Apa yang kamu ketahui tentang kerajaan tarumanegara

Hi teman-teman! Siapa disini yang suka belajar sejarah? Hari ini, Pipo dan Lula mau ajak kamu belajar tentang sejarah Kerajaan Kutai dan Tarumanegara. Daripada kelamaan, yuk kita simak cerita di bawah!

Sejarah Kerajaan Kutai 

Kerajaan Kutai ditemukan di Muara Kaman, tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur pada 400 Masehi. Kamu tau nggak, ternyata Kerajaan Kutai merupakan Kerajaan Hindu pertama dan tertua di Indonesia, lho! Kerajaan ini pertama kali dipimpin oleh raja Kudungga, dilanjutkan oleh anaknya Aswawarman dan dilanjutkan lagi oleh Mulawarman atau sering dikenal sebagai raja terbesar di Kutai. Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami perubahan, dari yang awalnya merupakan Kerajaan Hindu berubah menjadi Kesultanan Islam atau dikenal sebagai Kerajaan Kutai Kartanegara. 

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Mulawarman. Selain itu, Raja Mulawarman dikenal sebagai raja yang baik, kuat, dan mampu meningkatkan kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Kerajaan Kutai di sektor pertanian dan perdagangan. 

Runtuhnya Kerajaan Kutai

Pada tahun 1935, setelah masa pemerintahan Raja Mulawarman berakhir, Kerajaan Kutai dipimpin oleh Maharaja Dharma Setia. Sejak saat itu, Kerajaan Kutai dinyatakan runtuh karena terjadi perebutan kekuasaan antara Kerajaan Kutai Martapura (pemeluk agama Hindu) dengan Kerajaan Kutai Kartanegara (pemeluk agama Islam).

Peninggalan Kerajaan Kutai

Ada beberapa peninggalan Kerajaan Kutai yang bisa kita ketahui, diantaranya prasasti dan yupa. Prasasti adalah tulisan yang diukir di atas batu, sedangkan Yupa adalah tugu yang ditulis sebagai tanda peringatan. Yupa merupakan salah satu jenis prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta. Salah satu yupa yang terkenal adalah yupa yang menjadi penanda upacara pemberian 20.000 ekor sapi pada kaum Brahmana dari Raja Mulawarman sebagai ucapan syukur.

Nah, itu tadi sejarah, masa kejayaan, dan peninggalan Kerajaan Kutai. Selanjutnya, yuk kita bahas sejarah Kerajaan Tarumanegara!

Sejarah Kerajaan Tarumanegara 

Pada tau gak, siapa itu Fa-Hsien? Fa-Hsien adalah seorang musafir Cina yang banyak menulis sejarah tentang Kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu Kerajaan Hindu terbesar di Indonesia dan tertua di Pulau Jawa. Kerajaan ini ditemukan di Bogor, Jawa Barat pada 450 Masehi dan dipimpin oleh Raja Purnawarman. Selain itu, mata pencaharian utama masyarakat Tarumanegara adalah bertani.

Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Purnawarman dikenal sebagai raja yang gagah, berani, dan berperan penting dalam memajukan Kerajaan Tarumanegara dengan membuat saluran air di Sungai Candrabaga dan saluran Gomati. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengairi lahan pertanian, mencegah banjir, dan meningkatkan ekonomi rakyat karena bisa dijadikan sarana lalu lintas perdagangan. 

Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Penyebab utama keruntuhan Kerajaan Tarumanegara adalah karena adanya serangan dari kerajaan lain (serangan dari Kerajaan Majapahit saat Kerajaan Tarumanegara di bawah kepemimpinan Raja Sudawarman), pengalihan kekuasaan dari Kerajaan Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda di bawah kepemimpinan raja Tarusbawa, dan kekosongan kepemimpinan karena tidak ada penerus Kerajaan setelah Raja Linggawarman wafat. 

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Beberapa peninggalan Kerajaan Tarumanegara yaitu prasasti dan arca. Prasasti adalah tulisan yang diukir di atas batu. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara yaitu Prasasti Ciaruteun, terletak di Kampung Muara, Bogor. Prasasti ini ditandai dengan bentuk tapak kaki dari Raja Purnawarman, ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Selain Prasasti Ciaruteun, masih ada prasasti Kebon Kopi, Tugu, Lebak (Cidanghiyang), Jambu (Pasir Koleangkak), Pasir Awi, dan Muara Cianten. Arca adalah patung yang terbuat dari batu dan dipahat menyerupai bentuk manusia atau binatang, biasanya digunakan untuk media keagamaan. 

Baca juga: Belajar Asik Di mana Saja dan Kapan Saja

Nah, itu tadi sejarah, masa kejayaan, dan peninggalan Kerajaan Kutai dan Tarumanegara. Kalo teman–teman mau tau lebih lagi tentang kerajaan – kerajaan yang ada di Indonesia, langsung aja download aplikasi SayaBisa sekarang juga! Kamu bisa akses video pelajaran, e-book, audio book, latihan soal, dan masih banyak lagi. 

Jakarta, CNN Indonesia --

Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah Pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 masehi.

Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang dibuktikan dari benda-benda peninggalannya.

Sejumlah peninggalan Kerajaan Tarumanegara seperti prasasti masih dilindungi dan dapat disaksikan sampai saat ini. Berikut prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara dan sejarah singkatnya.


1. Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan di tepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor.

Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri atas 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh.

Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:

  1. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut).
  2. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi penguasa sekaligus penghormatan sebagai dewa.

Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.

2. Prasasti Jambu

Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor.

Prasasti ini juga menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, serta terdapat gambar telapak kaki yang berisikan pujian terhadap pemerintahan Raja Mulawarman.

3. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti Kebon Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor.

Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan Dewa Wisnu.

4. Prasasti Muara Cianten

Peninggalan prasasti Kerajaan Tarumanegara selanjutnya ialah prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

5. Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang, juga tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca.

6. Prasasti Cidanghiyang

Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten.

Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

7. Prasasti Tugu

Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara.

Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut.

Sejarah Singkat Kerajaan Tarumanegara

Dalam catatan, Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu beraliran Wisnu. Pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395).

Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah mencapai usia lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan.

Maharaja Purnawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara yang ketiga (395-434 M). Ia membangun ibu kota kerajaan baru pada 397 M yang terletak lebih dekat ke pantai.

Kota itu diberi nama Sundapura pertama kalinya nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak.

Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana. Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan prasasti.

Salah satunya Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada Raja Sunda itu dibuat tahun 536 M.

Pada tahun tersebut yang menjadi penguasa Kerajaan Tarumanegara adalah Suryawarman (535-561 M) raja Kerajaan Tarumanegara ke-7.

Kehadiran prasasti Purnawarman di Pasir Muara menjadi petunjuk bahwa saat itu ibu kota Sundapura telah berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah.

Hal ini berarti, pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara telah bergeser ke tempat lain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukan Rajatapura atau Salakanagara (kota Perak), yang disebut argyre atau kerajaan kota oleh ptolemeus pada 150 M.

Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII). Ketika pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanegara, maka Salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah.

(din/fef)

[Gambas:Video CNN]