan pada sistem reproduksi perempuan dan membuat sel telur jadi gagal matang.

Nah, saat sel telur gagal matang, ia tidak dapat dibuahi oleh sperma. Jika ini terjadi, Moms tentu saja akan mengalami kesulitan untuk memiliki keturunan.

Lalu di lain hal, apa itu pembuahan gagal? Proses awal kehamilan dimulai dengan pembuahan, yaitu proses saat sel telur bertemu dan dibuahi hingga membentuk embrio. 

Embrio kemudian akan menempel pada dinding rahim dan tumbuh menjadi janin.

Proses ini tidak selalu berjalan lancar. Pada beberapa kasus, pembuahan gagal terjadi dan mengakibatkan keguguran.

Yuk, simak penjelasan lebih jelasnya mengenai tanda ovulasi gagal dan tanda pembuahan gagal di bawah ini!

Baca Juga: 9+ Tips Berhubungan Seks saat Ovulasi agar Cepat Hamil, Yuk Coba!

Mengenal Tanda Ovulasi Gagal

Apa yang terjadi jika sel ovum tidak dibuahi oleh sperma

Foto: Keluar Darah dari Vagina Saat Ovulasi, Normalkah.jpg

Foto: Kesehatan Reproduksi (Orami Photo Stocks)

Dilansir dari jurnal Anovulation gangguan ovulasi sendiri menyebabkan 30% kondisi ketidaksuburan pada perempuan.

Biasanya tanda ovulasi gagal yang paling umum adalah menstruasi yang tidak teratur atau oligomenorea atau tidak datangnya menstruasi sama sekali alias amenorea.

Terdapat banyak perawatan sederhana dan efektif untuk mengobatinya ketika tanda ovulasi gagal mulai terlihat.

Jadi, Moms dan Dads tidak perlu terlalu sering ke dokter.

1. Faktor Ovulasi Gagal

Ada 2 kelompok usia yang mengalami ovulasi gagal.

Kelompok pertama adalah pada tahun pertama ketika seorang anak perempuan mengalami menstruasi.

Mereka akan cenderung mengalami siklus ini lebih sering.

Kelompok kedua adalah perempuan yang mendekati masa menopause.

Seorang wanita berusia antara 40 dan 50 memiliki risiko perubahan hormon yang lebih besar. Ini dapat menyebabkan siklus anovulasi.

Meski demikian, bukan berarti perempuan yang dalam usia produktif tidak bisa mengalami tanda ovulasi gagal, ya, Moms!

Dilansir dari Women & Infants ada beberapa hal yang membuat tanda ovulasi gagal muncul pada perempuan yang masih dalam usia produktif hamil.

Hal tersebut adalah:

  • Obesitas
  • Mengalami stres secara terus menerus
  • Berat badan yang terlalu rendah
  • Olahraga terlalu berat

2. Cara Mengobati Ovulasi Gagal

Ketika Moms mengalami tanda-tanda ovulasi gagal, segeralah menemui dokter kandungan untuk melakukan konsultasi.

Dokter pastinya akan merekomendasikan perawatan terbaik untuk Moms.

Jika tanda ovulasi gagal muncul karena gaya hidup dokter biasanya akan menyarankan untuk mengatur ulang kebiasaan makan dan aktivitas fisik sehari-hari.

Penurunan berat badan atau membuat berat badan naik pun bisa disarankan oleh dokter.

Namun jika tanda ovulasi gagal hadir karena permasalahan internal, dokter mungkin akan membuatkan resep obat kesuburan untuk Moms konsumsi.

Selain itu, cobalah untuk:

  • Mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang lebih baik
  • Olahraga teratur
  • Hindari stres

Jangan lupa untuk selalu melakukan tracking pada menstruasi bulanan.

Cobalah mengingat atau mencatat mengenai siklus menstruasi yang mulai berubah normal atau malah tidak ada perubahan sama sekali.

Jika setelah melakukan perubahan gaya hidup dan tidak terjadi perubahan, kembalilah untuk berdiskusi dengan dokter.

Moms dan Dads bisa mengonfirmasi diagnosis kegagalan ovulasi ini agar mendapatkan solusi yang tepat.

Baca Juga: Bisakah 1x Berhubungan Langsung Hamil? Ini 14 Tanda Pembuahan Berhasil

Mengenal Tanda Pembuahan Gagal

Apa yang terjadi jika sel ovum tidak dibuahi oleh sperma

Foto: Tanda Fisik Wanita Jika Pembuahan Telah Berhasil.jpg

Foto: Perut (Orami Photo Stocks)

Pembuahan gagal sering disebut juga blighted ovum (BO) atau anembryonic gestation.

Dilansir dari jurnal ABC of Subfertility: Extent of the problem 1 dari 6 pasangan mengalami pembuahan gagal.

Hal ini merupakan salah satu penyebab keguguran di awal kehamilan. Blighted ovum adalah penyebab 1 dari 2 keguguran di trimester pertama kehamilan.

Pada wanita hamil, telur yang sudah dibuahi akan menempel pada dinding rahim dan berubah menjadi kantong janin dengan embrio di dalamnya, pada usia 5-6 minggu.

Sementara itu, pada pembuahan yang gagal, telur berhasil menempel pada rahim dan membentuk kantung janin, namun tidak ada embrio yang berkembang.

1. Penyebab Gagal Pembuahan

Salah satu penyebab pembuahan gagal adalah masalah dengan kromosom atau struktur yang membawa gen.

Penyebab lain adalah kualitas sperma atau sel telur yang tidak bagus. Pembelahan sel yang tidak normal juga bisa menjadi penyebabnya.

Perlu diingat bahwa hal ini terjadi diluar kendali kita ya, Moms. Tidak ada hal yang dapat mencegah BO terjadi.

Memang ibu hamil muda disarankan untuk mengurangi aktivitas yang terlalu berat. Tapi dalam kasus ini, jatuh atau kelelahan bukan penyebab embrio tidak berkembang.

Demikian juga dengan kafein yang sering dianggap berbahaya untuk ibu hamil.

Selama mengonsumsi kurang dari 200 miligram per hari (setara dengan 2 gelas kopi), maka kopi tidak meningkatkan risiko Moms mengalami keguguran di awal kehamilan.

Baca Juga: Berencana Hamil? Ketahui 3 Fakta Tentang Pembuahan Ini

2. Tanda-tanda Pembuahan Gagal

Di awal, Moms akan merasakan apa yang dirasakan oleh ibu hamil pada umumnya, karena plasenta mulai terbentuk dan mengeluarkan hormon hCG.

Oleh karena itu, Moms akan merasakan tanda-tanda hamil, seperti:

  • Mudah lelah
  • Mual
  • Payudara terasa bengkak

Jika mengalami BO, hormon hCG akan menurun dengan sendirinya dan Moms akan mengalami beberapa gejala, antara lain:

  • Flek atau pendarahan
  • Kram perut
  • Ukuran rahim yang tidak berubah

Pada proses selanjutnya, dokter akan memeriksa detak jantung janin lewat alat doppler dan memantau janin lewat USG.

Jika tidak terdengar detak jantung atau hanya terlihat kantung tanpa embrio, maka pembuahan gagal terjadi.

Hal berikutnya yang akan terjadi adalah keguguran, yang sayangnya tidak dapat dicegah. Ini terjadi pada akhir trimester pertama atau lebih cepat.

Proses luruhnya kantung janin ini bisa berbeda-beda bagi tiap ibu. Ada yang cepat, ada pula yang memakan waktu beberapa minggu.

Jika tubuh terasa tidak nyaman dan merasakan kram sambil menunggu janin luruh, Moms dapat meminta dokter untuk melakukan kuret.

3. Pasca Keguguran

Beberapa ahli menyarankan ibu untuk menunggu 1 siklus haid atau sekitar 4-6 minggu untuk mencoba hamil lagi.

Waktu tersebut diperlukan agar tubuh memiliki cukup waktu untuk mengeluarkan sisa jaringan dalam rahim. Setelah itu, tubuh siap untuk hamil lagi.

Sebuah penelitian menunjukkan, wanita yang hamil dalam waktu 6 bulan setelah mengalami keguguran terbukti memiliki kehamilan yang sehat.

Walaupun tubuh sudah siap untuk hamil lagi, tetap pertimbangkan juga sisi emosional, ya Moms.

Baca Juga: Cara Mudah Menghitung Siklus Ovulasi, Yuk Coba!

Keguguran bukan hal yang mudah dan Moms mungkin butuh waktu untuk berduka. Mulailah program hamil ketika Moms sudah benar-benar siap.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC192851/
  • https://fertility.womenandinfants.org/services/women/anovulation
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC188498/