Apa yang terjadi jika kadar co2 dalam darah meningkat?

Kadar karbon dioksida tinggi menimbulkan risiko kesehatan serius bagi manusia

Paparan karbon dioksida yang tinggi dapat menyebabkan pusing hingga merusak perkembangan janin. Ilustrasi.

Rep: Desy Susilawati Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat karbon dioksida (CO2) di atmosfer yang meningkat dengan cepat tidak hanya memicu perubahan iklim. Kenaikan karbon dioksida juga menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi manusia. Dalam jumlah besar atau konsentrasi tingkat tinggi, hampir semua hal bisa berbahaya bagi tubuh. Karbon dioksida, yang berbahaya bagi tubuh manusia, dapat menghasilkan berbagai efek kesehatan.

Medical News Today melaporkan karbon dioksida dalam bentuk gas asphyxiant, gas beracun, atau minimal beracun memotong pasokan oksigen normal untuk bernafas, terutama di ruang terbatas. Faktanya kita semua dihadapkan pada tingkat rendah karbon dioksida dalam bentuk gas dengan menghirup udara di dalam dan luar ruangan.

Paparan konsentrasi karbon dioksida tingkat tinggi yang mencapai 10 persen atau lebih berakibat buruk. Kondisi tersebut dapat menyebabkan ketidaksadaran, kejang-kejang, atau bahkan kematian. Tingginya kadar karbon dioksida juga dapat merusak janin yang sedang berkembang.Paparan konsentrasi karbon dioksida yang lebih rendah juga dapat menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan. Di antaranya sakit kepala, pusing, gelisah, hiperventilasi, kerusakan penglihatan, kemacetan paru-paru, cedera sistem saraf pusat, dan masih banyak lagi.Setiap orang dapat terpengaruh paparan karbon dioksida. Akan tetapi risiko kesehatan bisa lebih parah bagi orang yang hidup dengan penyakit jantung dan paru-paru. Jika Anda curiga terkena karbon dioksida, hubungi dokter atau petugas kesehatan Anda.Cara menghindari atau mengurangi paparan karbon dioksida adalah dengan memeriksa jumlah karbon dioksida di area kerja. Pastikan ada ventilasi yang memadai di area kerja. Ini karena CO2 dapat meningkat dengan cepat di ruangan dengan ventilasi buruk. Jangan pernah memasuki lubang pupuk cair tanpa peralatan pelindung. Kandungan CO2 bersama dengan gas lain dapat dengan cepat menyebabkan hilangnya kesadaran dan kematian.

Pertimbangkan untuk menggunakan sensor karbon dioksida untuk mengukur kadar CO2 di rumah Anda. Pemantauan dan pengendalian tingkat CO2 dalam ruangan tidak hanya penting untuk pertimbangan kesehatan. Akan tetapi juga untuk keselamatan dan bahkan efisiensi energi.

Baca Juga

  • karbon dioksida
  • bahaya karbon dioksida
  • kesehatan tubuh

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Apa yang terjadi jika kadar co2 dalam darah meningkat?

Definisi

Tes CO2 menunjukkan jumlah CO2 dalam darah. Tes ini berbeda dengan tes PCO2 (tes tekanan parsial karbon dioksida dalam arteri). Kadar CO2 diukur dengan H2CO3, CO2 terlarut, dan ion bikarbonat (HCO3) dalam serum. Tes CO2 dianggap sebagai metode tidak langsung dalam pengukuran ion HCO3-, karena jumlah H2CO3 asam dan CO2 terlarut dalam darah cukup kecil. Anion HCO3 memainkan peran penting dalam menjaga kekuatan netral dalam cairan intraseluler dan ekstraseluler selain ion klorida (Cl), yang membantu mengontrol keseimbangan asam alkali dalam tubuh. Kadar HCO3 diatur oleh ginjal. Kadar HCO3 tinggi akan menyebabkan alkalosis, dan kadar HCO3 yang rendah menyebabkan acidosis. Jadi sampel darah vena tidak akurat dalam menentukan kadar CO2 atau HCO3 darah. Tes CO2 dilakukan untuk menentukan keseimbangan asam-basa pasien.

Kapan saya harus menjalani tes kandungan karbon dioksida?

Tes ini biasanya dilakukan untuk menguji kandungan elektrolit dan ion dalam darah. Perubahan konsentrasi CO2 akan menyebabkan hilangnya akumulasi cairan dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Dokter juga akan melakukan tes jika Anda menderita sakit ginjal atau paru-paru. Karena ginjal dan paru-paru adalah dua bagian tubuh utama yang mengatur kadar CO2 dan HCO3 dalam tubuh.

Pencegahan & peringatan

Apa yang harus saya ketahui sebelum menjalani kandungan karbon dioksida?

CO2 dapat terlepas dari serum jika tidak darah yang diambil tidak cukup dan jumlah HCO3 akan berkurang. Obat ini meningkatkan konsentrasi CO2 dan serum HCO3 termasuk konsentrasi aldosteron, barbiturat, bikarbonat, 210 konsentrasi asam ethacrynic hidrokortison karbon dioksida, diuretik loop, diuretik linen, dan steroid. Obat ini juga dapat mengurangi kadar CO2 dan HCO3 termasuk methicillin, nitrofurantoin (Furadantin), Paraldehyde, phenformin hidroklorida, tetrasiklin, diuretik thiazide, dan triamterene.

Proses

Apa yang harus saya lakukan sebelum menjalani kandungan karbon dioksida?

Dokter mungkin akan meminta Anda untuk tidak mengonsumsi apa pun kecuali air putih selama 8 sampai 12 jam sebelum tes. Dokter juga akan meminta Anda untuk berhenti minum obat tertentu sebelum tes dilakukan. Ikuti saran dari dokter dengan benar. Tanyakan pada dokter apakah tes ini perlu dilakukan, risiko yang mungkin terjadi, bagaimana proses tes ini, atau hasil apa yang akan diperoleh.

Bagaimana proses tes kandungan karbon dioksida?

Tenaga medis yang bertugas mengambil darah Anda akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  • melilitkan sabuk elastis di sekitar lengan bagian atas Anda untuk menghentikan aliran darah. Hal ini membuat pembuluh darah di bawah ikatan membesar sehingga memudahkan untuk menyuntikkan jarum ke dalam pembuluh
  • membersihkan bagian yang akan disuntikkan dengan alkohol
  • menyuntikkan jarum ke dalam pembuluh darah. Mungkin diperlukan lebih dari satu jarum.
  • memasangkan tabung ke jarum suntik untuk diisi dengan darah
  • melepaskan ikatan dari lengan Anda ketika pengambilan darah dirasa sudah cukup
  • menempelkan kain kasa atau kapas pada bagian yang disuntik, setelah selesai disuntik
  • memberi tekanan pada bagian tersebut dan kemudian memasang perban

Apa yang harus saya lakukan setelah tes kandungan karbon dioksida?

Ketika plester ditempelkan dengan erat, Anda mungkin tidak bisa merasakan apa-apa saat jarum disuntikkan. Kadang Anda merasa seperti tersengat atau kesemutan. Setelah jarum suntik dilepas, Anda harus menahan kapas di bekas suntikan untuk menghentikan darah.

Penjelasan dari Hasil Tes

Hasil normal:

  • orang dewasa/ orang tua: 23-30 mEq / L or 23-30 mmol / L (SI units)
  • anak-anak: 20-28 mEq / L
  • balita: 20-28 mEq / L
  • bayi: 13-22 mEq / L

Angka peringatan: <6 mEq / L

Hasil tidak normal:

Kadar CO tinggi:

  • diare berat
  • tidak nafsu makan
  • muntah yang parah
  • hyperaldosteronism
  • emphysema
  • metabolic alkalosis
  • pasien gastric lavage suction

Kadar CO rendah:

  • gagal ginjal
  • keracunan salisilat
  • ketones diabetic acidosis
  • metabolic acidosis
  • shock

Tergantung pada laboratorium pilihan Anda, jangkauan normal tes ini dapat bervariasi. Diskusikan pertanyaan yang Anda miliki seputar hasil tes kesehatan Anda kepada dokter.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

https://www.nlm.nih.gov/ on 26/08/2015
https://www.cdc.gov/ on 26/08/2015

Karbon dioksida adalah gas yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari produksi energi tubuh. Gas ini masuk ke dalam aliran darah dam masuk ke paru-paru untuk dihembuskan keluar lewat hidung dan mulut.

Setiap hari, tubuh menyeimbangkan jumlah karbon dioksida di dalam darah. Ketika kadar karbon dioksida meningkat, reseptor khusus di otak akan mendeteksi peningkatan kadar darah. Reseptor ini kemudian mengirim pesan ke paru-paru untuk membuat Anda bernapas lebih dalam atau lebih cepat hingga kadar karbondioksida Anda kembali normal.

Tubuh orang yang sehat jarang mengalami hiperkapnia yang signifikan. Namun, bila proses ini mengalami masalah sampai menimbulkan gejala, kemungkinan terdapat gangguan kesehatan yang menjadi penyebab dari hiperkapnia.

Gangguan kesehatan tersebut bisa meliputi kondisi berikut ini.

a. Penyakit di paru-paru

Penyebab kemunculan hiperkapnia yang paling umum adalah penyakit paru-paru. Penyakit paru dapat mengganggu penyebaran karbon dioksida.

Paru-paru yang telah mengalami kerusakan dapat menimbulkan kondisi yang disebut ketidakcocokan ventilasi. Pada kondisi ini, aliran darah atau udara dalam paru-paru jadi terhambat.

Beberapa penyakitnya termasuk PPOK, emfisema, penyakit fibrosis paru, bronkiektasis, dan fibrosis kistik.

b. Hipoventilasi

Hipoventilasi adalah gangguan pernapasan di mana laju pernapasan berlangsung terlalu lambat, sehingga oksigen yang terhirup hanya sedikit dan membuat karbon dioksida menumpuk dalam tubuh.

Kondisi ini sering terjadi akibat efek obat-obatan yang mengandung agen seperti opioid, benzodiazepin, atau hipnotik sedatif.

c. Masker rebreathing

Masker rebreathing yang terjadi saat operasi juga bisa memicu hiperkapnia. Kesalahan pada selang pernapasan atau aliran udara yang tidak memadai dapat menyebabkan peningkatan karbon dioksida.

Bila ini terjadi, alih-alih menghirup oksigen, pasien malah menghirup masuk karbon dioksida kembali ke dalam tubuh.

d. Peningkatan produksi karbon dioksida dalam tubuh

Dalam kondisi tertentu, tubuh dapat menghasilkan karbon dioksida lebih banyak dari biasanya. Hal ini dipengaruhi oleh penyakit, infeksi, dan trauma berat yang menimbulkan perubahan pada metabolisme tubuh.

Beberapa kondisi yang memicu produksi karbon dioksida berlebih adalah demam, badai tiroid, dan hipertermia maligna, sebuah reaksi serius yang ditimbulkan dari penggunaan obat bius tertentu.

e. Lemah otot

Penyakit pelemahan otot seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS) dan distrofi otot dapat membuat penderitanya sulit bernafas, sehingga mengakibatkan penumpukan kadar karbon dioksida dalam darah.

Diagnosis hiperkapnia

Diagnosis sebenarnya bertujuan untuk mengetahui penyakit yang mendasari munculnya hiperkapnia.

Mulanya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop untuk mengetahui keadaan dada Anda. Kemudian, dokter juga menanyakan seputar gejala dan riwayat kesehatan Anda.

Bila terdapat kemungkinan hiperkapnia, dokter akan merujuk Anda untuk menjalani tes lanjutan seperti mengambil sampel darah dan menguji pernapasan Anda. Tes darah dilakukan untuk melihat kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah, serta memastikan tekanan oksigen Anda normal.

Untuk menguji pernapasan, dokter biasanya menggunakan alat spirometri. Pada prosedur ini, Anda akan disuruh bernapas dengan keras ke dalam tabung. Spirometer yang terpasang akan mengukur berapa banyak udara yang terkandung dalam paru-paru dan seberapa kuat Anda bisa bernapas.